JENIS PELARUT Pengaruh Waktu Ekstraksi , Volume Pelarut, dan Jenis pelarut, terhadap Rendemen dan Kadar Total Flavonoid pada Ekstraksi Daun Katuk (Sauropus androgynus (l) Merr) Sebagai Antioksidan pada Minyak Kelapa

11

2.4 JENIS PELARUT

Sebagai tenaga pemisah, solven harus dipilih sedemikian hingga kelarutannya terhadap salah satu komponen murninya adalah terbatas atau sama sekali tidak saling melarutkan. Karenanya, dalam proses ekstraksi akan terbentuk dua fase cairan yang saling bersinggungan dan selalu mengadakan kontak. Fase yang banyak mengandung diluen disebut fase rafinat sedangkan fase yang banyak mengandung solven dinamakan ekstrak. Terbentuknya dua fase cairan, memungkinkan semua komponen yang ada dalam campuran terbesar dalam masing – masing fase sesuai dengan koefisien distribusinya, sehingga dicapai keseimbangan fisis. Pemisahan kedua fase seimbang dengan mudah dapat dilakukan jika density fase rafinat dan fase ekstrak mempunyai perbedaan yang cukup. Tetapi jika density keduanya hampir sama proses pemisahan semakin sulit, sebab campuran tersebut cenderung untuk membentuk emulsi. Dibidang industri, ekstraksi sangat luas penggunaannya terutama jika larutan yang akan dipisahkan tediri dari komponen – komponen : 1. Mempunyai sifat penguapan relatif yang rendah. 2. Mempunyai titik didih yang berdekatan. 3. Sensitif terhadap panas. 4. Merupakan campuran azeotrop. Adapun pelarut solven yang sering digunakan digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut : 2.4.1 Etanol Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol merupakan jenis pelarut polar. Karakteristik etanol : 1. Rumus molekul : C 2 H 5 OH 2. Berat Molekul : 46,07 kgmol 3. Spesifik gravity : 0,789 4. Melting point : - 112 o C 5. Boiling point : 78,4 o C 12 6. Soluble in water : insoluble 7. Density : 0,7991 grcc 8. Temperatur kritis : 243,1 o C 9. Tekanan kritis : 63,1 atm Etanol banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya sebagai bahan pelarut dengan berbagai variasi sampel, temperature, dan juga jenis proses ekstraksinya . Seperti pada penelitianyang dilakukan oleh Dewi Maulida yaitu proses antioksidan likopen dari buah tomat dengan menggunakan solven campuran n-heksana, aseton dan etanol [6] dan juga penelitian yang dilakukan oleh Gustina yaitu tentang kajian ekstrak biji mengkudu menggunakan pelarut organik, dan masih banyak lagi penelitian yang menggunakan etanol sebagai bahan pelarut untuk ekstraksi [12]. 2.4.2 N-heksana Heksana adalah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 isomer utama n -heksana memiliki rumus CH3CH24CH3. Awalan heks - merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran - ana berasal dari alkana , yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N Hexana merupakan jenis pelarut non polar. Karakteristik n – heksana : 1. Nama lain : caproyl hydride, hexyl hydride 2. Rumus molekul : CH 3 CH 2 4 CH 3 3. Berat molekul : 86,17 kgmol 4. Warna : Tidak berwarna 5. Melting point : - 94 o C 6. Boiling point : 69 P = 1 atm 7. Spesific gravity : 0,659 8. Kelarutan dalam 100 bagian air : 0,014 15 o C [13] Heksana dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak nilam yang dapat digunakan sebagai minyak atsiri Jos, B., 2004. Selain itu, heksana dapat digunakan sebagai solven untuk mengekstraksi karotenoid dari CPO Firdiana, D., dan Kuncoro, R., dan Jos, B., 2003. Solven campuran antara heksana dan 13 benzena dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak dari kopra Kustanti, F., dan Ajianni, M. Y., 2000. Sedangkan solven campuran antara heksana dan isopropanol dapat digunakan dalam penurunan kadar limbah sintetis asam phosphat dengan ekstraksi cair – cair [5]. Dalam penggunaan heksana sebagai solven sudah banyak dilakukan banyak peneliti diantaranya yang dilakukan oleh Budi Nugroho yaitu heksana sebagai bahan pengekstraksi yaitu pengaruh suhu ekstraksi terhadap kandungan kurkuminoid dan air serbuk temulawak [15], juga dilakukan oleh aunin tentang kajian ekstrak minyak biji mengkudu dengan menggunakan pelarut organik [16], Ana Andari tentang Uji Aktivitas Ekstrak Daun Katuk Sebagai Antioksidan Pada Minyak Kelapa [7] dan Dewi Maulida tentang proses antioksidan likopen dari buah tomat dengan menggunakan solven campuran n-heksana, aseton dan etanol [5]. 2.4.3 Etil Asetat Etil Asetat dengan rumus C 3 OH merupakan turunan dari alkohol yang dapat digunakan sebagai pelarut, dan sifatnya yang tidak beracun sehingga sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dunia farmasi. Karakteristik metanol : 1. Berat molekul :102,18 gmol 2. Titik didih : 64,5 C 3. Melting poin : -86 C 4. Specific gravity : 0,7257 20 C Dalam penggunaan metanol sebagai solven banyak penelitian yang menggunakan metanol sebagai bahan pelarut dengan berbagai variasi sampel, temperature, dan juga jenis proses ekstraksinya. Seperti proses antioksidan likopen dari buah tomat dengan menggunakan solven campuran n-heksana, aseton dan etanol [10]. Daya antioksidan ekstrak etanol kulit buah manggis Garcinia Margostana Linn hasil pengadukan dan refluks. kajian ekstrak biji mengkudu menggunakan pelarut organik [unin], dan masih banyak lagi penelitian yang menggunakan etanol sebagai bahan pelarut untuk ekstraksi [18]. Daun katuk merupakan tanaman yang tumbuh subur di Indonesia dan diketahui mengandung senyawa aktif yang memiliki aktivitas antioksidan [5]. 14

2.6 ANALISIS EKONOMI