BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN PELELANGAN DI LINGKUNGAN
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 95 TAHUN 2007
A. Penerapan Prinsip Pelelangan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
95 Tahun 2007 di dalam Prosedur Pelelangan yang dilaksanakan di Lingkungan Sekretariat Daerah provinsi Sumatera Utara.
Telah dijelaskan bahwa prinsip pengadaan barang wajib menerapkan prinsip-prinsip yaitu :
1. Efisien;
2. Efektif;
3. Terbuka dan bersaing;
4. Transparan;
5. Adiltidak diskriminatif dan
6. Akuntabel.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut diatas, dari hasil wawancara berkenaan dengan penerapan prinsip dalam Prosedur Pelelangan yang
dilaksanakan di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bahwa penerapan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pelelangan jika diamati secara seksama masih belum optimal, mengingat jadwal rencana
pengadaan barang yang telah harus disusun pada setiap awal tahun anggaran belum dapat sepenuhnya ditaati dengan tepat waktu, sehingga jadwal pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
pelelangan yang telah harus disusun pada setiap awal tahun anggaran, dan harus diumumkan di media massa yang telah ditetapkan dalam hal ini Harian
Waspada, papan pengumuman resmi. Adanya keterbatasan kemampuan Sumber Daya Manusaia SDM yang
masih sangat lemah, akibatnya banyak pelanggaran terhadap aturan yang mengatur prosedur dan system, bisa jadi merupakan kelalaian atau kurangnya
wacana pengetahuan tentang pengadaan barang. Kemampuan SDM yang masih lemah dapat juga disebabkan karena
beberapa hal seperti:
45
a. kesibukkan masing-masing personal
b. keterbatasan dana personal
c. kurangnya tenaga ahli
d. kurangnya program pelatihan
e. banyak “godaan” terhadap iman aktifis
f. kurang bersatu
Belum optimalnya penerapan prinsip Keputusan Presiden Keppres No.80 Tahun 2003 dan perubahannya Peraturan Presiden Perpres No. 95 Tahun
2007 dapat juga dilihat dari tabel pelaksanaan pengadaan barang T.A 2009 bahwasanya terlalu banyaknya paket pengadaan yang diadakan dengan metode
sistem evaluasi penunjukan langsung, padahal barang dari paket yang diadakan tersebut dapat dimungkinkan untuk dilakukan dengan pelelangan umum.
45
Hayie Muhammad, 2009, Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Pengadaan Baranag dan Jasa Pemerintah, Indonesia Proucerement Watch, Jakarta, hlm
Universitas Sumatera Utara
Dikhawatirkan paket pengadaan tersebut dilakukan pemecahan dimana larangan pemecahan ini telah diatur dalam lampiran Keputusan Presiden
Keppres no. 80 Tahun 2003 dan perubahannya Peraturan Presiden Perpres No. 95 Tahun 2007 dinyatakan bahwa “pengguna barang dilarang memecah
pengadaan barang menjadi beberapa paket dengan maksud untuk menghindari pelelangan”.
Jika hal nya demikian tentu saja, ini merupakan salah satu dari perwujudan tidak optimalnya pelaksanaan penerapan prinsip transaparan, efektif
dan efisien yang dimuat dalam Keputusan Presiden Keppres No. 80 Tahun 2003 dan perubahannya Peraturan Presiden Perpres No. 95 tahun 2007.
Metode sistem evaluasi dengan penunjukkan langsung pada dasarnya dapat dilakukan apabila semua syarat wajib yang tertera didalam Keputusan
Presiden Keppres No. 80 Tahun 2003 dan perubahannya Peraturan Presiden Perpres No. 95 Tahun 2007 tersebut dipenuhi, termasuk pemenuhan prinsip
efektif dan efisien. Walaupun metode sistem penunjukkan langsung ini riskan akan terjadinya korupsi disuatu instansi.
46
B. Pemberlakuan Sanggahan di dalam Pelaksanaan Pelelangan di