Karakteristik Jalan. Kajian Tentang Transportasi

dengan CBD. Dengan demikian orientasi lintasan rute tidak lagi terpusat ke CBD, tetapi juga ada dalam jumlah yang cukup banyak yang memiliki orientasi spasial yang melingkar ataupun langsung menghubungkan antar sub pusat kegiatan. Sumber: Modul Pelatihan ITB. 1997:V- 11 GAMBAR 2. 11 KONFIGURASI JARINGAN RUTE BERBENTUK MODIFIKASI RADIAL

2.4.7 Karakteristik Jalan.

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomer 34 Tahun 2006 tentang jalan, maka menurut sifat dan pergerakannya pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal dan lingkungan. Dimana pada masing–masing bagian jalan tersebut dibagi menjadi 2 dua bagian yakni primer dan sekunder, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut; 1. Jalan Arteri Primer yakni jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wiyalah. 2. Jalan Arteri Sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. 3. Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan wilayah, atau antar pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal. 4. Jalan kolektor Sekunder yaitu jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga. 5. Jalan Lokal Primer yaitu jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antar pusat kegiatan lokal atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan serta antar pusat kegiatan lingkungan. 6. Jalan Lokal Sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan. 7. Jalan Lingkungan Primer adalah jalan yang menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam kawasan pedesaan dan jalan didalam lingkungan kawasan pedesaan. 8. Jalan Lingkungan Sekunder adalah jalan yang menghubungakan antar persil dalam kawasan perkotaan. Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga Bina Marga, 90:1, klasifikasi jalan raya menurut wewenang pembinaan jalan administrasi, dikelompokkan menjadi: 1. Jalan Nasional Yaitu jalan arteri primer, jalan kolektor primer yang menghubungkan antara ibukota provinsi dan jalan lain yang memiliki nilai strategis terhadap kepentingan nasional. Penetapan status jalan sebagai jalan nasional dengan dilakukan dengan keputusan menteri. 2. Jalan Provinsi Adalah jalan kolektor primer yang meghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kotamadya atau kabupaten. Jalan kolektor primer yang menghubungkan antara ibukota kotamadya atau kabupaten dan jalan lain yang memiliki kepentingan strategis terhadap kepentingan provinsi. 3. Jalan Kabupaten Yakni jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, jalan lokal primer, jalan lokal sekunder dan jalan lain yang tidak termasuk dalam kelompok jalan nasional, provinsi dan kota. 4. Jalan Kotamadya Yang termasuk dalam kelompok jalan kotamadya adalah jaringan jalan di dalam kotamadya. 5. Jalan Khusus Kategori jalan yang masuk dalam kelompok jalan khusus adalah jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi atau badan hukum atau perorangan guna melayani kepentingan masing-masing.

2.4.8 Klasifikasi Jalan