Tinjauan Tentang Pelelangan Berdasarkan Peraturan Presiden Perpres

a. Swasta, adalah jenis pelayanan lelang atas permohonan masyarakat secara sukarela. b. BUMN persero, yaitu persero terbuka dalam melaksanakan usahanya, sehingga penjualan dan pengalihan barang yang dimiliki dikuasai negara, dinyatakan tidak berlaku. Jadi persero tidak wajib menjual barang asetnya tanpa melalui lelang, jika melalui lelang maka termasuk lelang sukarela. 12. Lelang Eksekusi hak Tanggungan Berdasarkan Pasal 6 UU Hak Tanggungan, memberikan hak kepada pemegang hak tanggungan pertama untuk menjual sendiri secara lelang terhadap objek hak tanggungan apabila cidera janji.

B. Tinjauan Tentang Pelelangan Berdasarkan Peraturan Presiden Perpres

No. 95 Tahun 2007 1. Prinsip, Kebijakan dan Etika Pelelangan Pada dasarnya semua aspek memiliki prinsip masing-masing, begitu juga halnya dengan pelelangan yang memiliki prinsip, dimana prinsip tersebut terdapat di dalam Keputusan Presiden Keppres No. 80 Tahun 2003, adapun prinsip tersebut antara lain: 32 1. Efisien Pelelangan didalam pengadaan barang tersebut harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dapat di pertanggungjawabkan. 32 Adrian Sutedi, 2008, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa, Sinar Grafika, Jakarta, hlm 12 Universitas Sumatera Utara 2. Efektif Pelelangan di dalam pengadaan barang harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan 3. Terbuka dan bersaing Pelelangan di dalam pengadaan barang harus terbuka bagi penyedia barang yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang yang setara dan memenuhi syarat kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan. 4. Transaparan Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya 5. Adil tidak deskriminatif Memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang dalam pelelangan dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara atau alasan apapun. 6. Akuntabel Harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahandan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang. Universitas Sumatera Utara Jika menilik terhadap kebijakan umum pemerintah di dalam pelaksanaan pelelangan dalam pemenuhan barang adalah sebagai berikut: 33 1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja dan mengembangkan industri dalam negri dalam rangka meningkatkan daya saing barang produksi dalam negri pada perdagangan internasional 2. Meningkatakan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan kelompok masyarakat dalam pengadaan barang 3. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dalam pengadaan barang 4. Meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab pengguna barang, panitia pejabat pengadaan, dan penyedia barang 5. Meningkatkan penerimaan negara melalui sektor perpajakan 6. Menumbuhkembangkan perans serta usaha nasioanal 7. Menghapuskan pelaksanaan pemilihan penyedia barang dilakukan didalam wilkayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 8. Menghapuskan pengumuman secara terbuka rencana pengadaan barangjasa kecuali pengadaan barang yang bersifat rahasia pada setiap awal pelaksanaan anggaran kepada masyarakat luas. Penggunaan barang, penyedia barang dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang harus mematuhi etika sebagai berikut: 34 33 Pasal 4 Peraturan Presiden Perpres No. 95 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengadaan BarangJasa Pemerintah 34 Adrian Sutedi, Op cit, hlm 10 Universitas Sumatera Utara a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai tanggung jawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan pengadaan barang di dalam pelaksanaan pelelangan b. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar tujuan kejujuran, serta menjaga kerahasaiaan dokumen pengadaan barang yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang di dalam pelaksanaan pelelangan c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepeakatan para pihak e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang di dalam pelaksanaan pelelangan f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang. g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hibah, imbalan berupa apa saja kepada siapa yg diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang. Universitas Sumatera Utara 2. Prosedur di dalam Pelaksanaan Pemenuhan Barang Proses pengadaan barang adalah urutan kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan pengadaan yang dapat dikelompokkan dalam beberapa tahap. Tahapan-tahapan prosedur dari pelaksanaan pemenuhan barang oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Perpres No.95 Tahun 2007, yaitu: 35 a. Perencanaan Pengadaan b. Pembentukan Panitia Lelang c. Prakualifikasi Perusahaan d. Penyusunan Dokumen Lelang e. Pengumuman Lelang f. Pengambilan Dokumen Lelang g. Penentuan