5.4. Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemakaian AKDR Paska Aborsi dengan Kuretase
Berdasarkan distribusi tentang pengaruh dukungan suami dapat pula diuraikan bahwa, suami yang memberi dukungan 60 dan 40 suami tidak mendukung. Hasil
tabulasi silang menunjukkan bahwa pada suami yang mendukung 72,2 istrinya memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dan selebihnya suami yang
mendukung 27,8 namun istrinya tidak memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase. Sedangkan pada 16,7 suami yang tidak memberi dukungan istrinya
memakai AKDR paska aborsi dengan kuretase dan pada 83,3 yang tidak memberikan dukungan istrinya juga tidak memakai AKDR paska aborsi dengan
kuretase. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai p=0,009 0,05,
yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara suami yang mendukung dan tidak mendukung terhadap pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase.
Berdasarkan pemaparan data di atas, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara dukungan suami dengan pemakaian AKDR paska aborsi
dengan kuretase terbukti. Dengan kata lain dukungan suami berhubungan dengan pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siwi, 2012 yang mengutarakan pengetahuan yang baik dan dukungan suami merupakan faktor utama
yang mempengaruhi kesediaan ibu menggunakan AKDR post plasenta lahir pada ibu bersalin di Kota Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Nasution, 2011 mengemukakan beberapa hambatan yang menyebabkan masyarakat di daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Jawa Timur enggan
menggunakan AKDR, adalah karena adanya larangan suami untuk ibu menggunakan AKDR. Demikian halnya yang diungkapkan Alisjahbana, 2010 yaitu tingginya unmet
need disebabkan beberapa faktor, diantaranya 3,1 karena dilarang oleh suami. Hasil penelitian Manurung dkk, 2012 juga mengutarakan bahwa dukungan dari suami
merupakan faktor yang memengaruhi akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi IUD di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Suami kadang melarang istrinya menggunakan IUD karena faktor ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan.
Namun sasaran pemberian informasi selalu hanya para wanita saja, sementara para suami kurang pembinaan dan pendekatan Proverawati, 2010.
Dari analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik berganda menunjukkan hasil bahwa dukungan suami tetap berpengaruh
terhadap pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase dengan p=0,011 dengan OR sebesar 23,209. Artinya dukungan suami berpengaruh secara signifikan terhadap
pemakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase. Berdasarkan perhitungan odds ratio OR pada tingkat kepercayaan 95 diperoleh OR 23,209 95CI 2,034 ; 264,872
yang berarti istri yang mendapat dukungan suami memiliki kesempatan 23 kali memakaian AKDR paska aborsi dengan kuretase dibandingkan istri yang tidak
mendapat dukungan dari suami.
Universitas Sumatera Utara
Pinem 2009, mengutarakan laki-laki diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan reproduksi, misalnya dalam hal perilaku seksual. Peran dan
tanggung jawab laki-laki dalam kesehatan reproduksi sangat berpengaruh terhadap kesehatan perrempuan. Keputusan penting seperti memilih metode kontrasepsi yang
dipakai isteri masih banyak ditentukan oleh suami. Ia juga mengatakan kontrasepsi IUD kadang-kadang digunakan isteri tanpa sepengetahuan atau dukungan suami.
Keadaan yang ideal adalah suami dan isteri membicarakanmempertimbangkan secara bersama-sama untuk memilih metode kontrasepsi terbaik yang disetujui
bersama, saling bekerjasama dalam penggunaan kontrasepsi, memperhatikan tanda- tanda bahaya penggunaan kontrasepsi dan menanggung biaya untuk penggunaan
kontrasepsi. WHO 2011, mengutarakan faktor yang memengaruhi keluarga berencana
postpartum dan paskaaborsi antara lain dukungan masyarakat yang sedikit setelah aborsi. Bagi wanita, mungkin terdapat sikap yang menghakimi mereka dari keluarga.
Glasier dan Gebbie, 2005 juga mengungkapkan bahwa calon akseptor mungkin menginginkan atau menolak metode-metode yang banyak peran dari pasangan.
Banyak metode dapat digunakan dalam beberapa cara sehingga keluarga berencana menjadi tugas bersama, walaupun di Inggris, wanita biasanya memikul tanggung
jawab yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN