Basis Gigitiruan 1 Pengertian TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak dan sebagai tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Daya tahan, penampilan dan sifat-sifat dari suatu basis gigitiruan sangat dipengaruhi oleh bahan yang digunakan untuk membuatnya. Berbagai bahan telah digunakan untuk membuat basis gigitiruan, namun belum ada satupun bahan yang dapat memenuhi semua persyaratan yang diperlukan suatu basis gigitiruan. 9 2.1.2 Bahan Basis Gigitiruan Basis gigitiruan dapat dibuat dari bahan logam atau non logam, namun sampai saat ini kebanyakan basis gigitiruan terbuat dari bahan non-logam terutama polimer karena polimer tersebut mudah didapat, memiliki kestabilan dimensi, mudah dimanipulasi, warnanya stabil dan biokompatibel. 2 Bahan basis polimer yang paling umum dipakai untuk membuat basis gigitiruan adalah resin akrilik atau disebut polimetil metakrilat. 2,3 Resin akrilik terdiri atas 3 jenis, yaitu resin akrilik swapolimerisasi, resin akrilik polimerisasi sinar dan resin akrilik polimerisasi panas. 2,6 Resin akrilik swapolimerisasi resin akrilik cold curing atau self curing autopolymeryzing adalah resin akrilik yang ditambahkan aktivator kimia yaitu dimetil-para-toluidin karena memerlukan aktivasi secara kimia dalam proses Universitas Sumatera Utara polimerisasi selama 5 menit. Resin ini jarang digunakan sebagai bahan untuk membuat basis gigitiruan karena kekuatan dan stabilitas warnanya tidak sebaik resin akrilik polimerisasi panas, selain itu jumlah monomer sisa pada resin akrilik swapolimerisasi lebih tinggi dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas. Resin akrilik polimerisasi sinar light cured resin adalah resin akrilik dalam bentuk lembaran dan benang serta dibungkus dengan kantung kedap cahaya atau dalam bentuk pasta dan sebagai inisiator polimerisasi ditambah camphoroquinone. Penyinaran selama 5 menit membutuhkan gelombang cahaya sebesar 400-500 nm sehingga memerlukan unit kuring khusus dengan menggunakan empat buah lampu halogen tungtensultraviolet. Bahan ini juga jarang dipakai untuk membuat basis gigitiruan karena disamping memerlukan unit kuring khusus, bahan ini juga memiliki kekuatan perlekatan yang rendah terhadap anasir gigitiruan berbahan resin jika dibandingkan dengan resin akrilik polimerisasi panas . 2,4-10 Resin akrilik polimerisasi panas heat cured resin acrylic adalah resin akrilik yang polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan untuk polimerisasi bahan dapat diperoleh dengan menggunakan pemanasan air atau oven gelombang mikro. 2 2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas Resin akrilik polimerisasi panas merupakan polimer yang paling banyak digunakan saat ini dalam pembuatan basis gigitiruan karena bernilai estetis dan ekonomis, memiliki sifat fisis dan mekanis yang cukup baik, serta mudah Universitas Sumatera Utara dimanipulasi dengan peralatan yang sederhana. 9,28 Begitupun, resin akrilik polimerisasi panas ini masih memilik kekurangan yaitu mudah fraktur. 13 2.2.1 Komposisi Resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari: 2,6,29 A. Bubuk - Polimer poli metil metakrilat - Initiator : berupa 0,2 – 0,5 benzoil peroksida - Pigmen : merkuri sulfit atau cadmium sulfit - Plasticizer : dibutil phthalate - Opacifiers : seng atau Titanium oksida B. Cairan - Monomer metil metakrilat - Stabilizer ; sekitar 0,006 hidroquinon untuk mencegah berlangsungnya polimerisasi selama penyimpanan. - Bahan untuk memacu ikatan silang, seperti etilen glikol dimetakrilat 1-2 2.2.2 Manipulasi Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat manipulasi resin akrilik polimerisasi panas yaitu : a Perbandingan polimer dan monomer Perbandingan yang umum digunakan adalah 3,5:1 satuan volume atau 2,5:1 satuan berat. Bila monomer terlalu sedikit maka tidak semua polimer sanggup Universitas Sumatera Utara dibasahi oleh monomer akibatnya akrilik yang telah selesai berpolimerisasi akan bergranul. Sebaliknya, monomer juga tidak boleh terlalu banyak karena dapat menyebabkan terjadinya kontraksi pada adonan resin akrilik. 6 b Pencampuran Polimer dan monomer dengan perbandingan yang benar dicampur dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa menit hingga mencapai fase dough. 2 Pada saat pencampuran ada empat tahap yang terjadi yaitu : 2,6 1. Sandy stage adalah terbentuknya campuran yang menyerupai pasir basah. 2. Sticky stage adalah saat bahan akan merekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan dan berserat ketika ditarik. 3. Dough stage adalah saat konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak melekat lagi, dimana tahap ini merupakan waktu yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould dan kebanyakan dicapai dalam waktu 10 menit. 4. Rubber hard stage adalah tahap seperti karet dan tidak dapat dibentuk dengan kompresi konvensional. c Pengisian Sebelum pengisian, dinding mould diberi bahan separator untuk mencegah merembesnya cairan ke bahan mould dan berpolimerisasi sehingga menghasilkan permukaan yang kasar, merekat dengan bahan tanam gips dan mencegah air dari gips masuk ke dalam resin akrilik. 28 Pengisian adonan ke dalam mould harus diperhatikan agar terisi penuh dan saat dipres terdapat tekanan yang cukup pada mould. Setelah pengisian adonan ke dalam mould penuh kemudian dilakukan pres pertama sebesar 1000 psi ditunggu Universitas Sumatera Utara selama 5 menit agar mould terisi padat dan kelebihan resin dibuang kemudian dilakukan pres terakhir dengan tekanan 2200 psi ditunggu selama 5 menit. Selanjutnya kuvet dipasang mur dan dilakukan proses kuring. 6,30 d Kuring Kuvet dibiarkan pada temperatur kamar kemudian dipanaskan pada suhu 70 C dibiarkan selama 30 menit, dan selanjutnya 100 C dibiarkan selama 90 menit. 31 2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Keuntungan pemakaian bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah sebagai berikut: 1,13 a. Harga relatif murah b. Proses pembuatan mudah c. Menggunakan peralatan sederhana d. Warna stabil e. Mudah dipoles f. Daya penghantar panas rendah Kerugian pemakaian bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah sebagai berikut: a. Mudah fraktur b. Tidak tahan abrasi 2.2.4 Sifat Mekanis Sifat mekanis bahan basis gigitiruan terdiri atas kekuatan tarik, kekuatan fatik, kekuatan impak dan kekuatan transversal. Kekuatan tarik ditentukan dengan Universitas Sumatera Utara memanjangkan bahan dengan uji kekuatan tarik satu sumbu. Kekuatan fatik adalah patahnya bahan yang disebabkan beban berulang di bawah batas tahanan bahan. Kekuatan impak adalah energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan dengan gaya benturan. Kekuatan transversal adalah uji kekuatan bahan resin akrilik yang terdukung pada kedua ujungnya kemudian diberi beban secara beraturan dan berhenti ketika batang uji patah. 2,6,14,15

2.3 Kekuatan Impak Kekuatan impak adalah ukuran bagi kekuatan suatu bahan ketika bahan