Pembuatan Pulp Secara Mekanik Pembuatan Pulp Secara Semikimia Pembuatan Pulp Secara Kimia

2.4 Metode Pembuatan Pulp 2.4.1 Latar Belakang dan Defenisi-defenisi Pulp adalah produk utama kayu, terutama digunakan untuk pembuatan kertas, tetapi ia juga diproses menjadi berbagai turunan selulosa, seperti sutera rayon dan selofan. Tujuan utama pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan secara mekanik atau dengan kombinasi dua tipe perlakuan tersebut. Pulp- pulp perdagangan yang umum dapat dikelompokkan menjadi tipe-tipe kimia, semikimia, kimia mekanik dan mekanik. Pembuatan pulp secara kimia adalah proses dalam mana lignin dihilangkan sama sekali sehingga serat-serat kayu mudah dilepaskan pada pembongkaran dari bejana pemasak digester atau paling tidak setelah perlakuan mekanik lunak. Hampir semua produksi pulp kimia didunia saat ini masih didasarkan pada proses-proses sulfit dan sulfat kraft, yang terakhir paling banyak. Sjostrom E.1995

2.4.2 Pembuatan Pulp Secara Mekanik

Salah faktor yang paling penting dalam pembuatan pulp secara mekanik adalah kebutuhan energi. Industri pengasahan dan proses-proses penggilingan semakin banyak yang ditentukan dengan kriteria tertentu. Tetapi konsumsi energi tidak dapat disebut tanpa memandang kualitas pulp yang dihasilkan, termasuk sifat-sifat optik dan mekanik. Pada proses pembuatan pulp secara mekanik dilakukan tanpa perlakaun kimia. Proses ini memili keunggulan antara lain memberikan hasil yang tinggi tetapi itu membutuhkan energi yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara Pulp-pulp mekanik lebih banyak diproduksi dari kayu-kayu lunak. Pada proses pembuatan secara mekanik ini kandungan lignin dan zat-zat lain masih tinggi.

2.4.3 Pembuatan Pulp Secara Semikimia

Proses-proses pembuatan pulp secara semikimia pada dasarnya ditandai dengan perlakuan kimia yang didahului dengan tahap penggilingan secara mekanik. Proses semikimia yang penting adalah proses semikimia sulfit netral NSSC yang telah digunakan secara luas di Amerika Serikat sejak 1926, dan didalam 20 tahun terakhir juga telah digunakan di Eropa dan banyak negara lain diseluruh dunia Cronert1966 ;Marteny 1980. Keuntungan-keuntungan umum dari proses NSSC atau proses semikimia sulfit netral adalah persyaratan-persyaratan yang rendah mengenai kualitas dan spesies kayu, rendemen tinggi, pemakaian bahan kimia relatif rendah pada kandungan sisa lignin tertentu, investasi modal yang rendah dan unit-unit produksi kecil yang menguntungkan bila dibandingkan dengan pembuatan pulp secara kimia penuh. Cara semikimia ini lebih sesuai untuk bahan baku jenis kayu keras, dan hasil pulp yang diperoleh sekitar 60-70 dari berat kering bahan baku.

2.4.4 Pembuatan Pulp Secara Kimia

Pembuatan pulp secara kimia adalah proses pembuatan pulp dengan menggunakan bahan kimia sebagai bahan utama untuk melarutkan bagian-bagian kayu yang tidak diinginkan, sehingga pulp berkadar sellulosa tinggi. Pulp yang dihasilkan mudah Universitas Sumatera Utara diputihkan dan umumnya dilakukan untuk menghasilkan jenis kertas tertentu seperti tissue, kertas cetak, dan lain-lain. Pada proses pembuatan pulp secara kimia digunakan Natrium Hidroksida bahan kimia pemasak utama. Ada tiga macam pembuatan pulp secara kimia, yaitu: 1. Proses Sulfit Pada dasarnya, pembuatan pulp sulfit masih didasarkan pada penemuan-penemuan tua, meskipun beberapa modifikasi pembaruan dan perbaikan teknik telah dilakukan. Keberhasilan terakhir selama tahun 1950-an dan 1960-an berkenaan dengan penggunaan yang disebut basa-basa yang larut, yang penggantian kalsium dengan magnesium, natrium atau amonium yang memberikan jauh lebih banyak keluwesan dalam pengaturan kondisi pemasakan, yang memperluas baik bahan dasar yang digunakan maupun produksi tipe-tipe pulp yang berbeda. Keuntungan-keuntungan proses sulfit yang telah diketahui terhadap pulp kraft: a. Rendemen yang lebih tinggi pada bilangan kappa tertentu, yang mengakibatkan kebutuhan kayu lebih rendah. b. Derajat putih pulp yang tidak dikelantang lebih tinggi c. Keluwesan yang lebih tinggi dari pengelantangan tanpa kalor d. Persoalan pencemaran sedikit e. Biaya instalasi lebih rendah f. Keluwesan lebih tinggi dalam rendemen dan kualitas pulp. Universitas Sumatera Utara 1. Proses Soda Pembuatan pulp pada proses soda digunakan natrium hidroksida sebagai lindi pemasak dan lindi-bekas yang dihasilkan dipekatkan dengan cara penguapan dan dibakar. Lemburan, yang terdiri atas Natrium Karbonat, diubah kembali menjadi natrium hidroksida dengan kalsium hidroksida kostisisasi. Karena Natrium Karbonat digunakan untuk imbuhan, maka proses pemasakan dinamakan proses soda. 2. Proses Sulfat kraft Pembuatan pulp kraft dilakukan dengan larutan yang terdiri atas Natrium Hidroksida dan natrium sulfida, yang dinamakan “lindi putih”. Menurut terminologi digunakan defenisi-defenisi berikut, dimana semua bahan kimia dihitung sebagai ekuivalen natrium dan dinyatakan sebagai berat NaOH atau Na 2 O.Sjostrom E.1995 Saat ini proses sulfat tidak hanya merupakan proses pembuatan pulp alkalis yang utama untuk kayu, tetapi sekaligus juga merupakan proses pulp yang paling penting. Pernyataan pertama terutama didasarkan pada kenyataan bahwa pulp kraf kraft dalam bahasa Jerman dan Swedia berarti kekuatan atau tenaga diperoleh dalam rendemen yang lebih tinggi dan dengan sifat-sifat yang lebih unggul bila dibandingkan dengan pulp soda. Yang menjadi target pada proses ini adalah untuk memisahkan serat-serat yang terdapat dalam kayu secara kimia dan melarutkan sebanyak mungkin lignin yang terdapat pada dinding-dinding serat. Keuntungan-keuntungan utama pembuatan pulp secara sulfat, yaitu: a. Tuntutan yang benar terhadap spesies kayu dalam kualitas kayu, termasuk semua tipe kayu lunak dan kayu keras, bahkan dalam campuran, dan tolenransi Universitas Sumatera Utara terhadap jumlah ekstraktif yang tinggi maupun bagian kayu lapuk yang besar dan sisa-sisa kulit b. Waktu pemasakan yang pendek c. Pengelolahan limbah cairan pemasak yang telah mantap, termasuk pemulihan bahan-bahan kimia dalam pembuatan pulp, pembangkit panas proses dan produksi hasil samping yang berharga seperti minyak tall dan terpentin dari spesies pinus d. Sifat-sifat kekuatan pulp yang sangat baik . Fengel,D.1995 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Bagan alir yang disederhanakan dari proses karft Bejana pemasak Tangki- penghembus Pembersih mata kayu pencuci Air pencuci Mata kayu Pemulihan bahan kimia Wadah pulp Pemrosesan lebih lanjut Penyaringan pembersihan Kotoran Bahan baku serpih pengentalan Universitas Sumatera Utara 2.5 Proses Produksi Pulp 2.5.1 Unit Persiapan Kayu

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Penggunaan H2O2 Terhadap Kecemerlangan (Brightness) Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Peroksida (EOP) Unit Fiberline Pada Proses Pemutihan (Bleaching) PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

2 32 49

Pengaruh Waktu Tinggal Pulp Di Menara EP2 Terhadap Tingkat Brightness Pada Proses Bleaching Di PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

1 28 59

Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida (H2o2) Terhadap Derajat Keputihan (Brightness) Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea

2 34 54

Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida (H2O2) Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea

3 47 49

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

0 0 12

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

0 0 2

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

1 1 4

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

0 2 22

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea Chapter III V

0 0 8

Pengaruh Konsentrasi Dan Jumlah Pemakaian CLO2 Terhadap Brightness Pulp Pada D1 Stage Unit Bleaching PT.Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

0 0 2