Penelitian Terdahulu

3. Penelitian Terdahulu

1) Dwi Wardani ( 2001), dalam penelitiannya mengenai Pola hubungan sosial masyarakat Desa Kaliancar. Dalam suatu masyarakat pasti terjadi interaksi diantara anggota-anggotanya, dimana dalam suatu interaksi sosial memuat

kerjasama, persaingan, konflik yang munkin terjadi diantara masyarakat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana cara pola hubungan interaksi social yang terjadi di Desa Kaliancar, dimana interaksi yang dilakukan ini akan berfungsi terhadap konformitas penyesuaian kembali terhadap nilai-nilai sosial budaya yang ada di Desa Kaliancar. Penelitian ini bersifat kualitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik penumpulan data dalam penelitian ini adalah wawncara secara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dengan perincian sebagai berikut Warga asli Desa Kaliancar, Warga pendatang, dan Tokoh masyarakat Desa Kaliancar. Jenis triangulasi yang digunakan untuk mencapai suatu validitas data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data ini digunakan untuk pengumpulan data sejenis dengan menggunakan sumber data yang berbeda. Sedangkan teknik analisa datanya yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi dalam komunitas masyarakat Desa Kaliancar ini terjalin secara insentif diantara berbagai pihak dalam masyarakat Desa Kaliancar. Masyarakat Desa Kaliancar sagat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kerjasama antar warga terutama yang mencakup tentang pelaksanaan nilai-nilai social budaya yang ada di Desa Kaliancar ini yakni sambatan, bersih desa atau kerja bakti serta kegiatan tradisional lainnya yang memiliki nilai-nilai kebersamaan dan kerjasama. Interaksi ini

dilandasi ini oleh adanya kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan hidup bersama bagi masyarakat harmonis, nyaman, tenang dan damai. Kerjasama yang terjadi dalam masyarakat desa Kaliancar ini adalah saling membantu apabila ada satu warga lain di Desa Kaliancar ini membutuhkan bantuan, kegiatan gotong royong dan kerjasama merupakan bagian yang tak terpisahkan dari nafas kehidupan masyarakat desa Kaliancar. Sedangkan persaingan yang baik daam rangka usaha untuk meningkatkan taraf hidup kehidupan ekonomi. Dalam hal ini dapat menimbulkan konflik laten yang tak terlihat. Dalam hal ini masyarakat Desa Kaliancar memiliki cara tersendiri untuk menghindari konflik yaitu dengan cara toleransi dan menghormati hak yang dimiliki oleh warga lain. Nilai-nilai social budaya dianggap sebagai denyut nadi kehidupan masyarakat.

2) B . PabJan (2005) , dalam penelitiannya mengenai “Measuring T he Social Relations : Social Distance in Social Structure –A study of Prison Community” (Mengukur Hubungan sosial: Jarak Sosial Dalam Struktur Sosial- Sebuah Studi Komunitas Penjara): Poland Journal of Sociology vol.36 (2005). Dalam suatu komunitas pasti terjadi hubungan sosial diantara anggota-anggotanya, dimana dalam suatu hubungan sosial memuat persaingan, konflik yang mungkin terjadi diantara komunitas penjara tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana hubungan sosial (interaksi antar-subjektif) membentuk dinamika masyarakat penjara dan bagaimana pengaruh makro-sistem sosial sistem- mikro dan individu. Sifat spesifik dari hubungan sosial merupakan faktor

konstitutif untuk berbagai jenis kelompok dan perilaku orang. Untuk menjelajahi hubungan sosial sangat penting setidaknya untuk dua alasan. Hal ini memungkinkan untuk menjelaskan dinamika sistem sosial (bagaimana indikator interaksi, micromotives bentuk sistem sosial), dan pengaruh dari sistem-makro pada individu (bagaimana bentuk sistem sosial dunia-mikro). Interaksi lokal (hubungan mikro-tingkat) adalah fondasi mikro macropatterns di tingkat relasional. Penelitian yang didasarkan pada penelitian kami dilakukan di 17 penjara di Polandia pada tahun 2003, 2004 dan 2005. Ada sekitar 2000 tahanan dalam sampel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana hubungan sosial (interaksi antar- subjektif) membentuk dinamika masyarakat penjara dan bagaimana pengaruh makro-sistem sosial sistem-mikro dan individu. Sifat spesifik dari hubungan sosial merupakan faktor konstitutif untuk berbagai jenis kelompok dan perilaku orang. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif.

Secara umum masyarakat penjara terdiri dari dua kelompok: kelompok subkultur dan kelompok non-subkultur (tidak termasuk staf administrasi dan penjaga). Kedua kelompok memiliki sistem terpisah dua yang berbeda dan untuk beberapa hal hubungan kelompok. Mereka membentuk sistem komunikasi yang berbeda dan hubungan sosial. Kelompok subkultur menciptakan sistem normatif lebih jelas yang menentukan hubungan sosial mereka. Struktur didasarkan pada perbedaan kekuasaan, kontrol dan sedang dibuat melalui hubungan sosial. Untuk memahami perubahan dari satu relasi sosial harus mempertimbangkan kondisi

penjara (model penjara) selama periode totaliter. Hubungan sosial tertentu adalah hasil dari suatu lingkungan sosial bermusuhan: solidaritas tingkat tinggi di kelompok terhadap institusi itu, para penjaga, norma-norma sosial yang sangat kuat dan kontrol sosial, beragam kepentingan bersama dari individu-individu dan kelompok. Sebagai konsekuensi hubungan dalam kelompok yang kuat, menciptakan hubungan minat yang kuat baik dan dasi ekspresif dan mengintensifkan solidaritas kelompok. Karena memang sudah disebutkan, semua proses tersebut didasarkan pada hubungan sosial. Lingkungan pasar bebas merangsang penurunan solidaritas kelompok dan meningkatkan mengejar kepentingan pribadi mereka.