7
lemak, vitamin, mineral, saponin, flavonid dan tanin. Beberapa senyawa kimia yang terdapat dalam tanaman katuk diketahui berkhasiat obat [6].
Tanaman katuk banyak dimanfaatkan sebagai sayuran atau lalapan dan dipercaya masyarakat mampu melancarkan air susu ibu ASI dan mempercepat
pemulihan tenaga bagi orang sakit. Tanaman katuk juga bermanfaat sebagai tanaman obat keluarga TOGA, bahan makanan dan sebagai tanaman hias.
Rebusan daun katuk memberikan rasa yang agak asam dan manis, air perasan daun katuk digunakan juga untuk memberi warna pada makanan, disamping itu
air rebusan daun dan akarnya digunakan sebagai obat demam, diuretika dan meningkatkan ASI [6].
2.2 FLAVONOID
Flavonoid adalah senyawa yang paling fenolat tanaman. Dalam studi tersebut, kandungan total flavonoid ditentukan dengan menggunakan metode
dimodifikasi berdasarkan prosedur Chang et al. 2002 divalidasi oleh Mujahid 2011 menggunakan rutin sebagai standar acuan. Pada prinsipnya, prosedur ini
berkaitan dengan pembentukan kompleks antara flavonoid dan AlCl3 yang menghasilkan
solusi berwarna
kuning. Absorbansi
diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum 415 nm. Total kandungan flavonoid adalah setara dengan rutin di miligram per gram bahan kering fraksi
[25]. Daun katuk dapat bekerja sebagai antioksidan yang ditunjukkan oleh
adanya senyawa golongan fenol yaitu flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu senyawa golongan fenol alam yang terbesar. Telah diketahui bahwa aktifitas
antioksidan dari tumbuhan karena adanya senyawa fenol. Flavonoid adalah golongan senyawa polifenol yang diketahui memiliki sifat sebagai penangkap
radikal bebas, penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif, dan bekerja sebagai antiinflamasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa flavonoid dapat bekerja sebagai
antioksidan [8].
8
Konsisten dengan literatur, nilai Total fenol yang sangat berkorelasi dengan DPPH, ABTS dan sianida besi mengurangi kekuatan antioksidan
nilai dengan nilai R dari 0,77, 0,79, 0,85, masing-masing P 0,01. Konten flavonoid tidak berkorelasi dengan antioksidan aktivitas di DPPH, ABTS, dan
mengurangi tes daya. Flavonoid konten berkorelasi negatif dengan penghambatan oksidasi lipid R =0,78, P = 0,005. Hal ini mempengaruhi juga bisa dikaitkan
dengan logam atau konstituen pro-oksidan lainnya di ekstrak. ABTS, DPPH, dan besi mengurangi langkah-langkah kekuatan antioksidan yang sangat berkorelasi
R 0,9000, P 0,0001 satu sama lain, dengan peringkat yang berbeda perintah kapasitas antioksidan. Hasil ini menyoroti kontribusi fenolat dalam vitro aktivitas
antioksidan sayuran dan kebutuhan untuk menganalisis keragaman tes antioksidan untuk peringkat aktivitas antioksidan [9].
2.3 EKSTRAKSI