2 Daftar Penerima Bantuan RTLH 2006-2010

Tabel 5.2 Daftar Penerima Bantuan RTLH 2006-2010

DAFTAR PENERIMA BANTUAN RTLH 2006 - 2010

NO URU T

DESA/ KELURAHAN

DATA

RTLH

REALISASI BANTUAN

TOTAL PENERIM A BANTUAN 2006 S/D2010 2006 2007 2008 2009 2010 2011

LAWEYAN

1 PAJANG

2 LAWEYAN

3 BUMI

4 PANULARAN

5 SRIWEDARI

6 PENUMPING

7 PURWOSARI

8 SONDAKAN

9 KERTEN

10 JAJAR

11 KARANGASEM

SERENGAN

PASAR KLIWON

6 KAMPUNG BARU

1 KEPATIHAN KULON

2 KEPATIHAN WETAN

6 PUCANG SAWIT

Sumber : Bapermas 2011

BLUD GLH, DTK, Kelurahan dan Masyarakat (Pokja) dapat dianalisa melalui enam kriteria penting menurut Ansel and Gash dalam Journal of Public Administration Research (2007: 1-2), meliputi:

1) Forum yang diprakarsai oleh lembaga-lembaga publik atau lembaga,

Sebelum melakukan sosialisasi kepada masyarakat Tim RTLH tingkat kota mengadakan koordinasi terkait dengan apa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program RTLH ini. Kemudian setelah itu Tim RTLH tingkat kota melalui Kelurahan mengadakan rapat sasialisasi dan pembentukan Kelompok Kerja yang dipilih melalui musyawarah bersama dari masyarakat sasaran program RTLH.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapermas, BLUD, DTK dan Kelurahan semua memberikan jawaban yang memiliki inti yang sama yaitu Rapat Tim RTLH Tingkat Kota dilaksanakan sebelum sosialisasai kepada masyarakat. Setelah itu barulah diadakan sosialisasi. Hal ini sesuai pernyataan dari Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Drs. Sukendar TCK, M.Si :

“Hal itu kita wadahi dalam panitia perbaikan rumah tidak layak huni pada tingkat kota yang ee disitu akan kita pakai mekanisme

rapat koordinasi jadi dalam rapat kita akan memberikan informasi nanti pihak DPU akan memberikan informasi apa jadi berangkatnya lebih kepada proses asistensi, jadi masyarakat itu membentuk pokja masyarakat itu mengenali kebutuhannya nah kebutuhannya tentang apa kita koordinasikan dengan SKPD tertentu misalnya kalau bidang e tata tanahnya setplannya seperti

Juli 2012) Kemudian yang disampaikan oleh FX Sarwono, SH, MM selaku Kepala

BLUD GLH Kota Surakarta :

“Sebelumnya diadakan rapat tim kota mas, nah disitu Bapermas mengundang dinas yang terkait program ini. Dirapat itu dibahas

daerah yang akan diberikan hibah itu butuhnya apa saja. Kemudian ditawarkan ke DPU misal atau Dinas pertamanan, mungkin mereka itu mau ngasih bantuan tambahan seperti pembangunan MCK Komunal mungkin atau apa. Termasuk juga BLUD ini, disitu nanti kita di informasikan berapa rumah yang akan diberi bantuan. Selanjutnya kami tinggal mengarahkan cara peminjaman dana

dalam sosialisasi ke masyarakat”(wawancara tanggal 10 Juli 2012) Dalam Perwali No. 17-A tahun 2009 tentang pedoman Pelaksanaan

Pemberian Bantuan Pembangunan/Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni bagi Masyarakat Miskin Kota Surakarta juga disebutkan di Bab 5 pasal 12 yaitu

pemberian bantuan pembangunan/perbaikan rumah tidak layak huni di Kota Surakarta, maka dibentuk Panitia Pembangunan/ Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Tingkat Kota dan Kelurahan serta kelompok kerja penerima bantuan. Panitia Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni Tingkat Kota ditetapkan oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas PP PA dan KB) Kota Surakarta yang beranggotakan unsur dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang Kota, Bappeda, Badan Informasi dan Komunikasi, Dinas Kebersihan dan Pertamanan,

Rumah Tidak Layak Huni Tingkat Kelurahan ditetapkan oleh Kepala Kelurahan, dengan anggota minimal 5 (lima) orang yang terdiri dari unsur Kelurahan, LPMK, Tokoh Masyarakat, petugas fungsional Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana tingkat Kelurahan/Penyuluh KB dan Kesos (PLKB/PKB) dan Bendahara Kelurahan.

2) Peserta dalam forum tersebut termasuk aktor non pemerintah,

Dalam sosialisasi Bapermas yang diadakan di Kelurahan sasaran yang dilibatkan dalam forum tidak hanya SKPD terkait namun juga melibatkan masyarakat yang menjadi sasaran dari program perbaikan rumah tersebut, sehingga dari forum tersebut dapat diketahui apa saja kebutuhan masyarakat yang perlu untuk dibantu.

Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Drs. Sukendar TCK, M.Si, sebagai berikut :

“Proses sosialisasi mereka juga datang bersama dengan masyarakat, DPU juga datang Tata Kota juga kita undang Bappeda juga kita undang pada proses sosialisasi dimasyarakat nah sehingga

dimasyarakat itu muncul apa, tim kota datang bersama-sama dengan warga. Jadi warga dibantu bareng-bareng apa yang dibutuhkan, apa kesulitan yang dialami. ” (wawancara tanggal 6 Juli 2012)

Kemudian yang diutarakan Trisula selaku masyarakat penerima bantuan :

“Waktu sosialisasi itu semua diundang mas yang dapet bantuan perbaikan, ya semua pokoknya, dari pak lurah, pak RT/RW, “Waktu sosialisasi itu semua diundang mas yang dapet bantuan perbaikan, ya semua pokoknya, dari pak lurah, pak RT/RW,