Metode Penelitian Perhitungan Koefisien Determinasi Dan Koefisien Korelasi Ganda

yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan pada Uji Heteroskedastisitas yakni: • Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. • Jika nilai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heteroskedastisitas.

1.15.6.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau dilakukan dengan uji kolmogrov smirnov. Untuk menguji normalitas data dapat digunakan dengan uji kolmogrov smirnov dengan melihat data residualnya. Uji kolmogrov smirnov dihitung dengan bantuan SPSS. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni : jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih lebih dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

1.16 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah salah satu cara yang terdiri dari langkah – langkah atau urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu dapat terwujud. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk menyelesaikan penelitian antara lain : 1. Pengambilan data sekunder yaitu data yang diolah diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2. Pengolahan Data Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk menyelesaikan penelitian antara lain: a. Menentukan apa saja yang menjadi variabel bebas X dan variabel terikat Y. b. Mencari persamaan regresi antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus yang telah diperoleh dari buku literature. 3. Menguji tingkat signifikasi pengaruh setiap variabel dengan Uji F, Uji t dan Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi, serta melalui uji asumsi klasik. 4. Penarikan kesimpulan dari hasil perhitungan. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kemiskinan Berdasarkan Undang-Undang No.24 Tahun 2004, kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hah- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermatabat. Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau sekelompokorang meliputi kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik. Laporan Bidang Kesejahteraan Rakyat yang dikeluarkan oleh Kementrian Bidang Kesejahteraan Rakyat Kesra Tahun 2004 menerangkan pula bahwa kondisi yang disebut miskin ini juga berlaku pada mereka yang bekerja akan tetapi pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok dasar. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan garis kemiskinan atau jumlah rupiah untuk konsumsi orang perbulan. Sedangkan bagi dinas sosial mendefinisikan orang miskin adalah mereka yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tiak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka yang layak bagi kemanusiaan dan mereka yang sudah mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memnuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kemanusiaan. 2.1.1.1 Jenis Kemiskinan Kemiskinan dibagi dalam empat bentuk yaitu: 1. Kemiskinan absolut, kondisi dimana seseorang memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan papan, sandang, pangan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang dibutuhkan untuk bisa hidup dan bekerja. 2. Kemiskinan relatif, kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan. 3. Kemiskinan kultural, mengacu pada sikap seseorang tau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar. 4. Kemiskinan struktural, situasi miskin yang disebabkan oeh rendahnya akses terhadapa sumber daya yang terjadi dalam suatu system sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tapi sering kali menyebabkan suburnya kemiskinan. Suryawati; 2005. Kemiskinan juga dapat dibedakan jadi dua jenis: kemisikinan alamiah, berkaitan dengan kelangkaan sumber daya alam dan prasarana umum serta keadaan tanah yang tandus. Kemiskinan buatan, lebih banyak diakibatkan oleh system modernisasi atau pembangunan yang membuat masyarakat tidak mendapat mnguasai sumber day, sarana, dan fasilitas ekonomi yang ada secara merata. Suryawati; 2005. 2.1.1.2 Penyebab kemiskinan Sharp; 1996 mencoba mengidentifikasi penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, yaitu: pertama, Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Kedua, Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Kuncoro,2003 2.1.2 Luas Wilayah Wilayah dapat diartikan sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Pengertian permukaan bumi dapat menunjuk pada tempat atau lokasi yang dilihat secara horizontal dan vertikal, termasuk yang ada di bawah permukaan bumi. Wilayah sering dibedakan artinya dengan kata daerah atau kawasan. Wilayah diartikan sebagai satu kesatuan ruang yang mempunyai tempat tertentu tanpa terlalu memerhatikan soal batas dan kondisinya. Daerah dapat didefinisikan sebagai bagian ruang di permukaan bumi dengan batas secara jelas berdasarkan jurisdiksi administrasi. Pengertian kawasan dapat disamakan dengan istilah area yang mempunyai batas-batas yang jelas berdasarkan unsur-unsur yang sama. 2.1.2.1 Pengaruh Luas Wilayah terhadap Tingkat Kemiskinan Berbagai kritik terhadap program penanggulangan kemiskinan menunjukkan bahwa beberapa aspek perlu diperhatikan dalam menanggulangi kemiskinan di setiap kawasan. Faktor-faktor penyebab kemiskinan perlu terlebih dahulu diperhatikan agar kebijakan penanggulangan kemiskinan sesuai dengan kondisi wilayah dan masyarakat di setiap wilayah. Karena luasnya wilayah di Indonesia mungkin saja menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat pendidikan. Hal ini saling berhubungan, dimana semakin luas suatu wilayah maka semakin tinggi pula tingkat kemiskinannya ataupun sebaliknya.

2.1.3 Jumlah Penduduk Sumatera utara merupakan Provinsi keempat dengan jumlah penduduk terbesar di

Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk SP 1990 hari sensus berjumlah 10,26 juta jiwa, kemudian dari hasil SP2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa. Selanjutnya dari hasil Sensus Penduduk pada tahun 2013, penduduk Sumatera Utara berjumlah 13.326.307 jiwa yang terdiri dari 6.648.190 jiwa penduduk laki-laki dan 6.678.117 jiwa perempuan atau dengan ratio jenis kelaminsex ratio sebesar 99,55. 2.1.3.1 Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap kemiskinan Menurut Maier di kutip dari Mudrajad Kuncoro, 1997, jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan permasalahan mendasar. Karena pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi yaitu keejahteraan rakyat serta menekan angka kemiskinan. Menurut Todaro 2000 bahwa besarnya jumlah penduduk berbengaruh positif terhadap kemiskinan. Hal itu dibuktikan dalam perhitungan indek Foster Greer Thorbecke FGT, yang mana apabila jumlah penduduk bertambah maka kemiskinan juga akan semakin meningkat. 2.1.4 Pengangguran Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya Wikipedia;2014. Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja,yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat uoah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan Sadono Sukirmo;2014. 2.1.4.1 Jenis Pengangguran Berdasarkan jam kerja: Pengangguran Terselubung adalah golongan angkatan kerja yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak mencukupi kebutuhan; Pengangguran Setengah Menganggur adalah golongan angkatan kerja yang betul- betul tidak mendapatkan pekerjaan karena pendidikan an keterampilan yang tidak memadai; Pengangguran Terbuka adalah golongan angkatan kerja yang betul- betul tidak mendapatkan kesempatan bekerja sehingga tidak mendapatkan penghasilan Wikipedia;2014. Berdasarkan Penyebab: Pengangguran friksional, pengangguran yang terjadi karena atas perubahan dan dinamika ekonomi; Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industry seperti sector pertanian; Pengangguran konjungtural adalah pengangguran yang terjadi karena berkurangnya permintaan barang dan jasa; Pengangguran structural adalah pengangguran yang muncul akibat perubahan struktur ekonomi; Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja tetapi dengan sukarela dia tidak mau bekerja karena sudah cukup puas dengan kekayaan yang dia miliki; Pengangguran deflasioner adalah pengangguran yang disebabkan karena lowongan pekerjaan yang tidak cukup untuk menampung pelamar kerja; Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang disebabkan karena kemajuan teknologi yakni karena pergantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin. 2.1.4.2 Penyebab Pengangguran Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut: • Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan Kesempatan kerja • Struktur lapangan kerja tidak seimbang • Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang • Meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia • Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga kerja antar daerah tidak seimbang Sadono,Sukirno;2004 2.1.4.3 Pengaruh Pengangguran terhadap Kemiskinan Menurut Sadono Sukirno, 2004, efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang telah dapat dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Menurut Dian Octaviani,2001, jumlah pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan di Indonesia yang penduduknya memiliki ketergantungan yang sangat besar atas pendapaan gaji atau upah yang diperoleh saat ini. Hilangnya lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya sebagian besar penerimaan yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Yang artinya bahwa semakin tinggi pengangguran maka akan meningkat kemiskinan.

2.1.5 Pendidikan Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu bangsa. Dengan

bekal pendidikan, suatu bangsa dapat bangkit dari keterpurukannya dan mencapai kejayannya. Namun, tidak semua orang Indonesia mau dan mampu mengeyam bangku sekolah. Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi alam dan lingkungannya. Pendidikan sangat penting bagi setiap anak bangsa, karena dengan ilmu yang didapatnya, seorang anak mampu mempertahankan hidupnya. 2.1.5.1 Pengaruh Pendidikan terhadap Kemiskinan Kemiskinan menjadi fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan di Negara ini selalu bersamaan dengan masalah laju pertumbuhan penduduk yang kemudia menghasilkan pengangguran, ketimpangan sosial dalam distribusi pendapatan nasional maupun pembangunan, pendidikan yang menjadi modal utama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas maka perlu diimbangi dengan biaya. Sehingga masyarakat yang berekonomi lemah tidak mampu untuk membayarnya. Akibatnya, pendidikan dan pengetahuan yang mereka miliki dibawah standar. Bahkan banyak anak-anak yang tidak sekolah dan putus sekolah karena kemiskinan. Tidak meratanya pendidikan terutama di daerah terpencil memberikan peran cukup besar dalam menambah angka kemiskinan, pendidikan selama ini lebih mengutamakan di kota-kota besar, sehingga hanya masyarakat kota saja yang memliki pendidikan yang cukup. Sedangkan masyarakat dipelosok tetap dibayang-banyangi oleh kemiskinan. 2.2 Badan Pusat Statistik BPS Seiring dengan adanya perkembangan jaman, khususnya pada pemerintahan Orde Baru, untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, mutlak dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS. Dalam masa Orde Baru ini, BPS telah mangalami empat kali perubahan struktur organisasi : 1. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1980 tentang organisasi BPS 2. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS 3. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja BPS 4. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang statistik 5. Keputusan Presiden RI No. 86 Tahun 1998 tentang BPS 6. Keputusan Kepala BPS N0. 100 Tahun 1998 tentang organisasi dan data kerja BPS 7. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan data kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi dan di Kabupaten atau Kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor statistik Kabupaten atau Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan Presiden RI No. 89 tahun 1998, ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

2.2.1 Tugas Badan Pusat Statistik Menurut keputusan Presiden RI No. 6 tahun 1992 tugas BPS adalah :

1. Melakukan kegiatan statistik yang ditugaskan kepadanya oleh pemerintah, antara lain di bidang pertanian, agraria, pertambangan, perindustrian, perhubungan, perdagangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan nasional, pendidikan dan keagamaan. 2. Atas nama pemerintah melaksanakan koordinasi di lapangan kegiatan statistik dari segenap instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam panggunaan definisi, klasifikasi dan lain-lain. 3. Mengadakan segala daya agar masyarakat menyadari akan tujuan dan kegunaan statistik. Berdasarkan Keppres ini Kepala berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden serta mempunyai tugas : 1. Memimpin BPS sesuai dengan tugas dan fungsi BPS serta membina aparatur BPS agar berdaya guna dan berhasilguna. 2. Menentukan kebijakan teknis pelaksanaan di bidang statistik yang secara fungsional menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku serta kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 3. Membina dan melaksanakan koordinasi dengan departemen dan instansi lainnya dalam mengembangkan berbagai jenis ststistik yang diperlukan, serta malaksanakan kerjasama di bidang ststistik dengan lembagaorganisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri. 22

