Morfem bebas: morfem yang dapat berdiri sendiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas.

1) Morfem bebas: morfem yang dapat berdiri sendiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas.

2) Morfem terikat: morfem yang tidak dapat dapat berdiri sendiri dari satu makna. Maknanya baru jelas setelah dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, kombinasi awalan dan akhiran), partikel -ku, -lah, -kah dan bentuk bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri termasuk morfem terikat.

7.4 JENIS – JENIS KATA KATA Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna.

Kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem; atau gabungan huruf dengan morfem, baru diakui sebagai kata bila bentuknya mempunyai makna.

Dari segi bentuk, kata dibagi atas dua macam:

1) Kata yang bermorfem tunggal (kata dasar).

44 | Bahasa Indonesia

Yaitu kata yang belum mendapat imbuhan.

2) Kata yang bermorfem banyak Yaitu kata yang sudah mendapat imbuhan. Pembagian kelas atau jenis kata:

1) kata benda (nomina) 6) kata bilangan (numeralia)

2) kata kerja (verba) 7) kata sambung (konjungsi)

3) kata sifat (adjektiva) 8) kata sandang (artikel)

4) kata ganti (pronomina) 9) kata seru (interjeksi)

5) kata keterangan (adverbia) 10) kata depan (preposisi)  Kata kerja (verba) Adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan

sifat. Umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Ciri-ciri kata kerja:

1) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan,sedang, dan telah. Contoh: (akan) mandi

2) Dapat diingkari dengan kata tidak Contoh: (tidak) makan

3) Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata benda /kata sifat. Contoh: tulis + dengan pena (KB) menulis + dengan cepat (KS) Selain bentuk di atas, ada bentuk verba yang lain, yaitu:

a) Verba reduplikasi atau verba berulang dengan dengan atau tanpa pengimbuhan, misalnya makan- makan, batuk-batuk.

b) Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata, namun bukan berupa idiom; misalnya terjun payung, tatap muka.

c) Verba berpreposisi, yaitu verba intransitif yang selalu diikuti oleh preposisi tertentu; misalnya tahu akan, cinta pada.

 Kata sifat (adjektiva) Adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, tabiat orang/binatang/suatu benda. Umumnya

berfungsi sebagai predikat, objek ,dan penjelas dalam kalimat. Dibedakan atas dua macam, yaitu:

1) kata sifat berbentuk tunggal, dengan ciri-ciri:

a. dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling: misalnya lebih baik.

Bahasa Indonesia | 45

c. Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak, misalnya tidak benar.

2) kata sifat berimbuhan. Contoh: abadi, manusiawi, kekanak-kanakan.

 Kata keterangan (adverbia) Adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Kalimat

Saya ingin segera melukis, kata segera adalah adverbia yang menerangkan verba melukis.  Rumpun kata benda (nomina) Adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak). Kata benda berfungsi

sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan dalam kalimat. Ciri kata benda:

1) Dapat diingkari dengan kata bukan. Contoh: gula (bukan gula).

2) Dapat diikuti setelah gabungan kata yang + kata sifat atau yang sangat + kata sifat. Contoh: buku + yang mahal (KS). Ada dua jenis kata yang juga mengacu kepada benda, yaitu: Pronomina: kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain. Contoh: mana, kapan, Bu Numeralia : kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, atau barang. Contoh: tiga, puluhan. Jadi, rumpun kata benda ada: 1) kata benda (nomina), 2) kata ganti (pronomina), 3) kata bilangan

(numeralia).  Rumpun kata tugas (partikel) Adalah kumpulan kata dan partikel. Lebih tepat dinamakan rumpun kata tugas, yang terdiri atas:

1) Kata depan (preposisi) Adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat atau kata kerja untuk membentuk

gabungan kata depan (frasa preposional). Contoh: di kantor, sejak kecil.

2) Kata sambung (konjungsi) Adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Contoh: - …antara hidup dan mati (dalam kalimat) - Situasi memang sudah membaik. Akan tetapi, kita harus selalu siaga.

46 | Bahasa Indonesia

3) Kata seru (interjeksi) Adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran,

dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan atau kalimat perintah (imperatif). Contoh: Aduh, gigiku sakit sekali! Ayo, maju terus, pantang mundur!

4) Kata sandang (artikel) Adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau kata benda. Artikel ada tiga, yaitu: (a) yang bermakna tunggal: sang putri (b) yang bermakna jamak: para hakim (c) yang bermakna netral: si hitam manis.

5) Partikel Bermakna unsur-unsur kecil dari suatu benda. Partikel yang dibicarakan di sini adalah partikel yang

berperan membentuk kalimat tanya (interogatif) dan pernyataan, yaitu: -kah: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang? Berfungsi sebagi kalimat tanya yang membutuhkan jawaban. -lah: Apalah dayaku tanpa bantuanmu? Berfungsi sebagai kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban tetapi tetap diberi tanda tanya. Dialah yang Maha Kuasa, kata lah dalam kalimat ini menunjukkan partikel dan harus ditulis dengan

huruf kecil. DiaLah yang makan, kata lah dalam kalimat ini menunjukkan kata hubung dan harus ditulis dengan

huruf besar. -tah: Apatah dayaku tanpa engkau? Kalimat pertanyaan yang tidak membutukan jawaban (kalimat retoris). Partikel ini adalah serapan dari

bahasa Jawa. pun: Karena dosen berhalangan, kuliah pun dibatalkan. Setiap kalimat yang memerlukan jawaban harus diberi tanda tanya.

