Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

juga diterapkan pada penelitian ini, yaitu peneliti melakukan kegiatan membaca dan menyimak dengan teliti kemudian mencatat hal-hal yang penting dan disimpulkan. Teknik simak dan catat lebih dikenal dengan istilah teknik pustaka lihat Subroto, 1992: 42

3.4 Teknik Analisis Data

Penelitian strukturalisme genetik, memandang karya sastra dari dua sudut yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Studi diawali dari kajian unsur intrinsik kesatuan dan koherensinya sebagai data dasarnya. Selanjutnya, penelitian akan menghubungkan berbagai unsur dengan realitas masyarakatnya. Karya dipandang sebagi sebuah refleksi zaman, yang dapat mengungkapkan aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa penting dari zamannya akan dihubungkan langsung dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra Endraswara, 2008: 56. Secara sederhana penelitian dengan metode strukturalisme genetik dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan unsur intrinsik karya sastra, baik parsial maupun secara keseluruhan berupa: tema, plot, setting, serta tokoh dan penokohan. 2. Mendeskripsikan latar belakang kehidupan sosial pengarang. 3. Mendeskripsikan latar belakang sosial dan sejarah yang turut andil mengkondisikan karya sastra saat diciptakan. lihat Jabrohim, 2001: 64- 65

BAB IV ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK PUTROE NENG

4.1 Strukturasi Novel Putroe Neng

Putroe Neng sebagai karya yang lahir dengan latar belakang sebuah subjek kolektif di ujung barat Indonesia telah tercipta dengan tema yang memadukan berbagai sisi kehidupan baik percintaan, nasionalisme, religi, norma, sejarah, feminisme, bahkan mitos. Novel Putroe Neng sejatinya beralur maju dengan mengawali kisah kematian tragis Meurah Johan sebagai bagian prolog. Diangkat dari sebuah cerita rakyat Putroe Neng terdiri atas puluhan nama tokoh dengan klasifikasi tertentu. Ada sekitar 55 tokoh yang terdapat dalam novel Putroe Neng dan ada sejumlah tokoh yang paling berpengaruh dengan klasifikasi penokohanperwatakan yang berbeda, setidaknya ada sekitar sebelas nama yang dipaparkan berikut. Pertama, tentu saja sang tokoh utama yaitu Putroe Neng dengan nama asli Nian Nio Liang Khie putri seorang Laksamana Liang Khie yang berasal dari Tiongkok berlayar menuju pulau seberang lautan Aceh dengan harapan dapat menaklukkannya dan mendirikan kerajaan baru. Tidak lama berada di pulau yang baru mereka tempati Laksamana Liang Khie meninggal dan meregenerasi kepemimpinan pada putrinya Nian Nio Liang Khie. Nian Nio Liang Khie adalah wanita berparas cantik, berkulit putih seperti sutra, ditakuti lawan dan disegani kawan, cerdas, tangkas, ambisius, dan cukup bijaksana. Memiliki 100 orang suami dengan suami pertama adalah Meurah Johan diikuti Sambo, Ahmadi Samarkilang, Aman Lebuh, Gundala Pati, Utih Jebing dan seterusnya sampai suami ke-100 Syekh Syiah Hudam.