Kondisi Umum Pasar Parang
B. Kondisi Umum Pasar Parang
Pasar Parang merupakan salah satu dari 18 pasar tradisional yang tersebar di wilayah Kabupaten Magetan. Secara administratif, Pasar Parang masuk dalam wilayah Kelurahan Parang, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Berdasarkan Peraturan Bupati Magetan Nomor 101 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelola Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magetan, Pasar Parang termasuk dalam UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas) Pengelolaan Pasar Wilayah II. Dalam Peraturan tersebut dijelaskan bahwa UPTD Pengelolaan Pasar di Kabupaten Magetan terdiri dari 5 (lima) UPTD Wilayah, yaitu: a) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah 1, yaitu meliputi Pasar Baru, Pasar Sayur I, dan Pasar Sayur II; b ) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah II, yang meliputi Pasar Plaosan I, Pasar Plaosan II, Pasar Parang, dan Pasar Panekan; c ) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah II, yang meliputi Pasar Rejosari, Pasar Gorang Gareng, Pasar Takeran dan Pasar Lembeyan, d) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah IV, yang meliputi Pasar Maospati I, Pasar Maospati II, Pasar Produk Unggulan (PPU), Pasar Mangge dan Pasar Manisrejo; e) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah V, yang meliputi Pasar Hewan di wilayah Kabupaten Magetan. UPTD Pengelola Pasar dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. UPTD Pengelolaan Pasar merupakan unsur pelaksana teknis operasional Pasar Parang merupakan salah satu dari 18 pasar tradisional yang tersebar di wilayah Kabupaten Magetan. Secara administratif, Pasar Parang masuk dalam wilayah Kelurahan Parang, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Berdasarkan Peraturan Bupati Magetan Nomor 101 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelola Pasar Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magetan, Pasar Parang termasuk dalam UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas) Pengelolaan Pasar Wilayah II. Dalam Peraturan tersebut dijelaskan bahwa UPTD Pengelolaan Pasar di Kabupaten Magetan terdiri dari 5 (lima) UPTD Wilayah, yaitu: a) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah 1, yaitu meliputi Pasar Baru, Pasar Sayur I, dan Pasar Sayur II; b ) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah II, yang meliputi Pasar Plaosan I, Pasar Plaosan II, Pasar Parang, dan Pasar Panekan; c ) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah II, yang meliputi Pasar Rejosari, Pasar Gorang Gareng, Pasar Takeran dan Pasar Lembeyan, d) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah IV, yang meliputi Pasar Maospati I, Pasar Maospati II, Pasar Produk Unggulan (PPU), Pasar Mangge dan Pasar Manisrejo; e) UPTD Pengelolaan Pasar Wilayah V, yang meliputi Pasar Hewan di wilayah Kabupaten Magetan. UPTD Pengelola Pasar dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. UPTD Pengelolaan Pasar merupakan unsur pelaksana teknis operasional
Pasar Parang terbagi menjadi dua lantai. Lantai satu merupakan kantor pengelolaan Pasar Parang, sedangkan pada lantai sau terdiri dari 87 kios dan 229 los. Kios dan los tersebut menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, buah-buahan, bumbon, beras, roti, kelontong hingga pakaian.
Di Pasar Parang juga tersedia fasilitas-fasilitas umum seperti wc dan kamar mandi yang berada tepat di samping pasar dan di bagian samping pasar. Dan Tempat Parkir di depan pelataran pasar dan di samping pasar.
