SISTEM RESPIRASI DAN EKSKRESI

BAB 13 SISTEM RESPIRASI DAN EKSKRESI

A. RESPIRASI

Pundi-pundi hawa tersebut berfungsi untuk membantu pernafasan burung saat terbang,

Respirasi merupakan proses pertukaran gas yang memperbesar ruang siring (alat suara) sehingga

melipui pengambilan molekul oksigen (O 2 ) dari

menghasilkan suara lebih keras, melindungi tubuh

dari proses kehilangan panas, dan menyelubungi yang bertujuan untuk menghasilkan energi. Sistem

lingkungan dan pembuangan karbon dioksida (CO 2 )

organ dalam dari udara dingin. respirasi pada hewan berbeda-beda. Ikan berespirasi -

Pada saat terbang, konsumsi O 2 dapat meningkat dengan insang, serangga dengan trakea, repil dengan

20 kali. Ekspirasi (pengeluaran gas) terjadi saat paru-paru, burung dengan paru-paru dibantu dengan

sayap diturunkan, sedangkan inspirasi terjadi saat pundi-pundi hawa.

gerakan sayap dinaikkan. Proses inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh pundi-pundi hawa yang

1. Sistem Respirasi pada Mamalia berrada di antara tulang korakoid dan di bagian Sistem respirasi diawali keika udara memasuki lubang

keiak.

hidung, kemudian disaring oleh rambut, dihangatkan, dilembabkan  udara menuju ke faring  trakhea

Skema respirasi pada burung

bronkhus  bronkiolus  alveoli. Glois  trakhea  bercabang membentuk bronkus Pengangkutan karbon dioksida oleh darah dilakukan primaries  mesobronkus  berhubungan dengan dengan iga cara yaitu:

saccus pneumaicus  mesobronkus bercabang

a. karbon dioksida terikat haemoglobin membentuk membentuk bronkus sekundarius caudodorsal dan karbominohaemoglobin,

caudomedial  bronkus sekundarius caudomedial

b. karbon dioksida larut di dalam plasma membentuk bercabang menjadi bronkiolus (banyak pembuluh asam karbonat dengan enzim karbonat anhidrase, darah).

c. karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO 3- ) melalui proses pertukaran klorida.

B. SISTEM EKSKRESI

2. Sistem Respirasi pada Serangga (Sistem Sistem ekskresi merupakan sistem yang mengatur Trakhea)

pembuangan zat-zat sisa metabolisme yang sudah Sistem trakhea tersusun dari pipa udara yang idak diperlukan bagi tubuh.

bercabang di seluruh tubuh, merupakan bentuk

1. Sistem Ekskresi pada Manusia variasi permukaan respirasi internal yang melipat- lipat. Pipa yang paling besar disebut trakhea. Setelah Sistem eksresi pada manusia terdiri dari organ-organ

udara memasuki trakhea, kemudian udara dialirkan ekskresi yaitu ginjal, hai, dan paru-paru serta jaringan menuju cabang-cabang pipa yang halus menjulur dan ekskresi yaitu kulit. memanjang ke permukaan hampir seiap sel. Udara

a. Ginjal

mengalami difusi sepanjang epitelium lembab yang

Sistem ekskresi pada ginjal menghasilkan urin melapisi ujung pangkal sistem trakhea.

melalui dua proses utama yaitu: iltrasi cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang

3. Sistem Respirasi pada Burung dihasilkan dari proses iltrasi tersebut. -

Sistem respirasi burung menggunakan paru-paru

Ginjal terdiri dari 3 bagian utama yaitu: sebagai alat pernafasan.

korteks (terdapat badan malpighi yang tediri -

Pertukaran udara pada burung terjadi di bagian dari simpai bowman dan glomerolus), medula parabronkus yang banyak mengandung pembuluh

(mengandung tubulus kontortus dan tubulus darah.

kolekivus), dan rongga ginjal atau pelvis -

Paru-paru pada burung memiliki keisimewaan renalis (tempat penampung urin). karena mengalami perluasan menjadi saccus

Mekanisme sistem ekresi pada ginjal yaitu: pneumaicus (pundi-pundi hawa).

iltrasi darah. Terjadi di glomerolus, menghasilkan urin primer. Urin primer: urin yang mengandung asam amino, glukosa,

ureum, kerain dan kreainin.

reabsorbsi urin primer, yaitu penyerapan

Pergerakan silia sel-sel api tersebut dapat

kembali zat-zat yang masih berguna

menggerakkan air sepanjang saluran ekskresi,

bagi tubuh. Terjadi di tubulus kolekivus

sehingga zat-zat sisa dapat dikeluarkan

proksimalis, menghasilkan urin sekunder).

melewai nefridiofor.

Urin sekunder: mengandung garam, ureum,

b. Ekskresi pada Belalang

kerain, dan kreainin

Organ ekskresi pada serangga dan artropoda

melipui pengambilan molekul oksigen (O disebut tubula Malpighi (berfungsi seperi

augmantasi, yaitu proses penambahan zat-

zat buangan ke dalam urin. Terjadi di tubulus

ginjal pada vertebrata). Organ-organ tersebut

kolekivus distalis, proses ini menghasilkan

berfungsi mengeluarkan limbah bernitrogen

urin sesungguhnya yang selanjutnya urin

dari haemoilia (cairan sirkulasi pada

dengan insang, serangga dengan trakea, repil dengan serangga), dan berperan dalam osmoregulasi.

ditampung di tubulus kolekivus.

Urin yang terbentuk dialirkan melalui ureter

Selain tubula Malpighi, sistem ekskresi pada

ke dalam kantung kemih (vesica urinaria). Urin

serangga juga memiliki trakhea yang berfungsi

dikeluarkan dari tubuh melalui saluran uretra.

mengatur pembuangan karbondioksida hasil

proses metabolisme. Sistem respirasi diawali keika udara memasuki lubang

b. Hai

Hai merupakan kelenjar terbesar yang terdapat

c. Ekskresi pada Annelida dan Mollusca

dan Mollusca memiliki organ 

di dalam tubuh, berfungsi menghasilkan empedu

Annelida

ekskresi yang disebut metanefridia. Masing- 

yang dapat menawarkan racun-racun di dalam

tubuh.

masing segmen cacing memiliki metanefridia.

Metanefridia berfungsi untuk pengaturan eksresi dengan iga cara yaitu:

c. Paru-paru

Sebagai

organ

ekskresi yang

mengatur

dan osmoregulasi. Metanefridia berindak sebagai

pembuangan gas karbon dioksida dan air sebagai

penyaring yang mengeluarkan sisa metabolisme

hasil meta-bolisme tubuh.

dan mengembalikan zat-zat yang masih dibutuhkan

d. Kulit

ke dalam tubuh.

Bagian kulit yang berperan dalam eksresi yaitu Proses Perombakan sel darah Merah di dalam Tubuh kelenjar keringat yang mengeluarkan keringat. Kelenjar keringat tersebut terdapat pada lapisan Sel darah merah mengandung haemoglobin yang terdiri dermis (lapisan di bawah epidermis).

dari protein globin, Fe, dan hemin. Komponen protein globin pada sel darah merah yang akan dirombak

2. Sistem Ekskresi pada Invertebrata

dimanfaatkan kembali untuk sintesa protein dan pembentukan haemoglobin baru. Sedangkan Fe akan

a. Ekskresi pada Cacing Pipih

diambil kembali dan disimpan dalam hai. Komponen

Memiliki sistem ekskresi tubuler yang disebut hemin naninya akan dirombak menjadi bilirubin sebagai protonefridia.

dan biliverdin (pada empedu) yang naninya akan

Organnya disebut protonefridium, merupa- kan jaringan kerja tubula tertutup yang idak dimanfaatkan dalam sistem pencernaan, dan akhirnya

akan dikeluarkan (dalam bentuk feses (sterobilin), urin memanjang ke permukaan hampir seiap sel. Udara memiliki pembukaan internal, bercabang urobilin) dan tetap disimpan di hai karena adanya

di seluruh tubuh dan cabang paling kecil diselimui oleh sel-sel api bersilia.

siklus interhepaik.

- Paru-paru pada burung memiliki keisimewaan

pneumaicus

BAB 14

SISTEM KOORDINASI

neuron-neuron sensorik (saraf olfaktori, opik, Sistem saraf tersusun dari sel-sel saraf (neuron). Seiap

A. SISTEM SARAF

dan auditori),

neuron terdiri dari badan sel neurit saraf, dendrite, - neuron-neuron motorik (okulomotorik, troklear, akson.

pathenik, abdusen, spinalis dan hipigoglosal), dan,

Sistem saraf

saraf-saraf gabungan neuron motorik dan

sensorik yaitu (saraf trigeminal, facial, dan vagus). Pada saraf kranial terdapat satu saraf yang

Sistem saraf pusat

Sistem saraf tepi

memiliki daerah perebaran yang luas sehingga disebut saraf pengembara (nervus vagus).

Saraf Spinal

Otak Sumsum

Sistem saraf

Sistem saraf

somaik

otonom

Saraf pada tulang belakang memiliki 31 pasang serabut saraf, yang merupakan gabungan neuron sensorik dan

Otak Sumsum

12 pasang serabut

Sistem saraf

motorik. Saraf sensorik memasuki sumsum tulang

besar, lanjutan,

saraf otak,

simpaik,

belakang dari bagian akar dorsal, sedangkan bagian

tengah, sumsum tulang

31 pasang serabut

parasimpaik

dendrit berasal dari reseptor. Saraf motorik memasuki

kecil. belakang

saraf sumsum

sumsum tulang belakang melalui akar ventral dan

tulang belakang

semua bagian neuritnya menuju ke efektor.

1. Saraf Pusat

2. Sistem Saraf Tepi

Mekanisme Penghantaran Impuls

Berdasarkan arah impuls, sistem saraf tepi

a. Melalui perubahan muatan listrik pada sel saraf dibagi menjadi 2 yaitu: sistem aferen dan eferen

1) Potensial aksi dibangkitkan keika ion natrium (menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat mengalir ke dalam akson melintasi membran

ke otot atau kelenjar).

Sistem saraf somaik mengandung saraf yang pada satu lokasi.

2) Depolarisasi potensial aksi pertama telah menghantarkan impuls dari otak (sistem saraf menyebar ke wilayah yang bersebelahan

pusat) ke otot pada rangka. Sistem saraf ini hanya dengan membran tersebut, mendepolarisasi

menghasilkan gerakan di jaringan otot rangka. wilayah tersebut dan memulai potensial -

Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang aksi kedua. Pada lokasi potensial aksi yang

mengontrol organ-organ dalam. Saraf otonom terdiri dari 3 jenis yaitu sistem saraf simpaik

pertama, membran mengalami repolarisasi

(merangsang kinerja organ, neurotransmiter; keika K mengalir ke luar akson. noradrealin) dan saraf parasimpaik (menghambat

3) Potensial aksi keiga merambat secara kinerja organ; neurotransmiter aseil-kolin). berurutan, saat repolarisasi berlangsung.

Melalui mekanisme ini, aliran ion lokal

B. ALAT INDRA

menghasilkan impuls saraf yang merambat di sepanjang akson.

