Earning Rasio Keuangan Tingkat Kesehatan Bank

27 dapat digunakan atau tidak, pengaturan komposisi jenis kredit dan komposisi berdasarkan jatuh temponya. Konsep metode RGEC yang tertulis pada peraturan Bank Indonesia No. 131PBI2011 menggunakan indikator Loan to Deposit Ratio LDR untuk menilai risiko likuiditas. LDR merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan peminjaman nasabahnya. LDR adalah rasio keuangan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuitas. Menurut Dendawijaya 2005:116, LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman LDR suatu bank adalah 80-110. Pengelolaan likuiditas ini sangant penting karena kekurangan likuiditas dapat mengganggu bukan hanya bank tersebut namun sistem perbanakan secara keseluruhan.

2.1.6.2 Earning

Earning atau yang sering disebut rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan laba, setiap periode atau mengukur tingkat 28 efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Rasio rentabilitas disebut juga sebagai rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perbankan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank yang diukur dengan dua rasio yang berbobot sama. Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Rasio-rasio rentabilitas meliputi Net Interest Margin NIM dan Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO. 1. Net Interest Margin NIM Menurut ketentuan dari Bank IndonesiaNet Interest Margin NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Dapat disimpulkan bahwa pengertian NIM pada dasarnya adalah sebuah rasio keuangan yang merupakan hasil dari perbandingan antara pendapatan bunga terhadap aktiva dan merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman. 29 Risiko NIM menandakan risiko pasar yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank Hasibuan, dalam Krisnawati, 2014:36. Risiko pasar terjadi karena ada kerugian yang terjadi pada posisi neraca dan rekening administrasi serta transakasi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk perubahan haaga option. Rasio ini menggambarkan jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank sehingga dapat disimpulkan semakin besar nilai NIM yang dicapai oleh bank maka semakin besar pula pendapatan bunga atas aktiva produktif sehingga keuntungan yang diperoleh dari suatu bank akan meningkat. Peningkatan rasio NIM mencerminkan bahwa perbankan mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih sehingga risiko-risiko yang terdapat pada suatu bank akan dapat dijadikan pertimbangan oleh investor dalam menentukan keputusannya dan kecenderungan investor akan memilih investasi dengan melihat kondisi perusahaan yang tidak bermasalah. Pendapatan bunga bersih merupakan hasil dari pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga. Aktiva produktif adalah rata-rata aktiva produktif yang digunakan seperti surat-surat berharga, giro, obligasi pemerintah, wesel ekspor, tagihan derivatif, pinjaman, pembiayaan piutang, tagihan akseptasi, penyertaan saham serta komitmen dan kontijensi yang berisiko kredit. Sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya NIM yang harus dicapai oleh suatu bank adalah sebesar diatas 6. 2. Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO 30 Rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya Dendawijaya, 2005:120. Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiensi bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO-nya kurang dari 100, sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO-nya lebih dari 100.

2.1.6.3 Capital