Cerita tentang Doa Doa Pribadi

120 kelas IV SD

1. Cerita tentang Doa

Bacalah kisah berikut ini dengan saksama Doa Simon Dikabulkan Hari itu Simon bangun pagi-pagi, padahal hari itu libur. Biasanya Simon malas bangun pagi saat hari libur. Ada apa hari itu? Ternyata tadi malam, ibu Simon berjanji mengajaknya jalan-jalan ke mall paling besar di kotanya. Tentu saja Simon sangat gembira, sehingga pagi itu dia langsung bangun dan mandi dengan riang. Tapi, ada satu kebiasaan yang Simon lupakan hari itu. Dia lupa tidak berdoa saat bangun tidur. “Simon Ayo cepat mandinya” panggil ibu dari dapur. “Kamu harus sarapan dulu, baru kita berangkat”. “Siap Bu” jawab Simon. Simon cepat-cepat keluar dari kamar mandi, ganti baju, kemudian makan dengan lahap. Tapi, ada satu lagi kebiasan Simon yang dilupakan, yaitu berdoa sebelum makan. Simon dan ibunya berangkat dengan bus menuju mall. Di jalan, Simon melihat keramaian kota dan jalanan yang hiruk-pikuk. Tanpa terasa mereka telah sampai di tempat tujuan. Simon heran melihat ramainya mall. Banyak orang berlalu lalang. Banyak kios yang ramai dengan lampu yang gemerlapan. Aneka ragam barang dijual di tempat itu. Tanpa terasa, karena terlalu asyik melihat keramaian dan macam-macam hal yang baru Simon lihat, tangan Simon terlepas dari gandengan ibunya. Simon semakin jauh dari ibunya, dan ibunya pun tidak menyadari hal itu. Setelah beberapa lama, Simon menyadari bahwa ia terpisah dari ibunya. Dia bingung, sedih dan takut. Simon tidak tahu harus bertanya kepada siapa. Tidak ada orang yang dia kenal. Semua orang sibuk dengan diri mereka sendiri. Ingin rasanya dia berteriak, tapi 121 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti itu tidak mungkin. Belum tentu ibunya mendengarnya. Apa yang harus dia lakukan? Dia membayangkan dirinya tidak bisa pulang karena dia tidak membawa uang untuk ongkos naik bus dan ia tidak mempunyai handphone untuk menghubungi ibunya. Dalam kebingungan dan ketakutannya, Simon ingat kepada Tuhan. Simon pun mencari tempat yang agak s e p i . D e n g a n p e n u h kepercayaan akan kebaikan Tuhan, Simon berdoa: “Tuhan Tolonglah aku. Aku tersesat. Aku terpisah dari ibuku. Pertemukan aku dengan ibuku. Tuhan Tuhan ampunilah aku, karena dari bangun tidur aku tadi sudah melupakanMu dengan tidak berdoa kepadaMu. Amin.” Doa yang diucapkan dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan akan kebaikan Tuhan, ternyata didengarkan oleh Tuhan. Tak lama kemudian, terdengar lewat pengeras suara namanya disebut dan dia ditunggu oleh ibunya di ruang informasi.Betapa senangnya hati Simon. Dalam hatinya dia pun langsung berterima kasih kepada Tuhan yang telah mendengarkan dan mengabulkan doanya. Sumber, Menjadi Sahabat Yesus, Kanisius, Yogyakarta, 2010 Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut • Bagaimana kesanmu terhadap cerita tersebut? • Mengapa Simon berdoa? • Bagaimana Tuhan mengabulkan doa Simon? • Apakah kamu memiliki kebiasaan berdoa secara pribadi setiap hari? Kapan saja waktu kamu berdoa? • Bagaimana tata cara kamu berdoa? Apa Jenis doa, tempat, dan waktunya? Sumber: Dok. Kemdikbud 122 kelas IV SD Releksi • Kisah Doa Simon Terkabul menunjukkan bahwa Simon memiliki kebiasan berdoa setiap hari. Tapi pada hari itu ia lupa dengan kebiasaan doa pagi dan doa sebelum makan. Ia lupa karena ia sangat gembira diajak oleh ibunya pergi ke mall. Suasana senang, kadang membuat seseorang lupa dengan Tuhan. • Simon berdoa karena mengalami kesusahan. Pada saat menghadapi masalah, Simon menjadi ingat kepada Tuhan. Hal itu mengingatkan kita pada Bangsa Israel yang bersungut-sungut dan berkeluh kesah, tetapi Tuhan mendengarkan keluhan mereka. kel 16:2-4. • Doa Simon dikabulkan Tuhan, setelah ibunya mengubungi petugas informasi, untuk menyampaikan pesan kepada Simon melalui pengeras suara. • Sebagai umat beriman, kita sepantasnya memiliki kebiasaan berdoa secara pribadi setiap hari. Doa pribadi dapat kita lakukan pada pagi hari, menjelang tidur, sebelum dan sesudah makan, sebelum belajar, atau pada waktu tertentu dan untuk keperluan pribadi lainnya. Apakah aku memiliki kebiasaan berdoa secara pribadi?

2. Yesus Mengajarkan Cara Berdoa