Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan analisis dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pelelangan di dalam pemenuhan barang di lingkungan sekretariat daerah Provsu terlihat bahwa belum begitu optimalnya didalam penerapan prinsip-prinsip yang sebagaimana telah diatur didalam ketentuan Keputusan Presiden Keppres No. 80 Tahun 2003 dan Perubahannya Peraturan Presiden Perpres No. 95 Tahun 2007. Adapun beberapa ketidak optimalnya penerapan prinsip-prinsip pelelangan ini adalah: a. Ketidak tepatan waktu efisiensi didalam menyusun jadwal rencana pengadaan barang yang dilaksanakan dengan pelelangan yang seharusnya telah disusun pada awal tahun anggaran b. Ketidak terbukaan dan bersaing serta transparan akan pelaksanaan pengadaan, hal ini dilihat dari table paket pengadaan T.A.2009 dimana terlalu banyaknyan paket pengadaan tersebut dilakukan dengan sistem metode penunjukkan langsung PL, yang seharusnya paket pengadaan tersebut dapat dilakukan dengan Pelelangan Umum dengan kata lain bahwa hal ini memberikan keuntungan pada pihak tertentu sehingga dapat dikatakan melanggar akan prinsip adil yang telah dimuat dalam perpres. Universitas Sumatera Utara c. Dari pelaksanaan E-Proucurement yaitu adanya suatu tindakan yang ingin menghindari transaparansi dimana penerapan E-Proucement yang dari begitu banyaknya paket, namun hanya 1paket saja yang dilaksanakan dengan E-Procurement. 2. Proses pelaksanaan pelelangan yang dilaksanakan pada biro perlengkapan dan pengelolaan asset pada TA.2009 pemberlakuan sanggahan masih diberlakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,yaitu apabila penyedia jasa kurang puas, 5 lima hari setelah hasil pengumuman pelelangan makan dapat mengajukan sanggahan kepada pengguna kuasa pengguna anggaran, dan apabila jawaban sanggahan yang disampaikan kepala biro perlengkapan dan pengolahan asset selaku kuasa pengguna anggaran kepada penyedia barang dirasakan kurang mengena dan tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh penyedia barang, maka si penyedia diberikan kesempatan untuk melakukan sanggahan banding. Dan di dalam ketentuan Perpres yang wajib memberikan jawaban adalah Gurbenur dalam hal cakupan APBD.namun didalam pelaksanaanya ketentuan perpres ini tidak dijalankan sepenuhnya, dimana adanya pelimpahan wewenang memberikan jawaban yang seharusnya merupakan kewajiban Gurbenur akan tetapi dilimpahkan kepada kepala SKPD selaku pengguna anggaran. Pelimpahan ini dikarenakan akan kesibukan dari tugas gurbenur dan wakil gurbenur itu sendiri.namun kebijakan ini kurang tepat dengan pertimbangan bahwa Kepala SKPD adalah sebagai Pengguna Anggaran yang kapasitasnya dalam pelelangan telah ditugaskan dan bertanggungjawab untuk menjawab sanggahan dari penyedia barangjasa. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian apabila SKPD kemudian ditugaskan kembali untuk memproses dan menjawab sanggahan banding telah terjadi tumpang tindih tugas yang akan menimbulkan ketidak adilan dalam memutuskan jawaban sanggahan banding, mengingat telah adanya surat jawaban sanggahan yang telah pernah disampaikan oleh Kepala SKPD sebelumnya. 3. Kesesuaian Jangka Waktu dalam Penerapan Sertifikasi Keahlian Pengadaan BarangJasa Barang yang ditinjau berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 belum berjalan secara efektif, hal ini terlihat sejak diberlakukannya Keputusan Presiden Keppres No. 80 Tahun 2003 dimana jangka waktu terhadap penerapan sertifikat selalu diberi tenggang waktu kepada para pengguna barang dan paniti pengadaan untuk memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang, hal ini dalam rangka mempelancar proses pelelangan di dalam pengadaan barang.

B. Saran