kalangan praktisi dunia kedokteran adalah kemajuan di bidang yang berkaitan dengan perang terhadap penyakit yang digolongkan sebagai penyakit mematikan yaitu tumor
atau kanker. Metode penanganan kanker yang sarat dengan teknologi canggih yang sedang dan terus berkembang secara pesat adalah radioterapi. Radioterapi atau juga
dikenal dengan istilah terapi radiasi, yang menggunakan radiasi untuk mematikan sel- sel kanker atau melukai sel-sel tersebut sehingga tidak dapat membelah atau
memperbanyak diri. Radioterapi dapat digunakan untuk meradiasi kanker primer dan gejala-gejala yang diakibatkan oleh kanker yang telah meluas yang disebut dengan
metastasis Suhartono, 1990.
2.6.1. Tujuan radioterapi
Secara umum tujuan radioterapi terbagi menjadi 2, yakni:
1. Kuratif
Secara langsung mencegah kambuh lokal dan regional, dan secara tidak langsung mencegah terjadinya metastasis jauh. Mengecilkan tumor agar
meningkatkan operabililitas. Dilakukan dengan cara meradiasi tumor dan jaringan normal sekitarnya sampai pada batas maksimum yang dapat
ditoleransi. 2.
Paliatif Tujuannya untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri, mengecilkan
tumor atau tukak, mengatasi pendarahan, menghilangkan gejala neurologik akibat metastasis sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien. Dilakukan dengan cara mengurangi efek samping yang akut. Karena biasanya pasien memiliki angka harapan hidup yang tidak lama
maka efek samping jangka panjang tidak terlalu diperhatikan R. Susworo, 2007.
2.7. Pesawat Pemercepat Elektron
Dengan kemajuan teknologi fisika radioterapi pada saat ini, tujuan tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara. Salah satunya dengan menggunakan pesawat-pesawat
Universitas Sumatera Utara
yang menghasilkan radiasi pengion energi tinggi, sehingga bisa memberikan dosis radiasi yang besar untuk didistribusikan ke jaringan kanker dan menurunkan efek
terhadap jaringan sehat. Akselerator linier medik termasuk pesawat yang menghasilkan radiasi pengion energi tinggi dalam orde megavoltage. Pesawat
akselerator linier medik dapat menghasilkan berkas elektron atau berkas foton sinar- x.
Gambar 5. Rangkaian pesawat linear accelerator Gunilla, 1996 2.7.1. Cara Kerja Pesawat linier akselerator linac
Pesawat linier akselerator dapat menghasilkan berkas elektron dan berkas foton energi tinggi. Tingkat energi tersebut dihasilkan melalui proses
percepatan elektron secara linier di dalam tabung pemandu gelombang pemercepat accelerating waveguide yang hampa. Tabung ini merupakan
tabung penghantar, terdiri dari susunan sel-sel berupa rongga-rongga yang terbuat dari tembaga.
Ke dalam tabung disalurkan gelombang mikro yg dibangkitkan oleh magnetronklystron dengan panjang gelombang 10 cm dan
frekwensinya sesuai dengan frekuensi resonansi tabung 3000MHz.
Universitas Sumatera Utara
Gelombang mikro disalurkan melalui sirkulator dan tabung pemandu gelombang pemercepat elektron. Ada 2 jenis pemandu gelombang yaitu:
travelling dan standing waveguide. Bila daya frekuensi gelombang mikro melintasi rongga-rongga sel dari pemercepat mengakibatkan terjadi medan
elektromagnetik di dalam tabung pemercepat dan terjadi kuat medan listrik dinamis yang mengakibatkan setiap sel berubah-ubah periodenya sesuai
perubahan amplitudo gelombang mikro. Hal ini akan mengakibatkan setiap sel berubah-ubah pula muatannya. Perubahan periode muatan listrik tersebut
dimanfaatkan untuk pemercepat lintasan elektron.
Gambar 6. Skema linier akselerator Khan, 1994 Elektron dihasilkan oleh elektron gun yang berupa tabung trioda,
kemudian ditembakkan dengan energi awal 15 KeV secara sinkron. Kecepatan
elektron tersebut secara berantai dipacu lintasannya dari satu sel ke sel berikutnya sampai energi elektron tersebut sesuai dengan energi yang
dikehendaki. Semakin besar energi yang dihasilkan, semakin banyak jumlah rongga dan semakin bertambah panjang tabung pemercepat. Elektron dengan
energi sedikit lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dikehendaki akan dibelokkan sedemikian rupa sehingga energi dan lintasannya dapat sesuai
dengan yang dikehendaki dan elektron dengan penyimpangan energi agak besar akan dieleminir oleh sebuah filter. Dengan demikian dapat dicapai
pemfokusan berkas elektron yang sangat baik dengan energi yang monokromatik. Bila dikehendaki pemakaian elektron, maka elektron energi
tinggi tersebut dapat digunakan secara langsung. Elektron yang dihasilkan
Universitas Sumatera Utara
oleh pemercepat merupakan berkas pensil 2 - 3 cm diameter, maka untuk mendapatkan distribusi dosis yang rata pada daerah penyinaran, elektron-
elektron tersebut perlu dilewatkan pada lapisan penghambur scattering foil. Bila dikehendaki adalah sinar-X, maka elektron-elektron berenergi tinggi
tersebut ditumbukkan ke bidang target penerus transmision target. Hasil pembangkitan sinar-X mempunyai intensitas yang tinggi pada arah sumbu
target. Sinar-X yang dihasilkan dilewatkan pada penyaring flattening filter dengan tujuan agar profil sinar -X rata. Khan, 2003. Proses keluaran sinar-X
dan elektron dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 7. A: Berkas sinar-X, B: Berkas elektron Khan, 2003
Universitas Sumatera Utara
2.8. Distribusi Dosis Kedalaman