Perbandingan Tingkat Perilaku tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen Masyarakat Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya, Malaysia Tahun 2010

(1)

GAMBARAN PERBANDINGAN TINGKAT PERILAKU

TENTANG PENGOBATAN TRADISIONAL DAN

PENGOBATAN MODEREN MASYARAKAT PUTRAJAYA,

WILAYAH PERSEKUTUAN PUTRAJAYA, MALAYSIA

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH Oleh :

MAZAFIRA ELEENA BT MAZELAN 070100458

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Perbandingan Tingkat Perilaku tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen Masyarakat Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya, Malaysia Tahun 2010

Nama: Mazafira Eleena Bt Mazelan NIM : 070100458

Pembimbing Penguji I

………. ……… (dr. Rina Amelia, MARS) (dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc) NIP: 19760420 200312 2 002 NIP: 19700109 199702 2 001

Penguji II

………. (dr. Hemma Yulfi, DAP&E.M.Med.Ed)

NIP: 19741019 200112 2 001 DEKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Prof. Gontar A. Siregar, SpPD, KGEH) NIP: 140105365


(3)

ABSTRAK

Pengobatan tradisional dan pengobatan moderen adalah sarana yang sering menjadi pilihan masyarakat untuk berobat ketika sakit. Mereka bisa memilih antara pengobatan tradisional dan pengobatan moderen bergantung kepada kesesuaian dan keselesaan diri mereka sendiri. Pengobatan tradisional juga semakin lama semakin mendapat tempat di kalangan masyarakat dan ini dapat dilihat dengan perkembangannya yang semakin pesat sekarang ini.

Tujuan penelitian ini dijalankan adalah untuk membandingkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Putrajaya terhadap pengobatan tradisional dan pengobatan moderen tahun 2010. Disain penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 68 orang. Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan dimulai bulan Februari 2010 sampai dengan bulan September 2010. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan yang berjumlah 31 soalan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak tingkat pengetahuan tinggi tentang pengobatan moderen yaitu sebanyak 19 orang (27.9%) berbanding pengobatan tradisional yang hanya mempunyai sebanyak 12 orang (17.6%). Manakala bagi sikap pula, lebih ramai yang bersikap baik terhadap pengobatan tradisional yaitu sebanyak 61 orang (89.7%) berbanding pengobatan moderen yaitu sebanyak 52 orang (76.5%) sahaja. Bagi tindakan pula, lebih ramai yang mempunyai tindakan yang baik dalam pengobatan moderen yaitu sebanyak 59 orang (86.8%) berbanding pengobatan tradisional yaitu sebanyak 33 orang (48.5%) sahaja.

Dari hasil penelitian ini, diharapkan agar masyarakat, peneliti dan juga petugas kesehatan lebih faham akan manfaat dan cara kerja pengobatan tradisional supaya selain menjadi alternatif dalam pengobatan, pengobatan tradisional juga bisa berkembang secara beriringan dengan pengobatan moderen agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimum kepada masyarakat.

Kata Kunci: pengetahuan, sikap, tindakan, pengobatan tradisional, pengobatan moderen


(4)

ABSTRACT

Traditional medicine and modern medicine are types of health seeking behavior that the people always choose when they were sick. They can choose traditional medicine or modern medicine according to their own comfort and compatibility. Traditional medicine also has been much more popular within the people as they are progressing vastly nowadays.

The purpose of this study is to know and to compare the behavior of Putrajaya community about traditional medicine and modern medicine year 2010. The method of this research is descriptive design with 68 samples. The research is done starting February 2010 until September 2010. The instrument used in this research is questioners based on knowledge, attitude and action which contains 31 questions overall.

The result shows that more people have high level of knowledge about modern medicine with 19 people (27.9%) compare to traditional medicine with only 12 people (17.6%). For attitude, more people have good attitude about traditional medicine with 61 people (89.7%) compare to modern medicine with only 52 people (76.5%). And for action, more people have good action in modern medicine with 59 people (86.8%) compare to traditional medicine with only 33 people (48.5%).

From these results, it is hoped that the community, researchers and health workers understand more about the benefits and the way traditional medicine works so that in addition to being an alternative in treatments, traditional medicine can also develop in tandem with modern medicine in order to provide optimum health care to the community.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadrat Ilahi ke rana akhirnya berjaya menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Gambaran Perbandingan Tingkat Perilaku tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen Masyarakat Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya, Malaysia Tahun 2010”.

Di sini, saya ingin mengucapkan perhargaan serta terima kasih kepada beberapa pihak yang banyak membantu saya apabila dalam kesulitan sepanjang penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga akhirnya dapat menyiapkan penulisan ini dengan baik, Insyaallah.

Mula-mula, saya ingin mengucapkan setinggi-tinggi penghargaan kepada dosen pembimbing saya, dr. Rina Amelia, MARS yang sabar dalam membimbing saya yang serba kekurangan sepanjang proses bimbingan untuk proposal ini. Segala idea, cadangan, tunjuk ajar dan masukan yang beliau berikan amat saya hargai.

Selain itu, kepada teman-teman saya yang banyak memberikan bantuan dan sokongan secara langsung atau tidak langsung dalam pembuatan proposal ini. Tidak lupa juga, saya juga ingin mengucapkan jutaan terima kasih kepada keluarga saya yang tercinta yang tidak putus memberikan sokongan dan pandangan bagi menjayakan lagi penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyedari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih lagi serba kekurangan dari banyak aspek, untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini lagi dan diharapkan dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca seterusnya.

Akhir kata, penulis ingin mengucapkan selagi lagi banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis sepanjang proses menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini secara langsung maupun tidak langsung.


(6)

Sekian, terima kasih.

Kepala Batas, 15 November 2010


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

BAB 1 PENDAHULUAN………...………. 1

1.1Latar Belakang……… 1

1.2Rumusan Masalah……… 3

1.3Tujuan Penelitian………. 3

1.4Manfaat Penelitian………... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….……… 5

2.1 Pengobatan Tradisional………..…….………. 5

2.1.1 Obatan Herbal………..……….. 6

2.1.2 Pijat Tradisional………..……… 8

2.1.3 Akupuntur………..………. 12

2.2 Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen……...………. 14

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencarian Pengobatan Dalam Masyarakat... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 17

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 17

3.2 Definisi Operasional... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN... 20

4.1 Jenis Penelitian... 20

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 20

4.3 Populasi dan Sampel... 20

4.3.1 Populasi... 20

4.3.2 Sampel... 20

4.4 Teknik Pengumpulan Data... 21


(8)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 24

5.1 Hasil Penelitian... 24

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 24

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 24

5.1.3. Pengetahuan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional... 27

5.1.4. Pengetahuan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Moderen... 27

5.1.5. Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional... 28

5.1.6. Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Moderen... 30

5.1.7. Tindakan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional... 32

5.1.8. Tindakan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Moderen... 34

5.1.9. Perbandingan Pengetahuan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen... 36

5.1.10. Perbandingan Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen... 37

5.1.11. Perbandingan Tindakan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen... 38

5.2. Pembahasan... 39

5.2.1. Perbandingan Pengetahuan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen... 40

5.2.2. Perbandingan Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen... 41

5.2.3. Perbandingan Tindakan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen... 42

5.2.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen. 44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 46

6.1. Kesimpulan... 46

6.2. Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA... 48 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

5.1 Distribusi Responden berdasarkan Agama, Bangsa, Tingkat Pendidikan dan Pendapatan di Wilayah Persekutuan Putrajaya

25

5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional

27

5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Moderen

28

5.4 Penyataan tentang Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional

29

5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional

30

5.6 Penyataan tentang Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Moderen

31

5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Moderen

32

5.8 Penyataan tentang Tindakan Masyarakat terhadap Pengobatan Tradisional di Putrajaya

33

5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Tindakan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional

34

5.10 Penyataan tentang Tindakan Masyarakat terhadap Pengobatan Moderen di Putrajaya


(10)

5.11 Distribusi Frekuensi Tingkat Tindakan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Moderen

36

5.12 Perbandingan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

37

5.13 Perbandingan Sikap Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

38

5.14 Perbandingan Tindakan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen


(11)

ABSTRAK

Pengobatan tradisional dan pengobatan moderen adalah sarana yang sering menjadi pilihan masyarakat untuk berobat ketika sakit. Mereka bisa memilih antara pengobatan tradisional dan pengobatan moderen bergantung kepada kesesuaian dan keselesaan diri mereka sendiri. Pengobatan tradisional juga semakin lama semakin mendapat tempat di kalangan masyarakat dan ini dapat dilihat dengan perkembangannya yang semakin pesat sekarang ini.

Tujuan penelitian ini dijalankan adalah untuk membandingkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Putrajaya terhadap pengobatan tradisional dan pengobatan moderen tahun 2010. Disain penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 68 orang. Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan dimulai bulan Februari 2010 sampai dengan bulan September 2010. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan yang berjumlah 31 soalan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak tingkat pengetahuan tinggi tentang pengobatan moderen yaitu sebanyak 19 orang (27.9%) berbanding pengobatan tradisional yang hanya mempunyai sebanyak 12 orang (17.6%). Manakala bagi sikap pula, lebih ramai yang bersikap baik terhadap pengobatan tradisional yaitu sebanyak 61 orang (89.7%) berbanding pengobatan moderen yaitu sebanyak 52 orang (76.5%) sahaja. Bagi tindakan pula, lebih ramai yang mempunyai tindakan yang baik dalam pengobatan moderen yaitu sebanyak 59 orang (86.8%) berbanding pengobatan tradisional yaitu sebanyak 33 orang (48.5%) sahaja.

Dari hasil penelitian ini, diharapkan agar masyarakat, peneliti dan juga petugas kesehatan lebih faham akan manfaat dan cara kerja pengobatan tradisional supaya selain menjadi alternatif dalam pengobatan, pengobatan tradisional juga bisa berkembang secara beriringan dengan pengobatan moderen agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimum kepada masyarakat.

Kata Kunci: pengetahuan, sikap, tindakan, pengobatan tradisional, pengobatan moderen


(12)

ABSTRACT

Traditional medicine and modern medicine are types of health seeking behavior that the people always choose when they were sick. They can choose traditional medicine or modern medicine according to their own comfort and compatibility. Traditional medicine also has been much more popular within the people as they are progressing vastly nowadays.

The purpose of this study is to know and to compare the behavior of Putrajaya community about traditional medicine and modern medicine year 2010. The method of this research is descriptive design with 68 samples. The research is done starting February 2010 until September 2010. The instrument used in this research is questioners based on knowledge, attitude and action which contains 31 questions overall.

The result shows that more people have high level of knowledge about modern medicine with 19 people (27.9%) compare to traditional medicine with only 12 people (17.6%). For attitude, more people have good attitude about traditional medicine with 61 people (89.7%) compare to modern medicine with only 52 people (76.5%). And for action, more people have good action in modern medicine with 59 people (86.8%) compare to traditional medicine with only 33 people (48.5%).

From these results, it is hoped that the community, researchers and health workers understand more about the benefits and the way traditional medicine works so that in addition to being an alternative in treatments, traditional medicine can also develop in tandem with modern medicine in order to provide optimum health care to the community.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sudah sekian lama, pengobatan tradisional telah memberi kontribusi dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat Malaysia. Bahkan, penggunaan pengobatan tradisional ini masih digunakan sehingga kini di kalangan rakyat untuk mengobati penyakit dan mempertahankan tahap kesehatan yang baik. Penggunaan pengobatan tradisional ini sangat tersebar luas dan diakui serta semakin meningkat. Biodiversitas hutan tropikal di Malaysia adalah sumber yang dipercayai untuk produk-produk kesehatan yang natural dan pihak kerajaan sekarang ini telah mengambil langkah untuk menggunakan kesempatan ini sepenuhnya.

Sejak kemerdekaan, sistem pelayanan kesehatan moderen di Malaysia telah menjadi lebih kukuh dan semakin berkembang sehingga bisa dijadikan kebanggaan rakyat Malaysia serta pada masa yang sama, pengobatan komplementari juga meluaskan pengaruhnya di kalangan masyarakat. Selain itu, World Health Organisation (WHO) juga sadar akan kepentingan peranan pengobatan tradisional ini dalam aspek preventif, promotif dan kuratif dalam kesehatan untuk populasi yang ramai terutamanya di negara-negara berkembang dan memberi sokongan penuh. WHO juga menggalakkan wakil-wakil negara lain untuk turut menyokong pengobatan tradisional dan sering melakukan evaluasi secara berkala dan membuat rang undang-undang yang sesuai dengan sistem pelayanan kesehatan masing-masing (Kementerian Kesihatan Malaysia, 2008).

Menurut WHO, satu penelitian yang telah dijalankan oleh Bannerman (1993) menunjukkan bahwa pengobatannya tradisional di negara-negara maju semakin berkembang dengan persentase individu yang menggunakan sekurang-kurangnya sekali 48% di Australia, 70% di Kanada, 42% di Amerika Serikat, 38% di Belgia dan


(14)

primer. Di negara Cina pula, sebanyak 40% daripada pelayanan kesehatan masyarakat di sana bergantung pada pengobatan tradisional (WHO, 2002).

The National Health and Morbidity Survey II yang telah dijalankan pada tahun 1996 menunjukkan bahwa kira-kira 2.3 % dari rakyat Malaysia menggunakan pengobatan tradisional ini dan kira-kira 3.8 % menggunakan kedua-duanya sekali yaitu pengobatan moderen dan pengobatan tradisional secara bersamaan (Kementerian Kesihatan Malaysia, 2009). Anggaran sebanyak US$500 juta dibelanjakan oleh kerajaan Malaysia setiap tahun untuk perkembangan pengobatan tradisional berbanding dari US$300 juta untuk pengobatan moderen (WHO, 2002).

Data yang didapatkan dari Tradisional & Complementary Division di bawah Kementerian Kesehatan Malaysia menunjukkan bahwa terdapatnya peningkatan sebanyak 32.5% dari tahun 2008 ke tahun 2009 dalam kelulusan pemohonan tenaga praktek tradisional di Malaysia. Antaranya adalah dalam bidang pengobatan Cina sebanyak 27%, tukang urut Thai sebanyak 16%, tukang urut Melayu sebanyak 6%, dan lain-lain ( TCM, 2009).

Jadi, berdasarkan daripada data-data di atas, jelaslah bahwa pengobatan tradisional sepertinya semakin berkembang pesat pada masa kini. Ini dapat dilihat daripada keutamaan kerajaan Malaysia yang semakin rancak untuk mengeksplorasi pengobatan tradisional dan mengintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan moderan. Oleh karena itu, peneliti rasa tertarik untuk melakukan penelitian ini supaya dapat membandingkan tingkat pengetahuan, sikap serta tindakan tentang pengobatan tradisional dan pengobatan moderen masyarakat Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya, Malaysia.


(15)

1.2.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran perbandingan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Putrajaya terhadap pengobatan tradisional dan pengobatan moderen?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran perbandingan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Putrajaya secara umum tentang pengobatan tradisional dan pengobatan moderen.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Putrajaya tentang pengobatan tradisional dan pengobatan moderen.

2. Untuk mengetahui sikap masyarakat Putrajaya tentang pengobatan tradisional dan pengobatan moderen.

3. Untuk mengetahui tindakan masyarakat Putrajaya tentang pengobatan tradisional dan pengobatan moderen.

4. Untuk menggambarkan data-data karekteristik masyarakat Putrajaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:-

1. Memberikan panduan kepada Kementerian Kesihatan Malaysia dalam mengintegrasikan pengobatan tradisional di rumah sakit-rumah sakit di


(16)

2. Memberikan edukasi pada masyarakat umum supaya mereka bisa membuat keputusan lebih baik dalam memilih cara pengobatan seperti yang tertera dalam hak asasi pasien dalam mendapatkan rawatan yang terbaik untuk dirinya.

3. Membantu pihak berkuasa kesihatan untuk membuat perancangan untuk menyediakan kemudahan-kemudahan pelayanan kesehatan dan perkhidmatan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengobatan Tradisional

A. Definisi

Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.

Selain itu, pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan alternatif yang bisa didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan (Asmino, 1995).

B. Jenis Pengobatan Tradisional

Menurut Asmino (1995), pengobatan tradisional ini terbagi menjadi dua yaitu cara penyembuhan tradisional atau traditional healing yang terdiri daripada pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya serta obat tradisional atau traditional drugs yaitu menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia dari alam sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Obat tradisional ini terdiri dari tiga jenis yaitu pertama dari sumber nabati yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti buah, daun, kulit batang dan sebagainya. Kedua, obat yang diambil dari sumber hewani seperti bagian kelenjar-kelenjar, tulang-tulang maupun dagingnya dan yang ketiga adalah dari sumber mineral atau garam-garam yang bisa didapatkan dari mata air yang keluar dari tanah contohnya, air mata air zam-zam yang terletak di Mekah Mukarramah.


(18)

2.1.1. Obat Herbal

A. Definisi

Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Sebanyak 150,000 daripada 250,000 spesis tumbuhan yang diketahui di dunia adalah berasal dari kawasan tropika. Di Malaysia sahaja, kira-kira 1,230 jenis spesies tumbuhan telah lama digunakan di dalam rawatan tradisional (Dharmaraj, 1998). Kaum Melayu misalnya sering menggunakan akar susun kelapa (Tabernaemontana divaricata), akar melur (Jasminum sambac), bunga raya (hibisus rosa sinensis) dan ubi memban (marantha arundinacea) untuk rawatan kanser (Dharmaraj, 1998).

Dalam pengobatan tradisional ini, memang masih kurang data-data laboratorium tentang khasiat serta manfaat tanaman-tanaman tersebut. Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter moderan menganggap pengobatan alternatif ini kurang ilmiah karena tidak didukung dengan data klinis yang valid. Para ahli pengobatan tradisional ini pada dasarnya melihat kesehatan sebagai satu pendekatan holistik di mana jika adanya berlaku gangguan pada salah satu organ tubuh maka ini akan menyebabkan ketidakseimbangan pada organ tubuh yang lainnya. Tujuan utama pengobatan ini dilakukan lebih kepada penyembuhan dengan menyeimbangkan kondisi organ-organ ini dan bukan hanya untuk menghilangkan gejala sahaja (Mursito, 2002)

B. Keuntungan Penggunaan Obatan Herbal

Keuntungan utama dalam menggunakan obatan herbal ini adalah biayanya yang murah (Moh, 1998). Ini karena mudahnya dapat bahan baku ini termasuklah bisa ditanam sendiri di halaman rumah sebagai bekalan. Kebanyakan tumbuhan ini mudah membesar dan tidak memerlukan kos penjagaan yang tinggi jika ditanam sendiri. Selain itu, efek samping yang ditimbulkannya relatif kecil sehingga lebih


(19)

aman digunakan daripada obat-obatan modern yang banyak efek sampingnya. Malah di kalangan masyarakat, obat herbal ini dianggap tidak memiliki efek samping walaupun sebenarnya dalam setiap tumbuhan ini memiliki bahan kimia cuma dalam dosis yang relatif kecil sehingga tidak memberikan efek yang besar pada penggunanya (Mangan, 2003).

C. Simplisia

Obat herbal ini biasanya disediakan dalam bentuk ekstrak bahan baku dari tanaman herbal yang ada atau nama lainnya adalah simplisia. Bahan bakunya bisa terdiri dari sebagian dari tumbuhan tersebut seperti bagian batang, daun, akar, kulit, serta buah, maupun seluruh bagian tumbuhan tersebut. Simplisia ini juga bisa diolah dalam bentuk segar ataupun kering. Untuk simplisia bentuk segar, ini harus segera digunakan selagi dalam keadaan baik dan juga dikhawatirkan akan tumbuh jamur atau mikroba lainnya. Jika untuk penggunaan yang lama, biasanya akan digunakan simplisia bentuk kering supaya dapat mempertahankan kandungan metabolit-metabolit yang penting dalam mengobati pasien. Kandungan metabolit-metabolit ini terbagi dua yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit sekunder inilah yang memainkan peranan dalam bidang pengobatan. Beberapa contoh senyawa metabolit yang ada dalam obat herbal ini adalah senyawa golongan alkaloida, glukosida, politenol, flavonoida, antosian, seskuiterpen dan saponin. Jumlah metabolit sekunder dalam satu simplisia amat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, umur tanaman sewaktu dipanen, waktu panen serta kegiatan pasca panen. Waktu panen sangat berhubungan dengan pembentukan metabolit sekunder, di mana yang terbaik adalah pada saat penghasilan metabolit sekunder pada kadar maksimum. Sebagai contoh, tanaman poko (mentha piperita) akan menghasilkan mentol tertinggi dalam daun mudanya saat tanaman itu berbunga.


(20)

2.1.2. Pijat Tradisional

A. Definisi

Pijat adalah sebuah perlakuan ”hands-on”, di mana terapis memanipulasi otot dan jaringan lunak lain dari tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Berbagai jenis pijat dari lembut membelai hingga teknik manual yang lebih dalam untuk memijat otot serta jaringan lunak lainnya. Pijat ini telah dipraktikkan sebagai terapi penyembuhan selama berabad-abad yang hampir ada dalam setiap kebudayaan di seluruh dunia. Ini dapat membantu meringankan ketegangan otot, mengurangi stres, dan membangkitkan rasa ketenangan. Meskipun pijat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, hal itu terutama mempengaruhi aktivitas, sistem muskuloskeletal, peredaran darah, limfatik, dan juga saraf.

B. Jenis Pijatan

Ada hampir 100 pijat tubuh yang berbeda-beda tekniknya. Setiap teknik unik dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis yang paling umum diterapkan di Amerika Serikat dan semakin berkembang di negara-negara lain meliputi:

− Pijatan Aromaterapi: Minyak essensial dari tanaman dipiijat di atas kulit untuk meningkatkan penyembuhan dan efek relaksasi dari pijatan itu. Minyak essensial ini diyakini memiliki pengaruh kuat pada suasana hati dengan merangsang dua struktur jauh di dalam otak yaitu sistem limbik dan hipokampus yang merupakan penyimpan emosi dan memori.

− Pijatan Craniosakral: tekanan lembut diterapkan pada kepala dan tulang belakang untuk memperbaiki ketidakseimbangan dan memulihkan aliran cairan serebrospinal di daerah-daerah tersebut.

− Pijatan Limfatik: Pijatan yang lembut dan berirama digunakan untuk meningkatkan aliran getah bening (cairan berwarna yang membantu melawan infeksi dan penyakit) ke seluruh tubuh. Salah satu bentuk


(21)

yang paling populer dari pijat limfatik, drainase limfatik manual (MLD), berfokus pada pengeringan kelebihan getah bening. MLD biasanya digunakan setelah operasi (seperti mastektomi untuk kanker payudara) untuk mengurangi bengkak.

− Pijatan miofasial: tekanan lembut dan memposisi tubuh digunakan untuk relaksasi dan peregangan otot-otot, fasia (jaringan ikat), dan struktur terkait. Biasanya terapis fisik dan terapis pijat yang terlatih menggunakan teknik ini.

− Terapi Polaritas: Suatu bentuk energi penyembuhan, terapi polaritas menstimulasi dan menyeimbangkan aliran energi dalam tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

− Refleksi: teknik khusus menggunakan ibu jari dan jari diterapkan pada tangan dan kaki. Refleksologis percaya bahwa daerah ini mengandung "titik refleks," atau koneksi langsung ke organ tertentu dan struktur pada seluruh tubuh.

Rolfing: Tekanan diterapkan pada fasia (jaringan ikat) untuk meregangkan, memperpanjang, dan membuatnya lebih fleksibel. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyelaraskan tubuh sehingga menghemat energi, melepaskan ketegangan, dan fungsi yang lebih baik.

− Shiatsu: tekanan lembut jari tangan diterapkan terhadap titik-titik tertentu pada tubuh untuk menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan aliran energi (dikenal sebagai qi) melalui jalur energi tubuh (disebut meridian).

− Pijatan Olahraga: Sering digunakan pada atlet profesional dan individu aktif lainnya, pijatan olahraga dapat meningkatkan kinerja dan mencegah serta mengobati cedera yang berhubungan dengan olahraga.


(22)

− Pijatan Swedia: Berbagai stroke dan teknik tekanan yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung, menghilangkan hasil metabolisme dari jaringan, meregangkan ligamen dan tendon, serta meredakan ketegangan fisik dan emosional.

Pijatan ’Trigger Poin’: Tekanan diterapkan untuk "memicu poin" (daerah lembut di mana otot-otot telah rusak) untuk mengurangi kejang otot dan sakit.

− Sentuhan Integratif: Suatu bentuk terapi pijat lembut yang menggunakan teknik non-sirkulasi. Hal ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dirawat di rumah sakit atau dalam perawatan hospis.

− Sentuhan Pengasih: Menggabungkan satu-satu fokus perhatian, sentuhan yang disengaja, dan pijatan sensitif dengan komunikasi untuk meningkatkan kualitas hidup untuk pasien usia lanjut, sakit, atau pasien kritis (ADAM, 2010).

C. Indikasi Pijatan

Pijat diyakini dapat mendukung penyembuhan, meningkatkan energi, mengurangi waktu pemulihan cedera, meringankan rasa sakit, dan meningkatkan relaksasi, suasana hati, dan kesejahteraan. Hal ini berguna untuk banyak masalah muskuloskeletal, nyeri punggung, osteoarthritis, fibromyalgia, dan terkilir. Pijat juga dapat mengurangi depresi pada orang dengan sindrom kelelahan kronis, mudah sembelit (bila teknik ini dilakukan di daerah perut), menurunkan pembengkakan setelah mastektomi (pengangkatan payudara), mengurangi gangguan tidur, dan meningkatkan citra diri. Di tempat kerja, pijat telah terbukti dapat mengurangkan stres dan meningkatkan kewaspadaan mental. Sebuah studi (Cambron, 2006) menemukan bahwa pijat jaringan dapat mengurangi tingkat tekanan darah (pengurangan rata-rata 10,4 mm Hg dalam tekanan sistolik dan penurunan tekanan


(23)

diastolik sebesar 5,3 mm Hg). Studi lain menunjukkan bahwa pijat memiliki efek menguntungkan pada rasa sakit langsung dan suasana hati di antara pasien dengan kanker tingkat lanjut (Kutner, 2008).

Menurut studi klinis yang dilakukan (Furlan, 2008), menunjukkan bahwa pijat mengurangi rasa sakit punggung kronis lebih efektif daripada perlakuan lainnya (termasuk akupunktur dan perawatan medis konvensional untuk kondisi ini) dan, dalam banyak kasus, biayanya juga kurang dari perlakuan lainnya. Ibu dan bayi yang baru lahir juga tampak manfaat dari pijat. Ibu yang dilatih untuk memijat bayi mereka sering merasa kurang tertekan dan memiliki ikatan emosional yang lebih baik dengan bayi mereka. Bayi yang menerima pijatan dari ibu mereka juga cenderung lebih sedikit menangis, dan lebih aktif, waspada, dan ramah. Bayi prematur yang menerima terapi pijat telah menunjukkan penambahan berat badan lebih cepat daripada bayi prematur yang tidak menerima terapi ini. Bayi yang menerima pijat secara teratur juga mendapat tidur lebih baik, mengurangi masalah kenbung perut atau kolik, dan memiliki kesadaran tubuh yang lebih baik serta pencernaan lebih teratur (Beider, 2007).

Studi yang dilakukan Vennesy pada tahun 2007 yang menyentuh tentang pengobatan secara fizikal ini menunjukkan bahwa pijat bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk anak-anak muda dan remaja dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk:

− Autism: Anak-anak autistik, yang biasanya tidak suka disentuh, menunjukkan perilaku yang kurang autis dan lebih sosial dan perhatian setelah menerima terapi pijat dari orang tua mereka.

− Dermatitis atopik: Anak-anak dengan masalah ini, tampaknya berkurangan kemerahan, bersisik serta gatal-gatal dan gejala lain jika menerima pijat. Pijat sebaiknya tidak digunakan saat kondisi kulit meradang secara aktif.


(24)

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD): Pijat dapat memperbaiki suasana hati pada anak dengan ADHD dan membantu mereka merasa kurang gelisah dan hiperaktif.

− Bulimia: Studi menunjukkan bahwa remaja dengan gangguan makan merasa kurang tertekan dan cemas setelah menerima terapi pijat.

− Diabetes: Pijat dapat membantu mengatur kadar gula darah dan mengurangi kecemasan dan depresi pada anak dengan diabetes.

− Rheumatoid arthritis: Anak-anak remaja dengan rheumatoid arthritis (JRA) telah terbukti kurang mengalami rasa sakit, kekakuan pada waktu pagi, dan kecemasan hasil daripada terapi pijat.

D. Kontraindikasi Pijatan

Orang-orang yang mempunyai kondisi seperti gagal jantung, gagal ginjal, infeksi pada vena superfisial atau selulitis pada bahagian kaki dan lain-lain, pengumpalan darah pada kaki, masalah koagulasi, dan infeksi kulit yang bisa berjangkit. Bagi pasien yang menderita kanker, perlu mendapatkan pengesahan daripada dokter mereka karena pijatan ini bisa merusakkan tisu yang rapuh akibat dari kemoterapi atau pengobatan radiasi. Begitu juga dengan pasien goiter, ekzema dan lesi-lesi kulit lainnya ketika masih sedang kambuh serta pasien yang menderita osteoporosis, demam tinggi, kurang sel darah putih, masalah mental dan yang sedang pulih dari pembedahan harus mengelakan dari melakukan pijatan ini.

2.1.3. Akupunktur

A. Definisi

Akupunktur adalah cara pengobatan yang menggunakan cara menusuk jarum pada titik-titik tertentu pada tubuh badan manusia dan digunakan untuk mengembalikan serta mempertahankan kesehatan seseorang dengan menstimulasi titik-titik itu.


(25)

B. Indikasi melakukan akupunktur menurut WHO tahun 1991

i. saluran pencernaan dan lambung; untuk mengatasi pelbagai masalah fungsional seperti masalah ekskresi asam lambung, nyeri kolik, otot dan peradangan

ii. saluran nafas; untuk mengatasi kondisi alergi dan meningkatkan daya tubuh

iii. mata; kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta refraksi

iv. mulut; untuk mengatasi rasa nyeri setelah pencabutan gigi ataupun peradangan kronis

v. saraf, otot dan tulang; yaitu masalah yang berkaitan dengan nyeri, kelemahan, kelumpuhan serta peradangan pada sendi

Akupunktur juga dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk penyakit yang secara konvensional belum jelas pengobatannya dan apabila pengobatan konvensional sudah kurang bereaksi terhadap panyakit tersebut. Akupunktur juga dapat digunakan secara beriringan dengan terapi konvensional ini dan terbukti dapat membantu penderita yang diserang penyakit berat seperti stroke dalam rehabilitasi mereka.

C. Kontraindikasi Pengobatan Akupunktur

Seperti yang telah diketahui, semua jenis pengobatan pasti ada kontraindikasinya. Bagi akupunktur, kontraindikasinya adalah bagi penderita yang dalam keadaan hamil. Selain itu, penderita yang menggunakan pacu jantung ataupun pacemaker juga dinasihatkan untuk tidak memilih pengobatan akupunktur ini. Dan dalam kerja menusuk, seorang akupunkturis tidak bisa menusuk dekat daerah tumor ganas dan juga pada kulit yang sedang meradang.


(26)

dan masyarakat yang menggunakan khidmat pengobatan akupunktur ini diharapkan diberi pendidikan tentang risiko yang bisa dialami dan cara kerja yang benar untuk menanggung ulangan keadaan ini.

2.2. Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Menurut Mangan (2003), cara pengobatan yang ada di kalangan masyarakat sekarang bisa disimpulkan kepada dua tipe pengobatan yaitu pengobatan cara barat yang bersifat konvensional dan juga dianggap moderen serta pengobatan cara timur yang bersifat alternatif dan sering kali disebut pengobatan tradisional. Secara umumnya, pengobatan timur bertujuan untuk meningkatkan sistem imun, menghambat pertumbuhan penyakit, mengurangi keluhan pengguna dan memperbaiki fungsi badan tubuh. Berbeda dengan pengobatan barat di mana sebagai contohnya bisa membuang tumor atau kanker dengan pembedahan, membunuh sel kanker dengan kemoterapi ataupun melakukan radioterapi untuk membunuh sel kanker yang kebanyakannya bersifat invasif pada tubuh manusia. Paradigma yang diterapkan dalam pengobatan barat adalah ’illness is the enemy’ dan pengobatan timur pula dengan paradigma ’illness is not an enemy but caused unbalancing energy’ menyebabkan perbedaan cara pandang masyarakat serta cara aplikasi keduanya pada upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat. Meskipun demikian, pengobatan tradisional ini diharapkan berkembang bersama pengobatan moderen supaya bisa saling mendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat (Mushito, 2002).

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencarian Pengobatan dalam Masyarakat

Perilaku yang dinyatakan di atas adalah berkaitan dengan upaya atau tindakan individu ketika sedang sakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini bisa melalui dengan cara mengobati sendiri sehingga mencari pengobatan ke luar negeri. Menurut Blum(1974) yang dipetik dari Notoadmodjo(2007), faktor lingkungan merupakan


(27)

faktor utama yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat manakala faktor perilaku pula merupakan faktor yang kedua terbesar. Disebabkan oleh teori ini, maka kebanyakan intervensi yang dilakukan untuk membina dan meningkatkan lagi kesehatan masyarakat melibatkan kedua faktor ini. Menurut Notoadmodjo juga mengatakan mengikut teori Green(1980), perilaku ini dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:

a) Faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianuti masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.

b) Faktor pemungkin yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat contohnya fasilitas pelayanan kesehatan.

c) Faktor penguat pula mencakup pengaruh sikap dan perilaku tokoh yang dipandang tinggi oleh masyarakat contohnya tokoh masyarakat dan tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas yang sering berinteraksi dengan masyarakat termasuk petugas kesehatan. Selain itu, faktor undang-undang dan peraturan-peraturan yang terkait dengan kesehatan juga termasuk dalam faktor ini.


(28)

Gambar rajah 1. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Promosi Kesehatan (Notoatmodjo, 2007)


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah:

Table 3.1 Definisi operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur Pengetahuan segala yang diketahui

responden tentang

pengobatan tradisional

yaitu pengobatan yang berdasarkan teori-teori,

keyakinan, dan pengalaman masyarakat

wawancara kuesioner 10 soalan Jika jawaban ≥ 3 yang benar5 markah

> 75%  baik 40-75%  sedang < 40%  kurang

ordinal Pengetahuan Sikap Tindakan Pengobatan Tradisional Pengobatan moderen


(30)

kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit dan pengobatan

moderen yaitu

pengobatan cara barat yang bersifat konvensional dan juga dianggap sebagai pengobatan modern

jawaban 2-3 yang benar  3 markah Jika jawaban 0-1 yang benar  1 markah

Sikap reaksi atau tanggapan responden tentang pengobatan tradisional dan

pengobatan moderen

wawancara kuesioner 10 soalan Jika jawaban ’Setuju’ 5 markah Jika jawaban ’Tidak Setuju’  3 markah

> 75%  baik 40-75%  sedang < 40%  kurang

ordinal

Tindakan perbuatan responden yang

dilakukan terhadap pengobatan tradisional dan

pengobatan moderen

wawancara kuesioner 10 soalan Jika jawaban ’Ya’  5 markah Jika

> 75%  baik 40-75%  sedang < 40%  kurang


(31)

jawaban ’Tidak’  3 markah

Responden Masyarakat Putrajaya yang pernah menggunakan pelayanan kesehatan tradisional maupun moderen


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional, yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu mengenai perbandingan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang pengobatan tradisional dan moderen bagi masyarakat Putrajaya melalui wawancara dengan kuesioner yang telah disediakan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 8 bulan dimulai bulan Februari 2010 sampai dengan bulan September 2010 terhadap masyarakat yang menetap di Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya pada tahun 2010. Tempat ini dipilih karena tersedianya departement pengobatan tradisional dan komplementari (TCM) di Hospital Putrajaya yang baru dilancarkan oleh kerajaan Malaysia tiga tahun lepas dengan beranggapan hospital tersebut merupakan pusat pelayanan kesehatan utama di kawasan tersebut.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang menetap di Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya terutamanya yang pernah menggunakan pelayanan kesehatan moderen dan tradisional.

4.3.2. Sampel

Sampel yang akan diteliti adalah sebahagian masyarakat Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya. Sampel ini akan diambil secara consecutive sampling, salah satu jenis non-probability sampling yang sering digunakan di mana subjek


(33)

yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dipilih dan dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah yang diperlukan dipenuhi.

Penentuan besar sampel digunakan sebagai rumus berikut : (Zα)²PQ

n = --- d² n = besar sampel minimum

Zα = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu P = harga proporsi di populasi

d = kesalahan absolut yang dapat ditolerir

(1.64)²(0,5)(0,5) n = ---

(0,1)² n =

Populasi bagi penduduk Putrajaya tidak bisa didapati. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk menggunakan rumus ini. Nilai P pula digantikan dengan 0,5 kerna tiada data proposi di populasi tersebut. Maka dari perkiraan di atas, jumlah sampel yang didapati adalah sebanyak 68 orang. Anggota populasi yang terkena sampel adalah masyarakat Putrajaya yang bersetuju untuk menjawab soalan kuestioner sampai mencapai jumlah 68 anggota sampel.

68 orang

4.4.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada masyarakat yang terpilih sebagai sampel yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah disiapkan.


(34)

N (∑XY) – (∑X∑Y)

{(N∑X2 – (∑X)2 } {(N∑Y2 – (∑Y)2 }

Manakala untuk uji reliabilitas pula menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan rumus :

k ∑ Si2 1 - i=1

k-1 ST2

α = koefisien alpha

k = banyaknya butir pertanyaan

Si2 = jumlah varians butir pertanyaan ke-i

ST2 = varians total

Setelah diyakini validitas dan reliabilitasnya, kuesioner tersebut akan diberikan kepada sampel untuk mengisi respons mereka.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pada penelitian ini, variabel faktor-faktor demografi masyarakat Putrajaya akan dianalisa secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sedangkan, variabel pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang pengobatan tradisional dan pengobatan moderen akan dianalisa secara

r =

[

]

α

==


(35)

statistik deskriptif dengan mengambarkan perbandingan frekuensi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Putrajaya ini. Analisis statistik ini akan dilakukan dengan bantuan komputer dengan program SPSS 17.


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Wilayah Persekutuan Putrajaya adalah salah satu antara tiga wilayah persekutuan yang ada di Malaysia. Wilayah Persekutuan Putrajaya ini berbatasan dengan Kuala Lumpur dan negeri Selangor. Putrajaya ini telah diasaskan pada 19 Oktober 1995 dan telah diangkat sebagai Wilayah Persekutuan pada 1 Februari 2001. Putrajaya juga merupakan pusat adminstrasi kerajaan yang baru menggantikan Kuala Lumpur kerana kepadatan pendudukan yang tepu di kawasan itu. Pada tahun 2009, Wilayah Persekutuan Putrajaya yang luasnya sebanyak 46 km2 mempunyaipopulasi wilayah ini adalah kira-kira 65,000 orang yang kebanyakannya adalah pegawai-pegawai kerajaan dengan kepadatan penduduk sebanyak 1,413 jiwa/km2.

5.1.2. Deskripsi Karekteristik Responden

Untuk penelitian ini, responden yang terlibat adalah masyarakat yang tinggal di Wilayah Persekutuan Putrajaya yang menggunakan perkhidmatan kesehatan yang pelbagai tanpa mengira cara pengobatan moderen maupun pengobatan tradisional. Karekteristik responden-responden yang seramai 68 orang ini dapat dibagi mengikut agama, bangsa, tingkat pendidikan serta pendapatan bulanan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(37)

Tabel 5.1.

Distribusi Responden berdasarkan Agama, Bangsa, Tingkat Pendidikan dan Pendapatan di Wilayah Persekutuan Putrajaya

Karekteristik Frekuensi (n) Persen (%)

Agama

Islam 38 55,9

Kristian 4 5,9

Buddha 19 27,9

Hindu 7 10,3

Jumlah 68 100

Bangsa

Melayu 37 54,4

Cina 20 29,4

India 8 11,8

Lain-lain 3 4,4

Jumlah 68 100

Tingkat Pendidikan

SPM 16 23,5

Diploma 12 17,6

Ijazah 27 39,7

Masters 7 10,3

Lain-lain 6 8,8


(38)

Pendapatan

Rendah 18 26,5

Sedang 35 51,5

Tinggi 15 22,1

Jumlah 68 100

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, didapati bahwa agama responden yang terbanyak adalah yang beragama Islam yaitu sebanyak 38 orang (55,9%), manakala agama responden yang paling sedikit adalah yang beragama Kristian yaitu sebanyak 4 orang (5,9%).

Apabila dibagi mengikut bangsa pula,didapati bangsa responden yang terlibat paling ramai adalah bangsa Melayu dengan sebanyak 37 orang (54,4%) sedangkan yang paling sedikit adalah bangsa lain-lain (Sikh, Jepun dan Iban) yaitu sebanyak 3 orang (4,4%).

Responden juga dibagi mengikut tingkat pendidikan yang dicapai oleh mereka. Tingkat pendidikan ini terbagi kepada lima tingkat pendidikan, SPM (lepasan SMA), Diploma, Ijazah, Masters dan lain-lain. Responden yang paling ramai adalah responden yang berpendidikan lepasan Ijazah yaitu sebanyak 27 orang (39,7%) manakala responden yang paling sedikit adalah responden yang berpendidikan lain-lain (tidak bersekolah dan lepasan SMP) yaitu sebanyak 6 orang (8,8%).

Menurut Tabel 5.1 di atas, diketahui bahwa sebahagian besar responden ini berpendapatan sedang dengan jumlah sebanyak 35 orang (51,5%) dan golongan pendapatan responden yang paling sedikit adalah golongan yang berpendapatan tinggi yaitu dengan jumlah sebanyak 15 orang (22,1%).


(39)

5.1.3. Pengetahuan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional

Pengetahuan masyarakat Putrajaya ini telah dinilai melalui 10 pertanyaan yang ada dalam kuestioner yang diedarkan yang mencakup defenisi pengobatan tradisional dan pengobatan moderen, sumber pengetahuan mengenai pengobatan tradisional, jenis-jenis pengobatan tradisional dan pengobatan moderen, penggunaan pengobatan tradisional dan pengobatan moderen, dan lain-lain.

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional

Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Rendah 24 35,3

Sedang 32 47,1

Tinggi 12 17,6

Jumlah 68 100

Berdasarkan yang dapat dilihat dari tabel dan rajah di atas didapati bahwa golongan tingkat pengetahuan yang paling ramai bagi pengobatan tradisional adalah golongan tingkat pengetahuan sedang yaitu kira-kira 32 orang(47,1%) manakala yang lebih sedikit adalah golongan yang bertingkat pengetahuan tinggi yaitu kira-kira 12 orang (17,6%).

5.1.4. Pengetahuan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Moderen

Untuk tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pengobatan moderen, dapat kita lihat pada tabel yang ditampilkan dibawah ini.


(40)

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Moderen

Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Rendah 15 22,1

Sedang 34 50,0

Tinggi 19 27,9

Jumlah 68 100

Bagi pengobatan moderen pula, didapati bahwa masyarakat Putrajaya lebih ramai memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu kira-kira 34 orang (50%) dan yang paling sedikit adalah golongan bertingkat pengetahuan rendah yaitu kira-kira 15 orang (22,1%).

5.1.5. Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional

Sikap masyarakat Putrajaya ini telah dinilai dengan menggunakan 11 pertanyaan yang terdapat dalam instrumen diberikan. Pertanyaan yang telah dicakup dalam kuestioner tersebut adalah sikap masyarakat mengenai preferensi masyarakat terhadap pengobatan tradisional dan pengobatan moderen dari semua aspek seperti aspek perkhidmatan, komunikasi, efektif, kepercayaan, keterdapatan, professionalisme dan lain-lain seperti yang telah dicakup dalam tabel 5.4. di bawah.


(41)

Tabel 5.4.

Penyataan tentang Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional

Sikap Setuju Tidak

Setuju

No Item (n) (%) (n) (%)

1 Mengambil pengobatan tradisional sudah mencukupi untuk kembali sehat tanpa mengambil obat moderen.

16 23,5 52 76,5 2 Pengobatan tradisional lebih murah daripada pengobatan

moderen.

44 64,7 24 35,3

3 Anda rasa lebih mudah berkomunikasi dengan pengamal tradisional berbanding dengan doktor.

24 35,3 44 64,7

4 Pengobatan tradisional lebih efektif berbanding pengobatan moderen.

19 27,9 49 72,1

5 Pengobatan tradisional lebih mudah didapatkan berbanding dengan pengobatan moderen.

31 45,6 37 54,4

6 Pengobatan tradisional tidak memberikan efek samping pada pengguna.

35 51,5 33 48,5

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Putrajaya tidak bersetuju dengan pernyataan yang dengan mengambil pengobatan tradisional sudah mencukupi untuk kembali sihat tanpa mengambil obat moderen yaitu dengan responden seramai 52 orang (76,5%). Akan tetapi masyarakat Putrajaya juga kebanyakannya bersetuju bahwa pengobatan tradisional lebih murah daripada pengobatan moderen degan responden seramai 44 orang (64,7%).

Secara keseluruhan dari hasil jawaban responden tersebut dapat kita simpulkan sikap responden terhadap pengobatan tradisional pada tabel di bawah ini.


(42)

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional

Sikap Frekuensi (n) Persen (%)

Sedang 7 10,3

Baik 61 89,7

Jumlah 68 100

Bagi sikap masyarakat Putrajaya, diamati bahwa hampir kesemua responden mempunyai sikap yang baik terhadap pengobatan tradisional yaitu seramai 61 orang (89,7%) manakala yang mempunyai sikap sedang hanyalah seramai 7 orang (10,3%).

5.1.6. Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Moderen

Sikap masyarakat Putrajaya terhadap pengobatan moderen juga telah diuji dalam kuestioner yang telah diedarkan kepada responden dengan soalan-soalan seperti yang terpapar di Tabel 5.6. Antara soalan-soalan yang ditanyakan adalah sikap masyarakat tentang efektivitas, keterdapatan, kepercayaan, keprofessionalism dan juga tingkat kesembuhan apabila menggunakan pengobatan moderen.


(43)

Tabel 5.6.

Penyataan tentang Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Moderen

Sikap Setuju Tidak

Setuju

No Item (n) (%) (n) (%)

7 Pengobatan moderen lebih efektif berbanding pengobatan tradisional.

35 51,5 33 48,5

8 Pengobatan moderen lebih mudah didapati berbanding pengobatan tradisional.

37 54,4 31 45,6

9 Doktor lebih dipercayai berbanding pengamal tradisional.

47 69,1 21 30,9

10 Doktor bersikap lebih professional berbanding pengamal tradisional.

50 73,5 18 26,5

11 Pengobatan moderen menyembuhkan seluruh tubuh berbanding pengobatan tradisional.

23 33,8 45 66,2

Berdasarkan pembahagian mengikut item soal, diketahui bahwa mayoritas masyarakat Putrajaya ini yaitu kira-kira 50 orang (73,5%) bersetuju dengan pernyataan dokter bersikap lebih professional berbanding pengamal tradisional manakala kira-kira 45 orang daripada 68 orang responden (66,2%) pula memilih tidak setuju dengan kenyataan pengobatan moderen bisa menyembuh seluruh tubuh berbanding pengobatan tradisional.

Secara keseluruhan dari hasil jawaban responden tersebut dapat kita simpulkan sikap responden terhadap pengobatan moderen seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.


(44)

Tabel 5.7.

Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Moderen

Sikap Frekuensi (n) Persen (%)

Sedang 16 23,5

Baik 52 76,5

Jumlah 68 100

Dari tabel 5.7 di atas ini, dapat diperhatikan bahwa sebahagian besar masyarakat Putrajaya ini memiliki sikap yang baik terhadap pengobatan moderen secara keseluruhannya yaitu kira-kira 52 orang (76,5%). Hanya sebahagian kecil yaitu seramai 16 orang (23,5%) sahaja yang memiliki sikap yang sedang dalam pengobatan moderen ini.

5.1.7. Tindakan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional

Tindakan masyarakat Putrajaya terhadap pengobatan tradisional ini telah diukur dengan menggunakan soalan-soalan yang juga disertakan dalam kuestioner yang diedarkan kepada responden yang terlibat. Ini adalah untuk melihat tindakan masyarakat dalam pemilihan atau pencarian pelayanan kesehatan yang sesuai dengan mereka (health seeking behaviour) dengan memilih antara pengobatan tradisional atau moderen. Dalam soalan-soalan yang diajukan mengenai pengobatan tradisional, ada ditanyakan tentang preferensi dan juga amalan-amalan yang biasa dilakukan secara berkala oleh responden tersebut.


(45)

Tabel 5.8.

Penyataan tentang Tindakan Masyarakat terhadap Pengobatan Tradisional di Putrajaya

Tindakan Ya Tidak

No Item (n) (%) (n) (%)

1 Adakah apabila anda merasa sakit, anda terus berjumpa pengamal tradisional atau mengambil obat herba tanpa berjumpa dengan doktor dahulu?

16 23,5 52 76,5

2 Adakah anda mengamalkan pengobatan tradisional seperti jamu, mengurut, akupuntur sebagai perawatan jangka masa yang panjang?

25 36,8 43 63,2

3 Adakah anda sekurang-kurangnya berjumpa dengan pengamal tradisional sebulan sekali?

11 16,2 57 83,8

4 Adakah anda mengamalkan pengobatan tradisional mengikut arahan dan aturan yang benar?

24 35,3 44 64,7

5 Adakah anda ada menanam pokok herba di rumah bagi tujuan pengobatan?

25 36,8 43 63,2

Menurut Tabel 5.8 di atas, mayoritas responden tidak mengamalkan berjumpa dengan pengamal tradisional sebulan sekali atau tidak mengalami ketergantungan terhadap pengobatan tradisional yaitu seramai 57 orang (83,8%). Terdapat dua tindakan yang sering dilakukan oleh responden yaitu dengan mengamalkan pengobatan tradisional seperti mengambil jamu, pijat, dan juga akupuntur sebagai perawatan jangka masa panjang dan juga menanam pokok herba di rumah untuk tujuan pengobatan tradisional yaitu dengan responden seramai 25 orang (36,8%).

Secara keseluruhan dari hasil jawaban responden tersebut dapat kita simpulkan tindakan responden terhadap pengobatan tradisional pada tabel di bawah ini.


(46)

Tabel 5.9.

Distribusi Frekuensi Tingkat Tindakan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional

Sikap Frekuensi (n) Persen (%)

Sedang 35 51,5

Baik 33 48,5

Jumlah 68 100

Melalui data distribusi frekuensi yang terpapar di atas,dapat dilihat bahwa frekuensi antara sikap sedang dan juga baik adalah hampir sama. Responden yang memiliki sikap yang baik terhadap pengobatan tradisional adalah seramai 33 orang (48,5%) manakala responden yang memiliki sikap yang sedang terhadap pengobatan tradisional adalah seramai 35 orang (51,5%) dengan perbedaan antara duanya hanyalah 2 orang (2,9%) sahaja.