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL

3.1 Data Luas wilayah, Kepadatan penduduk, Tingkat Pengangguran, dan Tingkat Pendidikan Provinsi Sumatera Utara tahun 2013. Data yang dikumpulkan penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS Provinsi Sumatera Utara di Jl. Asrama Medan. Yaitu data Luas wilayah, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran, dan tingkat pendidikan Provinsi Sumatera Utara tahun 2013. Datanya sebagai berikut: Tabel 3.1 Data Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran, dan Tingkat Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 Kabupaten Kota Luas Wilayah Ribuan km 2 Kepadata n Penduduk Ribuank m 2 Tingkat Pengang guran Tingkat Pendidikan ribuanorg Jumlah Pendudu k miskin 1 2 3 4 5 6 Nias 0.72032 0.136 1.56 3.215 6.58 Mandailing Natal 89.32033 0.062 7.56 23.54 14.57 Tapanuli Selatan 4.35286 0.085 4.46 8.14 8.68 Tapanuli Tengah 2.158 0.185 5.68 15.213 13.54 Tapanuli Utara 2.512 0.072 2.34 5.682 8.56 Toba Samosir 2.352 0.086 1.69 6.271 8.512 Labuhan Batu 2.56138 0.189 8.93 9.625 10.36 Asahan 3.67579 0.199 5.22 10.125 15.68 Simalungun 4.23556 0.286 8.35 22.153 16.56 Dairi 1.9278 0.143 1.9 7.137 8.68 Karo 2.12725 0.171 2.08 10.253 8.54 Deli Serdang 2.5876 0.759 5.23 8.56 5.54 Langkat 5.23 0.156 7.1 23.56 15.58 Nias Selatan 1.83552 0.182 2.79 4.087 8.47 Humbang Hasundutan 2.2972 0.077 0.3 5.16 6.47 Pakpak Barat 3.256 0.035 3.57 2.528 8.25 Samosir 2.65686 0.05 0.99 1.2546 8.49 1 2 3 4 5 6 Serdang Bedagai 2.3002 0.317 6.13 1.547 6.36 Batubara 0.90496 0.896 5.89 5.268 6.547 P.Lawas Selatan 4.86512 0.059 3.91 1.456 8.48 Padang Lawas Utara 2.58 0.05 4.85 3.744 6.86 Labuhan Batu Selatan 3.116 0.083 15.4 1.23 8.45 Labuhan Batu Utara 3.025 0.115 7.61 3.562 11.34 Nias Utara 2.698 0.325 4.98 2.468 13.56 Nias Barat 0.54409 0.212 0.98 1.568 10.56 Sibolga 0.123 9.635 8.96 3.365 9.47 Tanjung Balai 0.09856 2.568 8.98 8.564 12.56 Pematang Siantar 0.07997 3.658 6.61 4.256 9.86 Tebing Tinggi 0.05444 4.586 7.36 8.56 15.87 Medan 0.36559 7.215 3.58 23.56 15.68 Binjai 0.16958 3.245 5.86 1.56 8.66 Padangsidimpu an 0.11465 0.758 6.8 5.982 9.65 Gunung Sitoli 0.62356 0.365 5.78 10.564 14.56 Sumatera Utara 155.47 36.96 173.43 253.7576 341.529 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Dari data tersebut maka diperoleh variabel sebagai berikut: Y = Jumlah penduduk miskin � � = Luas wilayah ribuankm 2 � � = Kepadatan penduduk ribuankm 2 � � = Tingkat pengangguran � � = Tingkat pendidikan ribuanorg 3.2 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda Untuk membentuk persamaan regresi linier berganda, diperlukan perhitungan masing-masing satuan variabel. Hasil perhitungan yang dibutuhkan terdapat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.2 Harga-Harga yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien b , b 1 , b 2 , b 3 , b 4 No Y X 1 X 2 X 3 X 4 Y 2 X 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 6.58 0.72032 0.136 1.56 3.215 43.2964 0.52 2 14.57 89.32033 0.062 7.56 23.54 212.2849 7978.12 3 8.68 4.35286 0.085 4.46 8.14 75.3424 18.95 4 13.54 2.158 0.185 5.68 15.213 183.3316 4.66 5 8.56 2.512 0.072 2.34 5.682 73.2736 6.31 6 8.512 2.352 0.086 1.69 6.271 72.45414 5.53 7 10.36 2.56138 0.189 8.93 9.625 107.3296 6.56 8 15.68 3.67579 0.199 5.22 10.125 245.8624 13.51 9 16.56 4.23556 0.286 8.35 22.153 274.2336 17.94 10 8.68 1.9278 0.143 1.9 7.137 75.3424 3.72 11 8.54 2.12725 0.171 2.08 10.253 72.9316 4.53 12 5.54 2.5876 0.759 5.23 8.56 30.6916 6.70 13 15.58 5.23 0.156 7.1 23.56 242.7364 27.35 14 8.47 1.83552 0.182 2.79 4.087 71.7409 3.37 15 6.47 2.2972 0.077 0.3 5.16 41.8609 5.28 16 8.25 3.256 0.035 3.57 2.528 68.0625 10.60 17 8.49 2.65686 0.05 0.99 1.2546 72.0801 7.06 18 6.36 2.3002 0.317 6.13 1.547 40.4496 5.29 19 6.547 0.90496 0.896 5.89 5.268 42.86321 0.82 20 8.48 4.86512 0.059 3.91 1.456 71.9104 23.67 21 6.86 2.58 0.05 4.85 3.744 47.0596 6.66 22 8.45 3.116 0.083 15.4 1.23 71.4025 9.71 23 11.34 3.025 0.115 7.61 3.562 128.5956 9.15 24 13.56 2.698 0.325 4.98 2.468 183.8736 7.28 25 10.56 0.54409 0.212 0.98 1.568 111.5136 0.30 26 9.47 0.123 9.635 8.96 3.365 89.6809 0.02 27 12.56 0.09856 2.568 8.98 8.564 157.7536 0.01 28 9.86 0.07997 3.658 6.61 4.256 97.2196 0.01 29 15.87 0.05444 4.586 7.36 8.56 251.8569 0.00 30 15.68 0.36559 7.215 3.58 23.56 245.8624 0.13 31 8.66 0.16958 3.245 5.86 1.56 74.9956 0.03 32 9.65 0.11465 0.758 6.8 5.982 93.1225 0.01 33 14.56 0.62356 0.365 5.78 10.564 211.9936 0.39 Jumlah 341.529 155.47

36.96 173.43 253.7576 3883.008 8184.1651

Sambungan Tabel 3.2 No X 2 2 X 3 2 X 4 4 X 1 X 2 X 1 X 3 X 1 X 4 1 2 3 4 5 6 7 1 0.018496 2.4336 10.336225 0.09796352 1.1236992 2.3158288 2 0.003844 57.1536 554.1316 5.53786046 675.2616948 2102.600568 3 0.007225 19.8916 66.2596 0.3699931 19.4137556 35.4322804 4 0.034225 32.2624 231.435369 0.39923 12.25744 32.829654 5 0.005184 5.4756 32.285124 0.180864 5.87808 14.273184 6 0.007396 2.8561 39.325441 0.202272 3.97488 14.749392 7 0.035721 79.7449 92.640625 0.48410082 22.8731234 24.6532825 8 0.039601 27.2484 102.515625 0.73148221 19.1876238 37.21737375 9 0.081796 69.7225 490.755409 1.21137016 35.366926 93.83036068 10 0.020449 3.61 50.936769 0.2756754 3.66282 13.7587086 11 0.029241 4.3264 105.124009 0.36375975 4.42468 21.81069425 12 0.576081 27.3529 73.2736 1.9639884 13.533148 22.149856 13 0.024336 50.41 555.0736 0.81588 37.133 123.2188 14 0.033124 7.7841 16.703569 0.33406464 5.1211008 7.50177024 15 0.005929 0.09 26.6256 0.1768844 0.68916 11.853552 16 0.001225 12.7449 6.390784 0.11396 11.62392 8.231168 17 0.0025 0.9801 1.57402116 0.132843 2.6302914 3.333296556 18 0.100489 37.5769 2.393209 0.7291634 14.100226 3.5584094 19 0.802816 34.6921 27.751824 0.81084416 5.3302144 4.76732928 20 0.003481 15.2881 2.119936 0.28704208 19.0226192 7.08361472 21 0.0025 23.5225 14.017536 0.129 12.513 9.65952 22 0.006889 237.16 1.5129 0.258628 47.9864 3.83268 23 0.013225 57.9121 12.687844 0.347875 23.02025 10.77505 24 0.105625 24.8004 6.091024 0.87685 13.43604 6.658664 25 0.044944 0.9604 2.458624 0.11534708 0.5332082 0.85313312 26 92.833225 80.2816 11.323225 1.185105 1.10208 0.413895 27 6.594624 80.6404 73.342096 0.25310208 0.8850688 0.84406784 28 13.380964 43.6921 18.113536 0.29253026 0.5286017 0.34035232 29 21.031396 54.1696 73.2736 0.24966184 0.4006784 0.4660064 30 52.056225 12.8164 555.0736 2.63773185 1.3088122 8.6133004 31 10.530025 34.3396 2.4336 0.5502871 0.9937388 0.2645448 32 0.574564 46.24 35.784324 0.0869047 0.77962 0.6858363 33 0.133225 33.4084 111.598096 0.2275994 3.6041768 6.58728784 Jumlah 199.14059 1221.588 3405.3619 22.4299 1019.7001 2635.1635 Sambungan Tabel 3.2 No X 2 X 3 X 2 X 4 X 3 X 4 YX 1 1 2 4 5 6 1 0.21216 0.43724 5.0154 4.7397056 2 0.46872 1.45948 177.9624 1301.397208 3 0.3791 0.6919 36.3044 37.7828248 4 1.0508 2.814405 86.40984 29.21932 5 0.16848 0.409104 13.29588 21.50272 6 0.14534 0.539306 10.59799 20.020224 7 1.68777 1.819125 85.95125 26.5358968 8 1.03878 2.014875 52.8525 57.6363872 9 2.3881 6.335758 184.97755 70.1408736 10 0.2717 1.020591 13.5603 16.733304 11 0.35568 1.753263 21.32624 18.166715 12 3.96957 6.49704 44.7688 14.335304 13 1.1076 3.67536 167.276 81.4834 14 0.50778 0.743834 11.40273 15.5468544 15 0.0231 0.39732 1.548 14.862884 16 0.12495 0.08848 9.02496 26.862 17 0.0495 0.06273 1.242054 22.5567414 18 1.94321 0.490399 9.48311 14.629272 19 5.27744 4.720128 31.02852 5.92477312 20 0.23069 0.085904 5.69296 41.2562176 21 0.2425 0.1872 18.1584 17.6988 22 1.2782 0.10209 18.942 26.3302 23 0.87515 0.40963 27.10682 34.3035 24 1.6185 0.8021 12.29064 36.58488 25 0.20776 0.332416 1.53664 5.7455904 26 86.3296 32.421775 30.1504 1.16481 27 23.06064 21.992352 76.90472 1.2379136 28 24.17938 15.568448 28.13216 0.7885042 29 33.75296 39.25616 63.0016 0.8639628 30 25.8297 169.9854 84.3448 5.7324512 31 19.0157 5.0622 9.1416 1.4685628 32 5.1544 4.534356 40.6776 1.1063725 33 2.1097 3.85586 61.05992 9.0790336 Jumlah 245.05466 330.566229 1441.168184 1983.437207 Sambungan Tabel 3.2 No YX 2 YX 3 YX 4 1 2 3 4 1 0.89488 10.2648 21.1547 2 0.90334 110.1492 342.9778 3 0.7378 38.7128 70.6552 4 2.5049 76.9072 205.98402 5 0.61632 20.0304 48.63792 6 0.732032 14.38528 53.378752 7 1.95804 92.5148 99.715 8 3.12032 81.8496 158.76 9 4.73616 138.276 366.85368 10 1.24124 16.492 61.94916 11 1.46034 17.7632 87.56062 12 4.20486 28.9742 47.4224 13 2.43048 110.618 367.0648 14 1.54154 23.6313 34.61689 15 0.49819 1.941 33.3852 16 0.28875 29.4525 20.856 17 0.4245 8.4051 10.651554 18 2.01612 38.9868 9.83892 19 5.866112 38.56183 34.489596 20 0.50032 33.1568 12.34688 21 0.343 33.271 25.68384 22 0.70135 130.13 10.3935 23 1.3041 86.2974 40.39308 24 4.407 67.5288 33.46608 25 2.23872 10.3488 16.55808 26 91.24345 84.8512 31.86655 27 32.25408 112.7888 107.56384 28 36.06788 65.1746 41.96416 29 72.77982 116.8032 135.8472 30 113.1312 56.1344 369.4208 31 28.1017 50.7476 13.5096 32 7.3147 65.62 57.7263 33 5.3144 84.1568 153.81184 Jumlah 431.877644 1894.925 