Pengawasan Bahan Baku

2) Pengawasan Bahan Baku

Pengawasan bahan baku dilakukan dengan pemeriksaan pucuk yang disebut analisa hasil petikan. Analisa hasil petikan adalah kegiatan untuk mengetahui pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu Pengawasan bahan baku dilakukan dengan pemeriksaan pucuk yang disebut analisa hasil petikan. Analisa hasil petikan adalah kegiatan untuk mengetahui pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu

a) Analisa Petikan

Analisis petik adalah pemisahan atau pengelompokan pucuk berdasarkan jenis petik dan dinyatakan dalam persen, yang dilaksanakan oleh petugas analisa petik di kebun. Tujuan dari analisis petik adalah :

1. Menilai kondisi tanaman .

Tanaman yang kurang sehat ditandai dengan banyaknya persentase pucuk burung dan sedikitnya persentase pucuk pekoe.

2. Menilai ketepatan pelaksanaan pemetikan, baik daur petik maupun

cara pemetikannya.

Daur pemetikan panjang akan tampak dalam alaisis persentase pucuk kasar (P+4, B+1t, B+2t, B+3t ) akan meningkat. Sebaliknya daur petik yang pendek akan tampak persentase pucuk halus (P+1, P+2m) akan meningkat.

3. Menilai keterampilan pemetik.

Pemetik yang kurang terampil akan memetik pucuk-pucuk yang diluar ketentuan. Cara pelaksanaan analisis petik, sebagai berikut:

1) Ambil contoh atau sampel pucuk masing-masing sebanyak 1 genggam (dari 30 pemetik, dalam 1 mandor) dan campur merata, kemudian ambil sebanyak 1 kg

2) Dari sampel tersebut ambil 200 gram untuk dipisah-pisahkan sesuai jenis pucuk dan sesuai rumus petik, kemudian hasil pemisahan ditimbang 2) Dari sampel tersebut ambil 200 gram untuk dipisah-pisahkan sesuai jenis pucuk dan sesuai rumus petik, kemudian hasil pemisahan ditimbang

b) Analisa Pucuk

Analisis pucuk adalah pemisahan pucuk berdasarkan pucuk tua dan pucuk muda yang memenuhi syarat olah dan dinyatakan dalam persen. Adapun tujuan dari analisa pucuk adalah:

1) Menentukan premi (upah tambahan) bagi pemetik.

2) Memperkirakan grade mutu teh yang dihasilkan. Prosedur Analisis Pucuk :

Sampel diambil dari 10 tempat berbeda secara acak, kemudian dari sampel yang telah diambil, ditimbang 200 gr untuk sekali analisis. Satu kali analisis dilakukan untuk 500 kg pucuk dan diulang untuk setiap kelipatannya. Dari 200 gr sampel tersebut dipisahkan antara pucuk yang memenuhi syarat olah dengan yang tidak memenuhi syarat olah berdasarkan kondisi fisik pucuk. Pucuk yang memenuhi syarat olah adalah pucuk dengan ketentuan pucuk medium P+1, P+2M, P+2, P+3M, P+3, B+1M, B+2M, dan B+3M.

Setelah dipisahkan ditimbang masing-masing bagian yang memenuhi syarat olah dan yang tidak memenuhi syarat olah. Kemudian dihitung presentase beratnya masing-masing. Presentase yang dinyatakan masuk analisis adalah apabila hasil presentase bagian yang memenuhi syarat olah ≥ 50%. Apabila presentase bagian yang memenuhi syarat olah lebih dari 50%, ini artinya lebih banyak pucuk yang halus daripada pucuk yang kasar, dan pada hasil produksinya akan menghasilkan teh dengan mutu I yang lebih banyak. Apabila analisis dinyatakan lebih dari 50%, pemetik akan mendapat insentif atau premi (upah tambahan) yaitu sebesar Rp 25,- / kg pucuk.

Proses pengolahan teh hitam di PT. Perkebunan Tambi Wonosobo dimulai dari penerimaan pucuk teh di pabrik. Pucuk teh tersebut diangkut dari kebun teh setelah dilakukan analisa petikan dan penimbangan berat pucuk segar yang dilakukan di kebun. Kegiatan awal yang dilakukan dalam penerimaan pucuk adalah penimbangan. Tujuan dari penimbangan antara lain:

a) Untuk mencocokkan hasil timbangan antara di kebun dengan di pabrik

b) Sebagai dasar pengolahan di pabrik

c) Menentukan produksi yang diperoleh

d) Memperoleh perhitungan Persentase layu (PL), Derajat Layu (DL), dan Randemen (Rd)

Adapun rumus yang digunakan adalah : Persentase Layu (PL) : Hasil Layu X 100 %

Hasil Basah Derajat Layu (DL) : Hasil Kering X 100 % Hasil Layu Randemen (Rd) : Hasil Kering X 100 % Hasil Basah

Pada saat penimbangan terjadi perbedaan antara berat pucuk segar saat di kebun dengan setelah penimbangan di pabrik. Hal ini disebabkan :

a. Terjadi penguapan pucuk daun teh

b. Tercecernya pucuk daun teh pada saat di kebun, saat pengangkutan dan pada saat penimbangan di pabrik

Selisih hasil penimbangan yang normal antara kebun dan pabrik adalah 2%. Pada saat penimbangan harus diperhatikan jumlah tumpukan waring tidak boleh lebih dari 5 dan beratnya tidak boleh dari 150 kg dalam satu kali penimbangan, karena jika teralu banyak tumpukan, pucuk akan lebih banyak mengalami kerusakan akibat Selisih hasil penimbangan yang normal antara kebun dan pabrik adalah 2%. Pada saat penimbangan harus diperhatikan jumlah tumpukan waring tidak boleh lebih dari 5 dan beratnya tidak boleh dari 150 kg dalam satu kali penimbangan, karena jika teralu banyak tumpukan, pucuk akan lebih banyak mengalami kerusakan akibat