Pemakaian AKDR Paska Aborsi dengan Kuretase

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pemakaian AKDR Paska Aborsi dengan Kuretase

Kontrasepsi spiral atau Intra Uterine Divice IUD aman dipasang paska terjadinya aborsi atau keguguran. Berdasarkan penelitian metode kontrasepsi ini bahkan efektif untuk menurunkan angka aborsi akibat kehamilan tidak diinginkan. Kasus kehamilan tidak diinginkan paling banyak disebabkan karena ketidakpatuhan menggunakan alat kontrasepsi. IUD merupakan kontrasepsi jangka panjang yang praktis, sekali dipasang bisa efektif hingga 5 tahun Asih, 2011. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Grimes, dkk, 2004 bahwa pemakaian IUD segera setelah aborsi memiliki beberapa keuntungan potensial. Pemakaian IUD segera setelah aborsi adalah aman dan praktis. Wanita diketahui tidak akan hamil lagi. Dalam tulisan Asih, 2011 menyebutkan telah dilakukan penelitian oleh Dr. Paula Bednarek, ahli obgyn dari Oregon Health and Science University, Portland, AS, tentang efek komplikasi pada wanita yang memasang IUD setelah keguguran dan aborsi dengan wanita yang memilih menunda dan memasangnya beberapa kemudian. Hasilnya ternyata angka komplikasinya sama saja dari kedua kelompok itu. Bednarek juga mengatakan bahwa IUD sangat aman, bahkan efektifitasnya tinggi sebagai penunda kehamilan. Kontrasepsi ini lebih efektif dibanding pil, 63 Universitas Sumatera Utara kondom atau suntikan dalam mencegah kehamilan. Tetapi pengguna IUD masih sedikit. Pada analisis univariat didapatkan hasil penelitian dengan menilai beberapa indikator. Diketahui bahwa 50 ibu memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dan 50 ibu tidak memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase. Hal ini menunjukkan masih besarnya jumlah ibu paska aborsi dengan kuretase yang belum menggunakan AKDR walaupun besar persentasenya sama antara ibu memakai dan yang tidak memakai AKDR paska aborsi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh The Women’s Health Research Centre di University of Otago di Wellington yang melibatkan wanita berusia 13-44 rata-rata 25 tahun sebanyak 510 orang. Dr. Sally Rose selaku pemimpin penelitian mengemukakan bahwa jika perempuan yang melakukan aborsi kemudian menggunakan Long-Action Reversible Contraception LARC, khususnya IUD lebih baik dalam pencegahan kehamilan. Pengguna IUD jauh lebih kecil berkemungkinan mengulang aborsi dalam kurun waktu dua tahun daripada yang menggunakan pil, kondom atau metode lainnya. Menurut Ekoriano, dkk, penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang MKJP IUD, Implant dan MOW paska kelahiran dan paska keguguran dapat memberikan solusi untuk mengurangi resiko kematian pada ibu saat melahirkan maupun paska keguguran. Dikatakan pula bahwa ibu paska persalinan dan paska keguguran yang tidak segera menggunakan kontrasepsi dapat memberikan kontribusi cukup besar terrhadap tingginya unmeet need 12,1 berdasarkan mini survey 2009 Universitas Sumatera Utara dan meningkatnya resiko kehamilan tidak diinginkan KTD. Pelayanan KB di Rumah Sakit sangat potensial memberikan sumbangan pencapaian target program KB nasional, dan menurunkan angka kematian ibu AKI. Berdasarkan hasil analisis multivariat, didapatkan hasil bahwa sikap istri dan dukungan suami berpengaruh terhadap pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase di RSUD. Deli Serdang dan RS. Grand Medistra Lubuk Pakam. Kekuatan pengaruh yang dapat dinilai dari nilai OR EXP {B} menunjukkan bahwa dukungan suami merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai OR 23,209, sehingga dapat disimpulkan bahwa istri yang mendapat dukungan dari suami kemungkinan 23 kali memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dibandingkan istri yang tidak mendapat dukungan dari suaminya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Libbus Kridli, yang mengemukakan bahwa dukunganpendapat dari suami dan keluarga memengaruhi perilaku perempuan dalam populasi ini untuk menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsinya. WHO 2011, mengemukakan faktor yang mempengaruhi keluarga berencana postpartum dan paskaaborsi diantaranya sedikit pengetahuan tentang persepsi wanita mengenai diri dan pengalaman aborsinya.

5.2. Pengaruh Pengetahuan Istri terhadap Pemakaian AKDR Paska Aborsi

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

4 85 131

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

2 67 118

Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

3 57 69

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 19

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 9

Case Processing Summary - HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

0 1 16

B. Pengetahuan - Hubungan Karakteristik Ibu, Dukungan Suami, Budaya dan Kualitas Pelayanan KB dengan Pemakaian Kontrasepsi AKDR (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

0 0 46

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

0 0 17

Pengaruh Umur, Paritas, Efek Samping dan Dukungan Suami terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi dalam Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2013

0 0 38