BAB II SISTEM PERGERAKAN DAN RUTE ANGKUTAN KOTA TERHADAP
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
2.1 Sistem Pergerakan
Pelaksanaan kegiatan transportasi adalah suatu perpindahan barang atau manusia dari satu ke tempat lain, yang mana dalam hal ini mengisyaratkan adanya
suatu suatu pergerakan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam rangka memperoleh kebutuhan yang hendak dicapainya pada tempat tujuan.
Kondisi diatas berdasarkan pada pendapat Tamin, maka memiliki suatu solusi yang dapat di pecahkan permasalahannya. Dimana sistem transportasi
secara menyeluruh makro yang masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi. Sistem transportasi mikro tersebut terdiri dari sistem kegiatan,
sistem jaringan prasarana transportasi, sistem pergerkan lalu lintas dan sistem kelembagaan Tamin, 2000; 28 – 29.
Setiap kegiatan transportasi atau pergerakan memiliki kaitannya atau interaksi dengan penggunaan tata guna lahan, interaksi kedua sektor ini saling
berkaitan dan dipengaruhi oleh beberapa aspek kepentingan yang terkandung didalamnya. Dimana setiap perubahan tata guna lahan akan berdampak pada
kegiatan transportasi yang ada, begitu pula sebaliknya.
9
TABEL II.1 SISTEM INTERAKSI GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
Sumber:Michael D. MayerEric J Miller.1984 :63
Ada beberapa pengertian yang dapat membantu pergerakan, menurut pendapat Willumsen dalam tugas akhir Novi Eastiyanto 2001, menyatakan sebagai berikut:
1. Perjalanan Home–base HB adalah suatu perjalanan yang menunjukkan
bahwa rumah sebagi pembauat perjalanan merupakan asal dan tujuan dari perjalanan.
2. Perjalanan Non Home Base NHB adalah suatu perjalanan yang menunjukkan
bahwa salah satu asal atau tujuan dari perjalanan adalah bukan rumah pelaku perjalanan.
3. Produks Perjalanan Trip Production merupakan suatu perjalanan yang
didefinisikan sebagai awal dan akhir dari sebuah perjalanan home based atau sebagai awal dari sebuah perjalanan non home based.
4. Tarikan Perjalanan Trip Attraction sebagai perjalanan yang tidak berakhir
dirumah bagi perjalanan yang bersifat home based atau sebagai tujuan dari suatu perjalanan non home based
Sistem Aktivitas Keputusan Berlokasi Oleh LembagaIndividu
Pola Penggunaan Lahan Aksesibilies
Sistem Transportasi Pemilihan Lintasan Pergerakan
Pengembangan Lahan Dampak dari perubahan sistem aktivitas Kebutuhan Prasarana dan Sarana Transportasi
Penambahan Prasarana Dan Sarana Transportasi
Sumber:Willumsen dalam Novi Eastyanto, 2001
GAMBAR 2.1 JENIS-JENIS PERJALANAN
Menurut Morlok 1978:463 ada 5 lima proses tahapan yang digunakan dalam meramalkan perjalanan di perkotaan, urutannya adalah sebagai berikut:
a. Pertama yakni meramalkan pola penggunaan lahan dimasa yang akan datang,
melalui ini maka akan tercermin aktivitas manusi pada zona tersebut, sehingga akan merumuskan asal dan tujuan perjalanan.
b. Kedua yakni analisis pembangkit perjalanan Trip Generation, hal ini
berdasarkan pada hasil telah diketahuinya asal dan tujuan perjalanan c.
Ketiga yaitu Distribusi Perjalanan Trip Distribution, tahapan ini dapat diketahui setelah diketahuinya pembangkit perjalanan dikaitkan dengan tujuan
yang memungkinkan d.
Keempat, yaitu Pemilihan Moda, tahapan ini dapat diketahui setelah diketahuinya distribusi perjalanan, sehingga memungkinkan untuk melakukan
pemilihan moda mana yang akan digunakan. e.
Pada tahapan yang kelima atau terakhir yakni pemilihan rute yang akan digunakan traffic assigment.
Produksi Rumah
Tempat Kerja
Produksi
Produksi Produksi
Produksi Tempat
kerja
Tempat Perbelanjaan
Produksi
Produksi Produksi
Pada proses peramalan perjalanan diperkotaan dapat tercermin pada gambar dibawah ini:
Sumber: Morlok 1978:463
GAMBAR 2.2 PROSES PERAMALAN PERJALANAN DI PERKOTAAN
2.2 Kajian Tentang Pendidikan