Analisis Fotometri Analisis Model

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis Ortodonti

Analisis wajah dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu dengan metode langsung pada jaringan lunak, metode langsung pada model gigi, sefalometri radiografik, dan fotometri. Downs menyatakan bahwa analisis profil muka dengan metode sefalometri radiografi pada umumnya dilakukan dengan menggunakan bantuan garis dan bidang referensi intrakranial yang sangat bervariasi, seperti Sela Tursika-Nasion SN dan bidang Frankfurt Horizontal cit. Bass, 2003. Analisis menurut Ricketts yaitu evaluasi posisi bibir atas dan bawah terhadap garis estetik E line. 13 Analisis menurut Steiner yaitu evaluasi posisi bibir atas dan bawah terhadap S line, sedangkan analisis holdaway mempergunakan garis Harmoni gari s H yang ditarik dari titik Pog’ ke titik Labrale Superior Ls. 4

2.1.1 Analisis Fotometri

Analisis fotometri digunakan untuk mengevaluasi konfigurasi wajah, dan untuk mengevaluasinya diperlukan pedoman bentuk wajah dan profil wajah yang serasi. Fotometri dapat dilakukan dengan cara pemotretan wajah dari arah frontal maupun lateral. 13,14 Hasil pemotretan wajah dari depan akan didapat gambaran bentuk wajah, proporsi serta simetri wajah. Sedangkan dari samping akan didapatkan profil wajah. Dengan fotografi ini dapat diukur proporsi bagian-bagian wajah, sudut-sudut yang menghubungkan bagian-bagian tersebut, proporsi tinggi dan lebar wajah serta simetri wajah. Pada foto wajah ini diperlukan tiga ini diperlukan tiga pandangan yaitu, seluruh wajah dengan bibir rileks, seluruh wajah dengan tersenyum dan profil dengan bibir rileks. 14 Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Fotometri Frontal dan Lateral. 15

2.1.2 Analisis Model

Analisis model studi adalah penilaian tiga dimensi terhadap gigi geligi pada rahang atas maupun rahang bawah, serta penilaian terhadap hubungan oklusalnya. Kedudukan gigi pada rahang maupun hubungannya dengan gigi geligi pada rahang antagonisnya dinilai dalam arah sagital, transversal, dan vertikal. 16 Gambar 2. Model studi untuk analisis model studi harus meliputi seluruh anatomi yang penting, termasuk ketinggian vestibulum yang semaksimal mungkin. A. Tampak depan, B. Tampak kiri, C. Tampak kanan. 13 Dalam menegakkan diagnosis ortodonti, model studi harus dipersiapkan dengan baik dan hasil cetakan harus akurat. Hasil cetakan tidak hanya meliputi seluruh gigi dan jaringan lunak di sekitarnya, daerah vestibulum pun harus tercetak Universitas Sumatera Utara sedalam mungkin yang dapat diperoleh dengan cara menambah ketinggian tepi sendok cetak hingga dapat mendorong jaringan lunak di daerah tersebut semaksimal mungkin, sehingga inklinasi mahkota dan akar terlihat Gambar 2. 13 Rencana perawatan yang lengkap dan akurat akan menetukan keberhasilan pereawatan. Selain menggunakan model studi, analisis juga menggunakan alat bantu lain, seperti alat bantu ukur, gambaran radiografis dan tabel perkiraan. Analisis dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan sistem komputerisasi, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada berbagai analisis yang dapat digunakan, namun analisis mana yang akan dipilih sangat bergantung pada kasus. Macam-macam analisis pada geligi tetap antara lain untuk melihat hubungan geligi atas dan bawah, kesimetrisan lengkung gigi dalam arah sagital dan transversal, dan analisis untuk melihat perbedaan ukuran antara lengkung gigi dengan rahang antara lain analisis Nance, Lundstrom, Bolton, Howes, Pont, dan diagnostic setup . Analisis untuk geligi campuran antara lain analisis gambaran radiografis, Moyers, dan Tanaka-Johnston. 6 Model studi sebagai salah satu komponen penting dalam perawatan ortodonti dibuat dengan beberapa tujuan dan kegunaan, yaitu sebagai titik awal dimulainya perawatan, untuk kepentingan presentasi, dan sebagai data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis. Para praktisi menggunakan model studi bukan hanya untuk merekam keadaan geligi dan mulut pasien sebelum perawatan tetapi juga untuk menentukan adanya perbedaan ukuran, bentuk, dan kedudukan gigi geligi pada masing-masing rahang serta hubungan antar gigi geligi rahang atas dengan rahang bawah. Data yang lengkap mengenai keadaan tersebut lebih memungkinkan jika dilakukan analisis pada model studi. 6 Keakuratan analisis bergantung pada hasil cetakan model studi, alat-alat bantu yang digunakan saat pengukuran, penguasaan teknik analisis, dan pemilihan teknik analisis yang tepat untuk setiap kasus. Beberapa hasil analisis dapat dibuat dan digunakan secara bersamaan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perawatan. 6,16 Analisis model studi secara umum dilakukan dalam tiga dimensi yaitu dalam arah sagital, transversal, dan vertikal. Penilaian dalam arah sagital antara lain meliputi hubungan molar pertama, kaninus, dan insisivus permanen, yaitu maloklusi Klas I, Universitas Sumatera Utara Klas II, atau Klas III Angle, ukuran overjet, prognati atau retrognati maksila maupun mandibula, dan crossbite anterior. Penilaian dalam arah transversal antara lain meliputi pergeseran garis median, asimetri wajah, asimetri lengkung gigi, dan crossbite posterior. Penilaian dalam arah vertikal antara lain meliputi ukuran overbite , deepbite , openbite anterior maupun posterior, dan ketinggian palatum. 17

2.1.3 Radiografi Panoramik

Dokumen yang terkait

Perubahan Kecembungan Jaringan Lunak Wajah pada Maloklusi Skeletal Klas II dan Klas III Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Pasien di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 0 2

Perubahan Kecembungan Jaringan Lunak Wajah pada Maloklusi Skeletal Klas II dan Klas III Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Pasien di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 0 4

Perubahan Kecembungan Jaringan Lunak Wajah pada Maloklusi Skeletal Klas II dan Klas III Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Pasien di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

1 7 19

Perubahan Kecembungan Jaringan Lunak Wajah pada Maloklusi Skeletal Klas II dan Klas III Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Pasien di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 0 3

Perubahan Kecembungan Jaringan Lunak Wajah pada Maloklusi Skeletal Klas II dan Klas III Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Pasien di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 0 1

Perubahan Kecembungan Jaringan Lunak Wajah pada Maloklusi Skeletal Klas II dan Klas III Sebelum dan Sesudah Perawatan pada Pasien di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 0 12

Hubungan Pola Morfologi Vertikal Skeletal Wajah pada Maloklusi Klas I, II dan III dengan Ketebalan Simfisis Mandibula di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 1 18

Hubungan Pola Morfologi Vertikal Skeletal Wajah pada Maloklusi Klas I, II dan III dengan Ketebalan Simfisis Mandibula di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 1 2

Hubungan Pola Morfologi Vertikal Skeletal Wajah pada Maloklusi Klas I, II dan III dengan Ketebalan Simfisis Mandibula di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

0 0 5

Hubungan Pola Morfologi Vertikal Skeletal Wajah pada Maloklusi Klas I, II dan III dengan Ketebalan Simfisis Mandibula di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

1 3 19