BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik PPDGS Ortodonti Departemen Ortodonsia FKG USU dengan sampel penelitian berjumlah 40 sampel sefalometri
lateral pasien maloklusi skeletal Klas II dan Klas III di klinik PPDGS yang telah menjalani perawatan ortodonti yang terdiri dari 34 orang perempuan dan 6 orang
laki-laki. Sampel tersebut merupakan data sekunder yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan 40 sampel data sekunder dan
kemudian dilakukan
tracing
pada sefalometri lateral yang telah memperoleh persetujuan medik
informed consent
dan telah memenuhi syarat kode etik penelitian
ethical clereance
. Data hasil yang diperoleh dari pengukuran foto sefalometri lateral kemudian diolah menggunakan perangkat lunak pengolahan data
statistik. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap sampel dapat dilihat gambaran rata-rata sudut H sebelum dan sesudah perawatan pada pasien PPDGS
Ortodonti FKG USU pada tabel 1. Tabel 1. Rata-rata nilai sudut H sebelum dan sesudah perawatan pada pasien
PPDGS Ortodonti FKG USU.
Pengukuran Sudut H
Mean Std. Deviation
N
Skeletal Klas II Sebelum
Sesudah 23.47
23.40 3.9419
2.9806 20
20
Skeletal Klas III Sebelum
Sesudah 13.85
15.10 4.9659
4.7562 20
20
Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata sudut H pada pasien skeletal Klas II dan Klas III sebelum dan sesudah perawatan pada pasien PPDGS Ortodonti FKG USU.
Universitas Sumatera Utara
Nilai rata-rata sudut H pada pasien skeletal Klas II sebelum perawatan adalah 23,47°; nilai rata-rata sudut H pada pasien skeletal Klas II sesudah perawatan adalah 23,40°.
Nilai rata-rata sudut H pada pasien skeletal Klas III sebelum perawatan adalah 13,85°; nilai rata-rata sudut H pada pasien skeletal Klas III sesudah perawatan adalah
15,10°. Setelah penelitian selesai, data diolah menggunakan program komputerisasi.
Hal pertama yang dilakukan adalah analisi statistik deskriptif untuk mengetahui rata- rata nilai sudut H sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Tetapi sebelum
melakukan uji analitik, harus dilakukan uji normalitas data dengan uji
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
terlebih dahulu untuk mengetahui normalitas data yang didapat. Hasil dari uji tes normalitas tersebut adalah data penelitian terdistribusi
normal p0,05 sehingga dilanjutkan dengan dilakukan uji-t berpasangan untuk mengetahui adanya perubahan kecembungan profil wajah jaringan lunak sudut H
sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Pada tabel 2, uji statistik diperoleh untuk melihat perubahan sudut H pada
pasien Klas II dan Klas III skeletal sebelum dan sesudah perawatan diperoleh dengan menggunakan uji-t berpasangan.
Tabel 2. Nilai rata rata Perubahan sudut H pada pasien skeletal Klas II dan Klas III sebelum dan sesudah perawatan ortodonti di klinik PPDGS Ortodonti FKG
USU.
Pengukuran Sudut H Mean
Std. Deviation N
P Skeletal Klas II
Sebelum Sesudah
.0750 2.7828
20 .905
Skeletal Klas III Sebelum
Sesudah -1.2500
1.9967 20
.011
Ho diterima jika p0,05 Ho ditolak jika p0,05
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji-t berpasangan dilakukan untuk melihat nilai sudut H pada pasien maloklusi skeletal Klas II dan Klas III yang bertujuan untuk mengetahui perubahan
setelah perawatan ortodonti. Diketahui nilai p pada pasien maloklusi skeletal Klas II adalah 0,905 p0,05 dan nilai p pada pasien maloklusi skeletal Klas III adalah 0,011
p0,05. Hal ini menunjukkan Hipotesis ditolak pada sampel pasien maloklusi skeletal Klas II yang berarti tidak ada perubahan yang signifikan antara kecembungan
jaringan lunak wajah sudut H sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Sedangkan hipotesis diterima pada sampel pasien maloklusi skeletal Klas III yang berarti ada
perubahan yang signifikan antara kecembungan jaringan lunak wajah sudut H sebelum dan sesudah perawatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN