Hasil Pengujian Susut (shrinkage)

4.1. Hasil Pengujian Susut (shrinkage)

Pada penelitian digunakan benda uji silinder dengan ukuran diameter 75 mm dan tinggi 275 mm. Pengujian sh rinkag e pada mortar dimulai saat mortar berumur 1 hari. P engujian shrink ag e dilakukan pada umur mortar mencapai 1, 2, 3, 7, 10, 14,

21, 28, 35, 42, 49, 56, 70, dan 84 hari. S hrink a ge didapat dari perhitungan antara selisih perubahan panjang dibagi panjang mula-mula. Data pengujian sh rinkag e selengkapnya terdapat pada Lampiran B. Berikut ini grafik hubungan antara sh rink ag e dengan umur mortar.

Gambar 4.1 . Grafik Hubungan Susut dengan Umur Mortar

Keterangan :

1) MS = Mortar + Su perp lasticizer

2) MP-0% = Mortar + Su perp lasticizer + Accelerator

3) MP-2% = Mortar + Su perp lasticizer + Accelerator + Po lymer 2%

4) MP-4% = Mortar + Su perp lasticizer + Accelerator + Po lymer 4%

5) MP-6% = Mortar + Su perp lasticizer + Accelerator + Po lymer 6%

6) EM = Repa ir material pabrikan Emaco N anocrete

Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa repair mo rtar dengan bahan tambah polymer tidak dapat mengurangi susut pada awal umur pengeringan, namun mampu mengurangi susut setelah umur mortar mencapai 2 bulan. P enambahan polymer dapat mengurangi terjadinya shrink a ge secara drastis saat umur mortar lebih dari 1 bulan dibandingkan benda uji n on p olymer, hal ini dapat dilihat pada grafik mortar berbahan tambah p olymer yang mengalami penambahan nilai

sh rink ag e yang sangat kecil setelah umur 1 bulan.

Dalam penelitian ini repa ir morta r yang mengalami susut paling kecil adalah mortar dengan bahan tambah p olymer 2% yaitu 860 microstra in pada saat umur mortar 84 hari, sedangkan yang mengalami susut paling besar adalah mortar dengan bahan tambah polymer 6% yaitu sebesar 17 microstra in, hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kadar po lymer yang digunakan maka nilai rasio shrink a ge akan semakin besar, sedangkan produk repair mo rtar Emacco Nanocrete yang beredar di pasaran mengalami susut sebesar 15 micro strain atau nilai susutnya masih lebih besar diatas nilai susut mortar berbahan tambah polymer 2% dan 4%.

Gambar 4.2. Grafik Rasio Sh rink ag e Mortar 0% dengan Mortar Polymer

Gambar 4.3 . Grafik Rasio Sh rink ag e Mortar Emaco Nanocrete dengan Mortar

Polymer

Dari Gambar 4.2 dan Gambar 4 .3 dapat dilihat bahwa pada awal umur pengeringan (kurang dari 30 hari), mortar p olymer dengan variasi kadar po lymer 2%, 4% dan 6% mempunyai nilai rasio sh rinka ge yang lebih tinggi ( >1 ) dibandingkan mortar po lymer 0% ataupun mortar Emaco Nanocrete. Namun penggunaan polymer dengan kadar berbeda-beda akan berpengaruh terhadap nilai Dari Gambar 4.2 dan Gambar 4 .3 dapat dilihat bahwa pada awal umur pengeringan (kurang dari 30 hari), mortar p olymer dengan variasi kadar po lymer 2%, 4% dan 6% mempunyai nilai rasio sh rinka ge yang lebih tinggi ( >1 ) dibandingkan mortar po lymer 0% ataupun mortar Emaco Nanocrete. Namun penggunaan polymer dengan kadar berbeda-beda akan berpengaruh terhadap nilai

Dari Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 terlihat bahwa setelah mortar po lymer mencapai umur pengeringan lebih dari 30 hari, mortar polymer 2% mempunyai nilai rasio shrin ka ge yang lebih rendah terhadap mortar p olymer 0% maupun mortar Emaco Nanocrete. Mortar p olymer 4% mempunyai nilai rasio sh rinkag e yang hampir sama teahadap mortar po lymer 0% namun lebih kecil terhadap mortar Emaco Nanocrete, sedangkan mortar po lymer 6% mempunyai nilai rasio sh rink ag e yang lebih tinggi teahadap mortar p olymer 0% namun hampir sama

teahadap mortar Emaco Nanocrete.