Pembuatan Sampel Penelitian Cara Penelitian .1 Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian

3.6 Cara Penelitian 3.6.1 Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian Untuk mendapatkan sampel penelitian dilakukan pembuatan model induk dari logam stainless steel dengan ukuran 80 mm x 10 mm x 4 mm sebanyak tiga buah untuk pembuatan mould untuk uji kekuatan impak dan 65 mm x 10 mm x 2,5 mm sebanyak tiga buah yang akan digunakan untuk pembuatan mould untuk uji kekuatan transversal gambar 8. Gambar 8. Model induk dari logam stainless steel Selanjutnya model induk ini akan ditanam dalam gips keras untuk mendapatkan mould sampel.

3.6.2 Pembuatan Sampel Penelitian

Sampel yang diperlukan pada penelitian ini terdiri dari: - Sampel untuk uji kekuatan impak Sampel terdiri atas empat kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari enam buah sampel. Sampel kelompok A yaitu kelompok resin akrilik polimerisasi panas tanpa serat kaca merupakan kelompok kontrol, sampel kelompok B yaitu resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 4 mm, sampel kelompok C yaitu resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm dan sampel kelompok D yaitu Universitas Sumatera Utara resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 8 mm. - Sampel untuk uji kekuatan transversal Sampel terdiri atas empat kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari enam buah sampel. Sampel kelompok A yaitu kelompok resin akrilik polimerisasi panas tanpa serat kaca merupakan kelompok kontrol, sampel kelompok B yaitu resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 4 mm, sampel kelompok C yaitu resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm dan sampel kelompok D yaitu resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 8 mm.

3.6.2.1 Pembuatan Sampel untuk Uji Kekuatan Impak

Model induk yang digunakan adalah model induk ukuran 80 mm x 10 mm x 4 mm. A. Pembuatan Mould 1. Gips keras dicampur dengan air dalam mangkok karet dengan perbandingan 300 gram gips keras : 90 ml air untuk pengisian kuvet bawah. 2. Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik, dilanjutkan dengan vakum mikser selama 30 detik. 3. Adonan gips keras dituangkan ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan di atas vibrator. Universitas Sumatera Utara 4. Model induk dari logam dengan ukuran 80 mm x 10 mm x 4 mm dibenamkan sampai setinggi permukaan adonan gips keras dalam kuvet bawah, satu kuvet berisi 3 buah model induk. 5. Setelah mengeras, gips keras dirapikan dan didiamkan selama 60 menit. 6. Permukaan gips keras diolesi vaselin dan kuvet atas disatukan dengan kuvet bawah dan diisi adonan gips keras dengan perbandingan 300 gram gips keras : 90 ml air di atas vibrator. Setelah adonan pada kuvet mengeras, kuvet dibuka, dan model induk dikeluarkan dari kuvet. 7. Mould disiram dengan air panas sampai bersih untuk membuang sisa vaselin kemudian dikeringkan. Setelah kering, permukaan gips keras pada kuvet bawah dan kuvet atas diolesi dengan could mould seal, kemudian dibiarkan selama 20 menit sesuai petunjuk pabrik. Gambar 9. Kuvet berisi tiga model induk Universitas Sumatera Utara B. Pengisian akrilik pada mould 1. Pengisian akrilik pada mould untuk pembuatan sampel kelompok A resin akrilik polimerisasi panas tanpa serat kaca 1.1 Bubuk dicampurkan ke dalam cairan yang telah disiapkan di dalam pot porselen dengan perbandingan 9 gram bubuk : 3,6 ml cairan, lalu diaduk perlahan- lahan. 1.2 Setelah adonan mencapai fase dough kemudian adonan dimasukkan ke dalam mould. 1.3 Resin akrilik polimerisasi panas ditutup dengan plastik selopan kemudian kuvet atas dipasangkan, kuvet ditekan perlahan – lahan dengan pres hidrolik sampai mencapai tekanan 1000 psi dan dibiarkan selama 5 menit, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebihan dipotong dengan lekron. 1.4 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan pres kembali dengan tekanan 2200 psi selama 5 menit. 1.5 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. Gambar 10. Adonan akrilik dimasukkan ke dalam mold Universitas Sumatera Utara 2. Pengisian akrilik pada mould untuk pembuatan sampel kelompok B resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 4 mm 2.1 Serat kaca dipotong-potong dengan ukuran 4 mm. 2.2 Serat kaca potongan kecil ukuran 4 mm tersebut direndam dalam 2 ml monomer selama 1 menit. Kemudian ditiriskan, lalu dicampurkan ke dalam adonan resin akrilik yang telah disiapkan didalam wadah pot porselen yang dilakukan pada suhu kamar dan ditunggu sampai mencapai fase dough. 2.3 Adonan dimasukkan ke dalam mould. Kemudian ditutup dengan plastik selopan. Kuvet atas dipasangkan dan dipres dengan press hidrolik dengan tekanan 1000 psi ditunggu selama 5 menit, lalu kuvet dibuka. Akrilik yang berlebih dipotong dengan lekron. 2.5 Kuvet atas ditutup kembali, kemudian dilakukan pres dengan tekanan 2200 psi dan dibiarkan selama 5 menit. 2.6 Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan bawah agar beradaptasi dengan baik kemudian dibiarkan selama 15 menit. 3. Pengisian akrilik pada mould untuk pembuatan sampel kelompok C dan D resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm dan 8 mm Prosedur pengisian akrilik pada mould untuk kelompok C dan D sama dengan prosedur pengisian akrilik pada kelompok B. Pada masing-masing kelompok ini serat kaca yang digunakan adalah serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm dan 8 mm. Universitas Sumatera Utara C. Kuring Proses kuring memakai waterbath. Waterbath diisi dengan air, suhu dan waktu diatur. Proses kuring dimulai pada suhu 70 C dipertahankan selama 90 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 100 C dipertahankan selama 30 menit. Setelah itu kuvet dikeluarkan dari waterbath lalu dibiarkan sampai mencapai suhu kamar. Gambar 11. Unit kuring waterbath Filli Manfredi, Italia D. Penyelesaian Sampel dikeluarkan dari kuvet, lalu kelebihan akrilik dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dengan bur fraser kemudian dihaluskan dengan kertas pasir waterproof nomor 300 dan 600. Gambar 12. Sampel resin akrilik setelah penyelesaian akhir Universitas Sumatera Utara

3.6.2.2 Pembuatan Sampel untuk Uji Kekuatan Transversal

Prosedur pembuatan sampel untuk uji kekuatan transversal sama dengan prosedur prosedur pembuatan sampel untuk uji kekuatan impak, hanya saja model induk yang digunakan untuk membuat mould untuk uji kekuatan transversal berukuran 60 mm x 10 mm x 2,5 mm. 3.6.3 Pengukuran Kekuatan Impak Kekuatan impak diukur dengan alat uji kekuatan impak Amslerotto Walpret Werke GMBH, Germany. Sampel ditempatkan dengan posisi horizontal dan bertumpu pada kedua ujung alat penguji, lalu lengan pemukul pada alat uji dikunci. Kemudian kunci lengan pemukul dilepaskan dan lengan pemukul membentur sampel hingga patah. Energi yang tertera pada alat uji dicatat dan selanjutnya dilakukan perhitungan kekuatan impak. 19 Gambar 13: A. Sampel resin akrilik polimerisasi panas untuk uji kekuatan impak sebelum fraktur. B. Sampel resin akrilik polimerisasi panas untuk uji kekuatan impak setelah fraktur A B Universitas Sumatera Utara

3.6.3 Pengukuran Kekuatan Transversal