Pembelajaran Menulis Karangan singkat
2.7 Pembelajaran Menulis Karangan singkat
Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea. Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Menurut Rusyana dalam Hasani (2013:3) adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, penginderaan, khayalan, kehendak, keyakinan, dan pengalaman.
Macam-macam karangan menurut penyajian dan tujuan penulisan, antara lain ; (1) deskripsi, (2) Narasi, (3) Eksposisi, (4) Argumentasi, (5) Persuasi, (6) Campuran. Terdapat 3 jenis karangan yaitu Narasi, Eksposisi dan Persuasi yang sering tampil murni berdiri sendiri. Sedangkan dua jenis lainnya yaitu Deskripsi dan Argumentasi sering ikut serta dalam karangan lain atau mengikutsertakan karangan lain menjadi pendukung.
Pembelajaran menulis karangan singkat merupakan salah satu hal yang dilakukan siswa disekolah. Siswa diajarkan untuk menulis karangan singkat dan diajarkan mengenai dasar-dasar atau pengetahuan tentang cerpen. Di dalam pembelajaran menulis karangan singkat, siswa diajarkan mengenai petunjuk atau pembelajaran untuk menulis seperti menulis karangan singkat itu tetap perlu dan penting. Setidaknya, hal ini bisa dijadikan sebagai rambu atau pegangan dalam menulis karangan singkat. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis karangan singkat di sekolah diperlukan untuk Pembelajaran menulis karangan singkat merupakan salah satu hal yang dilakukan siswa disekolah. Siswa diajarkan untuk menulis karangan singkat dan diajarkan mengenai dasar-dasar atau pengetahuan tentang cerpen. Di dalam pembelajaran menulis karangan singkat, siswa diajarkan mengenai petunjuk atau pembelajaran untuk menulis seperti menulis karangan singkat itu tetap perlu dan penting. Setidaknya, hal ini bisa dijadikan sebagai rambu atau pegangan dalam menulis karangan singkat. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis karangan singkat di sekolah diperlukan untuk
Karangan singkat dalam sekolah dasar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu karangan fiksi dan non fiksi. Karangan fiksi atau rekaan adalah karangan yang melibatkan daya imajinasi pengarang dan tidak nyata, jika ada yang nyata itu hanya kebetulan saja. Contoh karangan fiksi antaralain dongeng, legenda, cerpen, komik dan sebagainya. Sedangkan karangan nonfiksi adalah karangan yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan. Contohnya biografi, kisah nyata dan sebagainya. Biografi adalah daftar riwayat hidup seseorang yang dituliskan oleh orang lain.
Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam menyusun karangan, yaitu : (a) tentukan terlebih dahulu tema atau topik cerita. Tema adalah ide pokok yang dibicarakan. (b) susunlah kerangka cerita, berdasarkan gagasan-gagasan pokok . Kerangka cerita terdiri atas beberapa pikiran utama dan dijelaskan dengan beberapa pikiran penjelas. Aspek yang harus terdapat dalam karangan, Menurut Hasani (2013:66).
Tabel 2.1 Aspek Penilaian Karangan
Bobot (%) dinilai Isi karangan Keaslian gagasan
Aspek yang
Unsur Aspek
Keluasan Penggambaran
10% Organisasi
Detail Data
Ketepatan Susunan kalimat
Ketepatan pilihan kata
Tanda Baca
Total
Selain itu menurut Nurgiyantoro dalam Hasani (2013:63) memperinci kategori-kategori penilaian karangan, sebagai berikut ; (1)kualitas dan ruang lingkup isi ; (2)organisasi dan penyajian isi ; (3)gaya dan bentuk bahasa ; (4)mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan ; dan (5) respons afektif guru terhadap karya tulis.
Menurut Suhendar dalam Djuanda (2014:12) Unsur-unsur yang menjadi bahan penilaian pengajaran menulis antara lain :
(1) Isu karangan, merupakan gagasan atau ide pengaranga yang dituangkan dalam keseluruhan karangan. Biasanya gagasan ini disebut juga topik atau tema. Yang menjadi penilaian adlaah sejauh mana topik atau tema merupakan bahan permasalahan yang menarik.
(2) Bentuk karangan, berupa surat, laporan, iklan, pengumuman, petunjuk, dan lain-lain. (3) Gramatika, perangkat kebahasan yang harus sesuai dengan kaidah yang berlaku, serta memenuhi syarat sebagai bahasa tulis. (4) Ejaan, merupakan perangkat sistem yang mengatur mekanisme pemindahan bahasa lisan ke dalam bahasa tulis. Ketepatan ejaan meliputi (a) cara penulisan huruf, (b) cara penulisan kata, (c) cara penulisan unsur serapan, (d) pemakaian tanda baca.
(5) Selain unsur yang sudah dijelaskan biasanya di sekolah dasar ditambah satu unsur yang umum, yaitu kerapian tulisan. Hal ini penting karena siswa sering menulis dengan keadaan kurang bersih, sering dihapus atau kertas tidak bersih.