5.1.8. Tindakan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Moderen

Kuestioner yang diedarkan untuk turut menguji tindakan masyarakat Putrajaya ini terhadap pengobatan moderen dengan 5 soalan yang berkaitan dengan preferensi, ketergantungan, kepatuhan serta pendirian terhadap pengobatan moderen itu sendiri seperti yang dipaparkan pada tabel 5.10 di bawah.


(47)

Tabel 5.10.

Penyataan tentang Tindakan Masyarakat terhadap Pengobatan Moderen di Putrajaya

Tindakan Ya Tidak

No Item (n) (%) (n) (%)

6 Adakah apabila anda rasa sakit, anda langsung berjumpa dengan doktor ataupun membeli obat di apotik tanpa merujuk ke pengamal tradisional dahulu?

49 72,1 19 27,9

7 Adakah anda berjumpa dengan doktor sekurang-kurangnya sebulan sekali?

20 29,4 48 70,6

8 Adakah anda mengambil sebarang obat atas arahan doktor untuk jangka masa panjang?

34 50,0 34 50,0

9 Adakah anda mengambil obatan yang diresepkan oleh doktor mengikut arahan dan aturan yang benar?

55 80,9 13 19,1

10 Jika keluarga anda melarang anda untuk melakukan satu tindakan pengobatan moden contohnya pembedahan, adakah anda akan cuba menyakinkan mereka dan meneruskannya?

43 63,2 25 36,8

Daripada 68 orang responden yang menjawab kuestioner ini, kira-kira 55 orang responden yaitu sebanyak 80,9% menunjukan kepatuhan yang baik dengan mengambil obat yang telah diresepkan oleh dokter mengikut arahan dan aturan yang benar. Akan tetapi kira-kira 48 orang responden yaitu sebanyak 70,6% memilih jawaban tidak bagi pernyataan berjumpa dokter sekurang-kurangnya sebulan sekali lalu menunjukkan bahwa responden-responden ini tidak mengalami ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan moden ini.

Secara keseluruhan dari hasil jawaban responden tersebut dapat kita simpulkan tindakan responden terhadap pengobatan moderen pada tabel di bawah ini


(48)

Tabel 5.11.

Distribusi Frekuensi Tingkat Tindakan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Moderen

Sikap Frekuensi (n) Persen (%)

Sedang 9 13,2

Baik 59 86,8

Jumlah 68 100

Seperti yang dapat dilihat dalam tabel di atas, mayoritas masyarakat Putrajaya mempunyai tindakan yang baik terhadap pengobatan moderen dengan bilangan seramai 59 orang (86,8%) manakala hanya sebilangan kecil daripada masyarakat Putrajaya yaitu kira-kira seramai 9 orang (13,2%) yang bertindakan sedang terhadap pengobatan moderen.

5.1.9. Perbandingan Pengetahuan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Setelah diketahui tingkat pengetahuan responden tentang pengobatan tradisional dan moderen, maka dilakukan perbandingan diantaranya, manakah yang lebih tinggi tingkat pengetahuan responden tentang kedua pengobatan tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(49)

Tabel 5.12.

Perbandingan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Pengetahuan Tradisional Moderen

Jumlah Persen (%)

Jumlah Persen (%)

Rendah 24 35,3 15 22,1

Sedang 32 47,1 34 50,0

Tinggi 12 17,6 19 27,9

Jumlah 68 100,0 68 100,0

Apabila dibandingkan tingkat pengetahuan masyarakat bagi kedua-dua jenis pengobatan, didapati masyarakat lebih berpengetahuan tinggi tentang pengobatan moderen yaitu kira-kira 19 orang (27,9%) berbanding pengobatan tradisional yang hanya mempunyai 12 orang (17,6%) sahaja. Golongan yang paling ramai bagi kedua-dua jenis pengobatan ini adalah sama yaitu golongan tingkat pengetahuan sedang, 32 orang (47,1%) bagi pengobatan tradisional dan 34 orang (50%) bagi pengobatan moderen. Didapati juga apabila dibandingkan, tingkat pengetahuan pengobatan tradisional dan pengobatan moderen ini tidak begitu berbeda secara signifikan terutamanya bagi kategori tingkat pengetahuan sedang.

5.1.10.Perbandingan Sikap Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Setelah diketahui sikap responden tentang pengobatan tradisional dan moderen, maka dilakukan perbandingan diantaranya, manakah yang lebih tinggi tingkat sikap responden tentang kedua pengobatan tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(50)

Tabel 5.13.

Perbandingan Sikap Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Sikap Tradisional Moden

Jumlah Persen(%) Jumlah Persen(%)

Sedang 7 10,3 16 23,5

Baik 61 89,7 52 76,5

Jumlah 68 100,0 68 100,0

Apabila dibandingkan sikap masyarakat Putrajaya antara kedua-dua jenis pengobatan ini, didapati bahwa masyarakat Putrajaya ini lebih bersikap baik pada pengobatan tradisional yaitu sebanyak 61 orang (89,7%) manakala bagi pengobatan moderen pula hanyalah 52 orang (76,5%) sahaja dengan perbedaan seramai 9 orang (13,2%).

5.1.11.Perbandingan Tindakan Masyarakat Putrajaya terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Setelah diketahui tindakan responden tentang pengobatan tradisional dan moderen, maka dilakukan perbandingan diantaranya, manakah yang lebih tinggi tingkat sikap responden tentang kedua pengobatan tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(51)

Tabel 5.14.

Perbandingan Tindakan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Tindakan Tradisional Moderen

Jumlah Persen(%) Jumlah Persen(%)

Sedang 35 51,5 9 13,2

Baik 33 48,5 59 86,8

Jumlah 68 100,0 68 100,0

Setelah dilakukan perbandingan antara dua jenis pengobatan ini, didapati bahwa sebahagian besar masyarakat Putrajaya ini mempunyai tindakan yang baik terhadap pengobatan moderen yaitu dengan jumlah seramai 59 orang (86,8%) berbanding dengan pengobatan tradisional yaitu dengan jumlah seramai 33 orang (48,5%) dengan perbedaan jumlah hampir separuh daripada yang bertindakan baik dalam pengobatan moderen.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya, Malaysia tahun 2010, diperoleh data-data daripada jawapan-jawapan responden pada kuestioner yang telah diuji validitasnya dengan menggunakan SPSS 17 dan validitas isi yang kemudiannya telah diedarkan kepada 68 orang responden keseluruhannya. Data tersebut dijadikan titik tolak dalam melakukan perbahasan dan sebagai hasil akhir seperti yang ditulis di bawah:


(52)

5.2.1. Perbandingan Pengetahuan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Berdasarkan dari Tabel 5.12 yang menunjukkan perbandingan tingkat pengetahuan masyarakat Putrajaya antara pengobatan tradisional dan pengobatan moderen, dapat diamati bahwa masyarakat lebih berpengetahuan baik tentang pengobatan moderen dengan jumlah seramai 19 orang (27,9%) berbanding pengobatan tradisional dengan jumlah seramai 12 orang (17,6%) dengan perbedaan 7 orang (10,3%). Walaubagaimanapun, di sini juga dapat dilihat bahwa lebih ramai lagi masyarakat yang masih berpengetahuan sedang serta kurang bagi kedua-dua jenis pengobatan ini terutamanya bagi pengobatan tradisional dengan jumlah yang berpengetahuan kurang seramai 24 orang (35,3%).

Masyarakat Putrajaya ini berkemungkinan lebih berpengetahuan baik tentang pengobatan moderen berbanding pengobatan tradisional karena terdapatnya fasilitas pelayanan kesehatan pusat di kawasan tersebut yaitu Hospital Putrajaya dan juga terdapat banyak praktek-praktek yang dibuka di sekitar Putrajaya. Dengan ini, mereka lebih terdedah dengan informasi-informasi daripada petugas kesehatan itu secara langsung. Selain itu, dengan penggunaan teknologi internet juga dapat meningkatkan lagi pengetahuan masyarakat tentang pengobatan moderen ini karena dengan mudahnya dapat mengakses maklumat dengan hanya menaip sahaja. Begitu juga dengan faktor kurangnya pendedahan mengenai pengobatan tradisional memandangkan sumber informasinya kebanyakannya bergantung kepada turunan ahli keluarga, saudara mara dan juga teman-teman sahaja.

Seperti yang dipetik dari jurnal yang ditulis oleh L. Carpentier (1993), menurut beliau dua faktor yang berhubung erat dengan pemilihan antara pengobatan tradisional dan pengobatan moderen adalah pendapatan seseorang dan juga tingkat pendidikan atau pengetahuan seseorang. Oleh itu, tingginya tingkat pengetahuan seseorang itu amat mempengaruhi kecenderungannya dalam pemilihan pengobatan.


(53)

Akan tetapi, bilangan orang yang masih berpengetahuan rendah dan sedang ini masih ramai dan melebihi yang berpengetahuan tinggi. Keadaan ini bagi peneliti agak merisaukan karena masyarakat perlu mendapatkan informasi-informasi yang penting tentang cara pengobatan yang sesuai dengan penyakit masing-masing serta cara pencegahannya.

5.2.2.Perbandingan Sikap Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Bagi sikap masyarakat Putrajaya pula, pada tabel 5.13 , dapat diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai sikap yang baik terhadap pengobatan tradisional dengan jumlah seramai 61 orang (89,7%) berbanding pengobatan moderen dengan jumlah seramai 52 orang (76,5%) .

Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pemikiran, keyakinan dan emosi akan memegang peranan yang penting. Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut (Notoatmodjo, 2003). Oleh itu, sikap masyarakat Putrajaya yang baik terhadap pengobatan tradisional ini dipengaruhi pengetahuan, pemikiran, keyakinan dan emosi. Berkemungkinan sikap yang baik ini disebabkan oleh pengobatan tradisional ini diturunkan secara turun- temurun dan diyakini hasil pengobatannya walaupun tiada ujian saintifik. Selain itu, kira-kira 44 orang responden (64,7%) juga mengaku bahwa pengobatan tradisional ini lebih murah berbanding pengobatan moderen. Berkemungkinan juga dengan perkembangan pengobatan tradisional yang semakin pesat ini, masyarakat mulai sadar tentang pengobatan tradisional akan tetapi, masih kurang pendedahan pengetahuan dan juga kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan tradisional di kawasan Putrajaya tersebut.

Namun, menurut Jamaludin (2004), sistem pengobatan tradisional kurang mendapat tempat dalam mewujudkan keseimbangan kesehatan yang sepatutnya


(54)

pengobatan moderen itu sendiri termasuk beberapa pandangan oleh penulis pro- pengobatan moderen dan iklan-iklan yang disebarkan melalui risalah dan juga dalam media-media cetak elektronik yang memburuk-burukkan pengobatan tradisional.

5.2.3.Perbandingan Tindakan Masyarakat Putrajaya tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Pada tabel 5.14 diperoleh bahwa mayoritas masyarakat Putrajaya ini memiliki tindakan baik dalam pengobatan moderen yaitu seramai 59 orang (86,8%) berbanding dengan pengobatan tradisional yaitu seramai 33 orang (48,5%).

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Putrajaya ini lebih cenderung memilih pengobatan moderen sebagai pelayanan kesehatan utama berbanding dengan pengobatan tradisional. Mereka juga lebih patuh dengan arahan dokter seperti yang dapat dilihat dalam tabel 5.10 di mana sebanyak 55 orang (80,9%) mengambil obat yang telah diresepkan oleh dokter mengikut arahan dan aturan yang benar walaupun kira-kira 48 orang responden (70,6%) memilih jawaban tidak bagi pernyataan berjumpa dokter sekurang-kurangnya sebulan sekali lalu menunjukkan bahwa responden-responden ini tidak mengalami ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan moderen ini.

Keadaan ini mungkin disebabkan oleh masyarakat Putrajaya ini merupakan kawasan Bandar maka lebih banyak tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan moden serta dapat diakses dengan mudah. Seperti yang dapat dibanding dengan satu penelitian yang telah dijalankan di kawasan perdesaan Afrika Selatan yang meneliti health seeking behaviour masyarakat di sana bagi malaria, dapat dibuktikan bahwa terdapat prevalensi dan kebergantungan yang tinggi dalam mengunakan pengobatan tradisional berbanding pengobatan moderen karena kurang akses dan tersedianya fasilitas pelayanan pengobatan moderen di sana. Selain itu, dengan menggunakan pengobatan moderen, rata-rata masyarakat beranggapan akan menyembuhkan penyakit dalam masa yang singkat. Sebagai contohnya, apabila mengambil obat tahan sakit, rasa sakitnya bisa hilang dalam beberapa minit. Masyarakat juga


(55)

beranggapan bahwa pengobatan moderen ini lebih tersusun regimen pengobatannya karena adanya rawatan susulan dan konsultasi dokter pakar serta ada pemantauan secara teratur. Hal ini menyebabkan masyarakat berasa selesa dan yakin pada pengobatan moderen ini. Tambahan pula, obatan moderen lebih mudah dan ringkas untuk dimakan berbanding obatan tradisional yang kebanyakannya perlu direbus atau disediakan dengan cara yang tertentu. Dan ini tentunya menyebabkan masyarakat berasa remeh dan lebih selesa untuk menggunakan obatan moderen yang kebanyakannya berbentuk kapsul atau tablet (Ibrahim, 2009).

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pendapatan juga merupakan faktor yang amat berhubung kait dengan pemilihan antara pengobatan moderen dan tradisional (Carpentier, 1993). Berkemungkinan bagi orang yang berkemampuan maka mereka sanggup berhabis uang untuk mendapatkan pengobatan manakala yang tidak berkemampuan pula akan lebih cenderung ke pengobatan tradisional karena harganya yang lebih murah berbanding yang pengobatan moderen. Dan memandangkan kebanyakan penduduk Putrajaya ini berpendapatan sedang dan tinggi, maka mereka mampu untuk mendapatkan rawatan yang baik di pusat-pusat kesehatan moderen yang tersedia terutamanya bagi penyakit-penyakit kronis yang memerlukan belanja yang tinggi seperti kanker, penyakit gagal ginjal, talessemia dan lain-lain karena memerlukan perawatan rutin dan harga kos pengobatan yang mahal.

Akan tetapi, menurut Bhalla (2010), didapati bahwa penggunaan Complementary and Alternative Medicine atau CAM ini bertambah sehingga bisa mencapai 20-50% di Eropah dan 48,5% di Australia. Selain itu, menurut satu penelitian lain yang dijalankan di San Francisco pada tahun 2002, diamati bahwa 30% daripada pesakit AIDS yang sedang mengambil pengobatan moderen berobah memilih pengobatan tradisional atas alasan-alasan tidak puas hati dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak hospital, lebih mudah mengakses pengamal pengobatan tradisional, dan juga efek-efek samping yang ditimbulkan oleh


(56)

Negara di dunia. Keadaan ini juga bisa berlaku di Putrajaya juga jika Putrajaya mempunyai pelayanan kesehatan tradisional yang mudah didapati dan digunakan oleh masyarakat sekeliling.

5.2.4.Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen

Apabila dilihat hasil statistik penelitian ini secara keseluruhan, didapati bahwa hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan bagi kedua-dua jenis pengobatan ini tidak signifikan. Bagi pengobatan tradisional, dilihat bahwa walaupun tingkat pengetahuan dan tindakan masyarakat kurang berbanding pengobatan moderen, akan tetapi sikap masyarakat tentang pengobatan tradisional lebih baik berbanding pengobatan moderen. Keadaan ini seperti tidak memenuhi teori di mana apabila tingkat pengetahuan tentang sesuatu adalah baik, maka sikap tentang sesuatu tersebut juga adalah baik dan seterusnya mempengaruhi seseorang untuk mempunyai tindakan yang juga baik. Menurut kata Bloom dalam Notoadmodjo (2003), pengetahuan, sikap dan tindakan adalah merupakan unsur-unsur perilaku. Begitu juga yang dikatakan oleh Riza (2008) di mana perubahan perilaku akan terjadi melalui tahap-tahap atau proses perubahan yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan, yang bermaksud apabila pengetahuan sudah tinggi dan sikapnya positif maka secara otomatisnya tindakan seseorang tersebut pasti akan baik. Akan tetapi, beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu melalui tahap-tahapan tersebut, bahkan yang praktek sehari-harian terjadi yang sebaliknya, di mana pengetahuan, sikap dan tindakan ini kebanyakannya tidak berkorelasi antara satu sama lain, ini bermaksud seseorang ini bisa bersikap baik meskipun pengetahuan dan tindakannya kurang. Selain itu, perilaku juga amat dipengaruhi oleh 3 faktor yang utama seperti yang telah dikatakan oleh Green dalam Notoadmodjo (2003) yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, tradisi dan kepercayaan, tingkat pendidikan, sosioekonomi), faktor pemungkin (ketersediaan prasarana dan fasilitas) dan faktor penguat (pengaruh sikap dan tindakan tokoh dan para petugas kesehatan). Oleh itu, berkemungkinan yang


(57)

terjadi dalam masyarakat Putrajaya ini yang mempunyai sikap yang baik tentang pengobatan tradisional tetapi mempunyai pengetahuan dan tindakan yang kurang berbanding pengobatan moderen adalah disebabkan oleh pengaruh daripada faktor-faktor yang disebut.


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Perbandingan Tingkat Perilaku tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moderen Masyarakat Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya, Malaysia Tahun 2010, apabila dibandingkan maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Lebih ramai yang bertingkat pengetahuan tinggi tentang pengobatan moderen yaitu sebanyak 19 orang (27,9%) berbanding pengobatan tradisional yang hanya mempunyai sebanyak 12 orang (17,6%).

b. Lebih ramai yang bersikap baik terhadap pengobatan tradisional yaitu sebanyak 61 orang (89,7%) berbanding pengobatan moderen yaitu sebanyak 52 orang (76,5%) sahaja.

c. Lebih ramai yang mempunyai tindakan yang baik dalam pengobatan moderen yaitu sebanyak 59 orang (86,8%) berbanding pengobatan tradisional yaitu sebanyak 33 orang(48,5%) sahaja.

6.2. Saran

a. Bagi masyarakat

Masyarakat diminta agar berhati-hati dalam mengkonsumsikan atau menggunakan pengobatan tradisional terutamanya diambil secara bersamaan dengan obatan moderen karena dikhuatiri akan berlakunya interaksi antara keduanya. Sebaiknya meminta pendapat dokter sebelum mengambil obat-obat tradisional. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak mudah percaya akan produk obatan tradisional yang tidak ada kajian saintifik karena ditakuti mengandungi bahan-bahan yang berbahaya pada kesehatan seperti contohnya steroid. Kini, masyarakat juga bisa memilih untuk menggunakan Complementary and Alternative Medicine


(59)

atau lebih dikenali sebagai CAM yang menggabungkan pengobatan tradisional serta pengobatan moderen contohnya meditasi, homeopati atau naturopati dan lain-lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih holistik pada pasien.

b. Bagi peneliti

Bagi peneliti yang selanjutnya diharap dapat melakukan penelitian ini lebih mendalam serta lebih tertumpu kepada kawasan luar bandar karena berkemungkinan hasil yang didapati agak berbeda dan lebih menarik perhatian untuk diteliti. Mungkin juga bisa diteliti dengan lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan antara kedua jenis pengobatan ini.

c. Bagi petugas kesehatan

Bagi petugas kesehatan diharap dapat memberikan pendedahan kepada masyarakat tentang pengobatan tradisional dan pengobatan moderen supaya mereka dapat memilih pengobatan yang lebih baik dan lebih sesuai dengan keadaan mereka baik dari segi ekonomi, keselesaan dan juga keterdapatan. Selain itu, pihak petugas kesehatan juga perlu melengkapkan diri dengan pengetahuan asas tentang pengobatan tradisional karena persoalan tentang pengobatan tradisional sering dikemukakan oleh pasien yang bersifat ingin tahu dan sememangnya pengobatan tradisional semakin berkembang sekarang ini. Bermungkinan jika petugas kesehatan yang memiliki pengetahuan mengenai pengobatan moderen serta pengobatan tradisional, kredibilitas petugas kesehatan akan meningkat maka tingkat kepercayaan pasien juga meningkat. Petugas kesehatan juga diharapkan menjalankan tugas dengan lebih baik supaya kepercayaan masyarakat terhadap institusi pengobatan moderen tidak hilang.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Asmino, P., 1995. Pengalaman Peribadi dengan Pengobatan Alternatif. Jakarta: Airlangga University Press.