Sedangkan Pasar Parangselama ini dapat menampung jumlah pedagang diantaranya kios di Pasar Parang sebanyak 38 orang, jumlah pedagang los sebanyak 181 orang dan jumlah pedagang oprokan sebanyak 167 orang. Disamping itu berdasarkan hasil survey juga di jumpai sebanyak 155 pedagang yang berada di luar area pasar masing-masing tersebar di :
Sisi Utara jalan utama sebanyak 133 pedagang Sisi Barat jalan utama sebanyak 22 pedagang
Gambar 2.2 Peta Lokasi Kecamatan Parang
B.1 Letak Geografis Pasar Parang Lama
Pasar Parang mempunyai letak geografis yang sangat potensial dan strategis karena berada di jalur utama kabupaten bagian selatan yaitu Jalan Raya Parang. Jalur Raya Parang yang merupakan jalur penghubung utama wilayah di sekitarnya dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Ponorogo. Sedangkan Jarak antara Pasar Parang dengan Kota Magetan sendiri adalah sekitar
15 km. Letak yang terlalu jauh dengan Kota Magetan membuat Pasar Parang dijadikan rujukan utama bagi masyarakat Magetan khususnya Magetan bagian selatan dalam memenuhi segala kebutuhannya. Posisi Pasar Parang menghadap ke Utara, tepat di depan jalur alternative transportasi antar daerah yaitu Magetan – Ponorogo yang dilalui oleh beberapa angkutan. Letak pasar sendiri berdekatan 15 km. Letak yang terlalu jauh dengan Kota Magetan membuat Pasar Parang dijadikan rujukan utama bagi masyarakat Magetan khususnya Magetan bagian selatan dalam memenuhi segala kebutuhannya. Posisi Pasar Parang menghadap ke Utara, tepat di depan jalur alternative transportasi antar daerah yaitu Magetan – Ponorogo yang dilalui oleh beberapa angkutan. Letak pasar sendiri berdekatan
Sebelah Utara : Jalan ke Desa Ngunut dan Ke Magetan Sebelah Timur : Jalan Parang ke Sampung (Kab. Ponorogo) Sebelah Selatan : Desa Trosono Sebelah Barat : Desa Ngunut
Pasar Parang menempel ditengah-tengah Desa yaitu di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Trosono, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ngunut. Berada ditengah-tengah kampung membuat Pasar Parang tidak pernah sepi dari pembeli. Kebutuhan masyarakat di Magetan bagian selatan telah tersedia di Pasar Parang. Dari situlah kita bisa melihat bahwa ada hubungan timbal balik antara pasar tradisional dengan masyarakat disekitarnya yaitu satu sisi masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan adanya pasar, dan pasar menjadi lebih “hidup” dengan dikunjungi oleh masyarakat.
Batas sebelah utara adalah Jalan ke Desa Ngunut dan Ke Magetan. Posisi Pasar Parang menghadap ke utara mengikuti jalan yang menyamping ke timur, tepat di depan jalur transportasi antar daerah yaitu Magetan – Sampung (Kab. Ponorogo) yang dilalui oleh beberapa angkutan dan minibus. Sepanjang jalan yang menghadap Pasar Parang tersebut merupakan pusat perdagangan bagi daerah Magetan Selatan. Dapat dijumpai berbagai macam toko yang menjual barang dagangan seperti toko elektronik, toko pakaian, Toko bangunan, warung makan, maupun jasa, seperti fotokopi, cukur rambut, dealer motor dan yang lainnya.
Secara perwilayahan dan teknis lokasi tapak Pasar Parang lama sangat menguntungkan, hal ini karena letak pasar sangat strategis yaitu terletak dipertigaan jalan utama Kelurahan dan Kecamatan Parang (ke Magetan, Ke Desa ngunut, Ke Sampung ( Kab. Ponorogo), sehingga mudah dicapai dari segala arah. Lahan di kawasan ini mempunyai asset properti yang tinggi, disamping karena letaknya yang strategis, juga sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas. Di sisi lain kelemahan lokasi ini adalah letak lahan dimana lokasinya yang berada di lingkungan pemukiman padat dan luas lahan yang sangat terbatas sangat tidak memungkinkan lokasi ini untuk dikembangkan. Kalaupun memaksakan untuk dikembangkan maka membutuhkan rekayasa desain tersendiri uyang tentunya juga akan menimbulkan dampak negative yang cukup komplek serta dibutuhkan pertimbangan aspek lainnya misalnya analisa dampak lingkungan, analisa lalu lintas serta dampak sosial yang terjadi dalam masyarakat, dengan kata lain lokasi dan bangunan ini sudah tidak layak lagi untuk dilanjutkan. (Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Parang Magetan).
Letak Geografis Pasar Parang Baru Lokasi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi Pasar
Parang Baru adalah terletak di bekas pasar hewan di sisi Utara JL. Raya Parang Mategal, berjarak kurang lebih 500 m dari pasar lama. Dalam menentukan lokasi Pasar Parang Baru tersebut ada beberapa dasar peneilaian dalam menganalisisi kesesuaian lahan sebagai lokasi pasar. Dasar – dasar penilaian itu diantaranya adalah aspek perwilayahan, teknism ekonomis financial, dan lingkungan.