3126.503962 Dari Tabel 3.2 diperoleh hasil sebagai berikut : n = 33 X 1 X 2 = 22.4299 Y = 341.529 X 1 X 3 = 1019.7001 X 1 = 155.47 X 1 X 4 = 2635.1635 X 2 = 36.96 X 2 X 3 = 245.05466 X 3 = 173.43 X 2 X 4 = 330.566229 X 4 = 253.7576 X 3 X 4 = 1441.168184 Y 2 = 3883.008 YX 1 = 1983.437207 X 1 2 = 8184.1651 YX 2 = 431.877644 X 2 2 = 199.14059 YX 3 = 1894.925 X 3 2 = 1221.588 YX 4 = 3126.503962 X 4 4 = 3405.3619 Dari data tersebut maka selanjutnya akan dicari persamaan normal dengan rumus sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ + + + + = 4 4 3 3 2 2 1 1 X b X b X b X b nb Y ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ + + + + = 4 1 4 3 1 3 2 1 2 2 1 1 1 1 X X b X X b X X b X b X b YX ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ + + + + = 4 2 4 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 X X b X X b X b X X b X b YX ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ + + + + = 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 3 X X b X b X X b X X b X b YX ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ + + + + = 2 4 4 4 3 3 4 2 2 4 1 1 4 4 X b X X b X X b X X b X b YX Harga-harga koefisien b , b 1 , b 2 , b 3 dan b 4 dicari dengan substitusi dan eliminasi dari persamaan normal di atas. Selanjutnya substitusi nilai-nilai pada Tabel 3.2 ke dalam persamaan normal. Sehingga diperoleh : 341,53 = 33 b + 155,47b 1 + 6,96b 2 + 173,43b 3 + 253,77b 4 1983,44 = 155,47b + 8184,17b 1 + 22,43b 2 + 1019,70b 3 + 2635,16b 4 431,88 = 36,96b + 22,43b 1 + 199,14b 2 + 245,06b 3 + 330,57b 4 1894,93 = 173,43b + 1019,70b 1 + 245,06b 2 + 1221,59b 3 + 1441,17b 4 3126,50 = 253,76b + 2635,17b 1 + 330,57b 2 + 1441,17b 3 + 3405,36b 4 Setelah persamaan di atas diselesaikan. Maka diperoleh koefisien- koefisien regresi linier berganda seperti berikut: b = 6,620 b 1 = -0,0189 b 2 = 0,1312 b 3 = 0,1940 b 4 = 0,3442 Maka persamaan regresi linier bergandanya adalah : 4 4 3 3 2 2 1 1 ˆ X b X b X b X b b Y + + + + = ˆ Y = 6,620 – 0,0189X 1 + 0,1312X 2 + 0,1940X 3 + 0,3442X 4 Setelah diperoleh persamaan regresi berganda. Langkah selanjutnya adalah menghitung kesalahan baku Standard error. Untuk menghitung kesalahan baku ini diperlukan harga Y � yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap harga X 1 , X 2 , X 3 dan X 4 yang diketahui. Maka untuk mencari kesalahan baku tersebut dibuat terlebih dahulu tabel seperti di bawah ini : Tabel 3.3 Nilai-Nilai ˆ Y Yang Diperoleh Dari Persamaan Regresi Linier Berganda Untuk Menghitung Kekeliruan Tafsiran Baku No Y Ŷ Y- Ŷ � − Ŷ � 1 2 3 4 5 1 6.58 8.038472152 -1.458 2.1271 2 14.57 14.51408816 0.056 0.0031 3 8.68 10.22091095 -1.541 2.3744 4 13.54 12.9467204 0.593 0.3520 5 8.56 8.996674 -0.437 0.1907 6 8.512 9.0781686 -0.566 0.3205 7 10.36 11.64673172 -1.287 1.6557 8 15.68 11.07934137 4.601 21.1661 9 16.56 15.82743372 0.733 0.5367 10 8.68 9.43248158 -0.752 0.5662 11 8.54 10.53983278 -2.000 3.9993 12 5.54 10.63664716 -5.097 25.9758 13 15.58 16.0333722 -0.453 0.2055 14 8.47 8.562192472 -0.092 0.0085 15 6.47 8.42595732 -1.956 3.8258 16 8.25 8.1307712 0.119 0.0142 17 8.49 7.205238666 1.285 1.6506 18 6.36 8.34481402 -1.985 3.9395 19 6.547 9.681357056 -3.134 9.8242 20 8.48 7.800485232 0.680 0.4617 21 6.86 8.8123828 -1.952 3.8118 22 8.45 9.9879632 -1.538 2.3653 23 11.34 9.2852959 2.055 4.2218 24 13.56 8.4322534 5.128 26.2938 25 10.56 7.372356699 3.188 10.1611 26 9.47 10.7832603 -1.313 1.7247 27 12.56 11.64990762 0.910 0.8283 28 9.86 9.850673367 0.009 0.0001 1 2 3 4 5 29 15.87 11.59984628 4.270 18.2342 30 15.68 16.36857035 -0.689 0.4741 31 8.66 8.721330938 -0.061 0.0038 32 9.65 10.10048712 -0.450 0.2029 33 14.56 11.41855152 3.141 9.8687 Jumlah 341.529 341.5245702 0.004429771 157.388254 Setelah memperoleh harga yang terdapat pada Tabel 3.3. maka kekeliruan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : S y.1.2.….k = S e = � ∑�Y i − Y�� 2 n − k − 1 Dengan k = 4. n = 33. dan 2 ˆ Y Y − ∑ = 157,388254 Sehingga diperoleh : S y.1.2.….k = S e = � ∑�Y i − Y�� 2 n − k − 1 S y.1.2.….k = S e = � 157,388254 33 − 4 − 1 S y.1.2.….k = S e = �5,621009071 S y.1.2.….k = S e = 2,3709 Ini berarti rata-rata jumlah penduduk miskin yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata hasil jumlah penduduk miskin yang diperkirakan sebesar 2,3709. 3.8 Uji Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesa dalam regresi linier berganda perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan penarikan kesimpulan.

