Deskripsi Lembaga yang Terlibat dalam Kolaborasi

A. Deskripsi Lembaga yang Terlibat dalam Kolaborasi

1. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Surakarta

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat Bapermas, PP, PA dan KB dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomr 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana berkantor di Gedung Tawangpraja Lantai 2 Kompleks Balaikota Surakarta, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana. Dalam menjalankan tugas pokoknya Bapermas, PP, PA dan KB berdasar dan berpegang pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan kesekretariatan badan;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;

c. Pembinaan dan pengembangan kelembagaan masyarakat dan sarana prasarana;

d. Pembinaan dan pengembangan pengarusutamaan gender dan peningkatan kualitas hidup perempuan;

e. Pembinaan dan peningkatan perlindungan anak dan kualitas hidup anak;

f. Pembinaan dan pengembangan keluarga berencana;

g. Penyelenggaraan sosialisasi;

h. Pembinaan jabatan fungsional ;

i. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB)

MASYARAKAT, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA SURAKARTA

Sumber : Perwali Surakarta Nomor 30 Tahun 2008

Kepala Badan mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bapermas, PP, PA dan KB. Kepala Badan membawahkan Sekretariat, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Pemberdayaan Perempuan, Bidang Perlindungan Anak, Bidang Keluarga Berencana, Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB), dan Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan

pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pengembangan sarana prasarana. Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengarusutamaan gender dan perlindungan perempuan, dan peningkatan kualitas hidup perempuan. Bidang Perlindungan Anak memiliki tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perlindungan anak dan peningkatan kualitas hidup anak. Dan Bidang Keluarga Berencana memiliki tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian penduduk, dan kesehatan reproduksi dan keluarga sejahtera dan usaha ekonomi.(Perwali No. 30 Tahun 2008)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang bertanggung jawab penuh dalam program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni adalah Bidang Pemberdayaan Masyarakat dimana memiliki tugas membina dan melaksanakan kegiatan di bidang pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pengembangan sarana prasarana dimana hal tersebut erat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat.

Dari hasil pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

atau 15.850 jiwa. Dari data tersebut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas PP PA dan KB) Kota Surakarta melakukan inisiatif untuk membantu warga miskin Kota Surakarta dengan program Perbaikan Rumah Tidak layak Huni (RTLH). Permasalahan tersebut tentunya sulit untuk di selesaikan dengan cepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat setempat dikarenakan dari satu tempat ke tempat lain berbeda-beda kebutuhannya. Tidak hanya rumah yang membutuhkan perbaikan namun juga lingkungan yang memerlukan penataan dan bantuan perbaikan juga, sehingga Bapermas menjalin dukungan lintas sektor antara lain dengan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang Kota, Bappeda, Badan Informasi dan Komunikasi, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Kantor Pertanahan, Bag. Hukum dan HAM, Camat, usur LPMK Tingkat Kota dan LSM. Program ini dikoordinir oleh Bapermas, PP, PA dan KB sebagai Leading Sector. Inisiatif yang didukung penuh oleh Walikota Surakarta tersebut berupa Pemberian Bantuan Pembangunan atau Perbaikan RTLH di Kota Surakarta.

Melihat sangat luasnya kerjasama yang dilakukan oleh Bapermas, maka penelitian ini akan memfokuskan pada kolaborasi yang dilakukan Bapermas dengan Badan Layanan Umum Daerah, Dinas Tata Ruang Kota, Kelurahan Kratonan dan Masyarakat (Pokja). Kolaborasi antara Bapermas dengan BLUD, DTK, Kelurahan dan Masyarakat menjadi sangat penting karena Melihat sangat luasnya kerjasama yang dilakukan oleh Bapermas, maka penelitian ini akan memfokuskan pada kolaborasi yang dilakukan Bapermas dengan Badan Layanan Umum Daerah, Dinas Tata Ruang Kota, Kelurahan Kratonan dan Masyarakat (Pokja). Kolaborasi antara Bapermas dengan BLUD, DTK, Kelurahan dan Masyarakat menjadi sangat penting karena

Dalam program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni ini Bapermas berperan sebagai leading sector atau koordinator program yang memiliki tugas untuk menyalurkan bantuan dari APBD kota Surakarta, mensosialisasikan program, berkoordinasi dengan SKPD terkait dengan apa yang dibutuhkan masyarakat yang menjadi sasaran dari program RTLH tersebut sampai pada pendampingan dari proses perencanaan sampai pada pertanggung jawaban dana yang digunakan.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Drs. Sukendar TCK, M.Si :

“Kalau dari Bapermas, Bapermas menyalurkan bantuan dari APBD , kemudian mensosialisasikan kepada ee, memfasilitasi proses

pengusulan anggarannya jadi pertama rumah tidak layak huni peran Bapermas itu masyarakat mengusulkan kebutuhan bantuan akan rumah tidak layak huni nah Bapermas memfasilitasi mengusulkan setelah mengusulkan jadilah anggaran bantuan rumah tidak layak huni di APBD, setelah menjadi anggaran Bapermas memfasilitasi untuk mensosialisasikan ayo kamu dapat bantuan ini sesuai usulanmu mau digunakan untuk apa harus sesuai dengan usulan panjenengan ini kita pengusulan anggarannya jadi pertama rumah tidak layak huni peran Bapermas itu masyarakat mengusulkan kebutuhan bantuan akan rumah tidak layak huni nah Bapermas memfasilitasi mengusulkan setelah mengusulkan jadilah anggaran bantuan rumah tidak layak huni di APBD, setelah menjadi anggaran Bapermas memfasilitasi untuk mensosialisasikan ayo kamu dapat bantuan ini sesuai usulanmu mau digunakan untuk apa harus sesuai dengan usulan panjenengan ini kita

pelaksanaannya

kemudian masyarakat melaksanakannya lalu kita mendampingi untuk pertanggung jawabannya. ”(wawancara tanggal 6 Juli 2012)

2. Badan Layanan Umum Daerah Griya Layak Huni (BLUD GLH)

Kota Surakarta telah berkembang dengan sangat pesat. Namun seiring dengan perkembangan itu, masalah permukiman yang sangat padan dan tidak layak huni juga semakin besar yang ditunjukkan dengan adanya hasil survey Pemerintah Kota Surakarta pada tahun 2006 ditemukan sebanyak 6.612 rumah.

Menciptakan Kota Surakarta yang bebas daerah kumuh merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah Kota Surakarta mendirikan Badan Layanan Umum Daerah Griya Layak Huni (BLUD GLH) pada tanggal 29 April 2009 yang bertujuan membantu masyarakat Kota Surakarta untuk mengentaskan masalah kekumuhan tersebut.

Pendirian BLUD GLH ini mendapatkan respon dari masyarakat internasional khususnya UN HABITAT, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah permukiman dan perkotaan. Mereka bermitra dengan BLUD GLH sebagai Lokal Finance Facility (LFF) yaitu fasilitas pembiayaan lokal bagi penanganan daerah kumuh.

bervisi kedepan untuk pembiayaan perumahan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR); Memberikan bantuan teknis untuk memperbaiki kondisi permukiman masyarakat secara berkelanjutan; Memprioritaskan inisiatif perbaikan kawasan kumuh perkotaan.

Visi dari BLUD GLH adalah terwujudnya pemukiman yang lebih layak huni, bersih, sehat dan produktif di Kota Surakarta pada tahun 2013. Serta dengan misi fasilitasi perkembangan program kerja terpadu dalam memecahkan masalah kawasan pemukiman kumuh; fasilitasi mobilisasi sumber daya penjaminan kredit perumahan dan pengembangan kapasitas para pihak yang berkepentingan; meningkatkan pemenuhan kebutuhan rumah yang layak huni dan; meningkatkan kualitas lingkungan.

Gambar 4.2

Struktur Organisasi BLUD GLH

WALIKOTA BAPERMAS

Dewan Monev

Pengelola BLUD GLH

Pengelola

1. Kepala : FX Sarwono, SH, MM

2. Pejabat Keuangan : Irma Ayu Rakhmawati, SE

3. Pejabat Teknis : Patricia Gonie, SE

Lingkup layanan dari BLUD GLH ini antara lain :

1) Bantuan teknis :

 Pembuatan business plan  Aspek legalitas dan institusional  Aspek kesiapan sosial masyarakat  Aspek perencanaan pembiayaan terjangkau

2) Fasilitasi akses ke lembaga pembiayaan :

 Survey keterjangkauan masyarakat  Penyusunan dan pengajuan pinjaman  Negosiasi dengan lembaga pembiayaan

3) Merancang skema pengembangan pengelolaan berkesinambungan

4) Merancang skema pemeliharaan dan operasional berkesinambungan

Gambar 4.3 Skema hubungan

Sumber : BLUD GLH 2010

BLUD GLH memiliki program Pelayanan Terpadu Akses Pembiayaan Berbasis Komunitas yang dinamakan i-SUF. Program i-SUF membuka akses pembiayaan bagi; perbaikan dan penyediaan rumah sehat dan terjangkau, distribusi air bersih dan instansi bioseptic tank, dan pembiayaan pengolahan sampah.

I-SUF adalah bentuk layanan BLUD GLH sebagai upaya untuk melengkapi program Pemerintah Kota Surakarta dan titian masyarakat yang membutuhkan pembiayaan untuk pengadaan sarana air bersih, pembuangan air limbah, perbaikan dan pengadaan rumah dan lingkungan sehat. I-SUF secara pro aktif dan inovatif menyediakan layanan yang ditujukan bagi program atau uaslan masyarakat berpendapatan rendah di daerah padat dan hunian tidak sehat.

Dalam program RTLH ini BLUD GLH memiliki kontribusi dalam memberikan penjaminan bagi masyarakat sasaran dengan pihak ketiga yaitu Bank Swasta. Hal ini penting dilakukan karena dengan adanya penjaminan

Hub. Kontraktual

Hub. Fasilitasi

Masyarakat

Lembaga Pembiayaan

BLUD GLH Surakarta

masyarakat miskin seringkali kesulitan dalam mengajukan dana pinjaman kepada Bank.

Seperti yang disampaikan oleh FX Sarwono, SH, MM selaku Kepala BLUD GLH Kota Surakarta :

“Setelah menghubungkan ke Bank lalu kita melakukan negosiasi dengan Bank, karena Bank itu punya persyaratan tersendiri untuk bisa pinjam di Bank. Dia memberikan jaminan ketika mereka tidak bisa atau kekurangan penjaminan barulah BLUD menyambung memberikan jaminan agar mereka bisa mendapatkan pinjaman dari Bank.

“(wawancara tanggal 10 Juli 2012)

3. Dinas Tata Ruang Kota Surakarta

Dinas Tata Ruang Kota Surakarta yang selanjutnya DTK dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. DTK berkantor di Gedung Tawangpraja Lantai 3 Kompleks Balaikota Surakarta, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah daerah di bidang pengembangan kota dan tata ruang kota berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya DTK mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan kota dan tata ruang kota; a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan kota dan tata ruang kota;

c. Pembinaan dan fasilitasi di bidang pengembangan kota dan tata ruang kota;

d. Pelaksanaan tugas di bidang pengembangan kota dan tata runag kota;

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan dan tata runag kota;

f. Pelaksanaan kesekretariatan dinas;

g. Pelaksanaan tugas lain yan diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

SURAKARTA

Sumber : Perwali No. 15-I Tahun 2011

Kepala Badan mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DTK. Kepala Badan membawahkan Sekretariat, Bidang Perencanaan Ruang, Bidang Pemanfaatan Ruang, Bidang Pengendalian Ruang, Bidang Pelestarian Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Bidang Perencanaan Ruang mempunyai tugas

kota. Bidang Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemanfaatan tata guna lahan dan pengendalian tata guna lahan. Bidan Pengendalian Ruang memiliki tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian ruang meliputi tata bangunan dan lingkungan dan penertiban tata bangunan dan lingkungan. Dan Bidang Pelestarian Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya memiliki tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengelolaan, pemeliharaan dan perlindungan kawasan dan bangunan cagar budaya, serta revitalisasi kawasan dan bangunan cagar budaya.(Perwali No. 15-I Tahun 2011)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang memiliki keterkaitan dalam program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni adalah Bidang Perencanaan Ruang dimana memiliki tugas membina dan melaksanakan kegiatan di bidang perencanaan rinci tata ruang dan perencanaan strategis kota. karena di bidang inilah yang memberikan gambar desain penataan kawasan rumah yang akan dibanguan. Disini penelitian difokuskan pada program RTLH yang dilaksanakan di Kelurahan Kratonan karena di kawasan itulah sangat kentara perbedaan sebelum di perbaiki dan setelah diperbaiki. Dalam hal ini DTK berperan dalam perencanaan rancangan tata bangunan rumah di kawasan tersebut.

bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Dinas Tata Ruang Kota :

“Keikutsertaan Dinas Tata Ruang Kota itu dalam perencanaan RTLH itu membikinkan master plan nya itu tergantung nanti perbaikannya

karena apa, semisal mereka kan punya luasan tanah segini kebetulan sebelum ke kita tu mereka sudah punya gambar reng-rengan itu lho dek ini kan ada berapa KK tho, ada 36 KK misalkan mereka sudah bikin gambar sendiri, kotakan-kotakan ngono menurut mereka 36 KK itu. Kita Dinas Tata Kota ini membantu luasan ini kita bagi dengan misalnya 36 KK yang sesuai dengan kaidah-kaidah itu dikurangi dengan fasilitas umum, fasilitas sosial, jalan itu nanti jadinya seperti ini kita advicenya ini lho menurut kaidahnya seperti ini. Misalnya yu kemarin ndelujur sini sini wes ndak dibagi jalan apa apa nah itu kita olah jadi nanti kita ada kamar mandi, WC umum trus ada kamar mandi sendiri trus ada jalan, fasilitas sosial, fasilitas umum ini nanti dijadikan acuan untuk sertifikat ke BPN, gitu. ” (wawancara tanggal 11 Juli 2012)

Berikut gambaran denah setplan di Kelurahan Kratonan ;

Gambar 4.5 Rancangan Penataan Rumah di Kratonan

Rencana Awal Pokja Setelah perencanaan melalui DTK

Sumber : Bapermas 2009

4. Kelurahan Kratonan

Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Camat. Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Lurah. Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berbeda dibawah dan bertanggung jawab kepada Lurah. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua kelompok dan bertanggung jawab kepada Lurah.

Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Tata Pemerintahan meliputi : pelaksanaan urusan pemerintahan umum. Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pemberdyaan Masyarakat, meliputi : pelaksanaan program pembinaan kesehatan, keluarga berencana, bantuan dan pelayanan sosial. Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup, meliputi : pelaksanaan program pembangunan dan pembinaan pelestarian lingkungan Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Tata Pemerintahan meliputi : pelaksanaan urusan pemerintahan umum. Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pemberdyaan Masyarakat, meliputi : pelaksanaan program pembinaan kesehatan, keluarga berencana, bantuan dan pelayanan sosial. Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup, meliputi : pelaksanaan program pembangunan dan pembinaan pelestarian lingkungan

Gambar 4.6 Bagan Organisasi Kelurahan Kota Surakarta

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

Sumber : Perwali Nomor 39 Tahun 2008

Kelurahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.

LURAH

SEKRETARIS

SEKSI BUDAYA DAN AGAMA

SEKSI PEMBANGUNAN

DAN LINGKUNGAN

HIDUP

SEKSI PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

SEKSI TATA PEMERINTAHAN SEKSI TATA PEMERINTAHAN

b. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan Kelurahan;

c. Pemberdayaan masyarakat;

d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

e. Pemeliharaan prasarana, fasilitas umum dan lingkungan hidup;

f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan;

g. Pembinaan jabatan fungsional.

Kelurahan Kratonan adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Serengan Surakarta yang bertempat di Jl. Pringgondani No. 32 Surakarta. Meski bernama Kratonan, Keraton Surakarta tidak termasuk wilayah kelurahan ini melainkan termasuk wilayah Kelurahan Baluwarti. Nama Kratonan diberikan karena saat membuka wilayah ini untuk dibangun Keraton Surakarta, dilakukan upacara menanam kepala kerbau dan uang sejumlah 400 dinar. Setela itu suasana wilayah tersebut terasa teduh, dan para pekerja merasa berada di dalam kraton yang tenteram. Di Kelurahan Kratonan ini, pada sisi barat jalan Gatot Soebroto terdapat sebuah gedung Gereja Kristen Jawa yang bersebelahan dengan sebuah gedung Mesjid.

Dalam program RTLH ini kelurahan memiliki peran sebagai fasilitator dari masyarakat yang membutuhkan perbaikan rumah. Melalui kelurahan

Setelah permohonan tersebut disetujui tugas kelurahan berikutnya adalah membentuk kelompok kerja (Pokja) yang diambil dari tokoh masyarakat setempat, ketua RT/RW, dan masyarakat penerima bantuan itu sendiri. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Joko Santoso selaku Staf Kelurahan :

“Ya kelurahan memfasilitasi warga yang menjadi sasaran rumah tidak layak huni, trus memberikan data mengenai keadaan rumah itu sendiri maupun tingkat ekonomi dari masyarakat. Ketiga ya membentuk panitia itu, pokja itu. Kemudian panitia itu yang akan melaksanakan kegiatan itu. Dari pelaksanaan sampai pada pertanggung jawaban laporan SPJnya istilahnya itu. Pokjanya ya dari tokoh masyarakat yang ada di kelurahan kratonan trus RT maupun RW yang ada di wilayah sasaran dari pada RTLH itu sendiri dan warga yang menerima bantuan itu sendiri di wilayah itu sendiri. ” (wawancara tanggal 11 Juli 2012)

Tabel 5.1 Tabel Penerima Bantuan Program RTLH Kelurahan

Kratonan