12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikus II Pertemuan 2
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikus II Pertemuan 2
no Aspek yang diamati
Aspek item
Jumlah skor aspek item yang terlaksana
1 Kegiatan Pra Pembelajaran
2 Kegiatan awal
3 Kegiatan inti
4 Kegiatan akhir
Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan ke dua diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah 57 yang di persentasekan menjadi 95%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus ke dua pertemuan ke dua termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan ke dua diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah 57 yang di persentasekan menjadi 95%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus ke dua pertemuan ke dua termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk
Aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke dua sudah mencapai indikator kinerja karena sudah berada pada kategori sangat baik.
4.1.3.3 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tindakan siklus II diperoleh dari hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga.
1) Hasil Belajar IPA Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi dengan penerapan pembelajaran make a match , guru memberikan tes tertulis kepada siswa dengan bentuk soal pilihan ganda sejumlah 30 soal. Tes diberikan kepada siswa pada akhir siklus II yaitu pada pertemuan ke tiga. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi mengenai hasil belajar siswa kelas V siklus II:
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II
NO Rentang Nilai
Kurang Sekali
Baik Sekali Jumlah siswa
Nilai Rata-Rata
Nilai Tertinggi
95 Nilai Terendah
73 Berdasarkan tabel 4.13 maka dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang
mendapat nilai 50-59 dan 60-69. Siswa yang mendapat nilai 70-79 sebanyak 6 siswa dengan persentase 35,3%. Siswa yang mendapat nilai 80-89 sebanyak 9 siswa dengan persentase 52,94%, dan siswa yang mendapat nilai 90-99 sebanyak 2 siswa dengan persentase 11,76%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari data hasil belajar siklus I adalah 80,76 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 73. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil nilai pada siklus 2 dapat dilihat pada lampiran halaman 205.
Data mengenai hasil belajar siswa siklus II pada tabel 4.13, dapat digambarkan memalui diagram batang seperti pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hasil belajar Siswa Siklus II
Data mengenai hasil belajar siswa siklus II kemudian peneliti melakukan analisis mengenai ketuntasan hasil belajar siswa siklus II yang tertera pada tabe 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Ketuntasan Belajar
Nilai
Jumlah siswa
2. Tidak Tuntas
80,76 Nilai tertinggi
Nilai terendah
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar IPA siswa kelas
V pada mata pelajaran IPA siklus II yang telah mencapi KKM sebanyak 17 siswa dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang nilainya berada di bawah KKM. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Bugel 01 Salatiga siklus II dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti yang tertera pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Gambar 4.6 mengenai persentase ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dengan penerapan pembelajaran make a match terlihat bahwa hasil belajar IPA siswa 100% mencapai KKM. Hasil belajar IPA dengan penerapan pembelajaran make a match pada siklus II mengalami peningkatan dari hasil belajar IPA yang diperoleh pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bugel 01 Salatiga sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti yakni minimal 100% siswa mencapai KKM.
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran make a match dengan baik. Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran make a match dapat membuat siswa benar-benar aktif. Peningkatan aktivitas siswa terlihat selama proses pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif saja yang memberikan pendapatnya, tetapi siswa yang biasanya hanya duduk diam mampu memberikan pendapatnya. Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus II dengan KKM ≥ 70 dari 17 siswa, semua siswa sudah tuntas dengan persentase 100% dan rata-rata 80,76. Hal ini menunjukkan bahwa, Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran make a match dengan baik. Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran make a match dapat membuat siswa benar-benar aktif. Peningkatan aktivitas siswa terlihat selama proses pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif saja yang memberikan pendapatnya, tetapi siswa yang biasanya hanya duduk diam mampu memberikan pendapatnya. Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus II dengan KKM ≥ 70 dari 17 siswa, semua siswa sudah tuntas dengan persentase 100% dan rata-rata 80,76. Hal ini menunjukkan bahwa,
Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran make a match pada siklus II diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
1. Langkah-langkah pembelajaran make a match sudah dilaksanakan dengan baik dan runtut oleh guru.
2. Guru sudah tidak bingung lagi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran make
a match sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar.
3. Guru mengawasi aktivitas siswa dan membimbing siswa dengan baik saat permainan kartu make a match berlangsung.
4. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran make a match.
5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA mengalami peningkatan.