1. Aspek Perwilayahan Lokasi lahan bekas pasar hewan berada pada titik strategis di Kota Parang, yakni berada di sisi utara JL. Raya Parang – Mategal yang merupakan pertemuan ruas jalan dari arah Ngunut, Trosono, Mategal dan dari kota Parang sendiri.Secara aksesbilitas lokasi ini mudah dicapai dari segala arah. Letaknya yang tidak berjauhan dengan lahan pasar lama saat ini sekitar 50 meter ke selatan. Selain itu letaknya yang berada di luar pusat pemerintahan Kota Parang akan mengurangi volume kendaraan yang masuk dalam kota sehingga akan mengurangi keruwetan lalu lintas.
2. Aspek Teknis Lokasi Luas lahan bekas pasar hewan sekitar 500 m persegi dan lahan disekitarnya yang bisa digunakan sebagai pengembangan masih berupa sawah atau tegalan. Selain itu bentuk tapak utuh berbentuk persegi, lahan yang mempunyai luasan yang mencukupi kebutuhan pasar, ditunjang dengan akses masuk juga mudah karena berada pada jalan utama dan lingkungan yang bisa dijadikan sebagai alternative akses keluar masuk pasar pada pintu yang berbeda. Dengan lokasi yang berada di kawasan transisi, maka perpindahan lokasi pasar ini diharapkan tidak diikuti pula dengan pemindahan keruwetan lalu lintas. Pertimbangan lain pemilihan pada lahan bekas pasar hewan ini adalah lokasi dan aksebilitas yang mudah dijangkau baik oleh masyarakat Parang pda khususnya maupun asyarakat Ponorogo pada umumnya mengingat para pedagang tidak saja berasal dari Parang/ Magetan tapi juga dari Ponorogo.
3. Aspek Ekonomi Finansial Produktivitas kegiatan ekonomi wilayah Kabupaten Magetan khusunya Kecamatan Parang bisa dikatakan menunjukkan angka yang relative mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Mengingat bahwa pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Magetan akan banyak bertumpu pada potensi pertanian dan pariwisata, maka kebijakan pengembangan ekonomi harus menempatkan pertanian dan poariwiasata pada prioritas utama dalam pengelolaannya. Dilihat dari nilai nilai ekonomi lahan pasar hewan mempunyai nilai lahan yang berprospek bagus. Karena letak yang strategis dan mudah dijangkau. Selain itu lahan ini mempunya daya jual yang cukup tinggi. Jika pasar dibangun pada lokasi tersebut maka akan memotivasi perkembangan perekonomian pada wilayah Parang bagian selatan kea rah Mategal, yang saat ini kurang begitu berkembang karena letaknya yang dibatasi dengan sungai yang membagi kecamatan Parang menjadi dua wilayah yaitu bagian selatan dan bagian utara sungai. Status tanah yang merupakan milik Pemerintah Daerah akan mempercepat BEP setelah pengoperasian pasar.
4. Aspek Lingkungan Lahan bekas pasar hewan yang mejadi alternative tempat pendirian Pasar Parang Baru harus memenuhi beberapa persyaratan jika dilihat dari aspek lingkungan diantaranya adalah system drainase, arah angin, persampahan, tingkat ebisingan dan penyediaan sarana utilitas lainnya. Kegiatan pasar yang melibatkan banyak orang dengan berbagai barang dagangannya tersebut akan menimbulkan dampak lingkungan )pencemaran udara, suara dll) seperti kebisingan berupa suara 4. Aspek Lingkungan Lahan bekas pasar hewan yang mejadi alternative tempat pendirian Pasar Parang Baru harus memenuhi beberapa persyaratan jika dilihat dari aspek lingkungan diantaranya adalah system drainase, arah angin, persampahan, tingkat ebisingan dan penyediaan sarana utilitas lainnya. Kegiatan pasar yang melibatkan banyak orang dengan berbagai barang dagangannya tersebut akan menimbulkan dampak lingkungan )pencemaran udara, suara dll) seperti kebisingan berupa suara
Berikut gambar bagian depan Pasar Parang Magetan yang baru:
Gambar 2.3 Bagian depan Pasar Parang Baru yang belum jadi
Tabel 2.1 Prakiraan Kebutuhan Lahan Pembangunan Pasar Parang Magetan
No Fasilitas
Jumlah Ukuran
Luas (m2)
1 Kios/ Bedak
608 2 Los
38 4x4
2,012.00 3 Los Cadangan
960 Surkulasi dalam Ruko
30 4x8
480 5 Sirkulasi per Los
60 2x4
1,086.00 6 Sirkulasi per Bedak
60 8 Sirkulasi Toilet
200 R. Kepala Pasar R. Staf R. Parkir kantor
Toilet 10 Parkir roda dua
1,000.00 11 Parkir mobil
4,000.00 12 Surkulasi parkir