Beider, S., Mahrer, N., Gold, J., 2007. Pediatric Massage Therapy: An Overview for Clinicians. Pediatric Clinics of North America.;54(6).

Bhalla M, Thami GP., 2010. Factors predicting the preference of complementary and alternative systems of medicine in treatment of vitiligo. Indian J Dermatol Venereol Leprol 2010;76:705-7

Cambron, J.A, Dexheimer, J., Coe, P., 2006. Changes in blood pressure after various forms of therapeutic massage: a preliminary study. J Altern Complement

Med.;12(1):65-70.

Carpentier, L., 1993. Choice of Traditional or Modern Treatment in West Burkina Faso. Africa: World Health Forum.

Chhya, M., 2009. Traditional and Modern Medicine in Primary Care – Prevalence, Patterns and Predictive Factors of Utilisation in Makwarela Township, Vhembe District, Limpopo. Africa: African Journal of Primary Health Care & Family Medicine

Dahlan, S.M., 2008. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. 1st ed. Jakarta: Sagung Seto.


(61)

Dharmaraj, S.M., 1998. Kepentingan Perubatan Tradisional dan Kelemahan Perubatan Moden. Available from:

Februari 2010].

Ehrlich, S.D., 2009. Massage. Available from:

2010].

Furlan, A.D., Imamura, M., Dryden, T., Irvin, E., 2008. Massage for low-back pain. Cochrane Database Syst Rev.;(4):CD001929.

Hospital Putrajaya, 2009. Laporan Tahunan Hospital Putrajaya 2008. Available

fro

Ibrahim, S.Z., 2009. Perbandingan Antara Perubatan Tradisional dengan Perubatan Moden. Kuala Lumpur: Wacana Akademik Bahasa Melayu.

Jamaludin, A., 2004. Perubatan Tradisional dan Moden. Available from:

[Accessed 10 November 2010].

Kementerian Kesihatan Malaysia, 2008. Maklumat terkini Perubatan Tradisional Dan Komplementari. Available from:


(62)

Kementerian Kesihatan Malaysia, 2009. Statistik Fakta Kesihatan 2008. Available

fro

Kutner, J.S., Smith, M.C., Corbin, L., Hemphill, L., Benton, K., Mellis, B.K., Beaty, B., Felton, S., Yamashita, T.E., Bryant, L.L., Fairclough, D.L., 2008. Massage therapy versus simple touch to improve pain and mood in patients with advanced cancer: a randomized trial. Ann Intern Med. :149(6):369-79.

Mangan, Y., 2003. Cara Bijak Menaklukan Kanker. 1st ed. Jakarta: PT Agromedia Pustaka, 28-30.

Moh, M.I., 1998. Perubatan Tradisional Tempatan. Available from:

Februari 2010]

Mursito, B., 2002. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Jantung. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Notoadmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. 1st ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. 1st ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Riza, M., 2008. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Keluarga dengan Gangguan Stress pada Pasien Gangguan Jiwa di Poli R.S. Dr. Ernaldi di Bahar Palembang Tahun 2008. Indondesia: Jurnal Pembangunan Manusia.


(1)

Tindakan

Sila tandakan (√ ) pada jawapan yang sesuai mengikut pendapat anda.

No. Pernyataan Ya Tidak

1 Adakah apabila anda merasa sakit, anda terus berjumpa pengamal tradisional atau mengambil ubat herba tanpa berjumpa dengan doktor dahulu?

2 Adakah anda mengamalkan perubatan tradisional seperti jamu, mengurut, akupuntur sebagai perawatan jangka masa yang panjang?

3 Adakah anda sekurang-kurangnya berjumpa dengan pengamal tradisional sebulan sekali?

4 Adakah anda mengamalkan perubatan tradisional mengikut arahan dan aturan yang benar?

5 Adakah anda ada menanam pokok herba di rumah bagi tujuan perubatan? 6 Adakah apabila anda rasa sakit, anda langsung berjumpa dengan doktor

ataupun membeli ubat di apotikfarmasi tanpa merujuk ke pengamal tradisional dahulu?

7 Adakah anda berjumpa dengan doktor sekurang-kurangnya sebulan sekali?

8 Adakah anda mengambil sebarang ubat atas arahan doktor untuk jangka masa panjang?

9 Adakah anda mengambil ubatan yang diresepkan oleh doktor mengikut arahan dan aturan yang benar?

10 Jika keluarga anda melarang anda untuk melakukan satu tindakan perubatan moden contohnya pembedahan, adakah anda akan cuba menyakinkan mereka dan meneruskannya?


(2)

LAMPIRAN IV

HASIL UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Variabel

Nomor

Pertanyaan

Total Pearson

Correlation

Status Alpha

Status

Pengetahuan

P1

0.774

Valid

0.914 Reliabel

P2

0.903

Valid

Reliabel

P3

0.709

Valid

Reliabel

P4

0.751

Valid

Reliabel

P5

0.706

Valid

Reliabel

P6

0.799

Valid

Reliabel

P7

0.507

Valid

Reliabel

P8

0.774

Valid

Reliabel

P9

0.839

Valid

Reliabel

P10

0.663

Valid

Reliabel

Sikap

S1

0.903

Invalid

S2

0.210

Invalid

S3

-0.019

Invalid

S4

-0.229

Invalid

S5

0.177

Invalid

S6

0.424

Invalid

S7

0.144

Invalid

S8

-0.200

Invalid

S9

-0.075

Invalid

S10

-0.075

Invalid

S11

-0.510

Invalid

Dilakukan

valid

content oleh dosen

pembimbing, dr. Rina

Amelia


(3)

Kepada Yth: Tim Penilai KTI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Validasi Kuesioner KTI oleh Pakar Secara Validity of Content Nama : Mazafira Eleena bt Mazelan

NIM : 070100458

Judul : Gambaran Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan

Tindakan Masyarakat Putrajaya, Wilayah Persekutuan Putrajaya, Malaysia tentang Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Moden Tahun 2010

Dosen Pembimbing : Dr. Rina Amelia, MARS

Dengan hormat,

Kuesioner yang telah digunakan dalam penelitian ini telah disahkan valid secara validity of content. Pengesahan ini telah dilakukan oleh Dr. Rina Amelia dari divisi Ilmu Kesehatan Masyarakat pada tanggal 9 November 2010. Kuesioner ini telah diperbaiki menurut saranan yang diberikan dan disetujui untuk digunakan dalam penelitian.

Penang, 9 November 2010 Dimaklumi dan Disahkan oleh, D. Rina Amelia

_______________________


(4)

BIL NAMA AGAMA BANGSA PENDIDIKAN PENDAPATAN

1 A ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

2 B ISLAM MELAYU DIPLOMA SEDANG

3 C ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

4 D ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

5 E ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

6 F BUDDHA CINA IJAZAH TINGGI

7 G ISLAM MELAYU IJAZAH RENDAH

8 H ISLAM LAIN SPM RENDAH

9 I HINDU INDIA SPM RENDAH

10 J HINDU INDIA SPM RENDAH

11 K HINDU INDIA SPM RENDAH

12 L ISLAM MELAYU DIPLOMA SEDANG

13 M BUDDHA CINA DIPLOMA RENDAH

14 N ISLAM MELAYU DIPLOMA RENDAH

15 O ISLAM MELAYU SPM RENDAH

16 P BUDDHA CINA DIPLOMA RENDAH

17 Q BUDDHA CINA LAIN-LAIN RENDAH

18 R ISLAM MELAYU LAIN-LAIN SEDANG

19 S KRISTIAN CINA IJAZAH SEDANG


(5)

20 T ISLAM MELAYU DIPLOMA SEDANG

21 U ISLAM MELAYU DIPLOMA RENDAH

22 V ISLAM MELAYU SPM RENDAH

23 W HINDU INDIA IJAZAH SEDANG

24 X BUDDHA CINA LAIN-LAIN SEDANG

25 Y ISLAM MELAYU IJAZAH TINGGI

26 Z ISLAM MELAYU IJAZAH TINGGI

27 AA ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

28 BB ISLAM MELAYU IJAZAH TINGGI

29 CC ISLAM MELAYU IJAZAH TINGGI

30 DD ISLAM MELAYU MASTERS SEDANG

31 EE ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

32 FF ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

33 GG ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

34 HH ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

35 II ISLAM MELAYU SPM RENDAH

36 JJ ISLAM MELAYU IJAZAH TINGGI

37 KK ISLAM MELAYU IJAZAH TINGGI

38 LL ISLAM MELAYU MASTERS TINGGI

39 MM ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG

40 NN ISLAM MELAYU DIPLOMA SEDANG

41 OO HINDU INDIA IJAZAH SEDANG

42 PP ISLAM MELAYU DIPLOMA RENDAH

43 QQ ISLAM MELAYU SPM SEDANG

44 RR BUDDHA CINA LAIN-LAIN RENDAH

45 SS BUDDHA CINA IJAZAH SEDANG

46 TT BUDDHA CINA SPM SEDANG

47 UU BUDDHA CINA SPM RENDAH

48 VV HINDU INDIA IJAZAH TINGGI

49 WW BUDDHA CINA MASTERS TINGGI

50 XX ISLAM MELAYU IJAZAH TINGGI

51 YY ISLAM MELAYU MASTERS TINGGI

52 ZZ BUDDHA LAIN DIPLOMA SEDANG

53 AB KRISTIAN CINA DIPLOMA RENDAH

54 AC BUDDHA CINA MASTERS TINGGI

55 AD BUDDHA CINA SPM SEDANG

56 AE BUDDHA CINA MASTERS SEDANG

57 AF BUDDHA CINA MASTERS TINGGI

58 AG ISLAM MELAYU DIPLOMA SEDANG

59 AH BUDDHA CINA SPM SEDANG

60 AI BUDDHA CINA LAIN-LAIN SEDANG

61 AJ ISLAM MELAYU SPM SEDANG

62 AK KRISTIAN INDIA SPM SEDANG

63 AL HINDU INDIA LAIN-LAIN RENDAH

64 AM KRISTIAN LAIN IJAZAH SEDANG


(6)

66 AO BUDDHA CINA SPM SEDANG

67 AP ISLAM MELAYU IJAZAH SEDANG