1. Mata

b. Lewat sinapsis Mata memiliki reseptor penangkap cahaya yang Sinapsis merupakan persambungan yang me- disebut fotoreseptor. Mata memiliki bagian-bagian

ngontrol komunikasi antara satu neuron dengan sebagai berikut. neuron yang lain.

a. Lapisan luar: sklera, pada bagian depan bersifat transparan disebut kornea. Saraf Kranial

b. Lapisan tengah: koroid yang terdapat: Terdapat 12 macam saraf kranial yang terdiri dari:

iris (pemberi pigmen pada mata) berfungsi untuk membantu pelebaran dan penyempitan lubang pupil, iris (pemberi pigmen pada mata) berfungsi untuk membantu pelebaran dan penyempitan lubang pupil,

ujung saraf tanpa selaput (untuk perasa nyeri).

c. Lapisan mata dalam: reina yang terdapat:

lensa mata: untuk mengatur fokus mata

4. Indera Pembau (Hidung)

melalui daya akomodasi,

Pada hidung terdapat reseptor berupa khemoreseptor

binik kuning (fovea): sebagai tempat pem- yang terdapat di permukaan dalam hidung. Reseptor bentukan bayangan (terdiri dari sel batang tersebut merupakan akhiran dari saraf olfactori.

Sistem saraf tersusun dari sel-sel saraf (neuron). Seiap

yang peka terhadap cahaya redup dan sel kerucut yang peka terhadap cahaya terang),

5. Indera Pengecap (Lidah)

dan

Pada lidah terdapat kemoreseptor (peka terhadap zat

binik buta sebagai tempat masuk dan kimia yang larut) yang berada di papilla lidah dan sedikit pembelokan sel saraf menuju saraf pusat, di bagian langit-langit. Bagian ujung lidah merasakan serta terdapat pula cairan pengisi bolamata rasa manis, bagian samping depan merasakan rasa

(aqueous humor dan vitreous humor).

asin, bagian samping belakang merasakan asam, dan bagian pangkal merasakan pahit.

Mekanisme penglihatan: Rangsang cahaya  korneacairan pengisi bola mata

C. HORMON

aqueous humor  lensa mata cairan pengisi bola

mata vitreous humor  reina saraf pusat melihat

Hormon merupakan bagian dari sistem koordinasi yang

bekerja bersama sistem saraf. Hormon disekresikan

oleh kelenjar-kelenjar endokrin langsung ke peredaran darah yang berfungsi untuk keseimbangan internal,

2. Telinga

reproduksi, pertumbuhan dan perilaku. Kelenjar- kelenjar endokrin pada tubuh manusia, antara lain:

Telinga memiliki reseptor bunyi yang disebut fonoreseptor dan memiliki alat keseimbangan.

1. Hipoisis (pituitari), menghasilkan hormon

a. Adrenocoricotropic Hormon (ACTH), ber-

Bagian-bagian telinga adalah sebagai berikut.

a. Bagian luar: cuping telinga dan saluran telinga

fungsi untuk merangsang kelenjar adrenal

untuk mensekresi glukokorikoid (untuk

luar.

1) Potensial aksi dibangkitkan keika ion natrium

b. Bagian telinga tengah: membrana tymphani,

mengatur metabolisme karbohidrat).

fenestra ovalis, tulang maleus (maril), inkus,

b. Somatropic Hormone (STH), berfungsi untuk

dan stapes (sanggurdi) yang berfungsi sebagai

pertumbuhan.

penghantar getaran suara.

c. Lutenizing Hormone (LTH), berfungsi merang-

c. Bagian telinga dalam: canalis semicircularis, ingkap

sang terjadinya ovulasi.

d. Tyroid Simulaing Hormone (TSH), berfungsi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONSEP KEANEKARAGAMAN HEWAN PADA BUKU TEKS BIOLOGI SLTP KELAS I

1 76 13

IDENTIFIKASI INSEKTA DI TAMAN HUTAN RAYA R. SOERJO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DALAM BENTUK BUKU SAKU

4 92 26

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DI SMP

1 60 18

INOVASI GURU BIOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) DAN RELEVANSINYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA/MA DI TANGGUL JEMBER

0 31 17

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN INEZ

2 50 4

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60