7.5 FRASA Frasa Adalah kelompok kata yang tidak mengandung predikat dan belum membentuk klausa atau kalimat.

Berfungsi sebagai subjek, predikat, objek dan keterangan di dalam kalimat. Ciri frasa: (1) Kontruksinya tidak mempunyai predikat,

Bahasa Indonesia | 47

(2) Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom, (3) Susunan katanya berpola tetap. Frasa tidak boleh mengandung predikat dan tidak sama dengan idiom, karena cakupan makna makna

yang dibentuk oleh frasa masih di sekitar makna leksikal kata pembentuknya karena hakikatnya frasa adalah kata yang diperluas dengan memberi keterangan.

Contoh: jumpa pers; berjumpa dengan pers.

7.6 PERUBAHAN MAKNA Makna dan perubahannya Ada dua macama makna yang terpenting, yaitu:

1) Makna leksikal/makna denotasi/makna lugas adalah makna kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam sebuah struktur. Leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Sehingga, makna leksikal ialah makna yang tertera dalam kamus, misalnya kata belah dapat bermakna celah, pecah menjadi dua, sisi dll. Makna ini biasanya digunakan dalam surat-surat resmi, surat-surat dagang, laporan dan tulisan ilmiah agar makna menjadi pasti, sehingga tidak terjadi salah tafsir.

2) Makna gramatikal atau makna konotasi ialah makna yang timbul akibat proses gramatikal. Disebut juga makna struktural karena makna yang timbul bergantung pada struktur tertentu sesuai dengan konteks dan situasi dimana kata itu berada.

Contoh: (i) lembah hitam (daerah /tempat mesum) (ii) kuhitamkan negeri ini (kutinggalkan untuk selamanya) Dalam kaitan dengan makna, ada istilah-istilah yang perlu kita pahami,

a) Sinonim atau padan makna ialah ungkapan yang maknanya hampir sama dengan ungkapan lain. Contoh: nasib = takdir.

b) Antonim atau lawan makna ialah ungkapan yang maknanya kebalikan dari ungkapan lain.Contoh: baik >< buruk. c) Homonim terjadi jika dua kata mempunyai bentuk dan ucapan yang sama, tetapi maknanya berbeda. Contoh: mengukur (dari kukur) dan mengukur (dari ukur) Homofon terjadi jika dua kata mempunyai ucapan yang sama, tetapi makna dan bentuknya berbeda; misalnya kata sangsi = ragu-ragu dan sanksi = hukuman. Homograf terjadi jika dua kata mempunyai bentuk yang sama tetapi bunyi atau ucapan dan maknanya berbeda; misalnya beruang = nama binatang, beruang = mempunyai uang. d) Hiponim terjadi jika makna sebuah ungkapan merupakan bagian dari makna ungkapan yang lain. Misalnya merah adalah hiponim dari kata berwarna. Dan diantara perubahan makna yang penting, antara lain: 1) Meluas, jika cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama. Misalnya kata putra-putri = anak-anak raja (dahulu) = laki-laki dan wanita (sekarang) 2) Menyempit, jika cakupan makna dahulu lebih luas dari makna yang sekarang. Misalnya kata sarjana = semua cendekiawan (dahulu) = gelar akademis (sekarang) 3) Amelioratif yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari makna lama. Kata wanita nilainya lebih tinggi dari kata perempuan. 4) Peyoratif yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasa lebih rendah nilainya dari makna lama. Dalam peyoratif, arti yang

48 | Bahasa Indonesia

dituntut dalam kehidupan bermasyarakat. Kata yang mulanya dipakai untuk menyembunyikan kata yang dianggap kurang sopan, suatu waktu dapat dianggap kurang sopan, sehingga harus diganti dengan kata lain. Kata bunting dianggap tinggi pada zaman dahulu, sekarang dirasa sebagai kata yang kasar dan kurang sopan, lalu diganti dengan kata hamil atau mengandung. 5) Sinestesia yaitu perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua indera yang berlainan. Contoh: Mukanya masam. 6) Asosiasi yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Contoh: Beri dia amplop agar urusan cepat beres. 7) Metafora adalah perubahan majna karena persamaan sifat antara dua objek> Conto: putrid malam (untuk bulan).

8) Metonimi terjadi karena hubungan yang erat antara kata-kata yang terlibat dalam dalam suatu lingkungan makna yang sama dan dapat diklasifikasi menurut tempat atau waktu, hubungan isi dan kulit, hubungan antara sebab dan akibat.

Contoh: penemuan-penemuan yang sering disebut menurut penemunya, seperti: Ohm, Ampere.

Bahasa Indonesia | 49

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1