1.15.4 Koefisien Korelasi
Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Ukuran yang
dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi r antara dua variabel
dapat digunakan rumus: �
��
= � ∑ �
��
�
�
− ∑ �
��
∑ �
�
�{� ∑ �
�� 2
− ∑ �
�� 2
}{ � ∑ �
� 2
− ∑ �
� 2
} Dimana:
r
yx
= Koefisien korelasi antara Y dan X X
ki
= Variabel bebas Y
i
= Variabel terikat Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis
-1 ≤ r ≤+1. Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y,
sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y, sedangkan r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y.
Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai
korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut
mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut
tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1.1 Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya Nilai
�
��
Interpretasi
0,80 �
11
≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 �
11
≤ 0,80 Tinggi
0,40 �
11
≤ 0,60 Sedang
0,20 �
11
≤ 0,40 Rendah
�
11
≤ 0,20 Sangat Rendah
Sumber : Suharsimi Arikunto 2010:22
Keterangan: r
= koefisien korelasi +
= menunjukkan korelasi positif −
= menunjukkan korelasi negatif = menunjukkan tidak adanya korelasi korelasi nihil
Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: 1.
Korelasi Positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti
oleh variabel lainnya dengan arah yang sama berbanding lurus. Artinya variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.
2. Korelasi Negatif
Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan berbanding terbalik.
Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.
3. Korelasi Nihil
Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel. Dalam hal ini penulis menggunakan empat variabel dalam penelitiannya,
untuk hubungan empat variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Koefisien Korelasi antara Y dan X
1
�
��
1
= � ∑ �
1
�
1
− ∑ �
1
∑ � �{� ∑ �
1 2
− ∑ �
1 2
}{ � ∑ �
2
− ∑ �
2
} b.
Koefisien Korelasi antara Y dan X
2
�
��
2
= � ∑ �
2
�
1
− ∑ �
2
∑ � �{� ∑ �
2 2
− ∑ �
2 2
}{ � ∑ �
2
− ∑ �
2
} c.
Koefisien Korelasi antara Y dan X
3
�
��
3
= � ∑ �
3
�
1
− ∑ �
3
∑ � �{� ∑ �
3 2
− ∑ �
3 2
}{ � ∑ �
2
− ∑ �
2
} d.
Koefisien Korelasi antara Y dan X
4
�
��
4
= � ∑ �
4
�
1
− ∑ �
4
∑ � �{� ∑ �
4 2
− ∑ �
4 2
}{ � ∑ �
2
− ∑ �
2
}
e. Koefisien Korelasi antara X
1
dan X
2
�
12
= � ∑ �
1
�
2
− ∑ �
1
∑ �
2
�{� ∑ �
1 2
− ∑ �
1 2
}{ � ∑ �
2 2
− ∑ �
2 2
} f.
Koefisien Korelasi antara X
1
dan X
3
�
13
= � ∑ �
1
�
3
− ∑ �
1
∑ �
3
�{� ∑ �
1 2
− ∑ �
1 2
}{ � ∑ �
3 2
− ∑ �
3 2
} g.
Koefisien Korelasi antara X
1
dan X
4
�
14
= � ∑ �
1
�
4
− ∑ �
1
∑ �
4
�{� ∑ �
1 2
− ∑ �
1 2
}{ � ∑ �
4 2
− ∑ �
4 2
} h.
Koefisien Korelasi antara X
2
dan X
3
�
23
= � ∑ �
2
�
3
− ∑ �
2
∑ �
3
�{� ∑ �
2 2
− ∑ �
2 2
}{ � ∑ �
3 2
− ∑ �
3 2
} i.
Koefisien Korelasi antara X
2
dan X
4
�
24
= � ∑ �
2
�
4
− ∑ �
2
∑ �
4
�{� ∑ �
2 2
− ∑ �
2 2
}{ � ∑ �
4 2
− ∑ �
4 2
} j.
Koefisien Korelasi antara X
3
dan X
4
�
34
= � ∑ �
3
�
4
− ∑ �
3
∑ �
4
�{� ∑ �
3 2
− ∑ �
3 2
}{ � ∑ �
4 2
− ∑ �
4 2
} 1.15.5
Uji t- Statistik
Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Adapun langkah-langkahnya adalah:
1. Menentukan formulasi hipotesis
2. Mencari nilai
t
tabel
dari Tabel Distribusi t 3.
Menentukan kriteria pengujian �
diterima bila �
ℎ�����
�
�����
� ditolak bila
�
ℎ�����
≥ �
�����
4. Menentukan nilai statistik
t
hitung
Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran
�
�1
= �
�
�.12 …� 2
∑ �
1 2
1 − �
�.12 2
Selanjutnya hitung statistik : �
ℎ�����
= �
1
�
�
1
5. Kesimpulan
1.15.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik