306331035 Pengaruh Metode NLP terhadap kemampuan menulis Peserta Didik di Sekolah dasar

PENGARUH METODE NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SINGKAT DESKRIPSI PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SDN LEBAKWANGI

Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas IV SDN Lebakwangi Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang Tahun ajaran 2014/2015 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh :

SITI NUR ALFIAH NIM : 2227110798

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015

Lembar Persembahan

Untuk semua orang yang kusayangi ;

Terimakasihku untukmu wahai Ibu dan Bapak atas semua hal yang telah kalian curahkan selama ini.. Semoga Allah membalas semua hal yang kalian berikan dengan hadiah mahkota

bermatakan berlian di Syurga’a kelak. Ana Uhibukum Fillah Uma and Aba, semoga keluarga kita dapat bertemu di syurga-Nya kelak.

Tetehku Huswatun Hasanah, S.Pd, teh Asriyah, S.Pd, teh Mila Nurlaila, S.Pd dan teh Arniah, terimakasih sudah memberikan arti dalam kedekatan kita selama ini dan Adik-adikku tersayang, Aziz, Doni, dan Anisa terima kasih atas doa, kasih sayang, perhatian, dan motivasinya.

Teman-teman PGSD Untirta 2011, Santri Pondok Pesantren Darul Irfan, Himaguseda, BEM FKIP UNTIRTA, BEM KBM UNTIRTA, KAMMI Komisariat Untirta, KAMMI daerah Serang, KIW Banten, ADK Untirta 2011, Himata, dan Pena Rubik yang telah

menjadi sahabat-sahabat terbaik selama berada di kampus peradaban. Kenangan indah kita terangkum menjadi sebuah pembelajaran yang berharga dan tiada tara. Muslim Negarawan adalah jargon yang senantiasa kita dengungkan dalam menggerakan sebuah perubahan bermula dari diri sendiri menuju provinsi Banten tercinta. Waktu kita begitu berharga, sampai ku tak ingin kehilangan momen terindah untuk senantiasa membersamai kalian di dalam jalan dakwah. Kita menimba ilmu bersama-sama, saling berkasih sayang dan memanjatkan doa di setiap sepertiga malam. Karyaku ini sebagai hadiah terindah untuk persahabatan kita karena Allah. Ana Uhibukum Fillah.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Neuro Linguistic

Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan singkat deskripsi peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Lebakwangi ”.

Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan dorongan semua pihak, yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu. Selain itu penulis menyadari penyusunan skripsi ini juga dapat terselesaikan berkat bimbingan, saran dan bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

2. Bapak Dr. H. Suherman M,Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

3. Bapak Nana Hendracipta, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

4. Bapak Ujang Jamaludin, M.Si, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

5. Bapak Damanhuri, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Muhamad Taufik, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Zerri Rahman Hakim, M.Pd selaku dosen Pembimbing akademik kelas

B PGSD Untirta 2011,

8. Bapak Odien Rosidien, S.Pd., M.Hum selaku dosen penguji seminar dan siding yang telah banyak memberikan saran, masukan dan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis.

9. Bapak Achmad Sachruroji, M.Pd selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan saran, masukan dan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan.

10. Seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan ilmu-ilmu bermanfaat selama penulis menempuh pendidikan dan membantu kelancaran studi penulis,

11. Bapak H. Husaini, M.Si selaku kepala sekolah SD Negeri Lebakwangi, Bapak Dadang, M.Kom selaku Sekretaris SDN Lebakwangi, Bapak Bahrul Ulum, S.Pd.I selaku guru wali kelas IVA, dan Ibu Neng Yeyen, S.Pd selaku guru wali kelas IVB.

12. Ibu Sularyati dan Bapak Mohamad Tugi,terimakasih yang tak terhingga atas doa restu, dorongan moral dan materil yang tidak ada henti-hentinya diberikan kepada penulis.

13. Adik-adik kandungku, Aziz,Doni dan Anisa yang selalu menyemangatiku dan selalu memberikan inspirasi pada penulis,

14. Teteh terbaik dan tidak ada gantinya, mbak Yayu Romdonah, M.P, teh Enok Irma Lestari, S.Pd, teh Farah Dini, S.Pd, teh Sulkiyah, S.Pd, teh Huswatun Hasanah, S.Pd, teh Asriyah, S.Pd, teh Mila Nurlaila, S.Pd, dan teh Arniah terimakasih atas nasihat, bimbingan, waktu dan kesempatan untuk senantiasa belajar dari kalian, dukungan dan semangat kalian senantiasa membersamaiku hingga kini.

15. Adik terbaik Amanah, Andi, Destri, Resti, Nida dan Maya terimakasih telah hadir selalu menemaniku dikala susah dan senang.

16. Sahabat yang tak lekang oleh masa Elsa Larasati, S.Pd, Sri Wulandari, S.Pd, Melia Sari, S.Pd, Yonia Ilma Insyira, S.Pd, Hayati. S.Pd dan Endah Retnowati, S.Pd yang selalu memberikan semangat dan bantuan tak henti- henti selama ini kepada penulis.

17. Teman-teman kelas terbaik Sarifatul Alawiyah, S.Pd, Siti Shopiyah, S.Pd, Silfiyah, S.Pd, Ariska, S.Pd, Sigit Setiawan, S.Pd, teh Siti Rokmanah, S.Pd, dan Siti Nurdianty, S.Pd terima kasih telah menemani penulis hingga saat ini.

18. Sahabat dalam mengarungi medan dakwah dari dulu hingga nanti Yaumil, Iza, Hestu, Fani, Siti, Restu, Nadi, Mia, Sulastri, Irna, Resti, Zahro, Rosita dan Ratna, terimakasih sudah membersamai sebagai satu ikatan tanpa mengharap imbalan, semoga kalian lekas menyusul mendapatkan gelar pendidikan strata satu dan gelar ibu rumah tangga.

19. Kakak yang selalu memberi semangat dan nasihat kak Ahmad Firdaus, S.Pd, Rohmatullah, dan Okgi Kuswoyo. Semoga kalian cepat mendapatkan jodoh istri saleha.

20. Kawan dan rekan dalam bekerja Fahmi Munawar Sya’bani, Irfan, Deni, Raidil, Adi, Wardian, Otong, dan Didi Nurhadi, S.PdI. Terimakasih atas pengertian, semangat dan bantuannya agar dapat konsisten dan ingat tanggung jawab.

21. Teman-teman PGSD Untirta 2011, Santri Pondok Pesantren Darul Irfan, Himaguseda, BEM FKIP UNTIRTA, BEM KBM UNTIRTA, KAMMI Komisariat Untirta, KAMMI daerah Serang, KIW Banten, ADK Untirta 2011, Himata, dan Pena Rubik yang telah menjadi sahabat-sahabat terbaik selama berada di kampus peradaban. Kenangan indah kita terangkum menjadi sebuah pembelajaran yang berharga dan tiada tara .

22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan dan penulisan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna baik penulis sendiri, teman-teman PGSD serta para pembaca lainnya.

Serang, 22 Juni 2015

Penulis

ABSTRACT

SITI NUR ALFIAH . 2227110798. The influence of Neuro Linguistic

Programming (NLP) method of the capabilities write short writing description for Indonesia lesson at Forth Grade State Lebakwangi Elementary School Students. Research Paper. Elementary School Teacher Education Department. Education and Training Faculty. University of Sultan Ageng Tirtayasa, Serang 2015.

The aims of this research are: 1) do the students’ writing ability of short description who get Neuro Linguistic Programming (NLP) method is better than stu dents’ who get material with expository method?.; 2) do the influence of the students’ writing ability of short description who get Neuro Linguistic Programming (NLP) method is better than students’ who get material with expository method?; This research was conducted at SDN Lebakwangi East Sepatan sub district Tangerang regency. Cluster random sampling was used to elect the sample, by using quasi experimental method and pretest-postest control group desain. The result of the research revealed is the capabilities of students’ write short writing description who get Neuro Linguistic Programming (NLP) method was b etter than students’ who get material in class who get expository method. In order to know the posttest average result 70,81 for experiment class and 65,02 for control class. The conclusion is Neuro Linguitic Programming (NLP) can influence of the students ’ writing ability of short description.

Keywords: Neuro Linguistic Programming (NL P) , Writing ability of short description

ABSTRAK

SITI NUR ALFIAH. 2227110798. Pengaruh Metode Neuro Linguistic Programming (NLP) Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Singkat Deskripsi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Lebakwangi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasara. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat perbedaan terhadap kemampuan menulis karangan singkat deskripsi peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dengan peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode Ekpositori; (2) Apakah terjadi pengaruh terhadap kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) antara peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekpositori. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lebakwangi Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kuasi Experimen dengan desain penelitian pretest- postest control group desain . Pemilihan sampel menggunakan teknik cluster random sampling . Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekpositori. Hal ini dapat dilihat dari hasil postes rata-rata

kemampuan menulis karangan singkat kelas experimen yang mendapatkan nilai 70,81 sedangkan hasil postes rata-rata kemampuan menulis karangan singkat kelas control mendapatkan nilai 65,02. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan singkat deskripsi pada peserta didik.

Kata Kunci : Metode Neuro Linguistic Programming (NLP) , Kemampuan Menulis Karangan Singkat.

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1

25 Tabel 3.1

Aspek Penilaian Karangan…………………………………...

27 Tabel 3.2

Pretest- Postest Control Group Desain ..................................

Kisi-Kisi Penulisan Karangan Deskripsi ................................. 30 Tabel 3.3

32 Tabel 4.1

Range / batas penulisan karangan deskripsi

46 Tabel 4.2

Deskriptif Data Pretes..............................................................

48 Tabel 4.3

Deskriptif Data Postes..............................................................

49 Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Pretes........................

49 Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretes....................

51 Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Postes........................

51 Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Postes....................

55

Penolong Hasil Observasi kelas

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Sebaran Data Pretes Kelas Eksperimen ………………….......

45 Diagram 4.2 Sebaran Data Pretes Kelas Kontrol..........................................

46 Diagram 4.3 Sebaran Data Postes Kelas Eksperimen ……………………...

47 Diagram 4.4 Sebaran Data Postes Kelas Kontrol..........................................

47

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

7 Gambar 3.1 Alur Pengolahan Data .............................................................

41

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia, karena manusia dapat berkomunikasi satu sama lain dengan bahasa. Bahasa membuat semua orang dapat saling memahami dengan saling mengekpresikan diri dan bertukar pikiran, terlibat diskusi, debat atau bahkan untuk meyakinkan orang lain dalam mencapai tujuan mereka masing-masing. Semua hal dapat dilakukan dengan adanya bahasa, oleh sebab itu bahasa sangat memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia hadir sebagai bahasa yang memiliki nilai budaya, semua perkembangan ilmu pengetahuan hasil anak bangsa maupun luar negeri yang telah diterjemahkan ditulis menggunakan bahasa Indonesia. Dari masa ke masa bahasa Indonesia mampu bertransformasi menjadi bahasa yang memiliki karakter dan pembendaharaan kata yang beragam, namun keberagaman tersebut dapat dipersatukan dalam tatanan bahasa yang disebut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Di sisi lain pertumbuhan literasi di negara Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura, persoalan ini bukan hanya dihadapi oleh orang dewasa melainkan juga anak-anak.

Pembelajaran bahasa sangat penting, karenanya sejak dini diperlukan untuk menumbuh kembangkan kecerdasan bahasa anak. Untuk itu kerjasama antara orang tua dan guru harus dilakukan, hal ini dilakukan guna menunjang terciptanya kegemaran literasi dalam mempertahankan dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan suatu bangsa. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran bahasa merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam bahasa Indonesia baik secara lisan ataupun tulis.