3.8.1 Uji F Simultan

5. Menentukan formulasi hipotesis H : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara luas wilayah, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan terhadap jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 H 1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara luas wilayah, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan terhadap jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 6. Mencari nilai F tabel dari Tabel Distribusi F Dengan taraf nyata α = 0.05 dan nilai F tabel dengan dk pembilang v 1 = k = 3 dan dk penyebut v 2 = n – k – 1 = 33 – 4 – 1 = 28. maka di peroleh F v 1 ;v 2 α = F 4;280.05 = 2.93 7. Menentukan kriteria pengujian H diterima bila F hitung F tabel H ditolak bila F hitung ≥ F tabel 8. Menentukan nilai statistik F hitung F hitung = JK reg k JK res n −k−1 Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk. maka diperlukan nilai- nilai y, x 1 , x 2 , x 3 dan x 4 dengan rumus : y Y Y = − 2 2 2 X X x − = 4 4 4 X X x − = 1 1 1 X X x − = 3 3 3 X X x − = Dari Tabel 3.2 dapat dicari rata-rata untuk y, x 1 , x 2 , x 3 dan x 4 seperti di bawah ini : Y Y n = ∑ 2 2 X X n = ∑ n X X ∑ = 4 4 Y � = 341,529 33 = 10,3494 X � 2 = 36,96 33 = 1,1200 X � 4 = 253,7576 33 =7,6896 1 1 X X n = ∑ 3 3 X X n = ∑ X � 1 = 155,47 33 = 4,7112 X � 3 = 173,43 33 = 5,2555 Selanjutnya untuk uji keberartian Regresi, dilakukan perhitungan seperti tabel 3.4 dibawah ini: Tabel 3.4 Harga-Harga Yang Diperlukan Untuk Uji Keberartian Regresi No Y X 1 X 2 X 3 X 4 1 2 3 4 5 6 1 3.769 3.991 0.984 3.695 4.475 2 -4.221 -85.208 1.058 -2.115 -15.850 3 1.669 -0.241 1.035 0.985 -0.450 4 -3.191 1.954 0.935 -0.235 -7.523 5 1.789 1.600 1.048 3.105 2.008 6 1.837 1.760 1.034 3.755 1.419 7 -0.011 1.551 0.931 -3.485 -1.935 8 -5.331 0.436 0.921 0.225 -2.435 9 -6.211 -0.124 0.834 -2.905 -14.463 10 1.669 2.184 0.977 3.545 0.553 11 1.809 1.985 0.949 3.365 -2.563 12 4.809 1.524 0.361 0.215 -0.870 13 -5.231 -1.118 0.964 -1.655 -15.870 14 1.879 2.276 0.938 2.655 3.603 15 3.879 1.815 1.043 5.145 2.530 16 2.099 0.856 1.085 1.875 5.162 17 1.859 1.455 1.070 4.455 6.435 18 3.989 1.812 0.803 -0.685 6.143 19 3.802 3.207 0.224 -0.445 2.422 20 1.869 -0.753 1.061 1.535 6.234 21 3.489 1.532 1.070 0.595 3.946 22 1.899 0.996 1.037 -9.955 6.460 23 -0.991 1.087 1.005 -2.165 4.128 24 -3.211 1.414 0.795 0.465 5.222 25 -0.211 3.568 0.908 4.465 6.122 26 0.879 3.989 -8.515 -3.515 4.325 27 -2.211 4.013 -1.448 -3.535 -0.874 28 0.489 4.032 -2.538 -1.165 3.434 29 -5.521 4.058 -3.466 -1.915 -0.870 30 -5.331 3.746 -6.095 1.865 -15.870 31 1.689 3.942 -2.125 -0.415 6.130 32 0.699 3.997 0.362 -1.355 1.708 33 -4.211 3.488 0.755 -0.335 -2.874 Jumlah 6.439 6,08 -0.001 -0.012 7467.992 Sambungan Tabel 3.4 NO Y 2 X 1 2 X 2 2 X 3 2 X 4 2 X 1 X 2 X 1 X 3 X 1 X 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 14.208 15.93 0.968 13.656 20.022 3.927 14.748 17.858 2 17.817 7260.5 1.119 4.471 251.235 -90.150 180.18 1350.6 3 2.786 0.06 1.071 0.971 0.203 -0.249 -0.237 0.108 4 10.182 3.82 0.874 0.055 56.602 1.827 -0.458 -14.701 5 3.201 2.56 1.098 9.644 4.030 1.677 4.969 3.212 6 3.375 3.10 1.069 14.103 2.012 1.820 6.610 2.497 7 0.000 2.40 0.867 12.142 3.746 1.444 -5.403 -3.001 8 28.420 0.19 0.848 0.051 5.931 0.402 0.098 -1.062 9 38.577 0.02 0.696 8.436 209.190 -0.103 0.359 1.787 10 2.786 4.77 0.955 12.570 0.305 2.134 7.744 1.207 11 3.272 3.94 0.901 11.326 6.571 1.884 6.680 -5.088 12 23.126 2.32 0.130 0.046 0.758 0.550 0.328 -1.327 13 27.363 1.25 0.929 2.738 251.870 -1.078 1.850 17.743 14 3.531 5.18 0.880 7.051 12.979 2.135 6.045 8.201 15 15.047 3.29 1.088 26.476 6.399 1.893 9.338 4.591 16 4.406 0.73 1.177 3.517 26.642 0.929 1.605 4.418 17 3.456 2.12 1.145 19.851 41.409 1.557 6.483 9.364 18 15.912 3.28 0.645 0.469 37.732 1.455 -1.240 11.129 19 14.455 10.29 0.050 0.198 5.864 0.718 -1.426 7.766 20 3.493 0.57 1.126 2.358 38.858 -0.799 -1.156 -4.695 21 12.173 2.35 1.145 0.355 15.568 1.639 0.912 6.045 22 3.606 0.99 1.075 99.093 41.726 1.033 -9.915 6.434 23 0.982 1.18 1.010 4.685 17.037 1.092 -2.353 4.487 24 10.311 2.00 0.632 0.217 27.265 1.124 0.658 7.383 25 0.045 12.73 0.824 19.940 37.474 3.240 15.932 21.841 26 0.773 15.91 72.51 12.352 18.702 -33.966 -14.020 17.251 27 4.889 16.11 2.097 12.493 0.765 -5.811 -14.186 -3.509 28 0.239 16.26 6.441 1.356 11.790 -10.233 -4.695 13.844 29 30.481 16.46 12.01 3.665 0.758 -14.064 -7.768 -3.532 30 28.420 14.04 37.15 3.480 251.870 -22.834 6.989 -59.457 31 2.853 15.54 4.516 0.172 37.572 -8.378 -1.634 24.165 32 0.489 15.98 0.131 1.835 2.916 1.447 -5.415 6.826 33 17.733 12.17 0.570 0.112 8.262 2.634 -1.167 -10.027 Jum lah 348.40 3 7467.9 92 157.7 45 309.88 5 1454.062 - 151.10 6 200.45 2 1442.3 46 Sambungan Tabel 3.4 No X 2 X 3 X 2 X 4 X 3 X 4 YX 1 YX 2 YX 3 YX 4 1 2 3 4 5 6 7 8 1 3.636 4.403 16.536 15.043 3.709 13.93 16.866 2 -2.237 -16.770 33.516 359.664 -4.466 8.925 66.905 3 1.020 -0.466 -0.444 -0.402 1.727 1.645 -0.752 4 -0.219 -7.034 1.765 -6.235 -2.984 0.748 24.007 5 3.255 2.104 6.235 2.862 1.875 5.556 3.592 6 3.883 1.467 5.327 3.233 1.899 6.899 2.606 7 -3.244 -1.802 6.744 -0.017 -0.010 0.038 0.021 8 0.208 -2.243 -0.549 -2.325 -4.910 - 1.202 12.983 9 -2.422 -12.062 42.010 0.767 -5.180 18.04 89.832 10 3.464 0.540 1.959 3.645 1.631 5.917 0.922 11 3.194 -2.433 -8.627 3.590 1.717 6.088 -4.637 12 0.078 -0.314 -0.188 7.331 1.736 1.036 -4.186 13 -1.595 -15.299 26.258 5.848 -5.043 8.655 83.018 14 2.491 3.379 9.567 4.278 1.763 4.990 6.769 15 5.367 2.638 13.016 7.040 4.046 19.95 9 9.812 16 2.035 5.600 9.680 1.797 2.277 3.937 10.834 17 4.767 6.885 28.671 2.705 1.989 8.283 11.963 18 -0.550 4.933 -4.205 7.227 3.203 - 2.731 24.503 19 -0.100 0.542 -1.077 12.193 0.852 - 1.690 9.207 20 1.629 6.614 9.571 -1.408 1.983 2.870 11.651 21 0.637 4.222 2.349 5.345 3.733 2.078 13.766 22 -10.323 6.699 -64.302 1.891 1.969 - 18.90 4 12.267 23 -2.175 4.148 -8.934 -1.077 -0.996 2.145 -4.090 24 0.370 4.151 2.430 -4.540 -2.553 - 1.495 - 16.767 25 4.055 5.558 27.336 -0.753 -0.192 - 0.942 -1.292 26 29.926 -36.824 -15.199 3.506 -7.485 - 3.089 3.801 27 5.118 1.266 3.091 -8.874 3.202 7.815 1.933 28 2.956 -8.714 -3.999 1.972 -1.241 - 0.569 1.679 29 6.636 3.017 1.666 -22.402 19.136 10.57 4.805 30 -11.370 96.730 -29.606 -19.972 32.492 - 9.945 84.605 31 0.881 -13.025 -2.541 6.659 -3.589 - 0.700 10.353 32 -0.490 0.618 -2.313 2.794 0.253 - 0.947 1.194 33 -0.253 -2.170 0.962 -14.690 -3.179 1.409 12.104 Juml ah 50.626 46.358 106.706 376.697 49.366 99.31 8 500.27 6 Dari nilai-nilai di atas dapat diketahui nilai jumlah kuadrat regresi JK reg dan nilai JK res dan selanjutnya dapat dihitung F hitung . ∑ ∑ ∑ ∑ + + + = 4 4 3 3 2 2 1 1 yx b yx b yx b yx b JK reg JK reg = −0,0189 376.697 + 0,131249.366 + 0,194099.318 + 0,3442500.276 JK reg = −7.119573387 + 6.476756463 +19.2677363+172.1950002 JK reg =190.8199196 JK res = 2 ˆ Y Y − ∑ JK res = 157.388254 1 reg hitung res JK k F JK n k = − − F hitung = 190.81991964 157.38825428 F hitung = 40,7050 5,6210 F hitung = 8,4869 Untuk tabel F . yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang V 1 = k yaitu 4 dan penyebut V 2 = n – k – 1 yaitu 28. dan α = 5 = 0.05 maka : 1 2 ; tabel V V F F α = F tabel = F 0.05k;n −k−1 F tabel = F 0.054;28 F tabel = 2.93 Dengan demikian dapat kita lihat bahwa nilai F hitung = 8,4869 F tabel = 2,93. Maka H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti persamaan linier berganda Y atas X 1 . X 2, X 3 dan X 4 bersifat nyata yang berarti bahwa luas wilayah, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013.

3.9 Perhitungan Koefisien Determinasi Dan Koefisien Korelasi Ganda

Dari Tabel 3.4 dapat dilihat harga ∑ � 2 = 348,304 dan nilai �� ��� = 190,8199196 telah dihitung sebelumnya, maka diperoleh nilai koefisien determinasi : 2 2 reg JK R y = ∑ � 2 = 190,8199196 348,304 � 2 = 0,5476 Didapat nilai koefisien determinasi 0,5476. Hal ini berarti bahwa sekitar 54,76 jumlah penduduk miskin dapat ditentukan oleh luas wilayah, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan melalui hubungan regresi linier berganda sedangkan sisanya 45,23 lagi dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk koefisien korelasi ganda digunakan rumus : 2 R R = � = �0,5476 � = 0,74 Dari hasil perhitungan didapat korelasi R antara luas wilayah, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan terhadap jumlah penduduk miskin sebesar 0,74. Nilai korelasi tersebut menyatakan bahwa hubungan antara luas wilayah, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan terhadap jumlah penduduk miskin tinggi.

3.10 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara

1 26 116

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN TAHUN 2014 MENURUT KABUPATENKOTA DI JAWA TENGAH

0 7 22

ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA TERHADAP JUMLAH PENDUDUK Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Pengangguran Terbuka Dan Upah Minimum Kabupaten/Kota Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Teng

0 4 15

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGANGGURAN, DAN TINGKAT UPAH MINIMUM TERHADAP KEMISKINAN DI SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN 2009-2013.

0 1 1

Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 12

Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 2

Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 13

Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 8

Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 1

Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 6