Kebijakan Rute Pelayanan Angkutan Kota

4.2.1 Kebijakan Rute Pelayanan Angkutan Kota

Kegiatan transportasi merupakan sebuah indikasi dari perkembanganan dan kemajuan suatu daerah, karena pencerminan kegiatan transportasi dapat mempengaruhi semua aspek atau lini dari kegiatan sendi-sendi kehidupan suatu daerah. Departemen Perhubungan dalam hal ini sebagai lembaga dari pemerintah yang memiliki kewenangan dalam pengaturannya, setelah berkoordinasi dengan beberapa departemen lain yang terkait. Selanjutnya pelaksanaan dari kebijakan transportasi tersebut dilakukan secara terpadu oleh unsur-unsur pelaksana di daerah, seperti Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Bina Marga, Polisi Lalu Lintas, dan instansi lain yang terkait, serta pihak swasta perusahaan perangkutan. Pada dasarnya angkutan kota muncul adalah sebagai reaksi dari adanya aktivitas pergerakan dari titik-titik simpul dalam suatu perkotaan, sebagaimana telah di jelaskan dalam Bab II dengan Gambar 2.4 dan 2.5. Pengaturan dan regulasi dari setiap moda transportasi yang ada pada setiap daerah memiliki aturan yang berbeda berdasarkan jenis dan daya angkutnya. Perencanaan transportasi mempunyai sasaran mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan orang atau barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan nyaman, dan mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan-jalan dalam kota Pola pengaturan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk angkutan kota didasarkan pada beberapa aturan perundang- undangan yaitu: a. Undang-Undang No.14 Tahun 1992, tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan. b. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993, tentang Angkutan Umum c. Qonun Nomer 08 Tahun 2007, tentang Rertibusi Ijin Trayek Dengan dasar diatas, maka untuk setiap pengaturan dan perubahan trayek yang ada selalu didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya survei vaktor, jalan, masukan dari masyarakat. Kemudian untuk pengendalian sebuah trayek, izin trayek persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagaimana tercantum pada tabel IV.9 dan IV.10 TABEL IV.10 PENGURUSAN IZIN TRAYEK ANGKUTAN DI KOTA BANDA ACEH Persyaratan Biaya Masa Berlaku Waktu Proses Kewenangan Penandatanganan 1. Memiliki Izin Usaha Angkutan 2. Memiliki atau menguasi Kendaraan bermotor 3. Memiliki atau menguasai Fasilitas Penyimpanan Kendaraan bermotor 4. Memiliki atau menguasai Fasilitas Perawatan Kendaraan bermotor Mobil Penumpang • Mobil Penumpang Umum Mopen sd 8 orang Rp.12.500,- Kendaraan Mobil Bus • Mobil Bus 9 sd 15 orang Rp.20.000,-Kendaraan • Mobil Bus 16 sd 25 orang Rp.30.000,-Kendaraan • Mobil Bus lebih dari 26 orang Rp.40.000,- Kendaraan 6 enam Bulan 4 empat hari Dokumen lengkap Kepala KTSP Kota Banda Aceh Sumber:Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh,2008 TABEL IV.11 PENGURUSAN IZIN USAHA ANGKUTAN DI KOTA BANDA ACEH Persyaratan Biaya Masa Berlaku Waktu Proses Kewenangan Penandatanganan • Memiliki Akta Perusahaan • Memiliki Surat Izin Tempat Usaha • NPWP • Surat bukti kepemilikan kendaraan bermotor STNK dan buku kir • Surat Menyatakan kesanggupan untuk menyediakan fasilitas penyimpanan kendaraan • Rekomendasi dari DPC Organda • Pas photo 3 x 4 = 3 lembar berwarna • Foto copy KTP Direktur Mobil Penumpang • Mobil Penumpang Umum Mopen sd 8 orang Rp.5.000,- Kendaraan Mobil Bus • Mobil Bus 9 sd 15 orang Rp.10.000,-Kendaraan • Mobil Bus 16 sd 25 orang Rp. 15.000,-Kendaran • Mobil Bus lebih dari 26 orang Rp.20.000,- Kendaraan 5 Lima Tahun 4 Empat hari Dokumen Lengkap Kepala KTSP Kota Banda Aceh Sumber:Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh,2008

4.2.2 Pola Aktivitas