Pembelajaran bahasa secara umum di beberapa sekolah masih menekankan kepada teori kebahasaan saja, dan guru-guru yang mengajar Pembelajaran bahasa secara umum di beberapa sekolah masih menekankan kepada teori kebahasaan saja, dan guru-guru yang mengajar

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada bulan Desember 2014 terhadap guru kelas IV A dan IV B SDN Lebakwangi diketahui bahwa presentase nilai peserta didik kelas IV B yang berada dibawah nilai rata-rata kelas sebanyak 34%, sedangkan peserta didik yang nilainya tergolong baik mencapai 48,2% dan peserta didik yang mendapatkan nilai rata-rata sebanyak 17,8%. Hal tersebut dikarenakan peserta didik hanya memiliki sedikit pembendaharaan kosakata, kesulitan dalam mengembangkan kalimat menjadi sebuah cerita yang padu dan minat menulis yang relative rendah. Minat peserta didik rendah dalam pembelajaran karangan singkat dikarenakan mereka belum mendapatkan suasana belajar yang berkesan dan mereka lebih suka berbicara daripada menuliskan perasaan mereka menjadi sebuah tulisan.

Sementara itu kendala yang guru hadapi ialah penggunaan metode mengajar yang belum bervariasi, dalam setiap pembelajaran guru hanya menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Sedangkan peserta didik hanya mendapatkan teori kebahasaan dan belum menerapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dari permasalahan tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan sementara bahwa peserta didik sangat membutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan menulis anak dengan mengoptimalkan setiap indra untuk mengolah sebuah kalimat menjadi sebuah karangan yang padu.

Metode yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didik sangat banyak dan beragam salah satu metode yagn dapat menjadi alternative dalam mengatasi permasalahan di atas adalah metode Neuro Linguistic Programming (NLP), metode NLP adalah sebuah metode yang digunakan guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dengan berkomunikasi langsung dengan peserta didik baik Metode yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didik sangat banyak dan beragam salah satu metode yagn dapat menjadi alternative dalam mengatasi permasalahan di atas adalah metode Neuro Linguistic Programming (NLP), metode NLP adalah sebuah metode yang digunakan guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dengan berkomunikasi langsung dengan peserta didik baik

Dengan menggunakaan metode NLP pembelajaran menulis dapat berlangsung dengan menyenangkan, karena pembelajaran harus dimulai dengan berlatih menyatakan perasaan sebelum menyatakan pikiran, yaitu dengan mengajarkan anak membuat catatan harian atau jurnal kegiatan sehari-hari. Pembelajaran menulis karangan singkat memerlukan suatu perubahan dalam gaya pembelajaran atau memunculkan inovasi terbaru dalam pembelajaran. Hal ini tentu akan meningkatkan antusiasme dan motivasi dari dalam diri peserta didik itu sendiri.

Kreativitas peserta didik pun pada akhirnya dapat muncul dengan baik serta kegiatan menulis akan menjadi lebih menyenangkan. Jadi, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dengan membuat peserta didik suka dengan kegiatan menulis khususnya menulis karangan singkat. Pembelajaran menulis karangan singkat dapat berlangsung efektif dan mendapatkan respon positif apabila sudah terdapat timbal balik dari peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran tentu akan berlangsung dengan efektif, kreatif dan menyenangkan. Dalam membangun keterampilan menulis peserta didik dibutuhkan usaha dari beberapa pihak dan dilakukan secara rutin dan disiplin.

Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang telah digunakan untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan menulis karangan peserta didik. Salah satu pendekatan yang sudah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar menulis karangan adalah pendekatan kontekstual, hal ini dibuktikan dalam penelitian skripsi yang dilakukan oleh Listia Lorna Mita dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kokosan Prambanan Klaten”. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata 66,18 menjadi 75,56.

Terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan menunjukkan suatu keterkaitan. Penelitian ini dilakukan oleh Ade Irawan Tjandra dalam skripsi “Penerapan NLP (Neuro Linguistic Programming ) dalam Pembelajaran Menuli s Karangan Eksposisi” menunjukkan bahwa NLP itu sendiri berhasil meningkatkan nilai menulis karangan eksposisi pada siswa SMKN 3 Bandung. Skripsi lainnya yang membahas tentang metode NLP berjudul “Efektivitas NLP (Neuro Linguitic Programming ) dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung Tahun Pembelajaran 2012/2013)” yang disusun oleh Muhamad Fajar Rizkia.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam pembelajaran menulis karangan singkat. NLP sendiri belum pernah dilakukan dalam pembelajaran menulis karangan singkat dan NLP masih jarang digunakan. Peneliti berharap gabungan dari penelitian tersebut mampu melengkapi penulisan sebelumnya. Walaupun NLP sudah digunakan dalam pembelajaran menulis karagan eksposisi dan menulis cerpen, tapi hal tersebut belum pernah dilakukan dan belum tentu berhasil dalam menulis karangan singkat.

Selain itu NLP sendiri belum pernah dilakukan di jenjang sekolah dasar. Oleh sebab itu, penelitian ini selain untuk menguji pengaruh NLP pada pembelajaran karangan singkat, penelitian ini juga untuk menambah pengetahuan mengenai NLP. Peneliti ingin memberikan informasi dan melengkapi penelitian yang ada. Berdasarkan latarbelakang diatas maka

peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan singkat deskripsi peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Leb akwangi”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan peneliti, terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran karangan singkat.

Identifikasi masalah dalam pembelajaran menulis karangan singkat adalah sebagai berikut:

a. Kosakata yang dimiliki peserta didik sedikit

b. Minat peserta didik dalam menulis karangan singkat masih kurang

c. Peserta didik sulit mengembangkan kalimat menjadi cerita terpadu

d. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi

e. Nilai rata-rata menulis karangan singkat rendah, ini menunjukkan kurang efektifnya proses pembelajaran.

f. Belum terdapat bahan ajar keterampilan menulis yang memadai di sekolah.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain ;

1. Perbandingan hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran ekpositori pada kelas IV SDN Lebakwangi.

2. Pengaruh metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan peserta didik pada kelas IV B SDN Lebakwangi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah perbandingan hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode Neuro Linguitic Programming (NLP) antara peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekpositori pada kelas IV SDN Lebakwangi?

2. Apakah terdapat pengaruh metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan peserta didik pada kelas IV B SDN Lebakwangi?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbandingan hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran ekpositori pada kelas IV SDN Lebakwangi.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode Neuro Linguistic Programming (NLP) terhadap kemampuan menulis karangan singkat peserta didik pada kelas IV B SDN Lebakwangi.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat di antaranya:

1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dan mengetahui penerapan metode NLP terhadap peserta didik sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, apabila pembelajaran menggunakan metode (NLP) Neuro Linguistic Programming ini memberikan hasil yang lebih baik maka dapat dijadikan salah satu alternatif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

b. Bagi peseta didik, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan memberikan pengalaman belajar yang berbeda dari sebelumnya.

c. Bagi peneliti, dapat mengetahui gambaran tentang pengaruh terhadap peserta didik dengan menggunakan metode (NLP) Neuro Linguistic Programming .

2.7 Kerangka Berpikir

Peneliti mengungkapkan beberapa anggapan dasar yang melandasi penelitian ini. Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh metode (NLP)

Neuro Linguistic Programming terhadap pembelajaran menulis karangan singkat. Karena kondisi awal di sekolah tempat penelitian sangat memerlukan sebuah metode alternatif yang dapat memberikan pengaruh agar pembelajaran menjadi lebih baik. Kondisi awal peserta didik di tempat penilitian ini antara lain ; kosakata yang dimiliki oleh peserta didik sediki, metode pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi dan minat peserta dalam menulis karangan rendah.

Untuk itu dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang biasa dilaksanakan di sekolah penelitan ini. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan penggunan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) dalam pembelajaran menulis karangan singkat di kelas IVB SDN Lebakwangi.

Untuk itu diharapkan setelah adanya perlakuan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode NLP dapat terjadi pengaruh terhadap kemampuan menulis karangan singkat peserta.

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

1.Kosakata yang dimiliki

Penggunaan Metode

Terjadi pengaruh terhadap

oleh peserta didik Neuro Linguistic

kemampuan menulis sedikit

Programming (NLP)

karangan singkat peserta 2.Metode pembelajaran

dalam pembelajaran

yang digunakan guru menulis karangan didik dengan menggunakan metode NLP

kurang variatif singkat di Kelas IV B

pada kelas IV SDN 3.Minat menulis peserta

SDN Lebakwangi

Lebakwangi Tangerang didik rendah

Tangerang

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

2.8 Definisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini ada dua yaitu ;

1) Neuro Linguistic Programming (NLP) adalah salah satu cara yang menawarkan cara belajar yang positif dan menyenangkan bagi siapa saja melalui komunikasi, percontohan, dan media yang digunakan. Dengan NLP seseorang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih baik dengan menitikberatkan pada komunikasi dan kondisi peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode NLP yang dilakukan dengan cara memberikan motivasi melalui story telling (pembacaan cerita) dan pemberian sugesti, memberikan materi disertai contoh dengan memanfaatkan media yang ada dan melakukan simulasi menulis karangan singkat.

2) Pembelajaran menulis karangan singkat adalah pembelajaran menulis yang menekankan kepada penggabungan antar kalimat untuk membuat sebuah cerita yang padu dengan memperhatikan ejaan dan kosa kata. Pembelajaran menulis karangan singkat dalam penelitian ini ditulis secara deskriptif sesuai dengan tema yang dipelajari dalam pembelajaran.

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H 0 : Hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) tidak lebih baik atau sama dengan hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode ekpositori.

H a : Hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Neuro Linguistic Programming (NLP) lebih baik daripada hasil kemampuan menulis karangan singkat peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekpositori.

BAB II KAJIAN TEORITIK

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Untuk memperoleh pengetahuan peserta didik harus belajar, baik secara mandiri ataupun dibimbing oleh guru.

Menurut Hilgard dalam Suyono dan Hariyanto (2014:12) belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi.

William Burton dalam Purwanto, (2008 : 51) mengemukakan bahwa ”A good learning situation consist of a rich and varied series of learning

experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and propocative environmen t”. Yang berarti bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Belajar menurut James L. Mursell dalam Sagala (2008:13) adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam belajar ada suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar. Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran yang diperoleh di sekolah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

Prinsip umum belajar menurut Sukmadinata dalam Suyono dan Hariyanto, (2014:128-129) yaitu ;

(1). belajar merupakan bagian dari perkembangan, (2) belajar berlangsung seumur hidup, (3) keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, (4) belajar mencakup semua aspek kehidupan, (5) kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu, (6) belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru, (7) belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi, (8) perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat kompleks, (9) dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan, (10) dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dilaksanakan dalam suatu aktivitas yang kita kenal dengan istilah mengajar. Pengajaran sangat dekat dengan pengertian pedagogi. Pedagogi adalah seni atau ilmu untuk menjadi guru. Istilah ini seringkali mengacu kepada strategi pembelajaran atau gaya mengajar.

Menurut Kurniawan (2014:1) Pembelajaran merupakan proses aktivitas yang dilakukan guru dalam mengondisikan siswa untuk belajar. Artinya belajar untuk mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisi, menyintesis, dan mengevaluasi materi yang menjadi bahan pembelajaran. Karena pembelajaran merupakan suatu aktivitas pengondisian belajar maka pembelajaran harus mampu mengondisikan siswa untuk aktif-kreatif dalam proses pembelajarannya. Menurut Brown dalam Kurniawan (2014:2), perlu menjadi kesadaran bersama bahwa pembelajaran sebenarnya adalah penciptaan kondisi agar siswa belajar dengan aktif-kreatif.

Oleh Free Online Dictionary dalam Suyono (2014:16) pengajaran , teaching/instruction, didefinisikan dengan kegiatan,praktik,pekerjaan atau profesi seorang guru atau sesuatu yang diajarkan, seni atau profesi seorang guru, kegiatan dalam mendidik atau mengajar. Dalam Brainy Quote dalam Suyono (2014:16) dinyatakan bahwa pengajaran sebagai kegiatan atau urusan tentang mengajar, apa yang diajarkan dengan instruksi.

Corey dalam Sagala (2008:61) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi terrtentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Pembelajaran efektif menurut pakar Gillbert H. Hunt dalam Rosyada (Suyono dan Haryanto, (2014:208) antaralain ; (1) sifat, (2) pengetahuan, (3) apa yang disampaikan, (4) bagaimana mengajar, (5) harapan, (6) reaksi guru terhadap siswa, (7) manajemen.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas dan mengajar dengan melibatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran.

2.2 Hasil Belajar

Dalam pembelajaran terjadi suatu aktivitas belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik dan dibimbing oleh guru, setiap akhir pembelajaran akan dilakukan penilaian / assessment. Dari penilaian tersebut guru mendapatkan hasil belajar yang dijadikan sebagai evaluasi sejauh mana siswa dapat memahami dan menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Baik itu secara pengetahuan, sikap ataupun tindakan.

Menurut Sudjana (2005 : 20) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Sudjana (2005 : 38) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendiikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Bloom (Purwanto, 2008 : 50) yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

a. Ranah kognitif Ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Krathwhl dan Anderson (2001:66-68) dimensi proses kognifif terdriri atas beberapa tingkat yaitu :

1. Remember (mengingat) Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Ketegori remember terdiri dari proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat), untuk menilai Remember , siswa diberi soal yang berkaitan dengan proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).

2. Understand (memahami) Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik. Siswa mengerti ketika mereka mampu menentukan hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka yang lalu. Kategori Understand terdiri dari proses kognitif Interpreting (menginterpretasikan), Exemplifying (memberi contoh), Classifying (menyimpulkan), Inferring (menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan).

3. Apply (menerapkan) Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal sehingga siswa terlatih untuk mengetahui prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. Kategori menerapkan (Apply) terdiri dari proses kognitif kemampuan melakukan (Executing) dan kemampuan menerapkan (Implementing).

4. Analyze (menganalisis) Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya, analisis menekankan pada kemampuan merinci sesuatu unsur pokok menjadi bagian- bagian dan melihat hubungan antar bagian tersebut. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke 4. Analyze (menganalisis) Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau bagian tersebut dengan keseluruhannya, analisis menekankan pada kemampuan merinci sesuatu unsur pokok menjadi bagian- bagian dan melihat hubungan antar bagian tersebut. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke

(differentiating), mengorganisasi (organizing) dan memberi simbol (attributing).

kemampuan

membedakan

5. Evaluate (menilai) Menilai didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement berdasar pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria sering digunakan adalah menentukan kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi, sedagkan standar digunakan dalam menentukan kuantitas maupun kualitas.evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu

bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari checking (mengecek) dan critiquing (mengkritik).

6. Create (berkreasi) Create penerimaan (merespon rangsangan), partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan), organisasi (menghubungkan nilai – nilai yang dipelajari), dan internalisasi (menjadikan nilai – nilai sebagai pedoman hidup). Hasil belajar disusun secara hirarkis mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

Didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru, produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian. Create di sini diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang koheren atau fungsional. Siswa dikatakan mampu create jika dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian ke dalam bentuk atau struktur yang belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses create umumnya berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang sebelumnya.

b. Ranah Afektif Kratwohl (Purwanto, 2008 : 51) membagi belajar afektif menjadi lima tingkat, yaitu Jadi ranah afektif adalah yang berhubungan dengan nilai – nilai

yang kemudian dihubungkan dengan sikap dan perilaku.

c. Ranah Psikomotorik Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasi belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari c. Ranah Psikomotorik Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari hasi belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari

persepsi (membedakan gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru model yang dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model hingga mencpai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan serang serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas (menciptakan gerakan dan kombinasi gerakan baru yang orisinil atau asli).

Ketiga ranah di atas menjadi obyek penilaian hasil belajar. Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah peubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manusia memiliki potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik.

Menurut Nawawi dalam K. Brahim (Susanto : 2013: 5) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2014:5) :

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdidri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta- konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian tehadap terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai – nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai – nilai sebagai standar perilaku.

Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Dalyono (2009: 55) mengemukakan faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. Sedangkan factor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi :

1) Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik dapat menganggu atau mengurangi semangat belajar. Dengan semangat belajar yang rendah tentu akan menyebabkan hasil belajar yang rendah pula.

2) Intelegensi dan bakat Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ- nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesulitan dalam belajar, lambat berpikir, sehingga hasil 2) Intelegensi dan bakat Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ- nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesulitan dalam belajar, lambat berpikir, sehingga hasil

3) Minat dan motivasi Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar. Minat belajar ynag besar cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi, sebaliknya, minat belajar kurang akan memperoleh hasil belajar yang rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh – sungguh, penuh gairah atau semangat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajar. Minat dan motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru yang menyampaikan materi dengan metode dan cara yang inovatif akan mempengaruhi juga minat dan motivasi siswanya.

4) Cara belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar anak berbeda – beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap materi pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung, audio atau dengan cara mendengarkan dari orang lain dan ada pula anak yang memiliki cara belajar kinestetik yaitu dengan gerak motoriknya misalnya dengan cara berjalan – jalan dan mengalami langsung aktivitas belajarnya.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, meliputi:

1) Keluarga Sangatlah besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam 1) Keluarga Sangatlah besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam

2) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar mempengaruhi keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan fasilitas di sekolah,keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode pengajaran guru yang inovatif dapat pula mempengaruhi hasil belajar siswa. Metode mengajar dengan model koopertif misalnya, dengan siswa belajar secara kelompok dapat merangsang siswa untuk mengadakan interaksi dengan temannya yang lain. Teknik belajar dengan teman sebaya pun dapat mengaktifkan keterampilan proses yang dimiliki oleh anak.

3) Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar siswa. Bila di sekitar tempat tinggal siswa keadaan masyarakatnya terdiri dari orang – orang yang berpendidikan, akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar. Tetapi jika di sekitar tempat tinggal siswa banyak.

Sedangkan Menurut Wasliman dalam Susanto (2014 : 12) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan faktor eksternal, sebagai berikut :

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat – marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami – istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari – hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari – hari berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Dikemukakan oleh Wasliman dalam Susanto (2014 : 12) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar peserta didik. Semakin tinggi kemampuan belajar peserta didik dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar peserta didik.

Dari pejelasan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang memengaruhi hasil belajar berasal dari faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik.

2.4 Metode Neuro Linguistic Programming

2.4.1 Pengertian Neuro Linguistic Programming (NLP)

NLP adalah sebuah metode yang memahami bahasa melalui indra dan pemograman, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan pemikiran yang mereka miliki dengan menstimulus panca indra. Dengan menerapkan metode Neuro Linguistic Programming guru dapat memahami proses belajar bahasa anak melalui otak mereka dan metode ini dapat memberikan mereka rasa nyaman akan diri mereka sendiri. Dan dengan sendirinya mereka akan menghasilkan sebuah karya tulis berdasarkan pengalaman yang mereka alami.

Fromkin and Rodman dalam Arifudin (2010:12) berpendapat bahwa, Neurolinguistik adalah kajian mengenai landasan biologis bahasa dan mekanisme otak yang berperan dalam pemerolehan dan penggunaan bahasa

(neurolinguistics is the study concerned with the biological foundation of language and the brain mechanisms underlying its acquisition and use ).

Menurut Grinder dan Bandler dalam Nathalia dan Dewi (2008:9) bahwa secara semantik, neuro mengacu pada pikiran dan cara individu