Petani (Adopter)

4. Petani (Adopter)

a. Ciri-ciri Petani

Petani sebagai orang yang menjalankan usahatani mempunyai peran yang jamak (multiple roles) yaitu sebagai manajer, sebagai juru tani dan sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga petani dituntut untuk dapat memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi kepada semua anggota rumah tangganya. Sebagai manajer dan juru tani yang berkaitan dengan kemampuan mengelola Petani sebagai orang yang menjalankan usahatani mempunyai peran yang jamak (multiple roles) yaitu sebagai manajer, sebagai juru tani dan sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga petani dituntut untuk dapat memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi kepada semua anggota rumah tangganya. Sebagai manajer dan juru tani yang berkaitan dengan kemampuan mengelola

Petani tidak hanya mengadopsi peralatan terbaik yang tersedia tetapi juga mencoba untuk memproduksi produk yang dapat dihasilkan oleh tumbuhan dan hewan, seperti yang dikatakan (Singh, 2006) :

“Farmers will not only adopt the best available threshing storage and processing measures but will also try to produce value added products from every part of the plant and animal. Post harvest technology assumes particular importance in the case of perishable commodities like fruits, vegetable, milk, egg, fish, and other animal products and processed food. A mismatch between production and post harvest technologies affects adversely both producers and consumers”.

Petani merupakan penduduk atau orang-orang yang secara de facto memiliki atau menguasai sebidang lahan pertanian serta mempunyai kekuasaan atas pengelolaan faktor-faktor produksi pertanian (meliputi: tanah berikut faktor alam yang melingkupinya, tenaga kerja termasuk organisasi dan skill, modal dan peralatan) di atas lahannya tersebut secara mandiri (otonom) atau bersama-sama dengan pihak lain (Mardikanto dan Sri Sutarni, 1982).

Hanafi (1987) mengatakan bahwa antara adopter yang inovatif dengan yang kurang inovatif memiliki ciri-ciri sosial ekonomi yang berbeda. Dibandingkan dengan adopter yang lebih lambat, anggota sistem yang lebih inovatif itu:

a. Lebih berpendidikan, termasuk lebih menguasai kemampuan baca tulis.

b. Mempunyai status sosial yang lebih tinggi. Status sosial ditandai b. Mempunyai status sosial yang lebih tinggi. Status sosial ditandai

c. Mempunyai tingkat mobilitas keatas lebih besar, yakni kecenderungan untuk lebih meningkat lagi status sosialnya.

d. Mempunyai ladang yang lebih luas (jika ia petani).

e. Lebih berorientasi pada ekonomi komersial, dimana produk- produk yang dihasilkan ditujukan untuk dijual bukan semata-mata untuk konsumsi sendiri, karena barang kali mereka mengadopsi inovasi untuk lebih meningkatkan produksi sehingga pendapatan juga meningkat.

f. Memiliki sikap lebih berkenan terhadap kredit.

g. Mempunyai pekerjaan yang lebih spesifik.

Dalam kegiatan usahatani, petani merangkap dua peranan yaitu sebagai penggarap dan manajer. Peranan petani sebagai penggarap adalah memelihara tanaman dan hewannya agar mendapatkan hasil yang diperlukan. Sedangkan petani berperan sebagai manajer yaitu ketrampilan dalam menjalankan usahanya menyangkut kegiatan otak yang didorong oleh keinginan dalam pengambilan keputusan atau pemilihan alternatif tanaman atau ternak (Soetriono et all, 2006).

Kay dan William (1999), mengemukakan bahwa peranan bidang pertanian selalu menjadi faktor yang utama dalam kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu terdapat beberapa alasan seseorang (petani) bekerja di bidang pertanian, yaitu antara lain sebagai

“The amount of land in farms and ranches has been relatively constant, this means the average farms size has increased considerably. Several factors have contributed to this change. First, labor-saving technology in the form of larger agricultural machinery, automated equipment and specialized livestock buildings has made it possible for fewer farm workers to produce more. Second, employment oppurtunities outside agriculture have become more attractive and plentiful, encouraging labor to move out of agriculture. Third, farms and ranch operators have aspired to earn higher levels of income and to enjoy a standard of living comparable to that of nonfarms

Rogers (1971) dalam Mardikanto (2010) mengemukakan hipotesisnya bahwa setiap kelompok masyarakat terbagi menjadi 5 kelompok individu berdasarkan tingkat kecepatan mengadopsi inovasi, yaitu:

a. 2,5 % kelompok perintis (inovator)

b. 13,5 % kelompok pelopor (early adopter)

c. 34,0 % kelompok penganut dini (early majority)

d. 13,5 % kelompok penganut lambat (late majority)

e. 2,5 % kelompok orang-orang kolot atau naluri (laggard)

Gambar 2.1. Tipologi adopter