Harga Perkiraan Sendiri HPS h. Penjelasan Lelang i. Penyerahan Penawaran Harga dan Pembentukan Penawaran j. Evaluasi Penawaran k. Pengumuman Calon Pemenang l. Sanggahan Peserta Lelang m. Penunjukkan Pemenang Lelang n. Penandatangan Kontrak Perjanjian o. Amandemen Kontrak p. Penyerahan Barang kepada User 35 Sarwedi Oemarmadi, 2009, Toolkit Anti Korupsi Bidang Pengadaan Barang dan Jasa, Indonesian Proucerement Watch,Jakarta, hlm 12 Universitas Sumatera Utara 3. Subjek Serta Objek dalam Pelaksanaan Pelelangan Pelelangan di dalam pengadaan barang melibatkan dua pihak yaitu pihak pembeli atau pengguna dan pihak penjual atau penyedia barang. Pembeli atau pengguna barang adalah pihak yang membutuhkan barang. Dalam pelaksanaan pelelangan, pihak pengguna adalah pihak yang meminta atau memberi tugas kepada pihak penyedia untuk memasok atau membuat barang atau melaksanakan pekerjaan tertentu. Penggunaan barang dapat merupakan suatu lembaga organisasi dan dapat pula orang perseorangan, yang tergolong lembaga antara lain: Instansi Pemerintah Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota, badan usaha BUMN, BUMD, Swasta, dan organisasi masyarakat, sedangkan yang tergolong orang perseorangan adalah individu atau orang yang membutuhkan barang. Untuk membantu pengguna dalam melaksanakan pengadaan dapat dibentuk panitia pengadaan. Lingkup tugas panitia dapat melaksanakan seluruh proses pengadaan di dalam pelelangan mulai dari penyusunan dokumen pengadaan penyeleksi dan memilih para calon penyedia barang, meminta penawaran dan mengevaluasi penawaran, mengusulkan calon penyedia barang dan membantu pengguna dalam menyiapkan dokumen kontrak, atau sebahagian dari tugas tersebut. Pengguna yang kurang memahami seluk-beluk pengadaan dalam pelelangan dan atau kurang mengetahui detail teknis barang yang akan diadakan Universitas Sumatera Utara meminta bantuan kepada pihak ketiga atau kepada para ahli yang memahami baik dari segi teknis maupun seluk-beluk pengadaan yang diinginkan. Penyedia barang adalah pihak yang melaksanakan pemasokan atau mewujudkan barang atau melaksanakan pekerjaan berdasarkan permintaan atau perintah resmi atau kontrak pekerjaan dari pihak pengguna. Penyedia barang dapat merupakan badan usaha, atau orang perseorangan. Penyedia yang bergerak dalam bidang pemasokan barang disebut pemasok. Berdasarkan uraian tersebut untuk pengadaan barang didalam pelaksanaan pelelangan dibantu oleh panitia pengadaan, maka proses pengadaan yang melibatkan tiga pihak yang hubungannya masing-masing dapat digambarkan dalam diagram berikut: 36 Pengguna a Barang c Panitia b Penyedia Keterangan: a: hubungan pelaksanaan tugas b: proses pemilihan penyedia barang c: hubungan transaksional 36 Arianto S Rusdi, Op cit, hlm 10 Universitas Sumatera Utara 4. Syarat Pelelangan dalam Pelaksanaan Pelelangan Telah diketahui bahwa para pihak subjek pengadaan barang di dalam pelaksanaan pelelangan melibatkan dua pihak yaitu pembeli atau pengguna barang dan penjual atau penyedia barang. Persyaratan Pembeli atau pengguna barang diatur dalam Pasal 9 Peraturan Presiden Perpres No.95 Tahun 2007 yaitu: 37 a. memiliki integritas moral b. memiliki disiplin tinggi c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manejerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya d. memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang pemerintah e. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindak tugas dan keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat KKN. Persyaratan bagi penyedia barang atau penjual adalah sebagai berikut: 38 a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usahakegiatan sebagai penyedia barang b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan, teknis dan manajerial untuk menyediakan barang 37 Salim, HS, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUH Perdata Buku Dua, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 164 38 Ibid Pasal 11 ayat 1 Peraturan Presiden Perpres No. 95 Tahun 2007 Universitas Sumatera Utara c. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, danatau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana d. secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak Bagi panitia pejabat pengadaan harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat 4 sebagai berikut: a. memiliki integritas moral, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas b. memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia pejabat bersangkutan d. memehami isi dokumen pengadaan metode dan prosedur berdasarkan Perpres ini e. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkat dan menetapkannya sebagai pejabat panitia pengadaan f. memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang pemerintah. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN