Skor Alternatif Jumlah Persentase Jawaban
Skor Alternatif Jumlah Persentase Jawaban
Sumber : Skor Jawaban Responden, 2016
Rekapitulasi hasil skoring di atas secara lebih jelas digambarkan pada bagan sebagai berikut :
B E R O R I E N TA S I K E M A S A D E PA N
Sumber : Skor Jawaban Responden, 2016
Gambar 4. 13
Tanggapan Responden terhadap Indikator Berorientasi ke Masa Depan
Merujuk pada hasil dari tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa indikator berorientasi ke masa depan yang mencakup upaya mencari peluang untuk keberhasilan sesuatu yang baru dinyatakan baik. Hal ini terlihat dari skor jawaban responden untuk indikator kemampuan terpusat pada alternatif jawaban skor 4 (Setuju), yaitu sebesar 54 % dari seluruh responden.
Hal ini dapat dilihat dalam kriterium ( lampiran ) bahwa indikator berorientasi ke masa depan sebesar 80.67 % pada kategori baik. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa di SMK Negeri 11 Bandung dalam berorientasi ke masa depan dalam kategori baik.
Pengujian Persyaratan Analisis Data Uji Normalitas
Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data, apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti berdistribusi normal. Uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 .
Kriteria uji yang digunakan untuk menentukan normalitas suatu variabel adalah nilai r (probability value) ≤ tingkat α yang dipakai, maka variabel tersebut mengikuti distribusi normal. Begitu juga sebaliknya, jika nilai r (probability value) ≥ tingkat α yang dipakai, maka variabel tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan Microsoft Excel 2007 sebagai berikut.
1) Uji Normalitas Variabel X (Kompetensi Pedagogik Guru) Perhitungan uji normalitas variabel kompetensi pedagogik guru menggunakan Microsoft Excel 2007. Variabel X (Kompetensi pedagogik guru) adalah membandingkan
D ta bel dengan D hitung . D tabel dihitung dengan derajat kebebasan (dk) (0,05) dan
dilihat dari tabel Quantiles of The Lilliefors Test Statistics dengan kaidah keputusan bahwa : Jika, D hitung <D ta b el , maka sampel penelitian berdistribusi Normal
Jika, D hitung >D ta b el , maka sampel penelitian berdistribusi Tidak Normal Maka dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal
dikarenakan D hitung < D ta b el atau 0,1015 < 0,1023. Sehingga Ho ditolak. Artinya bahwa variabel X (Analisis Pekerjaan) yang diteliti mengikuti distribusi normal.
2) Uji Normalitas Variabel Y (Sikap Kewirausahaan Siswa) Hasil perhitungan uji normalitas variabel Y (Sikap kewirausahaan siswa) menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dinyatakan bahwa penelitian di SMK Negeri 11 Bandung mengikuti distribusi normal dikarenakan D hitung <D ta b el atau 0,0816 < 0,1023
Untuk perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran yang terdapat dibelakang.
4.4.2. Uji Homogenitas
Penulis melakukan uji homogenitas agar data yang diambil pada 75 responden apakah homogen atau tidak homogen. Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variasi-variasi dua buah distribusi atau lebih.
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Uji homogen ini terlebih dahulu menguji homogenitas variansi. Pengujian homogen ini dihitung menggunakan Microsoft office Excel untuk lebih terperinci lagi ada pada lampiran.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft office Excel yang terdapat pada lampiran, tampak nilai chi hitung sebesar 0,1848 lebih kecil dari chi tabel sebesar 5,9915 ( 0,1661< 5,9915), sehingga skor-skor pada variabel X (kompetensi pedagogik guru) menyebar secara homogen dan skor-skor pada variabel kepuasan kerja nilai chi hitungnya 0,2094, sedangkan chi tabel yakni 5,9915 maka 0,2272<5,9915 variabel Y (sikap kewirausahaan siswa) adalah menyebar secara homogen.
4.4.3. Uji Linieritas Regresi
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Karena data yang didapat berupa data ordinal, sedangkan syarat untuk melakukan uji regresi data harus dalam bentuk interval, maka peneliti mengubah data ordinal ke data interval dengan menggunakan software Microsoft Excel dengan Method Succesive Interval (MSI), setelah dilakukan perhitungan (terlampir) diperoleh skor-skor data interval variabel
X (Kompetensi Pedagogik Guru) dan variabel Y (Sikap Kewirausahaan Siswa), dengan bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji linieritas sebagaimana berikut ini :
Tabel 4. 16 Skor Data Interval Variabel X dan Y
No. Resp
X2 Y2
XY
1 35 50 1204
2500
1735
2 41 37 1677
1402
1534
3 52 44 2704
1905
2270
4 36 37 1278
1389
1333
5 37 37 1370
1355
1363
6 39 34 1525
16
1333
7 46 45 2148
1985
2065
8 48 37 2305
1361
1771
9 47 46 2237
2097
2166
10 60 57 3624
3206
3409
11 59 53 3429
2812
3105
12 53 51 2810
2628
2717
13 57 48 3241
26
2710
14 60 50 3589
2471
2978
No. Resp
X2 Y2
XY
36 51 45 2650
2020
2314
37 43 42 1836
1781
1808
38 56 32 3093
1007
1765
39 39 39 1537
1496
1516
40 51 44 2636
1932
2257
41 56 54 3085
2883
2982
42 38 55 1444
3060
2102
43 50 54 2540
2883
2706
44 57 52 3226
2752
2980
45 54 52 2940
2752
2845
46 57 52 3226
2752
2980
47 56 52 3085
2752
2914
48 57 52 3226
2752
2980
49 56 49 3085
2448
2748
50 51 42 2636
1782
2167
51 48 42 2309
1732
2000
No. Resp
Langkah-langkah menguji linearitas regresi menurut Riduwan (2005:125) adalah: Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat regresi (JK Reg[a] ) dengan rumus:
JK Y Re g a
( 2 3214 ) 15171025 JK Reg[a] =
Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat regresi ( JKReg[b\a]) dengan rumus:
JK Reg[b\a] = b .
XY
Dimana: Dimana:
n ( XY )
3455 3214
75 . 150460
162913 3455
JK reg b|a = b XY
( 3455 ). 3214
JK Reg[b\a] = 0 . 851 150460
= 0.851 154853 148058 . 27 5782 . 32
Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat residu (JK Res ) dengan rumus: JK 2
Re s Yi JK Re g ( b | a ) JK Re g ( a )
= 141627 – 9887.91 – 137760.51 = -6020.91
Langkah 4. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg[a] ) dengan rumus : RJK Reg[a] = JK Reg[a] = 137760.51 Langkah 5. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK Reg[b\a] ) dengan rumus: RJK Reg[b\a] = JK Reg[b\a] = 9887.91 Langkah 6. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK Res ) dengan rumus: JK Re s - 6020.91
Langkah 7. Mencari jumlah kuadrat error (JK ) dengan rumus:
Sebelum mencari nilai JK E , urutkan terlebih dahulu data X mulai dari data terkecil
sampai data terbesar disertai dengan pasangannya (Y), seperti tabel penolong berikut:
Tabel 4. 17 Tabel Penolong Pasangan Variabel X Dan Y Untuk Mencari JK E
X Kelompok
JKE
35 50
35 1 3 37 78.78
35 44
36 37
36 2 4 37 -1881.05
36 34
X Kelompok
JKE
43 38
43 42
43 46
43 29
43 9 9 34 221.26
43 38
43 31
43 34
43 35
44 35
44 47
10 4 87.85
44 45
44 42
45 11 1 32 0.00
46 39
46 44
46 12 5 54 215.94
46 55
46 54
47 52
13 5 0.00
47 52
X Kelompok
2 Y
JK E
JK E = 78.78 + (-1881.05) + 39.52 + 42.22 + 18.93 + 3301.33 + 0.00 + 13.20 + 221.26 +
43.21 + 0.47 + 0.00 + 0.03 JK E = 2311.24 Langkah 8. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JK TC ) dengan rumus:
JK TC = JK Res –JK
JK TC = -6021.21 – 2311.24 = 3709.97 Langkah 9. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK TC ) dengan rumus: JK TC
RJKTC = = 3709.97 161 . 3
k 2 25 2 Langkah 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJK E ) dengan rumus:
Langkah 11. Mencari nilai F hitung dengan rumus:
F hitung = RJK =
RJK TC 161.3
Tabel 4. 18 Tabel Ringkasan Anova Uji Linieritas
Variansi Kebebasan
jumlah kuadrat F hitung F tabel
Kuadrat (JK)
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Residu (JKres)
73 -6021.21
72.48 F hitung <F tabel
Tuna cocok
Atau -9.79 <
berpola linier
Langkah 12. Menentukan keputusan pengujian
Jika F hitung ≤F tabel artinya data berpola linier
Langkah 13. Mencari F tabel dengan rumus:
F tabel =F (1- α) (dk TC, dk ) =F (1-0,05)(dk=k-2,dk=n-k) =F (1-0,05)(dk=23-2,dk=80-23) =F (1-0,05)(dk=21,dk=57) =F (0,95)(21,57)
Cara mencari = F tabel dk = 21 sebagai angka pembilang
dk = 57 sebagai angka penyebut
Sehingga diperoleh F tabel = 1,74 Langkah 14. Membandingkan F hitung dengan F tabel Ternyata F hitung <F tabel atau -9.79 < 1,74, maka data dinyatakan berpola linier. Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa data pada variabel X (Kompetensi
Pedagogik) dengan variabel Y (Sikap Kewirausahaan) atau yang dapat disebut juga sebagai variabel terikat mempunyai linieritas dengan data pada variabel bebas. Hasil ini memberikan makna bahwa pengolahan data memungkinkan dilanjutkan dengan menggunakan statistik parametrik, sehingga dapat disimpulkan analisis regresi dapat dilanjutkan.
4.4.4. Regresi Linier Sederhana
a) Persamaan regresi
Perhitungan untuk mencari koefisien regresi a dan b adalah sebagai berikut: Perhitungan untuk mencari koefisien regresi a dan b adalah sebagai berikut:
Xi Xi Xi . Yi
Yi
n Xi
Xi
12218475 9778129 n Xi . Yi
b = 2 2
Xi Yi
n Xi
Xi
= 1.63 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh persamaan regresi linear Kompetensi
Pedagogik (Y) atas Sikap Kewirausahaan (X), yaitu:
Y ˆ 1 . 54 1 . 63 X
Persamaan di atas menyatakan bahwa setiap perbaikan baik penambahan maupun pengurangan satu poin atau option pada kompetensi pedagogik, maka akan terjadi perubahan pada sikap kewirausahaan sebesar 1.63. Selanjutnya untuk memprediksi hasil penelitian yang telah diketahui variabel bebas (kompetensi pedagogik) sebanyak 75 responden, maka dengan jalan memasukkan harga ke dalam persamaan regresi di atas, didapat:
Y 1 . 54 1 . 63 ( 75 )
Diperkirakan dari 75 responden diperoleh peningkatan sikap kewirausahaan siswa sebesar 123.79.
b) Uji Keberartian Regresi
Penentuan taraf kemaknaan α (level of significance α), yaitu α = 95%.
1. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a) )
Y r eg a
2. Menghitung kuadrat regresi b|a (JK reg b|a )
Dimana:
n ( XY ) X Y
b= 2 2
b = 1.63 maka:
XY
JK reg b|a = b
JK reg b|a = 9887.91
3. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res )
JK Re s = -6021.21
4. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a) )
RJK Re g ( a ) = JK Re g ( a ) = 137760.51
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg(b/a) )
RJK Re g ( b / a ) = JK Re g ( b / a ) = 6021.21
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res ) JK Re s
RJK Re s =
= -77.19
7. Sehingga nilai hitung F dapat diperoleh: RJK Reg(b/a)
8. Menentukan nilai atau titik kritis pada db1 = 1, db2 = n-2 dan α 5%, yaitu F(0,05;1;73) = 3.963
F hitung F ta bel atau 128.090> 3.963
Gambar 4. 14
Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis F
9. Menentukan nilai hitung F apakah terletak di daerah penerimaan H 0 atau penolakan
H 0 . Berdasarkan nilai hitung F dan nilai tabel F yang diperoleh, diketahui nilai hitung F lebih besar dari nilai tabel F, sehingga nilai hitung F terletak di daerah penolakan
H 0 . Artinya pernyataan yang menyebutkan: “Tidak terdapat pengaruh dan signifikan antara Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Sikap Kewirausahaan
Siswa di SMK Negeri 11 Bandung” ditolak.
Sumber Variasi
Koefisien (a)
Regresi (b/a)
10. Membuat kesimpulan, sebagai berikut: Didasarkan pada uji statistik di atas terhadap 75 orang responden, diperoleh keterangan objektif bahwa ada pengaruh dari variabel X ke Variabel Y. Maka seutuhnya bisa diterima, sebab berdasarkan pengujian koefisien regresi dari
Variabel X ke Variabel Y secara statistik bermakna (signifikan). Hal ini
menunjukkan Kompetensi Pedagogik Guru berpengaruh terhadap Sikap Kewirausahaan Siswa.
c) Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel kompetensi pedagogik terhadap sikap kewirausahaan digunakan rumus koefisien determinasi. Sebelum mencari nilai koefisien determinasi (KD) maka terlebih dahulu dicari nilai koefisien korelasi sebagai berikut:
b n XiYi ( Xi )( Yi )
r=
n Yi ( Yi )
Angka 0.625 di atas menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel X (Kompetensi Pedagogik) dengan variabel Y (Sikap Kewirausahaan). Hal ini dapat diindikasikan bahwa variabel X akan mempengaruhi variabel Y atau dengan kata lain bahwa kepuasan kerja itu adalah salah satunya dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik yang dirancang oleh sekolah.
Selanjutnya nilai koefisien korelasi yang di dapat dibandingkan dengan batas-batas korelasi (r) untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, nilai koefisien korelasi yang sebesar 0.625 yang didapat dikonsultasikan dengan tabel batas- Selanjutnya nilai koefisien korelasi yang di dapat dibandingkan dengan batas-batas korelasi (r) untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, nilai koefisien korelasi yang sebesar 0.625 yang didapat dikonsultasikan dengan tabel batas-
Tabel 4. 19 Batas-Batas Nilai r (korelasi)
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono Nilai korelasi yang didapat ternyata ada pada interval 0.60 – 0.799 dan termasuk dalam kategori tinggi. Artinya angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang tinggi antara dua variabel tersebut.
Setelah diketahui bagaimana hubungan antara variabel X dan Y, selanjutnya mencari nilai koefisien determinasi sebagai berikut:
KD = r 2 x 100% = 2
0 . 625 x 100% = 39.036%
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi variabel kompetensi pedagogik terhadap sikap kewirausahan sebesar 39.036%. Hal ini mengandung arti bahwa sikap kewirausahaan dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik sebesar 39.036%, sedangkan sisanya sebesar 60.964% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis dalam penelitian ini.
Pengujian Hipotesis
Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah teknik pengujian hipotesis. Untuk pengujian ini kit a harus meninjau kembali hipotesis penelitian yang dibuat bahwa :
H 0 : β = 0 : Korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi pedagogik (variabel X) terhadap sikap kewirausahaan siswa (variabel Y).
H 1 : β ≠ 0 : Korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi pedagogik (variabel X) terhadap terhadap sikap kewirausahaan siswa (variabel Y).
Dengan ketentuan : Jika t hitung > t tabel , maka Ho ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh
signifikan antara kompetensi pedagogik (variabel X) terhadap sikap kewirausahaan siswa (variabel Y). Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya terdapat pengaruh signifikan antara kompetensi pedagogik (variabel X) terhadap terhadap sikap kewirausahaan siswa (variabel Y).
Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu signifikasi koefisien korelasi (uji t-student). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
2 (Sugiyono, 2010:230) 1 r
Keterangan: t = Distribusi Student dengan Derajat Kebebasan (dk) = n –2 r s = Koefisien Korelasi n = Banyaknya sampel
Berdasarkan perhitungan diatas, di dapat t hitung = 7.157 kemudian bandingkan dengan nilai t tabel pada = 0,05 dengan dk = (n-2) atau 75-2 = 73 diperoleh t tabel = 1.991 .
Dengan demikian t hitung >t tabel , artinya Ho ditolak dan H 1 diterima, maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh dari kompetensi pedagogik terhadap sikap kewirausahan siswa.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka terbukti bahwa kompetensi pedagogik berpengaruh secara signifikan terhadap sikap kewirausahaan siswa. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut :
Kompetesi Pedagogik
Permasalahan yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran Kompetensi Pedagogik Guru di SMK Negeri 11 Bandung.” Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Gambaran variabel ini diperoleh berdasarkan skor angket terhadap kompetensi pedagogik guru. Semakin tinggi skor seseorang, semakin baik tingkat pemahamannya terhadap tingkat pengelolaan pendidikan .
Secara empirik penerapan kompetensi pedagogik di SMK Negeri 11 Bandung, berada pada katagori baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket variabel kompetensi pedagogik, sebesar 4,03. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi responden terhadap kompetensi pedagogik dalam penelitian ini adalah siswa di SMK Negeri 11 Bandung mempersepsikan bahwa kompetensi pedagogik yang dimiliki guru sudah baik. Baiknya kompetensi pedagogik ini, berdasarkan hasil temuan penulis dilapangan, yang terlihatnya komunikasi dua arah yang terjadi dilapangan, sehingga dengan demikian komunikasi yang terjadi antara siswa dengan guru dapat berjalan dengan lancar.
Terdapat tiga indikator yang dijadikan ukuran dalam variabel kompetensi pedagogik yaitu, 1) kompetensi menyusun rencana pembelajaran (RPP), 2) kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar, 3) kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar.
. Secara empirik hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata untuk masing-masing indikator tersebut, tampak pada gambar.
Rata-rata 4,06
KO M P E T E N S I P E D A G O G I K G U R U
Sumber: Skor jawaban responden
Gambar 4. 15
Skor Rata-rata Masing-masing Indikator pada Variabel Kompetensi Pedagogik
Dari paparan gambar tersebut di atas diperoleh gambaran bahwa skor rata-rata untuk masing-masing indikator belum semua mencapai skor maksimal ideal (5,00), hanya indikator kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar yang mencapai 39%. Walapun demikian hasil ini menunjukan gambaran secara empirik kompetensi pedagogik dapat dijelaskan oleh indikator-indikator di atas. Artinya indikator, 1) kompetensi menyusun rencana pembelajaran (RPP), 2) kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar, 3) kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar, dapat dijadikan acuan untuk mengukur kompetensi pedagogik di SMK Negeri 11 Bandung.
Gambar di atas juga menunjukkan indikator kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar memiliki skor tertinggi, yaitu sebesar 39%. Hasil ini menunjukkan pada indikator kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar lebih dominan daripada indikator lain yang menjadi ukuran penelitian ini. Indikator kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar merupakan indikator yang mengukur kompetensi seorang guru dalam mengelola. Merujuk pada hasil empirik indikator kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar dengan hasil rata-rata mencapai 39% yang terkategori cukup baik, artinya persepsi responden terhadap indikator kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar dinilai cukup baik diantara indikator yang lain artinya fungsi mendukung pada kompetensi pedagogik di SMK Negeri 11 Bandung..
Berbeda dengan indikator melaksanakan proses belajar mengajar, indikator kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar memiliki skor rata-rata rendah yang diberikan oleh seluruh responden, yaitu sebesar 26%. Tetapi dengan nilai 26% masih berada pada rentang yang terkategori cukup baik. Hasil ini menunjukkan indikator kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar merupakan indikator yang kurang dominan. Artinya kompetensi pedagogik di SMK Negeri 11 Bandung dilihat dari sisi indikator melaksanakan proses belajar mengajar dalam proses pelaksanaannya masih belum terlaksana dengan baik.
Sikap Kewirausahaan Siswa
Permasalahan yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran mengenai Sikap Kewirausahaan Siswa di SMK Negeri 11 Bandung.” Menurut pendapat W. A Garungan dan Sarlito Wirawan (1990:94) mengungkapkan bahwa pengertian sikap menekankan pada kesiapan individu untuk bereaksi terhadap objek, menurut mereka sikap adalah ”kesiapan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu terhadap hal- hal tersebut”. Gambaran ini diperoleh berdasarkan skor angket sikap siswa terhadap sikap kwirausahaan yang dihasilkan. Semakin tinggi skor seseorang, semakin baik sikap terhadap sikap kewirausahaannya.
Secara empirik sikap kewirausahaan siswa di SMK Negeri 11 Bandung berada pada kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket variabel sikap kewirausahaan siswa, sebesar 3,95. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi responden terhadap sikap kewirausahaan dalam penelitian ini adalah siswa mempersepsikan bahwa sikap kewirausahaan yang dihasilkan siswa di SMK Negeri 11 Bandung sudah tinggi atau baik.
Pada penelitian ini, terdapat enam indikator yang dijadikan ukuran dalam variabel sikap kewirausahaan, yaitu (1) Kepercayaan diri, (2) Berorientasi pada tuga dan hasil, (3) Pengambilan resiko (4) Kepemimpinan, (5) keorisinilan, (6) Berorientasi ke masa depan. Secara empirik hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata untuk masing-masing indikator tersebut nampak pada gambar.
Rata-rata =3,97 Rata-rata = 3.91