PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Pengumpulan Data

1. Survey Sebelum penelitian tentang kecerdasan emosional pada para guru yang akan menghadapi pensiun dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan survey terhadap kancah penelitian yang akan dituju. Survey ini dilakukan untuk mengetahui tentang gambaran kondisi penelitian lebih jelas lagi. Survey mulai dilakukan pada awal bulan Februari 2009, peneliti melakukan survey di rumah tempat tinggal subyek dan juga di sekolah, tempat subyek biasa mengajar.

Saat pelaksanaan survey, peneliti juga melakukan pengamatan dan wawancara pada beberapa narasumber untuk memperoleh data dan informasi tentang subyek yang nantinya juga akan diperlukan untuk penelitian.

2. Pemilihan subyek Pemilihan subyek penelitian dilakukan setelah peneliti melakukan survey. Setelah survey, peneliti memilih subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya.

B. Pelaksanaan Penelitian Pada penelitian ini, metode wawancara, observasi dan tes proyektif digunakan dalam proses pengambilan data. Penelitian secara resmi dilakukan selama awal bulan Juni hingga pertengahan bulan Juli. Wawancara antara peneliti dengan setiap subyek tidak hanya dilakukan dalam satu kali pertemuan saja, bahkan bisa dua atau sampai tiga kali pertemuan. Setelah selesai wawancara, peneliti selalu meneliti data yang telah terkumpul. Apabila ada yang kurang, peneliti menemui subyek lagi untuk melengkapinya.

Wawancara dilakukan selama beberapa kali pertemuan karena peneliti mengharapkan keterbukaan dari subyek dalam menjawab pertanyaan. Peneliti ingin menciptakan keakraban antara peneliti dengan subyek, sehingga subyek dapat merasa nyaman saat bersama peneliti. Oleh karena itu, sebelum wawancara dilakukan, peneliti melakukan pendekatan dengan subyek. Sehingga proses wawancara dapat berjalan lancar karena subyek merasa nyaman dan dapat terbuka pada peneliti. Peneliti melakukan wawancara yang mendalam berdasarka pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Selama proses wawancara, peneliti menggunakan beberapa alat bantu, antara lain tape recorder, catatan, dan pena. Setelah seluruh proses wawancara selesai, subyek diberikan TAT dan item-item pertanyaan tentang kecerdasan emosional untuk melengkapi data yang sudah terkumpul.

Observasi dilakukan selama proses wawancara berlangsung, yaitu dengan mengamati ekspresi wajah, bahasa tubuh yang muncul ketika menjawab setiap pertanyaan. Selain itu, peneliti juga mengamati subyek ketika Observasi dilakukan selama proses wawancara berlangsung, yaitu dengan mengamati ekspresi wajah, bahasa tubuh yang muncul ketika menjawab setiap pertanyaan. Selain itu, peneliti juga mengamati subyek ketika

C. Hasil Pengumpulan Data

1. Kasus I

a. Identitas Subyek Nama : SS Tempat/tanggal lahir

: Pati/10 September 1949

Jenis kelamin

: Perempuan

Pedidikan terakhir

: D2

Agama : Islam Urutan kelahiran

: Anak ke-1 dari 6 bersaudara Status : Janda Jumlah anak

b. Hasil Wawancara

1. Latar belakang keluarga Subyek adalah anak pertama dari enam bersaudara. Subyek dibesarkan dalam keadaan ekonomi menengah ke bawah. Pendidikan terakhir ayah subyek adalah SMP dan pekerjaannya sebagai panjak (orang yang mengiringi gamelan di pewayangan), 1. Latar belakang keluarga Subyek adalah anak pertama dari enam bersaudara. Subyek dibesarkan dalam keadaan ekonomi menengah ke bawah. Pendidikan terakhir ayah subyek adalah SMP dan pekerjaannya sebagai panjak (orang yang mengiringi gamelan di pewayangan),

Orang tua subyek bercerai saat usianya menginjak kelas satu sekolah dasar. Sehingga ibu subyek, subyek sendiri, dan kelima saudaranya tinggal di rumah nenek. Pada waktu itu, ibu subyek sakit dan mengharuskannya untuk mengambil cuti tahunan. Oleh karena itu, kehidupan perekonomian dirasa sulit bagi subyek. Meskipun semua kebutuhan ditanggung oleh neneknya yang bisa dibilang sukses dalam bertani, namun ibu subyek tidak mau bergantung sepenuhnya pada orang tua. Ibu subyek mengajari subyek untuk menyulam taplak, sehingga nanti dapat dijual dan mendapatkan uang. Perceraian orang tua membuat subyek sering mondar mandir antara rumah ayah dan ibunya yang berjarak 12 kilometer. Situasi seperti ini dirasa berat oleh subyek saat itu, apalagi saat itu usianya masih sangat kecil.

Subyek merasa lebih dekat dengan ibunya, karena sejak terjadi perceraian subyek tinggal bersama ibu. Sosok ibu dipandang sebagai seseorang yang bijaksana dan sabar. Ibunyalah yang mendidik subyek dan kelima saudaranya, peran ayah tidak Subyek merasa lebih dekat dengan ibunya, karena sejak terjadi perceraian subyek tinggal bersama ibu. Sosok ibu dipandang sebagai seseorang yang bijaksana dan sabar. Ibunyalah yang mendidik subyek dan kelima saudaranya, peran ayah tidak

Subyek memiliki hubungan yang baik dengan saudara- saudaranya, meskipun memiliki banyak saudara dan saat ini tinggal berjauhan namun hubungan keluarga masih terjalin dengan baik. Sampai saat ini, subyek dan saudara-saudaranya masih saling mengunjungi satu sama lain. Saat terjadi selisih paham selalu dibicarakan dengan baik-baik, sehingga terjadi kerukunan diantara mereka.

Subyek memiliki tujuh orang anak, keenam anaknya sudah lulus perguruan tinggi negeri dan lima diantaranya sudah bekerja dan sudah berkeluarga. Sedangkan, anaknya yang paling kecil masih duduk di bangku kelas dua STM, dan anak nomor dua saat ini masih menganggur karena mengalami sedikit gangguan jiwa. Hal ini terjadi karena beberapa tahun yang lalu dia mengalami patah hati, sehingga menjadi beban pikirannya. Oleh karena itu, subyek memberikan perhatian lebih pada anaknya yang nomor lima tersebut.

Saat ini subyek tinggal di rumahnya bersama ketiga anaknya, anak yang nomor dua, nomor enam, dan yang paling kecil. Subyek tinggal di rumah hanya berempat dengan ketiga anaknya, suami subyek telah meninggal dunia satu tahun yang lalu karena terserang penyakit kanker hati. Walaupun suaminya telah Saat ini subyek tinggal di rumahnya bersama ketiga anaknya, anak yang nomor dua, nomor enam, dan yang paling kecil. Subyek tinggal di rumah hanya berempat dengan ketiga anaknya, suami subyek telah meninggal dunia satu tahun yang lalu karena terserang penyakit kanker hati. Walaupun suaminya telah

2. Hubungan subyek dengan lingkungan sosial Subyek memiliki hubungan yang baik dengan tetangga di sekitar rumahnya. Sebelum menikah, subyek tinggal dengan ibunya di desa kecil daerah Tayu bernama Mojoagung. Setelah menikah, subyek tinggal di Wedarijaksa hingga saat ini. Hubungannya dengan tetangga saat di Mojoagung maupun Wedarijaksa sangatlah baik. Subyek aktif mengikuti kegiatan bersama masyarakat sekitar, misalnya arisan dengan ibu-ibu setiap satu bulan sekali ataupun pengajian bersama warga desa. Saat tetangganya sedang dilanda kesusahan, subyekpun tak segan-segan menawarkan bantuan. Maka saat subyek sendiri sedang membutuhkan bantuan, para tetangga berdatangan untuk mengulurkan bantuan.

Tak hanya hubungannya dengan tetangga saja yang dibilang baik, hubungan subyek dengan teman seprofesi juga sangatlah baik. Menurut subyek, diantara mereka terdapat sikap saling menghargai satu sama lain. Bahkan sudah ada yang Tak hanya hubungannya dengan tetangga saja yang dibilang baik, hubungan subyek dengan teman seprofesi juga sangatlah baik. Menurut subyek, diantara mereka terdapat sikap saling menghargai satu sama lain. Bahkan sudah ada yang

Hubungan subyek dengan muridpun bisa dibilang baik. Subyek merasa dekat dengan murid-muridnya, dan begitu pula sebaliknya. Para murid selalu berkunjung ke rumah subyek pada saat hari raya, dan subyekpun pernah berkunjung ke rumah muridnya jika terjadi sesuatu pada murid tersebut, misalnya saat murid sakit atau malas berangkat sekolah. Hal ini dilakukan subyek sebagai bentuk kepeduliannya pada murid.

3. Kehidupan masa kecil Pada waktu kecil, subyek mengalami masa-masa sulit. Saat kedua orang tuanya belum bercerai, keadaan perekonomian keluarga tidak menentu karena ayahnya bekerja sebagai panjak yang penghasilannya tidak pasti, tergantung dari jam terbangnya. Setelah kedua orang tuanya bercerai, keadaan perekonomianpun belum membaik meskipun sebagian kebutuhan ditanggung oleh neneknya. Hal yang membuat subyek senang di waktu kecil adalah saat kebersamaannya dengan nenek dan ibunya, subyek merasa sang nenek sangat menyayanginya, selalu melindunginya dan memenuhi segala kebutuhannya. Begitu juga dengan ibunya meskipun dengan cara yang berbeda, ibunya selalu mengajari bagaimana caranya agar dapat mendapatkan uang, sehingga subyek sudah terbiasa untuk bekerja.

Ketika kecil, subyek merasa dia dan keluarganya mengalami banyak kesulitan. Terkadang subyek ingin mengeluh dan merasa capek, karena dia anak paling tua jadi harus lebih bekerja keras dibanding adik-adiknya. Namun, keadaan yang seperti itu subyek terima dengan lapang dada dan dijalani tanpa putus asa. Saat subyek mengalami sedikit masalah dengan teman sekolahnya, subyek selalu menceritakannya dengan ibu atau neneknya, setiap ada permasalahan selalu dia bagi dengan orang lain dan tidak dipendam sendiri.

4. Kehidupan masa remaja Pada saat remaja, subyek pernah ikut dalam PNI (Partai Nasional Indonesia), subyek ingin menjadi pemudi marhaenisme. Selain itu, subyek juga aktif dalam kegiatan drumband yang selalu aktif mengadakan pertunjukan di berbagai kota, termasuk Semarang. Masyarakat memandang subyek sebagai seseorang yang aktif mengikuti kegiatan, bahkan salah seorang gurunya mengajak subyek untuk mengikuti kursus agar nantinya dapat menjadi guru, Saat itu muncul peristiwa G30S/PKI, sehingga dibutuhkan tenaga guru secara besar-besaran. Subyekpun mengikuti kursus selama 6 bulan. Setelah kursus selesai, subyek menjadi guru tidak tetap selama kurang lebih 3 bulan, kemudian subyek diangkat menjadi guru tepatnya pada 1 Juli 1967.

Berbeda dengan masa kecilnya, waktu remaja, subyek lebih suka memendam sendiri setiap masalah yang dihadapinya. Meskipun memiliki teman, namun subyek tidak pernah menceritakan masalahnya terhadap teman-temannya, ibu dan neneknyapun tidak pernah lagi diberitahu tentang masalahnya. Menurut subyek, dia sudah mulai dewasa, sedangkan waktu kecil dia selalu bercerita pada ibunya itu karena masalah yang dihadapi adalah masalah yang sepele, seputar tentang sekolah.

5. Kehidupan masa dewasa Setelah menikah subyek sempat tinggal di Mojoagung dengan suaminya selama 6 bulan, setelah itu baru pindah ke Wedarijaksa hingga sekarang. Kehidupannya dengan suami dan ketujuh anaknya sangat menyenangkan bagi subyek. Setelah menikah, subyek menceritakan setiap masalah yang dihadapinya kepada suami. Meskipun demikian, ada beberapa masalah yang memang dia pendam sendiri, dan tidak menceritakan pada suaminya.

6. Karier subyek sebagai guru Setelah selesai mengikuti kursus, subyek yang saat itu masih berumur 18 tahun diangkat menjadi guru, tepatnya pada tahun 1967. Setelah diangkat menjadi guru, subyek diwajibkan untuk mengikuti uper SPG agar setara dengan guru yang lain. Saat mendekati ujian, subyek baru saja melahirkan dan bayinya baru 6. Karier subyek sebagai guru Setelah selesai mengikuti kursus, subyek yang saat itu masih berumur 18 tahun diangkat menjadi guru, tepatnya pada tahun 1967. Setelah diangkat menjadi guru, subyek diwajibkan untuk mengikuti uper SPG agar setara dengan guru yang lain. Saat mendekati ujian, subyek baru saja melahirkan dan bayinya baru

Subyek pertama kali mengajar di Mojoagung selama kurang lebih 4 tahun. Di sana subyek mengajar adik-adiknya sendiri, meskipun demikian adik-adiknya sangat menghormati subyek saat berada di sekolah dan memanggilnya dengan sebutan ”bu guru”. Pada tahun 1972, subyek dan keluarganya pindah ke Wedarijaksa dan pada tahun itulah subyek mulai mengajar di dekat rumahnya, yaitu di SD Pagerharjo 01 hingga sekarang.

7. Kegiatan subyek di waktu luang Di waktu luang biasanya subyek mengisinya dengan melakukan kegiatan bersama masyarakat sekitar, misalnya dengan mengikuti arisan yang diselenggarakan satu bulan sekali, arisan keluarga yang diadakan setiap minggu kedua dalam satu bulan, pengajian yang diadakan setiap hari kamis dan jumat. Terkadang subyek juga mengikuti pengajian di luar kota beserta rombongan warga. Ketika tidak ada jadwal untuk arisan ataupun pengajian, biasanya subyek mengisi waktu luangnya dengan membersihkan 7. Kegiatan subyek di waktu luang Di waktu luang biasanya subyek mengisinya dengan melakukan kegiatan bersama masyarakat sekitar, misalnya dengan mengikuti arisan yang diselenggarakan satu bulan sekali, arisan keluarga yang diadakan setiap minggu kedua dalam satu bulan, pengajian yang diadakan setiap hari kamis dan jumat. Terkadang subyek juga mengikuti pengajian di luar kota beserta rombongan warga. Ketika tidak ada jadwal untuk arisan ataupun pengajian, biasanya subyek mengisi waktu luangnya dengan membersihkan

Subyek mengaku melakukan beberapa kegiatan dengan rutin untuk mengisi kekosongannya, terlebih lagi jika anak- anaknya belum pulang ke rumah. Setelah pulang dari mengajar, subyek istirahat sebentar, kemudian membersihkan halaman dan seisi rumahnya.

c. Hasil Observasi Subyek berbadan kecil, tinggi badannya sekitar 157 cm, berkulit sawo matang, dan rambutnya panjang serta ikal, biasanya rambut panjangnya itu diikat dan digulung ke atas hingga terlihat rapi. Dalam kehidupan sehari-hari, subyek selalu mengenakan daster jika di rumah. Namun saat keluar rumah, subyek selalu berpenampilan rapi dengan mengenakan busana muslim dan berjilbab.

Halaman rumah subyek lumayan luas dan terdapat beberapa jenis tanaman yang selalu dirawatnya. Di halaman tersebut juga ada dua pohon mangga yang berbatang besar, sehingga teras rumah terasa asri. Rumah subyek lumayan besar, terdiri dari dua bagian yang dijadikan satu. Bagian depan adalah rumah miliknya dan suami, sedangkan bagian belakang yang terlihat seperti bangunan tua adalah rumah peninggalan mertuanya. Selama ini subyek menerima tamunya di ruang tamu bagian belakang. Di sana terdapat empat kursi tamu, satu meja, dan satu meja antik peninggalan mertuanya. Di dinding juga Halaman rumah subyek lumayan luas dan terdapat beberapa jenis tanaman yang selalu dirawatnya. Di halaman tersebut juga ada dua pohon mangga yang berbatang besar, sehingga teras rumah terasa asri. Rumah subyek lumayan besar, terdiri dari dua bagian yang dijadikan satu. Bagian depan adalah rumah miliknya dan suami, sedangkan bagian belakang yang terlihat seperti bangunan tua adalah rumah peninggalan mertuanya. Selama ini subyek menerima tamunya di ruang tamu bagian belakang. Di sana terdapat empat kursi tamu, satu meja, dan satu meja antik peninggalan mertuanya. Di dinding juga

Subyek sering terlihat membawa tasbih, apalagi jika tidak ada yang dikerjakan. Saat peneliti datang ke rumahnya, subyek selalu menyambut dengan hangat. Sikap subyek yang seperti itu membuat jalannya wawancara menjadi lancar, selain itu subyek juga seseorang yang mudah untuk ditemui meskipun memiliki banyak aktivitas. Selama proses wawancara belangsung, wajah subyek selalu terlihat berseri-seri, dan menjawab setiap pertanyaan dengan jelas dan lancar. Subyek merupakan seseorang yang suka bercerita, setiap peneliti mengajukan satu pertanyaan, subyek menjawabnya dengan panjang lebar bahkan terkadang diselingi dengan bercanda.

Beberapa gigi subyek yang terdapat di rahang bawah sudah ompong, jadi subyek menggunakan gigi palsu saat berinteraksi dengan orang lain. Pernah suatu saat ketika subyek tidak memakai gigi palsunya ketika akan diwawancarai, awalnya subyek sedikit khawatir jika nantinya kurang jelas dalam berbicara. Meskipun demikian, subyek tetap bersedia untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti seperti biasa.

Hubungan subyek dengan murid-muridnya bisa dibilang baik. Di sekolah, terlihat bahwa murid-murid cukup dekat dengan subyek. Hal ini terlihat ketika waktu istirahat tiba, ada beberapa murid yang sengaja datang ke kantor hanya untuk ngobrol dengan subyek, bahkan

ada yang menanyakan tentang pelajaran yang tidak dimengerti. Subyekpun menanggapinya dengan senang hati, terlihat bibirnya selalu tersenyum di depan muridnya dan dengan sabar subyek menjelaskan beberapa hal yang tidak dimengerti oleh muridnya. Hal itu tidak hanya terjadi di sekolah saja, pernah suatu ketika saat peneliti berkunjung ke rumah subyek, di rumahnya sudah ada satu murid yang minta diajari bahasa jawa, karena memang subyek adalah guru bahasa jawa. Hubungan subyek dengan teman sejawatnya juga baik. Hal ini terlihat ketika salah satu temannya ada kepentingan sehingga meninggalkan kelas, subyek dengan senang hati membantu temannya untuk mengontrol kelas. Saat waktu luang, subyek mengobrol bersama teman-temannya dengan hangat, dan mereka juga dapat bercanda.

Selama proses wawancara, subyek selalu mudah untuk ditemui karena subyek lebih sering di rumah kecuali jika ada acara pengajian di luar kota. Setelah wawancara selesai, peneliti menanyakan pada subyek kapan mempunyai waktu untuk melakukan tes. Ketika tiga hari sebelum pelaksanaan TAT, tiba-tiba subyek menghubungi peneliti dan membatalkan janji. Sehingga pelaksanaan TAT sempat tertunda empat hari.

d. Hasil TAT Subyek sebenarnya memiliki kecemasan atau ketakutan tentang sesuatu hal. Dalam hal ini, subyek mengalami kecemasan akan datangnya masa pensiun. Kecemasan bisa muncul dikarenakan anak

subyek yang masih kecil masih duduk di bangku kelas dua STM, sehingga subyek sudah memikirkan biaya untuk kuliah anaknya. Subyek memiliki kecenderungan bekerja untuk mendapatkan uang. Hal ini karena sejak kecil subyek sudah terbiasa bekerja keras untuk memperoleh uang, apalagi sejak kedua orang tuanya berpisah. Subyek merupakan individu yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Di usianya yang sudah tidak muda lagi subyek masih ingin untuk mempelajari banyak hal, subyek ingin mempelajari gamelan, ingin belajar membordir pakaian, dan ingin memperdalam pengetahuannya tentang agama. Terkadang subyek ingin ketenangan, ingin beristirahat, subyek pernah mengatakan bahwa sebenarnya menginginkan pensiun. Namun jika pensiun, subyek bingung memikirkan biaya untuk sekolah anaknya di perguruan tinggi. Disamping itu, subyek ingin merasakan kebebasan dan kebutuhan akan pengalaman baru. Oleh karena itu subyek rajin mengikuti pengajian bersama teman-temannya meskipun lokasinya berada di luar kota. Subyek cenderung cepat setuju untuk bekerjasama, patuh pada usulan orang lain. Oleh karena itu, ketika subyek ditawari untuk mengajar lagi selama satu semester setelah pensiun, subyek langsung menyetujuinya tanpa berpikir panjang.

Subyek sebenarnya memiliki kecenderungan untuk memberi simpati atau memuaskan kebutuhan orang lain, terlihat dari sikapnya yang selalu bersedia jika tetangga membutuhkan bantuannya dan sejak salah satu anaknya mengalami gangguan kejiwaan, subyek selalu

memenuhi kebutuhan si anak serta selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya tersebut. Selain itu, subyek juga memiliki kecenderungan untuk mengajar, memberi tahu, dan mengontrol serta mengatur orang lain. Hal ini dilakukan subyek terhadap anak-anaknya, subyek selalu memberi tahu anak-anaknya tentang hal yang baik dan buruk, serta memberi mereka nasehat agar selalu melanjutkan pendidikan, minimal hingga sarjana. Terkadang subyek mengalami perasaan sedih, tidak bahagia, putus asa, kecewa, menyesal. Namun subyek sering memasrahkan semuanya kepada Tuhan. Terlihat bahwa dalam kehidupannya, subyek telah mengalami banyak hal. Meskipun demikian, subyek sering mengatakan bahwa semuanya itu merupakan kehendak Tuhan dan sebagai manusia hanya bisa menerimanya. Subyek merupakan seseorang yang senang menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain. Terbukti bahwa hubungannya dengan teman- teman sejawatnya juga baik, dan teman-temannyapun menyukai subyek karena dipandang sebagai orang yang baik dan senang membantu orang lain.

Subyek selalu bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu, subyek cenderung menetapkan standar perilaku yang tinggi untuk diri sendiri dan bekerja secara mandiri untuk mencapai standar itu. Selain itu, subyek juga menginginkan untuk bebas dan menjadi mandiri. Hal ini terbukti dari sikapnya yang menyekolahkan anak-anaknya dengan kemampuannya sendiri beserta suami ketika masih hidup, tanpa

bantuan dari orang lain. Ketika suaminya sudah meninggalpun, subyek ingin menyekolahkan anaknya yang paling kecil dengan usahanya sendiri. Meskipun kelima anaknya sudah bekerja, subyek tidak ingin meminta bantuan dari mereka. Di sisi lain, subyek sebenarnya memiliki kecenderungan untuk meminta bantuan dan perlindungan dari orang, serta memiliki ketergantungan terhadap orang lain. Hal ini mungkin karena subyek kehilangan suami yang dicintainya, dan sebentar lagi subyek akan menghadapi pensiun, yang tentunya penghasilan juga akan berkurang.

e. Hasil item pertanyaan kecerdasan emosional Dari 15 item pertanyaan yang diberikan pada subyek, terlihat bahwa subyek memiliki kecerdasan emosional tinggi. Hal yang terlihat rendah dari diri subyek hanyalah penerimaannya. Sedangkan kesadaran emosional, keasadaran aktif, dan empatinya tergolong tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosionalnya tinggi.

f. Analisa kasus I Berdasarkan hasil wawancara, observasi, tes TAT, dan item- item pertanyaan kecerdasan emosional yang dilakukan kepada subyek, dapat diketahui bahwa :

1. Subyek memiliki kecerdasan emosional tinggi. Hal ini dapat dilihat dari :

a. Kesadaran emosional

Melalui item-item pertanyaan kecerdasan emosional terlihat bahwa kesadaran emosional subyek tinggi. Hal ini juga terlihat dari cara subyek dalam memberikan tanggapan terhadap konflik dan ketidakpastian. Ketika mengalami masa-masa sulit saat kecil, subyek tidak pernah mengeluh, bahkan subyek membantu ibunya untuk mendapatkan penghasilan yang lebih.

b. Penerimaan Penerimaan subyek tergolong rendah. Subyek mengatakan bahwa pensiun akan diterima karena memang sudah masanya. Mau tidak mau subyek harus pasrah karena memang sudah ketentuannya. Oleh karena itu, muncul kekhawatiran mengenai pendapatan yang akan berkurang karena sebenarnya subyek tidak bisa menerima bahwa dirinya akan pensiun.

c. Kesadaran aktif Dari 15 item pertanyaan kecerdasan emosional, terlihat bahwa kesadaran aktif subyek terbilang tinggi. Subyek mengetahui dirinya sendiri serta menyadari emosi-emosi dan pikiran- pikirannya. Meskipun subyek menyadari emosi-emosinya, subyek tidak pernah menceritakan masalahnya dengan orang lain.

d. Empati Dari 15 item pertanyaan kecerdasan emosional, terlihat bahwa empati subyek tinggi. Hal ini terlihat dalam kehidupan sehari- d. Empati Dari 15 item pertanyaan kecerdasan emosional, terlihat bahwa empati subyek tinggi. Hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-

2. Reaksi subyek dalam menghadapi masalah yang muncul saat masa pensiun datang. Munculnya reaksi dari subyek dapat dilihat dari :

a. Berkurangnya pendapatan Subyek mengutarakan bahwa terkadang khawatir jika memikirkan pendapatannya nanti, karena subyek masih memiliki satu orang anak yang masih duduk di bangku kelas dua STM. Subyek juga sudah memikirkan biaya kuliah untuk anaknya tersebut. Namun subyek juga sudah menemukan solusinya, subyek berniat untuk melakukan kredit di bank, sehingga anaknya masih bisa kuliah. Bahkan subyek sudah memiliki rencana jika mendapat uang pensiun nanti, subyek akan membuat warung sederhana untuk anaknya yang masih menganggur.

b. Hilangnya pekerjaan setelah pensiun Subyek memiliki banyak kesibukan, oleh karena itu subyek tidak terlalu mempermasalahkan jika pensiun kelak. Kegiatannya di masyarakat sangatlah beragam, subyek sering sekali mengikuti pengajian, selain itu subyek juga mempunyai b. Hilangnya pekerjaan setelah pensiun Subyek memiliki banyak kesibukan, oleh karena itu subyek tidak terlalu mempermasalahkan jika pensiun kelak. Kegiatannya di masyarakat sangatlah beragam, subyek sering sekali mengikuti pengajian, selain itu subyek juga mempunyai

c. Berkurangnya kebersamaan dengan murid Puluhan tahun mengajar membuat subyek sangat menyayangi murid-muridnya. Saat mengajarpun subyek tidak pernah membeda-bedakan antara murid yang satu dengan yang lain. Jika pensiun nantinya, subyek yakin bahwa murid-muridnya akan tetap berkunjung ke rumahnya, jadi subyek tidak merasa khawatir jika kebersamaan dengan murid akan berkurang.

d. Kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari Subyek hanya tinggal berempat di rumahnya. Subyek mengatakan bahwa jika pensiun nanti meskipun pendapatan juga berkurang, namun kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih bisa. Hanya saja yang masih membuat subyek khawatir adalah mengenai kebutuhan anaknya yang akan kuliah nanti.

e. Menganggur, bosan Subyek mengaku sering sekali bosan jika berada di rumah sendiri, oleh karena itu subyek sering menyibukkan dirinya dengan pekerjaan rumah, misalnya menata rumah ataupun merawat tanamannya. Banyaknya kegiatan di luar, hal itu juga dilakukan subyek untuk mengantisipasi kebosanannya.

f. Kesepian Terkadang sendirian di rumah membuat subyek merasa kesepian. Ketika anak-anaknya belum pulang ke rumah, yang bisa dilakukan subyek hanyalah menonton televisi.

Tabel 1 Reaksi Menghadapi Pensiun

Pendapatan berkurang

Tinggi

Pekerjaan hilang

Rendah

Kebersamaan dengan murid berkurang

Rendah

Kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari

Rendah

Menganggur, bosan

: Reaksi Rendah ++

: Reaksi Sedang +++

: Reaksi Tinggi

Tabel 2 Keterampilan Emosional Subyek 1

Keterampilan Emosional Intensitas

Kesadaran emosional Tinggi

Penerimaan Rendah

Kesadaran aktif Tinggi

Empati Tinggi

Diagram 2

Diagram Kecerdasan Emosional Guru yang Menghadapi Pensiun Subyek 1

Kesadaran Emosional Penerimaan Rendah Tinggi

Kecerdasan Emosional Tinggi

Kesadaran Aktif Empati Tinggi Tinggi

Pensiun

Pendapatan

Kebersamaan dengan berkurang murid berkurang

Pekerjaan hilang

-subyek tidak

-Subyek sangat

-subyek yakin kalau mengkhawatirkan

terlalu khawatir

muridnya akan sering biaya bagi kuliah

karena memiliki banyak kesibukan

berkunjung anaknya

Kesulitan memenuhi

Kesepian kebutuhan sehari-hari

Menganggur, bosan

-subyek merasa -menurut subyek,

-banyaknya kegiatan

kesepian jika mengenai kebutuhan

yang selama ini

sendiri di rumah sehari-hari masih

dilakukan adalah untuk

antisipasi kebosanan

bisa tercukupi

Cemas karena pendapatan berkurang

2. Kasus II

a. Identitas Subyek Nama : N Tempat/tanggal lahir

: 15 November 1950

Jenis kelamin

: Laki-laki

Pedidikan terakhir

: D2

Agama : Katolik Urutan kelahiran

: Anak ke-1 dari 6 bersaudara Status : Menikah Jumlah anak

:3

b. Hasil Wawancara

1. Latar belakang keluarga Subyek dilahirkan di kecamatan Juwiring, kota Klaten. Subyek adalah anak pertama dari enam bersaudara, keadaan ekonomi keluarganya tergolong menengah ke bawah. Pendidikan terakhir ayah subyek adalah SD sedangkan ibunya tidak pernah mengenyam pendidikan. Pekerjaan kedua orang tuanya adalah sebagai petani. Hingga saat ini ibu subyek masih hidup dan tinggal di Juwiring, sedangkan ayahnya telah meninggal dunia sejak subyek duduk di bangku kelas empat sekolah dasar.

Sejak ayahnya meninggal, subyek dan ibunya harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Subyek merupakan anak sulung

jadi subyeklah yang membantu ibunya untuk mengurus sawah milik keluarga. Keadaan perekonomian keluarga menjadi semakin sulit sejak ayahnya meninggal. Setelah pulang sekolah, subyek harus pergi ke sawah untuk membantu ibunya mengurus padi yang ditanamnya. Bahkan tidak jarang juga ketika tengah malam subyek harus mengairi sawah sendirian, karena memang air untuk mengairi sawah baru tersedia saat tengah malam. Meskipun dirasa sangat sulit bagi subyek, namun hal itu tetap dijalaninya sebagai rasa tanggung jawab sebagai anak sulung.

Subyek merasa lebih dekat dengan ibunya, hal ini mungkin dikarenakan ayahnya sudah meninggal saat subyek masih kecil. Ibu dipandang sebagai sosok yang sabar dan bijaksana. Jika diantara anak-anaknya sedang menghadapi masalah atau berselisih paham, ibu subyek selalu dapat memberi jalan keluar, sehingga anak- anaknya dapat rukun satu sama lain.

Hubungan subyek dengan kelima saudaranya masih terjalin baik hingga saat ini, mereka masih saling mengunjungi satu sama lain. Subyek dan saudara-saudaranya juga mengadakan arisan yang diadakan sebulan sekali dan tempat yang berpindah-pindah untuk menjalin tali silaturahmi antar saudara.

Subyek sendiri mempunyai tiga orang anak, anak yang pertama telah menikah dan tinggal di Kudus, anak yang kedua belum menikah namun sudah bekerja sebagai guru di salah satu Subyek sendiri mempunyai tiga orang anak, anak yang pertama telah menikah dan tinggal di Kudus, anak yang kedua belum menikah namun sudah bekerja sebagai guru di salah satu

Saat ini subyek tinggal di rumahnya bersama istri dan anaknya yang paling kecil. Sedangkan anaknya yang nomer dua hanya sesekali pulang jika ada hari libur, karena anak yang nomer dua ini tinggal di kos dekat sekolah tempatnya bekerja.

2. Hubungan subyek dengan lingkungan sosial Subyek memiliki hubungan yang baik dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya, di Wedarijaksa. Sebelum subyek menjadi guru di kota Pati, subyek tinggal di Juwiring bersama kelima saudara dan ibunya. Ketika di sana hubungan subyek dengan tetangga juga bisa dibilang sangat baik. Subyek sering berinteraksi dengan teman-teman seumurannya. Sekarang ini di Wedarijaksa subyek juga sering mengikuti kegiatan bersama masyarakat sekitar. Arisan bapak-bapak yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali juga diikutinya dengan rajin. Selain itu, saat ada acara di gereja, subyek juga selalu ikuti serta karena kebetulan gereja yang biasa digunakan untuk beribadah subyek itu terletak tidak jauh dari rumah.

Selain hubungan baiknya dengan para tetangga, subyek juga memiliki hubungan yang baik dengan rekan seprofesinya. Terkadang subyek merasa sedikit kesal dengan sikap rekannya yang tidak bisa bekerja sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, subyek sering menegur rekannya tersebut secara halus, karena subyek ingin menjaga hubungan baik dengan rekannya..

Hubungannya dengan murid juga sangat baik. Meskipun subyek seorang kepala sekolah dan jarang bersinggungan dengan murid dalam hal mengajar, namun meskipun demikian saat sekolah sedang kekurangan guru karena ada guru yang tidak masuk, subyek dengan sukarela berkenan untuk mengajar. Sebagai kepala sekolah, subyek sangat memperhatikan anak buah dan murid-muridnya. Ketika ada murid yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit atau memang malas sekolah, subyek selalu menyempatkan waktu untuk datang berkunjung di rumahnya. Hal ini dilakukan subyek sebagai bentuk simpati terhadap murid-muridnya.

3. Kehidupan masa kecil Masa kecil dirasakan sebagai masa-masa yang paling sulit bagi subyek. Kedua orang tuanya bekerja sebagai petani, seluruh perekonomian keluarga bertopang pada hasil pertaniannya. Pada waktu itu dalam kesehariannya setiap orang, sangatlah beruntung sekali jika dapat makan nasi setiap harinya. Namun subyek salah 3. Kehidupan masa kecil Masa kecil dirasakan sebagai masa-masa yang paling sulit bagi subyek. Kedua orang tuanya bekerja sebagai petani, seluruh perekonomian keluarga bertopang pada hasil pertaniannya. Pada waktu itu dalam kesehariannya setiap orang, sangatlah beruntung sekali jika dapat makan nasi setiap harinya. Namun subyek salah

Keadaan yang sudah sulit itu bertambah sulit ketika ayahnya meninggal saat subyek duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Sejak saat itu, ibunyalah yang bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Ibu subyek bekerja mengurusi sawah miliknya, tentunya subyek juga ikut andil dalam hal ini. Setelah pulang sekolah, subyek selalu pergi ke sawah untuk membantu ibunya. Hal ini dilakukannya karena subyek merasa bertanggungjawab terhadap keluarganya sebagai anak tertua. Tidak hanya itu, pada malam haripun subyek sering ke sawah untuk mengairi sawah. Keadaan perekonomian menjadi semakin sulit waktu itu, karena perekonomian keluarga masih bergantung pada hasil pertanian, sedangkan ibunya tidak memiliki pekerjaan sambilan selain mengurusi sawah.

Subyek merasa sangat dekat dengan ibunya, hal ini dikarenakan ayahnya sudah meninggal dunia. Setiap kali subyek memiliki masalah dengan teman sekolahnya, subyek selalu bercerita pada ibunya. Ibu subyek selalu membuat subyek merasa nyaman, karena ibunya selalu memberinya nasihat untuk tidak menjadi anak yang nakal karena subyek sudah tidak memiliki ayah lagi. Meskipun subyek sering bercerita tentang hal-hal yang dialaminya pada sang ibu, namun subyek tidak pernah mengeluh di Subyek merasa sangat dekat dengan ibunya, hal ini dikarenakan ayahnya sudah meninggal dunia. Setiap kali subyek memiliki masalah dengan teman sekolahnya, subyek selalu bercerita pada ibunya. Ibu subyek selalu membuat subyek merasa nyaman, karena ibunya selalu memberinya nasihat untuk tidak menjadi anak yang nakal karena subyek sudah tidak memiliki ayah lagi. Meskipun subyek sering bercerita tentang hal-hal yang dialaminya pada sang ibu, namun subyek tidak pernah mengeluh di

4. Kehidupan masa remaja Saat masuk SPG (Sekolah Pendidikan Guru) subyek tidak lagi tinggal bersama ibu dan kelima saudaranya. Subyek mulai tinggal dengan saudara dari ibunya yang tinggal di Solo, karena SPG tempat subyek menuntut ilmu keguruan berada di Solo. Saat tinggal di Solo, subyek merasa senang karena merasa lebih bebas. Subyek dapat bersama teman-temannya dan tidak lagi mengurus tanah pertaniannya, karena yang menggantikannya membantu ibunya di sawah adalah adik-adiknya. Meskipun tinggal di rumah saudara, subyek tidak pernah merasa dibeda-bedakan di sana. Bahkan sebaliknya, subyek merasa diperhatikan dan disayangi. Hal ini terlihat dari sikap saudaranya tersebut yang lebih dekat dan lebih perhatian padanya meskipun saudaranya tersebut memiliki adik kandung yang juga seumuran dengan subyek.

Hal itulah yang membuat subyek merasa betah tinggal di rumah saudara sendiri daripada harus tinggal di kos-kosan. Meskipun subyek merasa dekat dengan saudaranya tersebut, namun subyek tidak pernah bercerita padanya apabila subyek sedang mengalami masalah, bahkan dia juga tidak pernah bercerita pada temannya. Subyek tidak pernah mengalami masalah yang serius dengan teman-temannya, karena banyak orang Hal itulah yang membuat subyek merasa betah tinggal di rumah saudara sendiri daripada harus tinggal di kos-kosan. Meskipun subyek merasa dekat dengan saudaranya tersebut, namun subyek tidak pernah bercerita padanya apabila subyek sedang mengalami masalah, bahkan dia juga tidak pernah bercerita pada temannya. Subyek tidak pernah mengalami masalah yang serius dengan teman-temannya, karena banyak orang

5. Kehidupan masa dewasa Setelah lulus SPG subyek ditempat di Pati, di sana subyek tinggal di kos milik seorang pengawas sekolah. Semenjak tinggal di sana, subyek mulai dekat dengan putri dari pengawas tersebut, hingga akhirnya mereka menikah. Kehidupannya bersama istri sangatlah bahagia dan membuahkan tiga orang anak. Sejak menikah hingga saat ini subyek tinggal dengan keluarganya di Wedarijaksa. Setelah memiliki istri, subyek mulai berbagi cerita kepadanya, setiap ada masalahpun dibicarakan bersama dengan istrinya.

6. Karier sebagai guru Subyek lulus SPG ketika berumur 20 tahun. Sebelum pengangkatan, subyek mengikuti tes terlebih dahulu di daerah Klaten, karena subyek merupakan angkatan inpres jadi harus setuju jika akan ditempatkan di daerah-daerah. Oleh karena itu, setelah lolos tes subyek diangkat menjadi pegawai negeri pada tahun 1975 dan ditempatkan di Tegalharjo, yang merupakan desa tertinggal di daerah kota Pati. Di sana masih sulit untuk mencari angkutan kota, sehingga subyek mencari kos yang lokasinya dekat dari sekolah tempatnya mengajar. Meskipun demikian, subyek harus berjalan 6. Karier sebagai guru Subyek lulus SPG ketika berumur 20 tahun. Sebelum pengangkatan, subyek mengikuti tes terlebih dahulu di daerah Klaten, karena subyek merupakan angkatan inpres jadi harus setuju jika akan ditempatkan di daerah-daerah. Oleh karena itu, setelah lolos tes subyek diangkat menjadi pegawai negeri pada tahun 1975 dan ditempatkan di Tegalharjo, yang merupakan desa tertinggal di daerah kota Pati. Di sana masih sulit untuk mencari angkutan kota, sehingga subyek mencari kos yang lokasinya dekat dari sekolah tempatnya mengajar. Meskipun demikian, subyek harus berjalan

Kira-kira empat tahun, yaitu awal tahun 1980 subyek diangkat menjadi kepala sekolah di Tegalharjo. Kemudian pada tahun 1991, setelah subyek menikah dan pindah rumah di Wedarijaksa, subyek mengusulkan untuk dipindahkan ke SD Karanglegi dengan alasan agar anak-anaknya kelak tidak susah mencari sekolah. Subyek berpikir, jika tinggal di Wedarijaksa setidaknya anak-anaknya nanti dapat bersekolah di kota Pati, sehingga tidak terlalu jauh. Dari SD Karanglegi subyek pindah lagi ke SD Trangkil 1 dan kemudian pada tahun 2003 pindah lagi ke SD Ketanen hingga saat ini.

7. Kegiatan subyek di waktu luang Subyek selalu mengisi waktu luangnya dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Subyek sering pergi ke gereja ketika tidak ada kegiatan di rumah atau jika di gereja sedang ada acara subyek selalu menyempatkan waktu untuk datang kesana, apalagi jarak antara gereja dengan rumahnya sangatlah dekat, bahkan bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki saja. Arisan warga yang diselenggarakan satu bulan sekali juga diikutinya untuk mengisi kesibukan dan menjalin keakraban dengan masyarakat sekitar. Jika tidak ada acara di gereja, biasanya subyek hanya di rumah merawat 7. Kegiatan subyek di waktu luang Subyek selalu mengisi waktu luangnya dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Subyek sering pergi ke gereja ketika tidak ada kegiatan di rumah atau jika di gereja sedang ada acara subyek selalu menyempatkan waktu untuk datang kesana, apalagi jarak antara gereja dengan rumahnya sangatlah dekat, bahkan bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki saja. Arisan warga yang diselenggarakan satu bulan sekali juga diikutinya untuk mengisi kesibukan dan menjalin keakraban dengan masyarakat sekitar. Jika tidak ada acara di gereja, biasanya subyek hanya di rumah merawat

c. Hasil Observasi Subyek berbadan tegap, tinggi dan besar. Memiliki kulit sawo matang, rambutnya lurus dan sudah ada yang mulai memutih.dalam kesehariannya ketika di rumah, subyek sering mengenakan celana pendek dan kaos. Namun jika akan keluar rumah atau kedatangan tamu di rumahnya, subyek selalu mengganti celana pendeknya dengan celana panjang, atau bahkan mengganti kaosnya juga dengan pakaian yang lebih rapi, sehingga subyek selalu terlihat rapi di depan orang lain.

Rumah subyek tidak terlalu besar namun terlihat bersih dan rapi. Hal ini terlihat dari penataan barang-barang di rumahnya yang tertata rapi. Di rumah tersebut terdapat tiga kamar tidur, kamar tidur untuk subyek dan istrinya, untuk anaknya yang paling kecil, dan satu lagi digunakan untuk anaknya yang nomer dua ketika pulang ke rumah. Halaman rumahnya juga tidak terlalu luas, di sana terdapat berbagai macam tanaman yang subyek rawat bersama istrinya. Meskipun halamannya tidak terlalu luas, namun subyek menyisakan sedikit tempat untuk memarkirkan mobilnya di halaman. Selain itu, terlihat pula sangkar burung yang di dalamnya terdapat satu burung kecil berwarna kuning yang bisa menirukan suara apa saja, sehingga membuat subyek menyukainyanya dan dirawat dengan baik. Di dalam Rumah subyek tidak terlalu besar namun terlihat bersih dan rapi. Hal ini terlihat dari penataan barang-barang di rumahnya yang tertata rapi. Di rumah tersebut terdapat tiga kamar tidur, kamar tidur untuk subyek dan istrinya, untuk anaknya yang paling kecil, dan satu lagi digunakan untuk anaknya yang nomer dua ketika pulang ke rumah. Halaman rumahnya juga tidak terlalu luas, di sana terdapat berbagai macam tanaman yang subyek rawat bersama istrinya. Meskipun halamannya tidak terlalu luas, namun subyek menyisakan sedikit tempat untuk memarkirkan mobilnya di halaman. Selain itu, terlihat pula sangkar burung yang di dalamnya terdapat satu burung kecil berwarna kuning yang bisa menirukan suara apa saja, sehingga membuat subyek menyukainyanya dan dirawat dengan baik. Di dalam

Setiap saat ketika peneliti datang ke rumahnya, subyek mempersilahkan peneliti untuk duduk dan kemudian mengganti pakaiannya sehingga terlihat lebih rapi. Subyek selalu menyambut peneliti dengan ramah dan hangat. Subyek sedikit sulit ditemui jika pagi atau siang hari, meskipun saat mengadakan penelitian, peneliti memilih hari libur tahun ajaran baru. Hal ini dikarenakan subyek sering mengikuti rapat bersama teman-teman seprofesinya. Lain halnya jika malam hari, subyek lebih sering berada di rumah bersama keluarganya. Sehingga peneliti memilih malam hari jika akan berkunjung ke rumah subyek. Selama proses wawancara berlangsung, subyek selalu memperlihatkan wajah yang selalu tersenyum dan menyenangkan. Ketika diberi pertanyaanpun subyek menanggapinya dengan senang hati dan menjawab setiap pertanyaan dengan lancar, meskipun pada awal pertemuan subyek hanya sedikit berbicara, namun setelah peneliti datang ke rumahnya beberapa kali, subyek menjadi lebih terbuka dengan peneliti dan bahkan sering mengajak peneliti untuk bercanda.

Hubungan subyek dengan murid-muridnya sangat baik. Meskipun sebagai kepala sekolah dan jarang masuk kelas untuk mengajar, namun terlihat jika murid-muridnya sangat menghormati subyek. Subyek merupakan kepala sekolah yang bertanggungjawab, dapat memimpin dan mengatur anak buahnya dengan baik. Rekan kerjanya juga tidak pernah merasa keberatan dengan pola kepemimpinan subyek. Rekan-rekannya memandang subyek sebagai pemimpin yang berwibawa, dan apa yang dilakukan subyek diketahui oleh rekannya bahwa itu semua untuk kepentingan sekolah dan orang- orang yang berada di dalamnya, tanpa terkecuali.

d. Hasil TAT Subyek memiliki kecenderungan untuk mencari atau menikmati ketenangan, beristirahat, terkadang merasa lelah. Hal ini dikarenakan lamanya subyek mempunyai kewajiban sebagai kepala sekolah, memiliki tanggungjawab dan harus mengatur anak buahnya. Terlihat bahwa sebenarnya subyek ingin mengorganisasikan, membangun, menempatkan sesuatu atau mengatur sesuatu menjadi susunan yang baru, hal ini diterapkan subyek dalam mengatur anak buah dan seluruh anak buahnya. Subyek mempunyai rasa ingin tahu, mencari, menyelidiki, melihat, dan menginspeksi. Sehingga dengan adanya hal itu, subyek dapat mengetahui anak buah yang mana yang tidak dapat menjalankan tugas dengan baik, maka harus ditindaklanjuti. Sebenarnya subyek ingin merasakan kebebasan dan

kebutuhan akan pengalaman baru. Hal ini terungkap dari perkataan subyek bahwa setelah pensiun nanti subyek ingin melakukan pekerjaan yang baru. Datangnya masa pensiun sebenarnya tidak terlalu disukai oleh subyek namun karena hal itu akan tetap menghampirinya, maka subyek menerimanya dengan pasrah, meskipun sebenarnya subyek masih ingin bersinggungan dengan dunia pendidikan. Subyek menyerah secara pasif pada kekuatan luar. Terdapat kecenderungan subyek untuk mencari atau menikmati kenangan atau kesan yang menyenangkan. Di waktu luangnya, terkadang subyek memikirkan dan membayangkan bagaimana seandainya suatu hari masa pensiun itu benar-benar datang, hal-hal yang menyenangkan di sekolah selalu membayangi pikirannya.

Terdapat kecemasan atau ketakutan tentang sesuatu hal. Jika masa pensiun datang, subyek cemas memikirkan pekerjaan yang nantinya dapat menggantikan pekerjaan yang sebelumnya. Subyek cenderung memberi simpati, atau memuaskan kebutuhan orang lain. Oleh karena itu, subyek sudah mempunyai tabungan yang memang sudah dipersiapkan untuk membiayai kuliah anaknya yang paling kecil, karena jika hanya mengandalkan uang pensiun dirasa tidak akan cukup. Sebenarnya subyek memiliki kecenderungan untuk menangis, meminta bantuan, perlindungan. Dalam hal ini, subyek masih mengalami kebingungan menentukan pekerjaan yang nantinya akan dilakukan, khawatir jika nantinya tidak akan ada pekerjaan yang bisa

dilakukannya, sehingga subyek sudah menghubungi temannya untuk membicarakan mengenai hal itu. Temannya tersebut sempat menawari subyek pada satu pekerjaan, teman menjelaskan apa saja yang nantinya harus dikerjakan dan kelihatannya subyek juga tertarik. Subyek menginginkan kebebasan dan perubahan. Maka dari itu, setelah pensiun nanti subyek ingin memiliki pekerjaan yang bisa dikelolanya sendiri, dipegang dan dijalankan sendiri, sehingga tidak merasa terikat. Kecenderungan untuk memberi tahu, mengajar, memberi instruksi terdapat dalam diri subyek. Sehingga jabatannya sebagai kepala sekolah sangatlah pantas baginya. Cenderung bertindak untuk kesenangan, tanpa tujuan jelas selain kesenangan itu sendiri. Terbukti dari kegiatannya di waktu luang untuk mengurus burung peliharaannya.

Ada kecenderungan bertindak untuk menghindari kesalahan atau penolakan. Subyek telah menyiapkan tabungan untuk biaya pendidikan anaknya jauh-jauh hari, sehingga nantinya tidak mengalami kesulitan keuangan dalam keluarganya. Subyek sebenarnya memiliki kecenderungan untuk mengontrol, mengatur, dan mempengaruhi. Di lingkungan sekolah, subyek mengatur anak buahnya dan juga di rumah subyek berlaku sebagai kepala keluarga yang selalu mengontrol keadaan rumah tangganya, mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan keluarganya. Subyek bekerja cenderung untuk mendapatkan uang. Bahkan saat pensiun nanti berencana untuk tetap Ada kecenderungan bertindak untuk menghindari kesalahan atau penolakan. Subyek telah menyiapkan tabungan untuk biaya pendidikan anaknya jauh-jauh hari, sehingga nantinya tidak mengalami kesulitan keuangan dalam keluarganya. Subyek sebenarnya memiliki kecenderungan untuk mengontrol, mengatur, dan mempengaruhi. Di lingkungan sekolah, subyek mengatur anak buahnya dan juga di rumah subyek berlaku sebagai kepala keluarga yang selalu mengontrol keadaan rumah tangganya, mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan keluarganya. Subyek bekerja cenderung untuk mendapatkan uang. Bahkan saat pensiun nanti berencana untuk tetap

Subyek merupakan seseorang yang senang menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain. Terlihat dari sikapnya terhadap orang lain yang sangat hangat dalam pergaulan. Terkadang subyek mengabaikan orang lain. Hal ini terjadi ketika anak buahnya membuat kesalahan, sudah ditegur oleh subyek tapi anak buah tersebut tidak mendengarkan perintah dari subyek dan tetap tidak merubah sikapnya, akhirnya subyek membiarkannya begitu saja. Keadaan yang seperti inilah yang tidak disukai oleh subyek, apabila orang-orang di sekelilingnya tidak dapat diajak bekerjasama. Namun demikian, tidak berarti bahwa subyek tidak mempedulikan lagi orang tersebut, subyek tetap menjalin hubungan yang baik dengannya. Hal ini karena subyek memiliki kecenderungan untuk memperbaiki kesalahan atau kekalahan, dan mengatasi kelemahan.

e. Hasil Item Pertanyaan tentang Kecerdasan Emosional Dari 15 item pertanyaan yang diberikan pada subyek, terlihat bahwa subyek memiliki kecerdasan emosional rendah. Penerimaan, dan empati subyek terbilang rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional subyek rendah.

f. Analisa Kasus Berdasarkan hasil wawancara, observasi, tes TAT, dan item- item pertanyaan tentang kecerdasan emosional yang dilakukan kepada subyek dapat diketahui bahwa :

1. Subyek memiliki kecerdasan emosional rendah. Hal ini dapat dilihat dari :

a. Kesadaran emosional Dari 15 item pertanyaan kecerdasan emosional, kesadaran emosional subyek tergolong tinggi. Subyek mampu memberi tanggapan terhadap konflik yang dialaminya. Pada waktu kecil, subyek menghadapi masalah ekonomi dalam keluarganya, sedangkan ayahnya sudah meninggal. Saat itu subyek sebagai anak tertua memikul tanggungjawab dalam keluarganya, subyek dengan senang hati membantu ibunya untuk bekerja di sawah.

b. Penerimaan Subyek memiliki penerimaan yang rendah. Sebenarnya subyek kurang bisa menerima masa pensiun yang sebentar lagi akan datang. Subyek mengatakan bahwa jika pensiun nanti ada hal yang membuatnya kurang gembira, yaitu jika kebersamaannya dengan rekan murid jadi semakin berkurang. Selain itu, subyek juga mengkhawatirkan mengenai pekerjaan yang nantinya akan hilang.

c. Kesadaran aktif Subyek memiliki kesadaran aktif yang tinggi. Subyek memahami diri sendiri serta menyadari emosi-emosi dan pikiran-pikirannya. Subyek merasa senang ketika mengajar, bersama murid dan rekan-rekannya. Hal inilah yang membuat subyek masih ingin mengajar meskipun sudah pensiun nantinya. Namun subyek juga menyadari bahwa kemungkinan untuk mengajar lagi sangat kecil karena sudah pensiun.

d. Empati Empati subyek terlihat rendah pada item-item pertanyaan kecerdasan emosional. Hal ini dapat dilihat dari sikap subyek terhadap rekan kerjanya. Jika diantara mereka ada yang kurang beres dalam bekerja, subyek memang mengingatkannya. Namun jika hanya ada sedikit perubahan, subyek hanya membiarkannya dan tidak mengingatkan lagi.

2. Reaksi subyek dalam menghadapi masalah yang muncul saat masa pensiun datang. Munculnya reaksi dari subyek dapat dilihat dari :

a. Berkurangnya pendapatan Subyek mengatakan bahwa tentang pendapatan yang akan berkurang setelah pensiun nanti tidak menjadi masalah bagi keluarganya, meskipun subyek masih memiliki satu orang anak yang masih duduk di kelas 2 SMP. Namun pendapatan berkurang tidak menjadi masalah baginya, karena istri subyek a. Berkurangnya pendapatan Subyek mengatakan bahwa tentang pendapatan yang akan berkurang setelah pensiun nanti tidak menjadi masalah bagi keluarganya, meskipun subyek masih memiliki satu orang anak yang masih duduk di kelas 2 SMP. Namun pendapatan berkurang tidak menjadi masalah baginya, karena istri subyek

b. Hilangnya pekerjaan setelah pensiun Hilangnya pekerjaan menjadi masalah yang serius bagi subyek. Subyek pernah mengutarakan bahwa khawatir jika nantinya tidak akan ada pekerjaan sama sekali, sedangkan subyek tidak suka berdiam diri. Oleh karena itu, subyek telah menghubungi beberapa temannya untuk mencari info tentang pekerjaan yang nantinya dapat dikerjakan jika sudah pensiun. Meskipun sudah ada gambaran tapi subyek masih mengkhawatirkan apakah nantinya pekerjaan tersebut dapat benar-benar dapat dijalan ataukah tidak.

c. Berkurangnya kebersamaan dengan murid Subyek sangat mencintai pekerjaannya, begitu juga terhadap murid-muridnya. Setelah pensiun nanti tentunya kebersamaan subyek dengan murid akan berkurang. Meskipun demikian, subyek tidak terlalu mengkhawatirkannya, karena murid- muridnya masih sering berkunjung ke rumahnya, apalagi saat libur sekolah.

d. Kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari Memenuhi kebutuhan sehari-hari tidaklah menjadi masalah bagi subyek. Di rumah subyek tinggal bersama istri dan satu orang anak. Seandainya hanya mengandalkan uang pensiunpun d. Kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari Memenuhi kebutuhan sehari-hari tidaklah menjadi masalah bagi subyek. Di rumah subyek tinggal bersama istri dan satu orang anak. Seandainya hanya mengandalkan uang pensiunpun

e. Menganggur, bosan Subyek mengaku bosan jika hanya di rumah dan tidak ada yang bisa dikerjakan. Oleh karena itu, jika sedang tidak di sekolah, subyek mencari kesibukan dengan mengikuti kegiatan di gereja atau merawat burung peliharaannya. Burung tersebut diakui subyek sebagai penawar kebosanan, penghibur hati.

f. Kesepian Ketika di rumah, subyek tidak pernah merasa kesepian karena masih ada istri dan anaknya. Hanya yang ada di pikiran subyek adalah ketika sudah pensiun nanti dan belum mendapatkan pekerjaa pengganti, subyek akan merasa kesepian di rumah karena istri mengajar dan anak harus sekolah. Oleh karena itu, untuk menanggulangi hal tersebut terjadi, subyek sudah gencar mencari informasi dari teman-temannya supaya cepat mendapat pekerjaan pengganti.

Tabel 3 Reaksi yang Muncul Saat Menghadapi Pensiun

Pendapatan berkurang

Pekerjaan hilang

Tinggi

Kebersamaan dengan murid berkurang

Rendah

Kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari

Menganggur, bosan

: Reaksi Rendah ++

: Reaksi Sedang +++

: Reaksi Tinggi

Tabel 4 Keterampilan Emosional Subyek 2

Keterampilan Emosional Intensitas

Kesadaran emosional Tinggi

Penerimaan Rendah

Kesadaran aktif Tinggi

Empati Rendah

Diagram 3

Diagram Kecerdasan Emosional Guru yang Menghadapi Pensiun Subyek 2

Kesadaran Emosional Tinggi Penerimaan Rendah

Kecerdasan Emosional Rendah

Kesadaran Aktif Tinggi Empati Rendah

Pensiun

Pendapatan berkurang

Kebersamaan dengan -Subyek tidak

Pekerjaan hilang

murid berkurang mengkhawatirkan hal

-subyek khawatir

ini karena masih

-Murid subyek masih memiliki tabungan dan

kalau tidak

sering berkunjung ke istrinya masih bekerja

mendapatkan

pekerjaan pengganti

rumah

Kesulitan memenuhi

Kesepian kebutuhan sehari-

Menganggur, bosan

hari

-Subyek melakukan

-subyek khawatir

jika pensiun nanti -menurut subyek,

kegiatan untuk

akan kesepian mengenai kebutuhan

mengusir kebosanan

karena istri bekerja sehari-hari masih

dan anak sekolah bisa tercukupi

Mencari Pekerjaan Sambilan

3. Kasus III

a. Identitas Subyek Nama : SD Tempat/tanggal lahir

: Pati/ 16 Agustus 1950

Jenis kelamin

: Perempuan

Pedidikan terakhir : KPG (Kursus Pendidikan Guru) Agama : Islam Urutan kelahiran

: Anak ke-11 dari 11 bersaudara Status : Janda Jumlah anak

: 5 orang

b. Hasil Wawancara

1. Latar belakang keluarga Subyek dilahirkan di kecamatan Gabus, sebuah kecamatan yang terdapat di sebuah kota kecil, yaitu kota Pati. Subyek merupakan anak terakhir dari sebelas bersaudara, keadaan ekonomi keluarga tergolong menengah ke atas. Kedua orang tua subyek bekerja sebagai petani, meskipun demikian keadaan ekonomi keluarga tergolong baik karena kedua orang tuanya tidak hanya mempunyai satu tanah pertanian saja namun ada beberapa dan di berbagai tempat. Selain itu, ketika subyek belum dilahirkan, ayah subyek bekerja sebagai pedagang di Singapura. Namun setelah subyek lahir, ayahnya diminta untuk kembali ke Indonesia, dengan 1. Latar belakang keluarga Subyek dilahirkan di kecamatan Gabus, sebuah kecamatan yang terdapat di sebuah kota kecil, yaitu kota Pati. Subyek merupakan anak terakhir dari sebelas bersaudara, keadaan ekonomi keluarga tergolong menengah ke atas. Kedua orang tua subyek bekerja sebagai petani, meskipun demikian keadaan ekonomi keluarga tergolong baik karena kedua orang tuanya tidak hanya mempunyai satu tanah pertanian saja namun ada beberapa dan di berbagai tempat. Selain itu, ketika subyek belum dilahirkan, ayah subyek bekerja sebagai pedagang di Singapura. Namun setelah subyek lahir, ayahnya diminta untuk kembali ke Indonesia, dengan

Ayah subyek meninggal dunia ketika subyek menginjak kelas lima sekolah dasar. Sehingga untuk menghidupi keluarga, terpaksa ibu subyek harus bekerja sendiri mengurusi tanah pertanian, tentunya dengan bantuan dari anak-anak yang tertua. Ibunya tidak memiliki pekerjaan sambilan, dan hanya bergantung pada hasil pertanian. Meskipun demikian, semua kebutuhan keluarga tercukupi dengan baik.

Subyek merasa lebih dekat dengan ayahnya, meskipun sering ditinggal berdagang ke Singapura. Subyek merasa dimanja oleh ayahnya, setiap kali ayahnya pulang dari Singapura, subyek selalu dibelikan mainan oleh ayahnya. Ayah subyekpun lebih perhatian dan mengutamakan kebutuhan subyek dibanding dengan kakak-kakaknya, hal ini dikarenakan subyek adalah anak bungsu. Beberapa hal tersebut yang mambuat subyek merasa lebih dekat dengan ayahnya. Sedangkan ibu selalu sibuk jadi kurang memperhatikan anak-anaknya.

Dalam mengasuh anak-anaknya, kedua orang tua subyek bukanlah termasuk orang tua yang keras. Setiap kali salah satu diantara kesebelas anaknya ada yang melakukan kesalahan, orang tua subyek tidak pernah memarahinya, namun hanya diberi nasehat Dalam mengasuh anak-anaknya, kedua orang tua subyek bukanlah termasuk orang tua yang keras. Setiap kali salah satu diantara kesebelas anaknya ada yang melakukan kesalahan, orang tua subyek tidak pernah memarahinya, namun hanya diberi nasehat

Sejak berumur 7 tahun, subyek diajak tinggal bersama kakak perempuannya yang nomer lima. Hal ini dikarenakan kakaknya tersebut belum memiliki anak. Setelah kelas 5 SD subyek sempat pulang ke rumah berkumpul bersama ayah dan ibunya, namun ketika ayahnya meninggal subyek diambil kembali oleh kakaknya dan tinggal lagi bersama kakak di Ambarawa. Hingga SMP, kemudian lulus SMP subyek masuk di SPG Mendut yang berada di Ambarawa. Namun ketika kakaknya dipindahkan kerjanya di Lasem, subyek tidak bisa meneruskan SPG karena di sana tidak ada SPG seperti yang ada di Ambarawa. Jadi meskipun subyek saat itu baru duduk di bangku kelas dua SPG, ketika di Lasem subyek terpaksa ikut KPG (Kursus Pendidikan Guru), pada tahun 1975 subyek mengikuti ujian KPG dan akhirnya lulus.

Semenjak subyek tinggal bersama kakaknya, subyek merasa lebih dekat dengan kakak. Bahkan tetangganya ada yang melontarkan lelucon bahwa subyek adalah anak dari kakaknya, bukan anak dari ayah dan ibunya. Ketika subyek pulang ke rumahpun, keadaan rumah sudah terasa asing baginya, orang tuanya juga terasa asing baginya.

Meskipun tinggal berjauhan dengan saudara-saudaranya, hubungan subyek dengan kesepuluh saudaranya bisa dibilang baik. Ketika masih tinggal dengan kakaknya, subyek sering diajak kakaknya untuk mengunjungi saudaranya yang lain, sehingga hubungan persaudaraan tetap terjalin.

Suami subyek sudah meninggal sejak 13 tahun yang lalu karena sakit keras. Melalui pernikahannya dengan suami, subyek dikaruniai lima orang anak, satu perempuan dan empat laki-laki. Kelima anaknya saat ini sudah mapan, sudah memiliki keluarga sendiri. Saat ini subyek hanya tinggal sendirian di rumahnya. Namun seringkali anak dan cucu-cucunya mengunjungi subyek hampir setiap hari, jadi subyek tidak pernah kesepian, apalagi cucu-cucunya juga sering menginap di rumahnya.

2. Hubungan subyek dengan lingkungan sosial Ketika kecil, subyek tidak terlalu dekat dengan masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan subyek sering pindah-pindah dari rumah orang tua dan rumah kakaknya. Namun setelah berkeluarga dan menetap di kota Pati, subyek memiliki hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Subyek sering mengikuti kegiatan bersama masyarakat, seperti pengajian dan kegiatan PKK. Letak rumah tetangga berdekatan dengan rumah subyek, sehingga tetangga yang tinggal di dekat rumahnya sudah dianggap sebagai saudara sendiri.

Hubungan subyek dengan teman seprofesinya juga sangat baik, begitu juga hubungan dengan para murid. Jika ada salah satu muridnya yang tidak masuk sekolah hingga beberapa hari dan dikarenakan sesuatu hal, subyek selalu menyempatkan waktu untuk mengunjunginya dan memastikan si murid dapat mengikuti sekolah lagi di hari berikutnya. Begitu juga dengan murid- muridnya, saat hari raya idul fitri, banyak muridnya yang datang berkunjung ke rumah subyek, bahkan ada salah satu muridnya yang kini sudah berkeluarga namun masih sering megunjungi subyek.

Ketika subyek mulai mengajar di SD Sarirejo, subyek mengajak murid-muridnya yang malas belajar untuk belajar di rumahnya. Tidak sedikit murid yang datang kepadanya, meskipun demikian subyek tidak pernah memungut biaya sedikitpun. Kalau memang diantara mereka ada yang memberi imbalan, subyek tetap menerimanya namun tidak memaksa.

3. Kehidupan masa kecil Kehidupan masa kecil subyek banyak dihabiskan bersama sang kakak. Sejak berusia 7 tahun, subyek sudah tinggal dengan kakaknya di Ambarawa. Sejak tinggal bersama kakaknya subyek merasa lebih disayang dan diperhatikan, kalau di rumah mungkin subyek kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang karena memiliki banyak saudara, terlebih lagi ketika ayahnya sudah 3. Kehidupan masa kecil Kehidupan masa kecil subyek banyak dihabiskan bersama sang kakak. Sejak berusia 7 tahun, subyek sudah tinggal dengan kakaknya di Ambarawa. Sejak tinggal bersama kakaknya subyek merasa lebih disayang dan diperhatikan, kalau di rumah mungkin subyek kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang karena memiliki banyak saudara, terlebih lagi ketika ayahnya sudah

Di rumah kakaknya, subyek merasa lebih bahagia, seluruh perhatian sang kakak dicurahkan padanya karena memang kakaknya belum memiliki anak. Setiap subyek membutuhkan sesuatu, kakak selalu dapat memenuhinya, jadi subyek tidak merasa kurang sesuatu apapun. Salah satu hobi kakaknya adalah membuatkan baju untuk subyek, dan baju itu dijahit dengan tangannya sendiri.

Meskipun akhirnya sang kakak memiliki anak sendiri, tapi subyek tetap mendapatkan perhatian yang tak pernah kurang sedikitpun. Hingga anak sang kakak terbiasa memanggilnya dengan sebutan “kakak” dan bukan “tante”.

Subyek sangat dekat dengan kakaknya, walaupun begitu, jika subyek memiliki masalah subyek tidak pernah menceritakannya terhadap sang kakak. Semua masalah dirasakannya sendiri, menurutnya, jika kakaknya tahu biarlah tahu dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Bahkan saat di sekolah dasar ada satu orang guru yang selalu mengetahui jika subyek sedang dalam masalah. Guru inilah yang akhirnya mendekati subyek sampai subyek menceritakan semua masalahnya.

4. Kehidupan masa remaja Saat subyek lulus SMP dan masuk SPG subyek merasa senang karena memiliki banyak teman. Selain itu, masa remaja membuat subyek sedikit dilema karena di masa itu subyek banyak disukai oleh lelaki. Bahkan subyek pernah dipanggil ke kantor guru hanya gara-gara terdapat tiga orang guru yang bertengkar karena ketiganya sama-sama menyukai subyek. Subyek yang tidak tahu mengenai hal itu merasa bingung dan tidak mau ambil pusing masalah tersebut. Hal yang dilakukannya hanyalah mencoba untuk menjauhi guru-guru tersebut. Kejadian tersebut membuat beberapa teman subyek merasa iri dan ada juga yang membencinya sejak peristiwa itu.

Ketika remaja, subyek sudah mulai terbuka dengan orang lain. Subyek memiliki satu teman dekat yang bisa dijadikan tempat bertukar pikiran dan tidak jarang subyek menceritakan masalahnya pada satu orang temannya tersebut. Hal ini dilakukan karena subyek merasa nyaman dengan temannya itu.

5. Kehidupan masa dewasa Setelah subyek lulus dari SPG, subyek tidak tinggal lagi bersama kakaknya. Subyek menikah dengan seorang sarekat desa dan tinggal di Pati. Sebelum menikah, subyek senang mengikuti kegiatan di luar yang dilakukannya bersama teman-temannya, salah satu kegiatan yang diikutinya adalah karawitan. Subyek 5. Kehidupan masa dewasa Setelah subyek lulus dari SPG, subyek tidak tinggal lagi bersama kakaknya. Subyek menikah dengan seorang sarekat desa dan tinggal di Pati. Sebelum menikah, subyek senang mengikuti kegiatan di luar yang dilakukannya bersama teman-temannya, salah satu kegiatan yang diikutinya adalah karawitan. Subyek

Setelah menikah, subyek tidak lagi mengikuti karawitan, namun lebih aktif dalam kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat sekitar, seperti pengajian bersama di masjid terdekat, dan PKK. Di dalam PKK, subyek berperan sebagai bendahara. Namun sejak suaminya mengalami sakit keras dan sering keluar masuk rumah sakit, kegiatan PKK dilepaskan karena suaminya membutuhkan perhatian yang lebih.

Ketika menikah dengan suaminya, subyek mengalami masalah yang serius, masalah yang berhubungan dengan rumah tangganya. Subyek tidak pernah berkeluh kesah dengan orang lain, sekalipun dengan kakaknya sendiri yang dekat dengannya. Menurut subyek, semua orang tidak pernah menganggap subyek berada dalam suatu masalah. Semua orang mengira bahwa keadaan subyek baik-baik saja, meskipun semua orang itu tahu masalah yang menimpa subyek. Sikap orang-orang yang ada di sekelilingnya ini dapat muncul karena subyek tidak pernah bercerita kepada siapapun mengenai perasaannya yang sebenarnya dialami.

6. Karier sebagai guru Subyek pertama kali mengajar di SD Jontro, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati. Pada tahun 1967, subyek diangkat 6. Karier sebagai guru Subyek pertama kali mengajar di SD Jontro, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati. Pada tahun 1967, subyek diangkat

Setelah dari SD Jontro, subyek meminta pindah ke SD Mustokoharjo yang berada di tengah kota, dengan alasan ingin mengontrol pendidikan anak-anaknya. Kemudian pada tahun 1981 subyek pindah lagi ke SD Sarirejo hingga saat ini. Subyek lebih senang di sekolah tempatnya mengajar saat ini, karena dekat dengan rumah. Meskipun banyak diantara teman-temannya yang berkomentar bahwa mengajar di sekolah dekat rumah itu sangat tidak nyaman karena yang diajar adalah anak-anak tetangganya sendiri. Namun subyek menganggapnya angin lalu dan tetap menikmati mengajar di SD tersebut hingga saat ini.

7. Kegiatan subyek di waktu luang Saat ini, yang biasa dilakukan subyek untuk mengisi waktu luangnya adalah mengikuti pengajian di masjid dekat rumahnya. Subyek ingin semakin memperdalam ilmu agamanya. Subyek juga memiliki kelompok yasinan (membaca surat yasin) bersama para tetangganya, yasinan ini dilakukan di rumah masing-masing 7. Kegiatan subyek di waktu luang Saat ini, yang biasa dilakukan subyek untuk mengisi waktu luangnya adalah mengikuti pengajian di masjid dekat rumahnya. Subyek ingin semakin memperdalam ilmu agamanya. Subyek juga memiliki kelompok yasinan (membaca surat yasin) bersama para tetangganya, yasinan ini dilakukan di rumah masing-masing

Jika tidak sedang mengikuti pengajian maupun yasinan, biasanya yang dilakukan subyek di rumah adalah menonton televisi sambil menunggu kedatangan anak dan cucunya yang hampir setiap hari mengunjunginya. Terkadang subyek juga membersihkan rumahnya, meskipun subyek tidak menyukai pekerjaan itu namun dilakukan juga karena tidak ada yang bisa dikerjakan. Subyek tidak menyukai pekerjaan membersihkan rumah karena saat suaminya masih hidup, keluarganya memiliki tiga orang pembantu, jadi subyek tidak terbiasa melakukan pekerjaan tersebut.

c. Hasil Observasi Subyek memiliki kulit sawo matang, dan tinggi badannya sekitar 157 cm. Ketika akan keluar rumah atau menemui tamu, subyek selalu mengenakan jilbab. Namun ketika di rumah sendirian, apalagi jika hendak beraktifitas subyek selalu melepas jilbabnya. Meskipun di rumah, subyek selalu menggunakan celana panjang kain dan baju lengan panjang, sehingga jika ada tamu subyek hanya perlu mengambil kemudian memakai jilbabnya.

Letak rumah subyek sangat berdekatan dengan rumah para tetangganya, letak rumah satu dengan yang lainnya hanya berjarak sekitar 1 meter saja. Sehingga bisa dibilang, subyek tidak memiliki Letak rumah subyek sangat berdekatan dengan rumah para tetangganya, letak rumah satu dengan yang lainnya hanya berjarak sekitar 1 meter saja. Sehingga bisa dibilang, subyek tidak memiliki

Subyek biasanya menemui tamu di ruang tamu rumahnya, namun jika tamu itu sudah mempunyai hubungan akrab dengan subyek, biasanya disuruh masuk hingga ruang keluarga. Di ruang tamu terdapat tiga buah sofa dan satu meja serta terdapat satu buah almari yang di dalamnya terdapat hiasan. Rumah subyek memiliki tiga buah kamar, bisa dikatakan bahwa rumah itu cukup besar kalau hanya untuk ditinggali satu orang saja. Dua kamar yang tersisa biasanya digunakan untuk cadangan jika sewaktu-waktu anaknya menginap di rumah.

Ketika peneliti ingin berkunjung ke rumah subyek untuk wawancara, peneliti selalu memilih waktu sore hari setelah waktu sholat ashar dan sebelum waktu sholat maghrib, sehingga tidak mengganggu ibadah subyek. Subyek selalu mudah untuk ditemui, karena subyek lebih sering berada di rumah kalau tidak ada jadwal pengajian atau ke masjid. Selama ditemui, subyek selalu menerima peneliti dengan hangat, selalu menanyakan kabar dan bertanya keperluan peneliti datang kesana. Selama proses wawancara berlangsung, subyek memberikan jawaban dengan lancar dan Ketika peneliti ingin berkunjung ke rumah subyek untuk wawancara, peneliti selalu memilih waktu sore hari setelah waktu sholat ashar dan sebelum waktu sholat maghrib, sehingga tidak mengganggu ibadah subyek. Subyek selalu mudah untuk ditemui, karena subyek lebih sering berada di rumah kalau tidak ada jadwal pengajian atau ke masjid. Selama ditemui, subyek selalu menerima peneliti dengan hangat, selalu menanyakan kabar dan bertanya keperluan peneliti datang kesana. Selama proses wawancara berlangsung, subyek memberikan jawaban dengan lancar dan

Hubungan subyek dengan murid dapat dikatakan sangat baik. Subyek sangat dekat dengan anak kecil, oleh karena itu subyek diberi tanggungjawab untuk mengajar kelas dua. Ketika mengajar, subyek terlihat sabar, jika ada anak yang belum dapat dekat dengan subyek, subyek selalu melakukan pendekatan. Terhadap anak itu, subyek selalu mengajak bicara dan bahkan pernah diberi uang saku oleh subyek, sehingga lama-kelamaan anak tersebut bisa lebih dekat dengannya.

