BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan data
cross sectional
untuk mengetahui perubahan kecembungan jaringan lunak wajah pada maloklusi skeletal Klas II dan Klas III sebelum dan sesudah perawatan ortodonti pada
pasien PPDGS ortodonti di klinik RSGMP FKG USU.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. Alumni No. 2 Kampus Universitas
Sumatera Utara, Medan. Waktu penelitian dimulai sejak September 2014 sampai dengan Mei 2015.
3.3 Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah sebanyak 177 orang pasien yang sudah selesai jalankan
perawatan ortodonti di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU.
3.4 Sampel Penelitian
Sampel sefalogram lateral pasien PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU yang memenuhi kriteria.
Rumus perhitungan jumlah sampel
n
1
=
n
2
= 2
. Zα+Zβ
2
ε
o-
ε
a 2
Keterangan :
n
1=
n
2
: besar sampel
σ
2
:
varianc
, standar deviasi nilai sefalometri = 2,88 diambil dari hasil penelitian nilai sefalometri normal oleh Susanti Munandar pada tahun 1992
Universitas Sumatera Utara
Zα : deviat baku alpha dimana α=0,1→ Zα=1,64
Zβ : deviat baku beta dimana β=0,2→ Zβ=0,842
ε
o-
ε
a :
presisi tingkat ketepatan, bisa ditetapkan = 1,33 sehingga
n
1-
n
2
= 2.2,88 1,64+0,842
2
1,33
2
n
1-
n
2=
20,059→ maka sampel minimal yang dibutuhkan adalah 20 orang. Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4.1 Kriteria Inklusi
1. Pasien yang sudah selesai menjalankan perawatan ortodonti di Klinik
PPDGS Ortodonti FKG USU.
2.
Pasien dengan maloklusi skeletal Klas II dan Klas III.
3.
Sefalogram dalam keadaan baik.
4.
Status pasien dalam keadaan baik
3.4.2 Kriteria Eksklusi
1.
Data sefalogram hilang.
2.
Status pasien hilang.
3.5 Variabel-variabel Penelitian
Antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: a
Variabel bebas: Klasifikasi maloklusi skeletal Klas II dan Klas III b
Variabel tergantung: Perubahan Kecembungan Jaringan Lunak Wajah pada pasien Maloklusi Klas II dan Klas III sebelum dan sesudah perawatan ortodonti
sudut H.
Universitas Sumatera Utara
c Variabel tak terkendali :
- Jenis perawatan - Ras
- Lama waktu perawatan - Mekanoterapi perawatan
- Umur - Jenis kelamin
3.6 Definisi Operasional
Agar semua variabel dapat dinilai dan diamati, maka semua variabel yang diteliti harus didefinisikan sebagai berikut:
1. Titik-titik sefalometri pada jaringan lunak yang digunakan: -
Garis Harmoni garis H : garis yang ditarik dari titik Pog’ ke Ls -
Jarak puncak hidung : jarak titik Pr’ ke garis H arah horizontal - Kedalaman sulkus labialis superior : jarak Sls ke garis H arah horizontal
- Tebal bibir atas : jarak dari 2 mm di bawah titik A ke bagian kulit luar labialis
superior arah horizontal. -
Strain
bibir atas : jarak perbatasan
vermilion
superior Ls ke permukaan labial insisivus sentralis
superior arah horizontal. - Kurvatura bibir atas : jarak Sls ke garis yang ditarik dari Ls tegak lurus ke
bidang
Frankfurt
arah horizontal. - Jarak bibir bawah ke garis H : jarak Li ke garis H arah horizontal.
- Kedalaman sulkus labialis inferior : jarak Sli ke garis H arah horizontal. - Tebal
jaringan lunak dagu : jarak dari Pog ke Pog’ arah horizontal. -
Sudut H : sudut yang dibentuk oleh perpotongan garis N’- Pog’ dengan garis H
- Sudut fasial : dibentuk oleh garis N’- Pog’ dan bidang
Frankfurt.
- Kecembungan skeletal : jarak dari titik A ke garis N-Pog arah horizontal.
Universitas Sumatera Utara
2. Klasifikasi maloklusi skeletal adalah Klasifikasi maloklusi berdasarkan hubungan relasi rahang atas dengan rahang bawah menurut sudut ANB dan terbagi kepada 3
Klas yaitu Klas I, II, dan III skeletal.
Klas I Skeletal: Sudut ANB adalah 2⁰-4⁰. Klas II Skeletal: Sudut ANB adalah 4⁰
Klas III Skeletal: Sudut ANB adalah 2⁰.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian