Kajian Tentang Pendidikan SISTEM PERGERAKAN DAN RUTE ANGKUTAN KOTA TERHADAP

Pada proses peramalan perjalanan diperkotaan dapat tercermin pada gambar dibawah ini: Sumber: Morlok 1978:463 GAMBAR 2.2 PROSES PERAMALAN PERJALANAN DI PERKOTAAN

2.2 Kajian Tentang Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam bab 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Bertolak dari definisi pendidikan diatas, maka dapat di jelaskan bahwa pendidikan jika dilihat dari pesertanya maka pendidikan memiliki berbagai jenjang atau tingkatan pendidikan, hal ini disesuaikan dengan kondisi dan Ramalan Tata Guna Lahan Penentuan Lalu-lintas Pembangkit Perjalanan Distribusi Perjalanan Pemilihan Moda perkembangan jiwa peserta didiknya. Dimana pendidikan yang ada di Indonesia diselenggarakan terdiri atas sebagai berikut: 1. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang tediri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 2. Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan diluar jalur formal yang dapat dilaksanakan secara tersruktur dan berjenjang. 3. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dari ketiga jalur pendidikan diatas dapat saling melengkapi dan memperkaya dunia pendidikan, dimana dalam jenjang pendidikan formal meliputi; a. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, pendidikan ini berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidayah atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs atau bentuk lainnya yang sederajat. b. Pendidikan Menengah adalah merupakan jenjang lanjutan pendidikan dasar, pendidikan menengah ini berbentuk pendidikan menengah umum Sekolah Mengenah AtasSMA, Madrasah AliyahMA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan Madrasah Aliyah Menengah KejuruanMAK atau bentuk lain yang sederajat. c. Pendidikan Tinggi adalah merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Sedangkan dalam pendidikan non formal dan informal diselenggarakan oleh pemerintah melalui; a. BP-LSP Balai Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, daerah kerjanya meliputi pada tingkatan regional b. BPKB Balai Pengembangan Kegiatan Belajar, daerah kerjanya meliputi pada cakupan daerah kerja tingkat provinsi. c. SKB Sanggar Kegiatan Belajar, daerah kerjanya meliputi cakupan pada tingkatan daerah kerja kotamadya atau kabupaten Kemudian yang diselenggarakan oleh pihak masyarakat dan swasta ataupun pihak ketiga adalah berbentuk yayasan pendidikan dan Pusat Kegiatan Masyarakat PKBM, yang memiliki cakupan pada wilayah kerja tingkat kecamatan. Adapun jenjang bentuk pendidikan sebagaimana dimaksudkan diatas adalah merupakan suatu aktivitas masyarakat yang memiliki karateristik dan nilai ekonomis tersendiri yang dapat mempengaruhi akan kebutuhan sarana transportasi. Hal ini didasarkan pada pada teori Black 1981, yang menyatakan bahwa perubahan pola dan besaran pergerakan serta pemilihan roda pergerakan merupakan fungsi dari adanya pola perubahan lahan dan kegiatan diatasnya. Kemudian disetiap adanya perubahan fungsi tata guna lahan akan berdampak pada peningkatan sistem transportasi pada kawasan yang bersangkutan. Kondisi seperti ini dapat dilihat secara jelas dalam tabel gambar di bawah ini: Sumber: Tamin 2002 :28 GAMBAR 2.3 SISTEM TRANSPORTASI MAKRO

2.3 Kajian Tentang Transportasi