Cerita dan Tokoh Tradisi dan Ritual

Menurut Gareth R. Jones 1995 dalam Wirawan 2007, norma adalah standar atau gaya perilaku yang dianggap dapat diterima atau tipikal untuk suatu kelompok orang. Kunci praktek manajemen yaitu untuk mencari cakupan keyakinan yang mendasari ditetapkannya tujuan dan strategi, betapa pentingnya keputusan bisa dibuat, bagaimana komunikasi dilakukan, dan bagaimana sumber daya dialokasikan. Praktek ini tidak konsisten dengan laporan nilai yang dianut dari pentingnya orang- orang organisasi dan slogan orang-orang kita adalah aset kita yang terbaik. Mengidentifikasi norma-norma dan praktek manajemen hanya sekilas awal dalam unsur ini. Semua harus ditafsirkan untuk menemukan makna yang mendasarinya Levin, 2000.

2.2.3 Cerita dan Tokoh

Unsur budaya ketiga adalah cerita dan tokoh organisasi . Ini adalah cerita rakyat dan tradisi lisan organisasi. Levin 2000 dalam Wirawan 2007, mengamati, bahwa cerita organisasi adalah sarana untuk menyampaikan apa yang khas dan unik tentang perusahaan. Cerita adalah suatu narasi yang menceritakan rentetan kejadian yang diambil dari sejarah perkembangan organisasi. Cerita-cerita dapat berdasarkan kejadian-kejadian yang sesungguhnya, tetapi dapat juga kejadian-kejadian tersebut ditambah dengan fiksi Wirawan, 2007. Menurut Wirawan 2007, Cerita merupakan indikator penting untuk memahami: 1 Nilai-nilai dan kepercayaan budaya; 2 Peraturan dan prosedur formal dan informal; 3 Konsekuensi penyimpangan dan Kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur; dan 4 Kategori dan status social serta struktur kekuasaan dalam suatu organisasi. Setiap organisasi yang sudah maupun mempunyai sejumlah pahlawan atau tokoh. Pahlawan atau tokoh organisasi adalah pendiri, pemimpin, dan mereka yang berjasa terhadap organisasi. Pendiri organisasi adalah orang atau sekelompok orang yang memikirkan visi, misi, tujuan, dan perlunya didirikan organisasi Wirawan, 2007.

2.2.5 Tradisi dan Ritual

Unsur budaya keempat berisi tradisi dan ritual formal organisasi. Praktek-praktek repetitif dan tempat budaya terstruktur pada gambar terlihat dan sering mendramatisir keyakinan penting dan nilai-nilai. Mereka memberi fungsi praktis dan simbolis untuk budaya. Hal itu dilakuakan mereka untuk mencapai tujuan, seperti merayakan atau mengakui prestasi, atau menandai transisi, dan pada saat yang sama menyampaikan dan mengajarkan nilai-nilai budaya penting. Levin 2000 dalam Wirawan 2007 menjelaskan, berbagai kategori perusahaan dan upacara-upacara ritual seperti bermain, bekerja, manajemen, dan pengakuan. Bentuk ritual termasuk hari libur dan piknik oleh pihak perusahaan. Ritual dan upacara adalah aktivitas yang direncanakan, terperinci, yang mengonsolidasi berbagai bentuk ekspresi budaya ke dalam peristiwa terorganisasi yang dilaksanakan melalui interaksi sosial, umumnya untuk keuntungan audiens, peserta ritual atau upacara Wirawan, 2007. Robbins 2003 berpendapat, ritual merupakan deretan kegiatan berulang yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nial utama organisasi, sasaran apakah yang paling , orang-orang manakah yang penting, dan mana yang dapat dikorbankan.

2.2.6 Simbol atau Lambang Organisasi