Pengkajian Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan mobilisasi

Tabel 2.2 Kemampuan Rentang Gerak Gerak Sendi Derajat Rentang normal Bahu Abdukasi : Gerakan lengan kelateral dari posisi samping keatas kepala, telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh. 180 Siku Fleksi : Angkat lengan bawah ke arah depan dan kearah atas menuju bahu. 150 Pergelangan tangan Fleksi : tekuk jari- jari tangan kearah bagian dalam lengan bawah. 80-90 Extensi : luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi 80-90 Hiperextensi : tekuk jari-jari tangan kea rah belakang sejauh mungkin 80-90 Abdukasi : tekuk pergelangan tangan keposisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas 0-20 Tangan dan jari Fleksi : buat kepalan tangan Ekstensi : luruskan jari 90 Hiperextensi : tekuk jari – jari tangan sejauh mungkin 30 Abdukasi : kembangkan jari tangan 20 Addukasi : rapatkan jari-jari tangan dari posisi abdukasi 20 Kaki dan jari Dorsifleksi : mengerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas 20-30 Plantar fleksi : mengerakkan kaki sehingga jari- jari menekuk ke bawah 45-50 Inverse : memutar telapak kaki ke asmping dalam 10 Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar lateral 10 Fleksi : melengkungkan jari-jari ke bawah 30-60 Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki 30-60 Abduksi : menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang lain Adduksi : merapatkan kembali bersama- sama 15 15 Sumber : Kebutuhan Dasar Manusia, Hidayat, 2009 f. Perubahan intoleransi aktivitas Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernafasan, antara lain : suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian perubahan intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi. g. Kekuatan otot dan gangguan kordinasi Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan secara bilateral atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan : Table 2.3 kekuatan otot Skala Presentase Kekuatan Normal Karakteristik Paralisis sempurna 1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat. 2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan 3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi 4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal 5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh. Sumber : Kebutuhan Dasar Manusia, Hidayat, 2009 h. Perubahan psikologis Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme tulang, dan lain-lain.

2. Analisa Data

Data yang biasanya ditemukaan pada masalah kebutuhaan dasar gangguan mobilisasi adalah susah melakukan aktifitas sendiri, seluruh aktifitas di bantu oleh keluarga mulai dari mandi, makan dan berpakian. Diangnosa yang di ambil dari kasus mobilisasi.

3. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang sering muncul pada ganguan mobilisasi fisik ialah : 1. Ganguan mobilitas fisik 2. Defisit perawatan diri. 3. Kerusakan integritas kulit

4. Perencanaan

Adapun rencana keperawatan menurut Mubarak 2008 yang kemungkinan muncul pada ganguan mobilisasi yaitu : 1. Ganguan mobisasi fisik. Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secaraa mandiri Berhubungan Dengan : a. Gangguan persepsi kongnitif b. Imobilisasi c. Pasien dengan teraksi d. Kelemahan dan paralisis e. Gangguan neuromuscular. Data yang ditemukan a. Gangguan dalam pergerakan b. Keterbatasan dalaam pergerakan c. Menurunnya kekuatan otot d. Kontraksi dan atrofi otot. Tujuan a. Pasien dapat menunjukkan peningkatan mobilitas. b. Pasien mengatakan terjadi peningkatan aktifitas. Intervensi a. Pertahankan postur tubuh dan posisi yanga nyaman b. Lakukan latihan aktif dan pasif c. Monitor kulit yang tertekan dikubitus d. Bantu pasien dalam memutuskan penggunaan alat bantu berjalan Rasional a. Mencegah iritasi dan mencegah kompilikasi b. Mempertahankan keamanan pasien c. Mempertahankan keamana pasien, meningkatkan sirkulasi mencegah kontraktur d. Meningkatkan fungsi paru e. Monitoring gangguan inegritas kulit f. Menentukan pilihan yang tepat dalam penggunaan alat. 2. Defisit perawatan diri Definisi : kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh aktifitas sehari - hari seperti makan, berpakian, mandi, dan lain – lain. Berhubungan dengan : a. Ganguan neuromuscular b. Menurunnya kekuatan otot c. Menurunnya kontrol otot dan kordinasi d. Kerusakan presepsi kongnitif e. Depresi f. Ganguan fisik Data yang ditemukan a. Ketidak mampuan melakukan aktivitas sehari – hari b. Frustasi Tujuan Pasien dapat melakuakan prawatan diri secara aman Intervensi a. Kaji kemampuan pasien dalam merawat diri b. Jaga privasi dan keamanan pasien selama memberikan perawatan c. Selam melakuakn aktifitas berikan dukungan dan pujian kepada pasien d. Lakukan latihan aktif dan pasif e. Berikan pendidikan kesehatan,perawatan diri seperti mandi,perwatan kuku, rambut. Rasional : 1. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan 2. Memberikan keamanan 3. Meningkatkan kepercayan diri 4. Meningkatkan sirkulasi darah 5. Mengecek perubahan keadaan pasien 6. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam perawatan diri 3. Kerusakan intgritas kulit Definisai : Perubahaan epidermis dan dermis Berhubungan dengan : a. Gangguan sensasi b. Imobilisasi fisik c. Perubahaan sirkulasi d. Medikasi Data yang ditemukan :