16
hubungannya dengan dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkan oleh pembicara atau yang diajak bicara Lyons dalam Djadjasudarma, 1993:43. Ada
beragam deiksis yang dijabarkan oleh Lyons 1977, yaitu berupa pronominal orangan, nama diri, pronominal demonstratif penunjuk, kala, dan keaspekan
ciri gramatikal atau leksikal waktu Djajasudarma, 1993:43, namun penulis hanya akan menjabarkan deiksis yang berkaitan dengan pembahasan tesis ini, yaitu
berupa pronominal orangan dan nama diri yang digolongkan menjadi sapaan dan acuan.
2.2.1.3.1 Sapaan Term of Address
Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menegur sapa orang yang diajak berbicara seperti engkau, kamu, kami, anda, saudara, kalian Djadjasudarma,
1993:44. Moeliono 1969 menjabarkan penggunaan kata sapaan dalam bahasa Indonesia dapat membedakan situasi pemakaian dan hubungan kekerabatan antara
penanya dengan yang disapa addressee. Berikut ini adalah penjelasannya Djadjasudarma, 1993:44-46.
a Kami, yang tidak saja mengacu kepada orang pertama jamak, tetapi juga
dapat digunakan untuk mengacu orang pertama tunggal. Biasanya digunakan dalam situasi resmi. Kata kami dirasakan terdapat jarak psikologis yang tidak
terlalu dekat antara penyapa dengan yang disapa.
b
Engkau, kamu hanya dapat digunakan di antara peserta ujaran yang sudah
akrab hubungannya, atau dipakai oleh orang yang berstatus sosial lebih tinggi untuk menyapa mitra tutur yang berstatus sosial rendah, atau bisa juga
digunakan untuk mitra tutur yang mempunyai status sosial yang sama.
17
c Anda, saudara, ditentukan berdasarkan aspek sosiolingual Kridalaksana,
1974. Anda hanya berfungsi lancar dalam iklan, siaran radio, TV, pidato atau kuliah tertulis, namun Anda juga dapat digunakan oleh seorang dosen
kepada mahasiswanya. Hal ini berarti sapaan Anda menunjukkan adanya
jarak sosial yang kurang dekat diantara mitra tutur.
d Kalian, digunakan di antara pihak yang tingkat sosialnya sama dan tingkat
tuturnya sama, atau oleh pihak yang lebih tua dan tingkat sosialnya lebih tinggi kepada pihak yang tingkat sosialnya lebih rendah dna tingkat umurnya
lebih muda.
e Nama diri dokter, suster, dll digunakan sebagai kata sapaan atau panggilan
jika hendak minta perhatian kawan bicara Djadjasudarma, 1993:46
Selain kata sapaan tersebut, ada pula jenis sapaan mesra yang bertujuan untuk menegur seseorang yang mempunyai hubungan kekerabatan. Kata sapaan
mesra digunakan dalam komunikasi verbal antara orang-orang yang saling mengasihi. Hubungan saling mengasihi itu dapat terjadi di kalangan orang-orang
yang mesih mempunyai pertalian kekeluargaan, misalnya antara ibu dan anak, kakek, atau nenek dan kakek, dan sebagainya. Hubungan saling mengasihi itu
mungkin terdapat juga di kalangan mereka yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan misalnya antara teman dekat, antara pacar atau kekasih, dan
sebagainya Sudjarwo, 1986:266. Sapaan Bapak, Ibu, Paman, Kakak, Adik digunakan berdasarkan konteks
sosiolingual. Sapaan tersebut bisa digunakan untuk hubungan kekeluargaan atau hubungan kekerabatan yang bertujuan untuk menghormati. Seperti dalam sapaan
18
lain, nama juga sering digunakan dalam sapaan mesra, nama itu adalah nama yang singkat atau nama kesayangan.
Sapaan yang menonjol dalam sapaan mesra ialah dinyatakannya hubungan saling memiliki antara yang disapa dengan penyapa yang berupa klitika
–ku dan – nda. Enklitik
–nda bersifat arkhais dan sekarang penggunaannya terbatas dalam situasi yang agak formal. Enklitika ini ditambahkan pada kata-kata yang
menyatakan hubungan perkerabatan menjadi ayahanda, ibunda, pamanda, adinda, dan kakanda. Dalam kesusasteraan lama seorang pemuda memanggil kekasihnya
adinda, sedang si gadis memanggil kakanda Sudjarwo, 1986:267. Ungkapan yang digunakan untuk menyebut orang yang dikasihi sering
juga menggunakan istilah yang menunjukkan betapa besar kasih sayang si penyapa kepada tersapa, dan betapa pentingnya arti si tersapa bagi penyapa,
misalnya menggunakan kata hati seperti jantung hati, buah hati, tambatan hati, pujaaan hati, permata hati, belahan hati. Kadang juga ditambah klitika
–ku menjadi pujaan hatiku, dsb Sudjarwo, 1986:268.
Ada pula sapaan mesra yang digunakan untuk mengungkapkan bahwa orang yang disapa sangat berharga dan tinggi nilainya bagi penyapa, misalnya
dengan menggunakan kata permataku, berlian, intan, dan sebagainya. 2.2.1.3.2
Acuan Term of Reference
Kata acuan adalah kata yang digunakan untuk mengacu dan menunjuk kepada pembicara seperti aku, saya, kami, dan kita dan orang yang dibicarakan seperti ia,
dia, beliau, dan mereka Djadjasudarma, 1993:44. Berikut ini adalah penjelasan
19
pronominal yang dapat membedakan status yang dileksikalkan menurut Moeliono dalam Djadjasudarma, 1993:44-45.
a Aku, yang digunakan dapat corak bahasa keakraban kalau pembicara tidak
mengutamakan faktor ketakziman. Dalam corak bahasa ini tidak terdapat „jarak psikologis‟ antara pembicara dengan yang diajak bicara. Kata aku dan
saya berbeda, karena saya tak bermarkah unmarked sedangkan kata aku bermarkah keintiman marked intimacy.
b Kita, yang tidak sengaja mengacu kepada orang pertama jamak, tetapi juga
dapat digunakan untuk mengacu orang pertama tunggal. Kita dirasa menimbulkan perasaan solidaritas di antara kelompok yang senasib dan
sebaya, sedangkan kami dirasakan terlalu besar jarak psikologisnya terhadap yang diajak bicara.
2.2.1.4 Hubungan Makna dengan Konteks