Perilaku Religi

D. Perilaku Religi

Agama yang beragam adanya di permukaan bumi, tidak seluruhnya memiliki kesamaan di dalam menjalankan ritual keagamaannya. Namun, hampir seluruhnya percaya terhadap sesuatu yang dianggap- nya memiliki kekuasaan dan kekuatan.

Van Baal menjelaskan bahwa manusia memiliki kepercayaan terhadap mana. Mana adalah sesuatu yang mempengaruhi semua hal yang melampaui kekuasaan manusia yang berada di luar jalur yang normal dan wajar. Mana muncul karena hadirnya pengaruh yang ditimbulkan oleh pikiran manusia. Ketika seseorang mengenakan cincin dengan batu akik dengan warna tertentu kemudian mendapatkan kekayaan yang di luar dari kebiasaannya, ia akan berpandangan bahwa batu akik yang dikenakannya itu memiliki mana.

Perilaku keagamaan memiliki bentuk yang beragam. Jika dilihat melalui ritual, dapat dilihat berikut ini. Ritual adalah sarana yang digunakan untuk melakukan hubungan antara manusia dengan kekuatan supranatural. Selain itu, juga

44 ANTROPOLOGI Kelas XII 44 ANTROPOLOGI Kelas XII

Antropologi membagi ritual menjadi beberapa hal, yaitu upacara peralihan (rites of passage) dan upacara intensifikasi (rites of intensifi- cation). Dikutip dari Havilland, upacara peralihan (rites of passage) adalah upacara keagamaan yang berkaitan dengan tahap-tahap yang penting dalam kehidupan manusia, seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian. Upacara intensifikasi (rites of intensification) adalah upacara keagamaan yang diadakan pada waktu kelompok menghadapi krisis real atau potensial.

Salah satu contoh upacara peralihan yang paling serig kita jumpai adalah aqiqa yang biasa dilaksanakan oleh umat Islam. Upacara aqiqa dilaksanakan pada hari ketujuh dar kelahiran seorang anak, ditandai dengan penyembelihan kambing. Untuk anak anak laki-laki, kambing yang disembelih berjumlah dua ekor sedangkan untuk perempuan hanya seekor. Tujuan pelaksanaan upacara ini adalah untuk menebus anak. Menurut keyakinan mereka, seorang anak sebelum diaqiqahi masih tergadai. Rangkaian upacara ini meliputi pencukuran rambut anak, pemberian nama yang baik, dan penyebelihan ternak kurban. Sebagian daging ternak yang telah disembelih itu kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar, sebagian yang lain untuk pesta. Maknanya, anak diantar untuk menjadi seorang makhluk sosial dan mempunyai akhlak yang baik.

Upacara pada tahap berikutnya adalah sunatan. Sunat adalah tanda anak laki-laki memasuki akil balig, biasanya dilakukan pada anak usia 8-14 tahun. Saat melaksanakan upacara ini, biasanya orang tua mengadakan pesta dengan mengundang sanak saudara dan tetangga. Setelah menginjak dewasa, sampailah anak pada jenjang perkawinan. Berdasarkan hukum Islam, perkawinan terjadi antara seorang jejaka dan gadis dengan wali mewakili gadis. Sebuah upacara bisa dilaksanakan apabila ada izin dari wali, selanjutnya ia harus memberi- kannya dan menerima ikatan perkawinan yang mempersatukan kedua mempelai. Ikatan itu biasa disebut mahar (berupa emas, benda berharga atau Al Quran). Mempelai kemudian mengikuti prosesi di depan tamu undangan. Di beberapa suku bangsa, kedua anggota keluarga yang yang telah terikat dalam satu ikatan kekeluargaan itu saling memberikan petuah kepada kedua mempelai.

Saat ada salah satu anggota keluarga yang meninggal, maka ada banyak kewajiban yang biasa dilakukan oleh sanak keluarga yang Sumber: Indonesian Heritage: Agama dan

Upacara, halaman 33

ditinggal. Misalnya dengan memandikan, mengubur, hingga berdoa Gambar 2.9 Seorang anak yang baru untuk keluarga yang meninggal. Upacara kematian yang diadakan oleh

saja disunat dalam tradisi di

sanak keluarga biasanya berisi talqin dan tahlil. Cirebon.

Upacara Penguburan Suku Dayak Masyarakat Dayak mempunyai kepercayaan bahwa ketika orang

meninggal akan membuat masalah bagi yang hidup jika jiwanya tidak pergi ke dunia kematian. Oleh karena itu, mereka menyelenggarakan serangkaian upacara. Upacara kematian pada suku Dayak terbagi menjadi dua:

Agama dan Perilaku Keagamaan Agama dan Perilaku Keagamaan

b. Pemakaman dengan dua kali upacara Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat Ngaju dan Ot Danum. Mayat disimpan sebentar setelah kematian, kemudian kerangkanya digali dan dipindahkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Kerangkanya dimasukkan ke dalam keranda, guci, atau dibungkus dengan tikar dan dikubur, diabukan atau disimpan dalam kubur besar.

Upacara dibagi menjadi tiga tahap, yaitu separasi, transisi, dan inkorporasi. Dikutip dari Havilland, separasi adalah dalam upacara peralihan, upacara untuk memisahkan seseorang dari masyarakatnya. Transisi adalah dalam upacara peralihan, isolasi seseorang setelah mengalami separasi dan sebelun inkorporasi. Inkorporasi adalah dalam upacara peralihan, penyatuan kembali seseorang ke dalam masyarakat menurut statusnya yang baru.

Berkaitan dengan upacara peralihan, manusia dianggap melalui beberapa tahap kehidupan. Tahap kehidupan tersebut adalah kelahiran, pubertas, perkawinan, menjadi orang tua, naik ke tingkat yang lebih tinggi, spesialisasi pekerjaan, dan kematian.

Sementara itu, berkaitan dengan upacara intensifikasi, manusia banyak mengalami suatu krisis. Krisis air hujan, serangan hama, muncul serangan binatang berbahaya, muncul serangan musuh, kematian, dan lain-lain. Untuk menghalau krisis-krisis tersebut, manusia mengadakan upacara.

Di dalam mencari ketenangan hidup, manusia menggunakan bermacam hal yang berkaitan dengan supranatural. Hal tersebut di antaranya adalah agama, magi, dan sihir.