Proporsi Penduduk Menurut Klasifikasi Tingkat Kecukupan Protein
3.6 Proporsi Penduduk Menurut Klasifikasi Tingkat Kecukupan Protein
Klasifikasi tingkat kecukupan protein penduduk secara nasional dan provinsi sebagai berikut:
- tingkat kecukupan protein minimal atau sangat kurang dari AKG (<80% AKP) artinya mengonsumsi protein kurang dari 80 persen AKP. - tingkat kecukupan protein kurang dari AKG (80 - <100% AKP) artinya mengonsumsi protein antara 80 sampai kurang dari 100 persen AKP - tingkat kecukupan protein sesuai AKG atau normal (100 - <120% AKP) artinya mengonsumsi protein antara 100 sampai kurang dari 120 persen AKP - tingkat kecukupan protein lebih besar dari AKG (>120% AKP) artinya mengonsumsi protein sama atau lebih besar dari 120 persen AKP.
Tabel 3.6.1 Proporsi penduduk menurut klasifikasi tingkat kecukupan protein menurut provinsi, Indonesia 2014
Klasifikasi tingkat kecukupan protein
Provinsi
100 - <120%AKP ≥120%AKP Aceh
< 80%AKP
80% - <100%AKP
43,2 Sumatera Utara
37,1 Sumatera Barat
33,3 Sumatera Selatan
22,9 Bangka Belitung
52,2 Kepulauan Riau
50,3 DKI Jakarta
45,7 Jawa Barat
27,7 Jawa Tengah
26,9 DI Yogyakarta
28,3 Jawa Timur
37,4 Nusa Tenggara Barat
38,1 Nusa Tenggara Timur
18,0 Kalimantan Barat
34,3 Kalimantan Tengah
39,4 Kalimantan Selatan
39,2 Kalimantan Timur
40,0 Sulawesi Utara
38,0 Sulawesi Tengah
30,2 Sulawesi Selatan
33,9 Sulawesi Tenggara
37,9 Sulawesi Barat
32,1 Maluku Utara
40,8 Papua Barat
32,1 Data pada Tabel 3.6.1 menunjukkan bahwa secara nasional proporsi penduduk Indonesia
yang mengonsumsi protein minimal (<80% AKP) sebanyak 36,1 persen dengan kisaran yang mengonsumsi protein minimal (<80% AKP) sebanyak 36,1 persen dengan kisaran
Proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein kurang (80 - <100% AKP) secara nasional adalah sebanyak 17,3 persen dengan kisaran antara 9,1 – 21,8 persen. Tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat (21,8%) dan terendah di Provinsi Papua (9,1%).
Proporsi penduduk yang mengonsumsi protein >120 persen AKP adalah sebanyak 32,1 persen yang berkisar antara 17,7 - 52,2 persen. Tingkat kecukupan protein lebih besar dari AKG tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (52,2%) dan terendah di Provinsi Papua (17,7%).
Tabel 3.6.2
Proporsi penduduk menurut klasifikasi tingkat kecukupan protein dan karakteristik,
Indonesia 2014
Klasifikasi tingkat kecukupan protein
Karakteristik
< 80%AKP
80% - <100%AKP
100 - <120% AKP ≥120% AKP
Kelompok Umur
13-18 thn
19-55 thn
Jenis Kelamin
Tempat Tinggal
Kuintil indeks Kepemilikan
Menengah Bawah
Menengah atas
42,6 Tabel 3.6.2 menyajikan secara nasional proporsi penduduk dengan 4 (empat) klasifikasi
tingkat kecukupan protein, menurut umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan kuintil indeks kepemilikan. Proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein minimal (< 80% AKP)
dan tingkat kecukupan protein kurang (80 - <100% AKP) tertinggi pada kelompok umur 13-
18 tahun yaitu sebesar 48,1 persen dan 18,1 persen dan terendah pada kelompok balita (0-
59 bulan) yaitu sebesar 23,6 persen dan 10,6 persen. Proporsi penduduk Indonesia dengan tingkat kecukupan protein (>120% AKP) tertinggi pada kelompok umur balita (54,2%) dan terendah pada kelompok umur remaja (20,1%).
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein minimal (<80% AKP) tertinggi pada perempuan (39,0%) dibandingkan laki-laki (33,3%). Sedangkan proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein kurang (80 - <100% AKP) dan tingkat kecukupan protein sesuai AKG (100 - <120% AKP) relatif sama antara laki-laki dan perempuan. Proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein (>120% AKP) tertinggi pada laki-laki (34,4%) dibandingkan pada perempuan (29,7%),
Bila dibandingkan antara tempat tinggal, proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein minimal (<80% AKP) lebih tinggi di perdesaan (41,2%) dibandingkan di perkotaan (31,1%). Sedangkan proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein kurang (80- <100% AKP) relatif sama antara perkotaan dan perdesaan. Proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein (100 - <120% AKP), dan tingkat kecukupan protein (>120% AKP) lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dengan pada perdesaan.
Proporsi penduduk Indonesia dengan tingkat kecukupan protein minimal (<80% AKP) menurut kuintil indeks kepemilikan adalah tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan terbawah yaitu sebanyak 51,2 persen dan terendah pada kuintil indeks kepemilikan teratas (25,5%). Sedangkan proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein kurang (80 - <100% AKP), tertinggi adalah pada kuintil indeks kepemilikan menengah (18,7%) dan terendah pada kuintil indeks kepemilikan teratas (16,40%). Demikian pula proporsi penduduk dengan tingkat kecukupan protein (>120% AKP), tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan teratas (42,6%) dan terendah pada kuintil indeks kepemilikan terbawah (21,0%).