Selain itu, hubungannya dengan rekan guru yang lain juga baik. Subyek selalu berusaha untuk dapat bekerjasama yang baik dengan mereka, jika ada guru yang berhalangan hadir, subyek bersedia untuk menggantikan mengajar di kelasnya jika subyek sendiri memiliki waktu luang. Namun, ada beberapa rekan kerjanya yang kurang suka dengan subyek, hal ini bukan karena subyek memiliki sifat yang buruk, tapi karena subyek tidak pernah berbagi cerita kepada rekan-rekannya jika sedang menghadapi masalah padahal rekannya selalu siap membantu jika terjadi sesuatu pada subyek.

d. Hasil TAT Subyek memiliki rasa ingin tahu, mencari, dan menyelidiki. Oleh karena itu, subyek berencana untuk memperdalam ilmu

agamanya jika sudah pensiun nanti. Meskipun kelima anaknya sudah berkeluarga, subyek tetap mengupayakan beberapa hal untuk kepentingan anaknya, misalnya mempersiapkan tanah yang nantinya akan diperuntukkan bagi anaknya. Hal ini karena sebenarnya subyek memiliki kecenderungan untuk mengontrol, mempengaruhi, dan mengatur lingkungan. Subyek cenderung menyerah secara pasif pada kekuatan luar. Saat suaminya masih hidup, subyek memiliki masalah keluarga yang serius, meskipun demikian subyek tidak mampu berbuat apa-apa dan hanya menerimanya begitu saja. Oleh karena itu, subyek cenderung ingin menangis, meminta bantuan. Namun selama ini subyek tidak pernah menceritakan masalahnya kepada siapapun, sehingga tidak ada yang dapat meringankan bebannya. Saat pensiun nanti, subyek ingin menikmati ketenangan dan beristirahat. Tidak ingin mengajar lagi. Terlihat bahwa sebenarnya subyek cenderung mencari atau menikmati ketenangan, dan beristirahat.

Subyek cenderung untuk menjalin hubungan yang akrab, intim, afeksi. Setelah suaminya meninggal, subyek hanya memiliki anak dan cucu. Sehingga subyek ingin lebih dekat dengan mereka, menyayangi cucunya, menyiapkan tanah untuk salah satu anaknya, itu adalah bentuk kasih sayangnya pada keluarga. Selain itu, subyek masih sering memberitahu anak-anaknya tentang apa yang harus mereka lakukan, sekalipun mereka sudah mandiri dan memiliki keluarga sendiri. Hal ini karena subyek mempunyai kecenderungan untuk memberitahu, dan Subyek cenderung untuk menjalin hubungan yang akrab, intim, afeksi. Setelah suaminya meninggal, subyek hanya memiliki anak dan cucu. Sehingga subyek ingin lebih dekat dengan mereka, menyayangi cucunya, menyiapkan tanah untuk salah satu anaknya, itu adalah bentuk kasih sayangnya pada keluarga. Selain itu, subyek masih sering memberitahu anak-anaknya tentang apa yang harus mereka lakukan, sekalipun mereka sudah mandiri dan memiliki keluarga sendiri. Hal ini karena subyek mempunyai kecenderungan untuk memberitahu, dan

Kecemasan atau ketakutan tentang sesuatu hal sedang dialami oleh subyek. Hal ini bisa saja terjadi karena sebenarnya subyek masih ingin berkarya di hari tuanya, namun kelima anaknya tidak setuju jika ibunya tetap bekerja setelah pensiun nanti. Sebenarnya subyek cenderung ingin bebas, keluar dari kungkungan, menjadi mandiri. Ingin mengabaikan nasihat dari anaknya untuk tidak bekerja lagi. Namun subyek hanya bisa mandiri dalam hal membiayai kenaikan haji dengan dananya sendiri, bukan dari anak-anaknya. Ada kecenderungan untuk mencari dan menikmati kenangan yang menyenangkan. Sebelum pensiun tiba, subyek menjadi lebih rajin dalam mengajar, berpikir bahwa sebentar lagi hal itu tidak akan dapat dilakukannya lagi.

Selama ini subyek bekerja mempunyai tujuan yang pasti yaitu ingin membuat anak didiknya menjadi pintar, sehingga berguna bagi bangsa dan keluarganya. Sebenarnya subyek memang memiliki kecenderungan untuk bekerja mencapai suatu tujuan dengan energi, daya tahan, dan kepastian tujuan.

e. Hasil Item Pertanyaan tentang Kecerdasan Emosional Dari 15 item pertanyaan yang diberikan pada subyek, terlihat bahwa subyek memiliki kecerdasan emosional tinggi. Dari keempat keterampilan emosional yang ada, hanya empati saja yang tergolong e. Hasil Item Pertanyaan tentang Kecerdasan Emosional Dari 15 item pertanyaan yang diberikan pada subyek, terlihat bahwa subyek memiliki kecerdasan emosional tinggi. Dari keempat keterampilan emosional yang ada, hanya empati saja yang tergolong

f. Analisa Kasus Berdasarkan hasil wawancara, observasi, tes TAT, dan item- item pertanyaan tentang kecerdasan emosional yang dilakukan kepada subyek dapat diketahui bahwa :

1. Subyek memiliki kecerdasan emosional tinggi.

a. Kesadaran emosional Kesadaran emosional subyek tergolong tinggi. Ketika subyek mengalami masalah rumah tangga yang sangat berat baginya. Subyek memutuskan untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan dan bersabar. Hal ini subyek lakukan karena subyek memikirkan masa depan anak-anaknya.

b. Penerimaan Sebenarnya subyek belum dapat menerima keadaan yang tanpa adanya pekerjaan sama sekali. Subyek mengatakan bahwa pensiun dihadapi dengan hati gembira, namun sebenarnya subyek masih ingin bekerja. Oleh karena itu, penerimaan subyek tergolong rendah.

c. Kesadaran aktif Kesadaran aktif subyek tergolong tinggi. Subyek menyadari emosi-emosi dan pikirannya. Hal ini terlihat ketika subyek menginginkan untuk berdagang jika pensiun nanti, karena c. Kesadaran aktif Kesadaran aktif subyek tergolong tinggi. Subyek menyadari emosi-emosi dan pikirannya. Hal ini terlihat ketika subyek menginginkan untuk berdagang jika pensiun nanti, karena

d. Empati Subyek sangat perhatian pada anaknya dan juga murid- muridnya. Subyek bahkan pernah memberikan les pada muridnya tanpa meminta bayaran sepeserpun, dan apabila terdapat murid yang nakal disekolah, subyek berusaha untuk mendekatinya dan memberi pengarahan. Hal ini menunjukkan bahwa empati subyek tergolong tinggi.

2. Reaksi subyek dalam menghadapi masalah yang muncul saat masa pensiun datang. Munculnya reaksi dari subyek dapat dilihat dari :

a. Berkurangnya pendapatan Subyek tidak mengkhawatirkan masalah pendapatan yang nantinya akan berkurang. Hal ini karena subyek hanya tinggal sendiri di rumah, dan kelima anaknya sudah mapan dan sudah berkeluarga semua. Bahkan subyek sudah merencanakan untuk menggunakan uang pensiun sebagai biaya untuk naik haji.

b. Hilangnya pekerjaan setelah pensiun Subyek mengutarakan bahwa tidak ingin melanjutkan mengajar lagi meskipun ada tawaran untuk mengajar di sebuah TK. Meskipun demikian subyek ingin melakukan pekerjaan lain yaitu berdagang. Namun anak-anaknya melarang subyek untuk berdagang, padahal subyek sangat ingin bekerja meskipun b. Hilangnya pekerjaan setelah pensiun Subyek mengutarakan bahwa tidak ingin melanjutkan mengajar lagi meskipun ada tawaran untuk mengajar di sebuah TK. Meskipun demikian subyek ingin melakukan pekerjaan lain yaitu berdagang. Namun anak-anaknya melarang subyek untuk berdagang, padahal subyek sangat ingin bekerja meskipun

c. Berkurangnya kebersamaan dengan murid Subyek tidak mempermasalahkan kalau kebersamaannya dengan murid akan berkurang, karena murid-muridnya masih sering berkunjung ke rumah, terlebih lagi jika hari raya tiba. Sampai sekarangpun masih ada beberapa murid yang masih sering berkunjung ke rumah subyek, walaupun sudah memiliki keluarga, bahkan bisa dikatakan bahwa subyek sudah memperoleh cucu dari murid-muridnya.

d. Kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari Dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari, dikarenakan subyek hanya tinggal sendiri, untuk mencukupi kebutuhannya subyek tidak mengalami kesulitan. Meskipun hanya mengandalkan uang pensiun tentunya dapat mencukupi kebutuhan. Apalagi anak-anak subyek sering membuatkan masakan untuk subyek atau membelikan sesuatu untuknya, sehingga subyek tidak banyak mengeluarkan uang. Oleh karena itu, subyek memiliki rencana menabung untuk naik haji.

e. Menganggur, bosan Subyek mengaku tidak pernah merasa bosan, karena subyek memiliki kesibukan dengan kegiatan di masjid. Selain itu, e. Menganggur, bosan Subyek mengaku tidak pernah merasa bosan, karena subyek memiliki kesibukan dengan kegiatan di masjid. Selain itu,

f. Kesepian Subyek mengatakan bahwa subyek tidak pernah merasa kesepian, sekalipun akan menghadapi masa pensiun. Hal ini karena, anak dan cucunya sering datang ke rumah subyek, bahkan cucunya sering sekali menginap di rumahnya. Jadi subyek merasa yakin bahwa subyek tidak akan mengalami kesepian meskipun masa pensiun sudah datang.

Tabel 5 Reaksi yang Muncul Saat Menghadapi Pensiun Subyek 3

Pendapatan berkurang

Pekerjaan hilang

Sedang

Kebersamaan dengan murid berkurang

Kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari

Menganggur, bosan

Kesepian

Keterangan : +

: Reaksi Rendah ++

: Reaksi Sedang +++ : Reaksi Tinggi

Tabel 6 Keterampilan Emosional Subyek 3

Keterampilan Emosional Intensitas

Kesadaran emosional Tinggi

Penerimaan Rendah

Kesadaran aktif Tinggi

Empati Tinggi

Diagram 4

Diagram Kecerdasan Emosional Guru yang Menghadapi Pensiun Subyek 3

Kesadaran Emosional Tinggi Penerimaan Rendah

Kecerdasan Emosional Tinggi

Kesadaran Aktif Tinggi Empati Tinggi

Pensiun