BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak ditemukannyaa sinar-X dari 100 tahun yang lampau oleh Wilhelm Condrad Roentgen dan dikenalnyaa sifat radioaktif oleh Marie Curie dan Henri Becquerel,
penggunaan radiasi sebagai salah satu modalitas pengobatan penyakit kanker telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ini ditopang oleh majunya teknologi
dewasa ini dan makin berkembangnya ilmu dasar terutama dibidang biologi molekuler. Aplikasi radiasi pada pengobatan penyakit kanker yang berlandaskan pada
aspek-aspek onkologi saat ini lebih diterima dengan terminologi radiasi onkologi. Bersama-sama dengan bedah onkologi dan pengobatan dengan kemoterapi,
radioterapi telah berhasil meningkatkan angka kesembuhan penyakit kanker.
Aplikasi radiasi onkologi pada pengobatan kanker memerlukan pengetahuan mengenai biologi yang mempelajari interaksi antara sinar yang diberikan dengan
jaringan tumor maupun jaringan sehat, histopatologi, onkologi itu sendiri dan juga memerlukan pengetahuan fisika yang terutama mempelajari sifat berbagai sumber
radiasi medik R. Susworo, 2007.
Dengan kemajuan teknologi fisika radioterapi pada tahun 1970-an pesawat pemercepat elektron atau linac linear accelerator, telah digunakan untuk terapi
berbagai jenis tumor. Pesawat linac tersebut dirancang untuk menghasilkan berkas foton dan elektron. Berkas foton digunakan untuk menyinari tumor yang berada
dalam jaringan tubuh misalnya kanker payudara, kanker rahim dan lain - lain, sedangkan berkas elektron untuk menyinari kasus kanker kulit. Keberadaan pesawat
Universitas Sumatera Utara
Linac dirasa sangat menguntungkan dan memberikan harapan bagi pasien kanker untuk sembuh Gunilla, 1996.
Radiasi pengion diketahui dapat merusak bahkan mematikan jaringan. Semua jenis sel hidup dapat dirusak ataupun dimatikan dengan radiasi pengion, tetapi dosis
yang dibutuhkan untuk mencapai kematian sel sangatlah bervariasi karena setiap sel memiliki radiosensitivitas yang berbeda-beda. Permasalahan yang timbul dalam
radioterapi adalah tidak terisolasinya jaringan kanker yang akan diterapi. Jaringan kanker dikelilingi oleh jaringan sehat yang fungsinya harus dipertahankan. Karena itu,
pemberian dosis radiasi diharapkan seoptimal mungkin pada jaringan kanker target volume dan memberikan efek atau kerusakan yang tidak berarti pada jaringan sehat
di sekitarnya.
Keberhasilan terapi kanker dengan radiasi sangat bergantung pada keakuratan dosis yang diberikan ke jaringan kanker karena pemberian dosis yang berlebihan akan
menyebabkan kerusakan jaringan normal sedangkan pemberian dosis yang tidak cukup untuk membunuh sel ganas akan menyebabkan kambuhresidif. Oleh karena itu
pemilihan energi radiasi yang akan dipergunakan sesuai kedalaman tumor atau target.
Pengukuran berkas foton yang keluar dari pesawat linac lebih akurat dapat diketahui dengan memperhatikan data, grafik dan profil persentase kedalaman dosis,
dimana nilai persentase dosis pada suatu kedalaman tertentu dibandingkan dengan dosis pada kedalaman maksimum yang dinamakan PDD percentage depth dose.
Dosis serap pada suatu titik dibawah permukaan kulit semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman dari permukaan kulit. Pada kedalaman maksimum
persentase dosis memiliki nilai 100. Sedangkan profil adalah kurva yang menunjukkan bentuk muka sinar pada sumbu horizontal yang tegak lurus dari arah
datangnya sinar. Kurva profil menunjukkan intensitas pada suatu bidang radiasi Gunilla, 1996.
Universitas Sumatera Utara
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH