Latar Belakang Kepatuhan Ibu Terhadap Kunjungan Imunisasi Dasar di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015
mewujudkan target MDGs untuk menurunkan AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka Indonesia telah melaksanakan Pengembangan Program Imunisasi PPI sejak
tahun 1977. Indonesia juga melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional PIN dengan baik, yang merupakan pekan dimana setiap anak balita umur 0-59 bulan tinggal di
Indonesia pada saat tersebut mendapat tetes vaksin polio oral, tanpa melihat status iunisasi dan kewarganegaraannya. Vaksin polio diberikan 2 kali dengan selang
waktu sekitar 4 minggu, yang telah dilakukan berturut-turut pada tahun 1995,1996,1997, dan 2002 Maryunani,2010.
Untuk dapat mewujudkan perubahan perilaku kearah perilaku hidup yang sehat dalam masyarakat tidak mudah diwujudkan. Fakta membuktikan, dari
pengalaman Negara maju dan Negara berkembang banyak faktor yang menghambat, dan salah satu dari faktor terbesar yang paling dirasakan adalah
faktor pendukung atau sarana dan prasarana yang kurang mendukung masyarakat untuk berprilaku hidup sehat. Contoh konkrit dimasyarakat, walaupun kesadaran
dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, misalnya tentang sanitasi lingkungan, pentingnya gizi yang baik, manfaat imunisasi, pelayanan
kesehatan, perumahan sehat, ventilasi rumah, pencahayaan yang baik, dan lain sebagainya sudah tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas yaitu
tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi, adanya pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh rumah yang layak, dan lain
sebagainya maka rasanya sangat sulit mereka untuk dapat mewujudkan perilaku hidup sehat sebagaimana yang diharapkan tersebut Mubarak,2007.
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh dapat juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor di antaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari
faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak hidayat, 2005.
Rata-rata angka imunisasi di Indonesia hanya 72 persen. Artinya, angka di beberapa daerah sangat rendah. Ada sekitar 2.400 anak di Indonesia meninggal
setiap hari termasuk yang meninggal karena sebab-sebab yang seharusnya dapat di
cegah. Misalnya tuberculosis, campak, pertussis, dipteri dan tetanus. “Ini merupakan tragedi yang mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi. Masalah ini
mencerminkan masalah-masalah sistem dari tingkat kabupaten ke bawah. Sekaligus juga mencerminkan perlunya pendanaan yang sesuai di tingkat nasional
untuk untuk mendukung dan mempertahankan pengawasan program imunisasi di Indonesia. Wabah polio yang baru saja terjadi merupakan krisis kesehatan yang
berdampak global. Ini merupakan contoh yang baik mengapa beberapa program tidak boleh dibiarkan gagal karena kurangnya dana dan kapasitas sumber daya
manusia pada pelaksanaannya,” kata Dr.Gianfranco Rotigliano, Kepala
Perwakilan UNICEF di Indonesia.
Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru adalah salah satu unit pelayanan kesehatan yang dikunjungi oleh masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan. Dari kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui dan mengkaji kepatuhan ibu terhadap kunjungan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015.