Pengendalian Mutu Bahan Baku

1. Pengendalian Mutu Bahan Baku

Bahan baku merupakan salah satu kunci utama dari proses pengolahan teh. Menurut Kadarisman (1994), bahwa pengadaan bahan baku baik bahan penolong maupun bahan tambahan industri harus direncanakan dan dikendalikan dengan baik. Aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu persyaratan-persyaratan dan kontrak pembelian, pemilihan pemasok, kesepakatan tentang jaminan mutu, perencanaan dan pengendalian pemeriksaan dan yang terakhir yaitu tentang catatan-catatan mutu peneriman bahan baku.

Tujuan pengendalian bahan baku adalah untuk mendapatkan bahan baku teh dengan kualitas yang bagus sehingga akan berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan beberapa pengendalian mutu pada bahan baku di UP Tambi antara lain :

a) Pengendalian pemetikan dan penanganan pasca panen

Pada saat sebelum dilakukan pemetikan, terlebih dahulu dipastikan bahwa blok yang akan dipetik telah sesuai dengan siklus pemetikan. Pemetikan dilakukan dengan alat yaitu gunting. Setelah dipetik, pucuk segera dimasukkan dalam keranjang. Pucuk yang diletakkan dalam keranjang tidak boleh terlalu dipadatkan, maksimal pengisian pucuk dalam keranjang petik adalah 10 kg. Keranjang selalu digendong oleh pemetik, Pada saat sebelum dilakukan pemetikan, terlebih dahulu dipastikan bahwa blok yang akan dipetik telah sesuai dengan siklus pemetikan. Pemetikan dilakukan dengan alat yaitu gunting. Setelah dipetik, pucuk segera dimasukkan dalam keranjang. Pucuk yang diletakkan dalam keranjang tidak boleh terlalu dipadatkan, maksimal pengisian pucuk dalam keranjang petik adalah 10 kg. Keranjang selalu digendong oleh pemetik,

b) Pengendalian pada pengangkutan pucuk Sebelum dilakukan penataan waring dalam alat angkut (truk) terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kebersihan truk. Setiap hari truk harus selalu dibersihkan dengan cara dicuci. Pucuk teh yang akan diangkut diwadahi dengan waring dan ditata di lantai TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) tanpa penumpukan. Setelah siap, diharapkan pucuk segera diangkut ke pabrik. Waring ditata secara ditumpuk berlapis, setiap lapis tumpukan diberi rak papan agar antar waring tidak saling menindih/bertumpukan. Penataan dilakukan secara rapi dan diawasi oleh mandor petik, agar tidak terjadi penumpukan yang berlebihan sehingga dapat merusak kualitas pucuk dan menjaga pucuk tetap segar. Bak truk juga diberi terpal/penutup untuk mencegah pengaruh hujan atau terpaan sinar matahari.

Untuk mengetahui pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu tertentu, baik cara maupun hasilnya, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki, maka perlu melakukan pengawasan mutu pucuk yang dihasilkan pada waktu tersebut. Pengawasan mutu pucuk meliputi analisa petik dan analisa pucuk

a) Analisa petik Analisa petik merupakan salah satu pengendalian mutu pada tahap bahan baku yang bertujuan untuk mengetahui benar tidaknya pemetikan yang dilakukan serta untuk mendeteksi kondisi kesehatan tanaman. Analisis dilakukan dengan berdasarkan rumus petik yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Prosedur analisis petik adalah sebagai berikut : a) Analisa petik Analisa petik merupakan salah satu pengendalian mutu pada tahap bahan baku yang bertujuan untuk mengetahui benar tidaknya pemetikan yang dilakukan serta untuk mendeteksi kondisi kesehatan tanaman. Analisis dilakukan dengan berdasarkan rumus petik yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Prosedur analisis petik adalah sebagai berikut :

2) Dari sampel tersebut ambil 200 gram untuk dipisah-pisahkan sesuai jenis pucuk dan sesuai rumus petik, kemudian hasil pemisahan ditimbang

3) Angka persentase (%) jenis pucuk diperoleh dengan membandingkan berat masing-masing kelompok pucuk yang bersangkutan

b) Analisa pucuk Untuk mengetahui mutu pemetikan setelah pucuk sampai di pabrik dilakukan analisis pucuk. Analisis pucuk berfungsi untuk mengetahui persentase kerusakan pucuk juga berfungsi untuk mengetahui besarnya bonus yang diterima sesuai dengan mutu petikan. Presentase yang dinyatakan masuk analisis apabila hasil presentase pucuk yang memenuhi syarat olah ≥ 50%. Apabila presentase pucuk yang memenuhi syarat olah lebih dari 50%, ini artinya lebih banyak pucuk yang halus daripada pucuk yang kasar, dan pada hasil produksinya akan menghasilkan teh dengan mutu

I yang lebih banyak. Apabila analisis dinyatakan lebih dari 50%, pemetik akan mendapat insentif atau premi (upah tambahan) yaitu sebesar Rp 25,- per kg pucuk

Keberhasilan dari pengendalian mutu pada bahan baku yang dilakukan di UP Tambi dapat diketahui dari data analisis pucuk. Berikut ini Tabel rata-rata analisa pucuk pada bulan Maret 2010 di UP Tambi. Tabel 4.5 Rata-rata Analisis Pucuk pada Bulan Maret 2010

No Waktu Rata-rata analisa pucuk

1 10 hari pertama

2 10 hari kedua

3 10 hari ketiga

Total rata-rata

Sumber : Wawancara

Tambi persentase pucuk yang memenuhi syarat olah sudah mencapai ≥ 50%. Hal ini berarti lebih banyak pucuk halus yang dihasilkan daripada pucuk yang kasar, dan pada hasil produksinya akan menghasilkan teh dengan mutu

I yang lebih banyak. Dengan persentase analisa pucuk mencapai ≥ 50% berarti tindakan pengendalian mutu bahan baku di UP Tambi sudah berjalan dengan sangat bagus.