4.2 Gambaran Perekonomian Indonesia
Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia ORI yang menjadi mata uang pertama Republik
Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi Rupiah. Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis,
namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan
produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.
Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi, menstabilkan mata uang dan sebagainya. Pada era
tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi
sebesar 7 antara tahun 1968 sampai 1981. Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan
pelemahan nilai rupiah yang terkendali, selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara
tahun 1989 sampai 1997. Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat
itu, yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.
Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5 dan diperkirakan akan terus
Universitas Sumatera Utara
berlanjut. Namun demikian, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam mempengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75. Perkiraan tahun 2006,
sebanyak 17,8 masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan terdapat 49,0 masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS 2 per hari.
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia
pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk
beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet. Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3 untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industri
menyumbang 40,7, dan sektor pertanian menyumbang 14,0. Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-
sektor lainnya, yaitu 44,3 dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan 36,9, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8.
Tabel 4.2: Tabel Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2008 Persentase
Lapangan Usaha 2004
2005 2006
2007 2008
Pertanian 2,82
2,72 3,36
3,43 4,77
Pertambangan dan penggalian -4,48
3,20 1,70
2,02 0,51
Industri Pengolahan 6,38
4,60 4,56
4,67 3,66
Listrik, Gas, dan Air Bersih 5,3
6,30 5,76
10,33 10,92
Konstruksi 7,49
7,54 8,34
8,61 7,31
Perdagangan, Hotel Dan Restoran 5,7
8,30 6,42
8,41 7,23
Pengangkutan Dan Komunikasi 13,38
12,76 14,23
14,04 16,69
Keuangan, Real Estate Dan Jasa Perusahaan
7,66 6,70
5,47 7,99
8,24 Jasa Jasa
5,38 5,16
6,16 6,60
6,45 PDB
5,03 5,69
5,50 6,28
6,06 PDB Tanpa Migas
5,97 6,57
6,11 6,87
6,52
Sumber: BPS provinsi Sumatera Utara 2009
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel yang disajikan di atas bahwa kondisi perekonomian sejak tahun 2004 di dominasi oleh sektor transportasi dan komunikasi. Persentase Sektor
Transportasi dan Telekomunikasi selalu memperoleh angka dua digit dari tahun ke tahun walaupun pada tahun 2005 dan 2007 mengalami penurunan. Penurunan
tersebut pun hanya sedikit dan tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
Selain sektor transportasi dan telekomunikasi, PDB Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kekuatan pada sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih. Lonjakan
pada sector ini terjadi pada dua tahun terakhir yaitu tahun 2007 dan 2008 yang mencapai 10,33 dan 10,92. Sektor industri di dominasi oleh sub sektor industri
tanpa migas khususnya industri makanan, minuman, dan tembakau yang memiliki andil.
Sektor-sektor lain yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, konstruksi, serta jasa
yang turut menyumbang dalam pembentukan Produk Domestik Bruto Indonesia. Peranan atau kontribusi sector ekonomi menunjukkan struktur perekonomian yang
terbentuk di suatu wilayah. Struktur ekonomi ini menunjukkan besarnya kemampuan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah,
sekaligus menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan memproduksi barang dan jasa dari masing masing sector ekonomi yang ada di
dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3: Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha 2005-2009 Miliar Rupiah
Lapangan Usaha 2006
2007 2008
2009
Pertanian 433,223.4
541,931.5 716,065.30
858,252.00 Pertambangan dan
penggalian 366,520.8
440,609.6 540,605.30
591,531.70 Industri Pengolahan
919,539.3 1,068,653.9 1,380,713.10 1,480,905.40
Listrik, Gas, dan Air Bersih 30,354.8
34,723.8 40,846.10
46,823.10 Konstruksi
251,132.3 304,996.8
419,642.40 554,982.20
Perdagangan, Hotel Dan Restoran
501,542.4 592,304.1
691,494.70 750,605.00
Pengangkutan Dan Komunikasi
231,523.5 264,263.3
312,190.20 352,407.20
Keuangan, Real Estate Dan Jasa Perusahaan
269,121.4 305,213.5
368,129.70 404,116.40
Jasa Jasa 336,258.9
398,196.7 481,669.90
573,818.70 PDB
3,339,216.8 3,950,893.2 4.951.356.7 5,613,441.70
PDB Tanpa Migas 2,967,040.3 3,534,406.5 4,427,193.30 5,146,512.10
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2009
Tabel 4.4: Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2005-2009 Miliar Rupiah
Lapangan Usaha 2006
2007 2008
2009
Pertanian 262,402.8
271,509.3 284,620.7
296,369.3 Pertambangan dan
penggalian 168,031.7
171,278.4 172,442.7
179,974.9 Industri Pengolahan
514,100.3 514,100.3
557,764.4 569,550.8
Listrik, Gas, dan Air Bersih 12,251.0
13,517.0 14,993.6
17,059.8 Konstruksi
112,233.6 121,808.9
130,951.6 140,184.2
Perdagangan, Hotel Dan Restoran
312,518.7 340,437.1
363,813.5 367,958.8
Pengangkutan Dan Komunikasi
124,808.9 142,326.7
165,905.5 191,674.0
Keuangan, Real Estate Dan Jasa Perusahaan
170,074.3 183,659.3
198,799.6 208,832.2
Jasa Jasa 170,705.4
181,706.0 193,024.3
205,371.5 PDB
1,847,126.7 1,964,327.3 2,082,315.9 2,176,975.5
PDB Tanpa Migas 1,703,422.4 1,821,757.7 1,939,482.9
2,035,125.1
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 2009
Universitas Sumatera Utara
4.3 Trend dan Perkembangan Transportasi di Indonesia