Tabel 4.1. Lanjutan Karakteristik
Kasus Kontrol
n n
Pekerjaan
Wiraswasta 16
25,8 23
37,1 Berdagang
10 16,1
16 25,8
IRT 6
9,7 10
16,1 Guru
2 3,2
2 3,2
PNS 2
3,2 6
9,7 Dosen
0,0 3
4,8 Tidak Bekerja
0,0 2
3,2
Jumlah 62
100,0 62
100,0
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa proporsi kelompok umur responden untuk kasus dan kontrol tidak jauh berbeda karena sudah dilakukan matching yaitu
kasus dan kontrol umur 25- ≤30 tahun sebanyak 5 orang 8,1, proporsi jenis
kelamin antara kasus dan kontrol sama yaitu laki-laki sebanyak 38 orang 61,3. Sebagian besar responden kasus maupun kontrol tamat SMA sederajat yaitu kasus 36
orang 58,1 dan kontrol 37 orang 59,7, dan sebagian responden pada kelompok kasus dan kontrol bekerja wiraswasta masing-masing yaitu 16 orang 25,8 dan 23
orang 37,1.
4.3. Obesitas, Aktivatas Fisik, Kebiasaan Merokok dan Riwayat Keluarga Diabetes Melitus
Distribusi variabel obesitas, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan riwayat keluarga Diabetes Melitus secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Obesitas, Aktivatas Fisik, Kebiasaan Merokok dan Riwayat Keluarga Diabetes Melitus
Variabel Kasus
Kontrol n
n Obesitas
Obesitas 50
80,6 4
6,5 Tidak obesitas
12 19,4
58 93,5
Aktivitas Fisik
Kurang 41
66,1 28
45,2 Cukup
21 33,9
34 54,8
Kebiasaan Merokok
Merokok 30
48,4 44
71,0 Tidak merokok
32 51,6
18 29,0
Riwayat Keluarga DM
Ada 52
83,9 6
9,7 Tidak ada
10 16,1
56 90,3
Pada tabel terlihat bahwa proporsi responden yang obesitas lebih banyak pada kelompok kasus yaitu sebanyak sebanyak 50 orang 80,6 dan pada kelompok yang
obesitas hanya sebanyak 4 orang 6,5, responden untuk kasus dan kontrol tentang aktivitas fisik yaitu lebih banyak yang kurang aktivitas fisik pada kelompok kasus
sebanyak 41 orang 66,1 dan sebanyak 28 orang 45,2 pada kelompok kontrol. Proporsi kebiasaan merokok antara kasus dan kontrol yaitu pada kasus lebih banyak
yang merokok sebanyak 32 orang 51,6 dan pada kontrol sebanyak 18 orang 29,0. Proporsi riwayat keluarga DM lebih banyak pada kelompok kasus sebanyak
52 orang 83,9 dan pada kontrol hanya sebanyak 6 orang 9,7.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisis Bivariat 4.4.1 Pengaruh Obesitas terhadap Kejadian Pradiabetes pada Usia 25-45 Tahun
Pada Tabel 4.3 hasil Hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 60,41 dengan 95CI=18,32-199,21 dan nilai p=0,0001. Penderita pradiabetes 25-45 tahun
60 kali perkiraan kemungkinannya dengan obesitas dibanding dengan yang tidak pradiabetes
Tabel 4.3 Pengaruh Obesitas terhadap Kejadian Pradiabetes pada Usia 25 - ≤ 45
Tahun di Kota Lhoksumawe Obesitas
Kelompok χ
2
p OR
95 Cl Kasus
Kontrol n
n
Obesitas 50
80,6 4
6,5 69,414
0,0001 60,41
18,32-199,21 Tidak obesitas
12 19,4
58 93,5
Jumlah 62
100,0 62
100,0
4.4.2 Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Pradiabetes pada Usia 25-45
Tahun
Pada Tabel 4.4 hasil Hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 2,37 dengan 95CI=1,14-4,89 dan nilai p=0,019. Penderita pradiabetes 25-45 tahun 2,3
kali perkiraan kemungkinannya kurang aktivitas fisik dibanding dengan yang tidak pradiabetes.
Tabel 4.4 Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Pradiabetes pada Usia 25-45 Tahun di Kota Lhoksumawe
Aktivitas Fisik Kelompok
χ
2
p OR
95 Cl Kasus
Kontrol n
n
Kurang 21
33,9 34
54,8 5,522
0,019 2,37
1,14-4,89 Cukup
41 66,1
28 45,2
Jumlah 62
100,0 62
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Kejadian Pradiabetes pada Usia 25-45 Tahun
Pada Tabel 4.5 hasil Hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 2,60 dengan 95CI=1,24-5,46 dan nilai p=0,010. Penderita pradiabetes 25-45 tahun 2,6
kali perkiraan kemungkinannya merokok dibanding dengan yang tidak pradiabetes.
Tabel 4.5 Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Kejadian Pradiabetes pada Usia 25-45 Tahun di Kota Lhokseumawe
Kebiasaan Merokok
Kelompok χ
2
p OR
95 Cl Kasus
Kontrol n
n
Merokok 32
51,6 18
29,0 6,569
0,010 2,60
1,24-5,46 Tidak merokok
30 48,4
44 71,0
Jumlah 62
100,0 62
100,0
4.4.4 Pengaruh Riwayat Keluarga DM terhadap Kejadian Pradiabetes pada
Usia 25-45 Tahun
Pada Tabel 4.6 hasil Hasil analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 48,53 dengan 95CI=16,47-142,94 dan nilai p=0,0001. Penderita pradiabetes 25-45 tahun
48,5 kali perkiraan kemungkinannya ada riwayat keluarga DM dibanding dengan yang tidak pradiabetes.
Tabel 4.6 Pengaruh Riwayat Keluarga DM terhadap Kejadian Pradiabetes pada Usia 25-45 Tahun di Kota Lhokseumawe
Riwyat Keluarga DM
Kelompok χ
2
p OR
95 Cl Kasus
Kontrol n
n
Ada 52
83,9 6
9,7 68,543
0,001 48,53
16,47-142,94 Tidak ada
10 16,1
56 84,8
Jumlah 62
100,0 62
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.5. Analisis Faktor Risiko yang Paling Berpengaruh terhadap Kejadian Pradiabetes pad
a Usia ≤ 45 Tahun di Kota Lhokseumawe
Pada analisis multivariat menunjukkan variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada
analisis bivariatnya yaitu obesitas, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan riwayat keluarga DM, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil Analisis yang Memenuhi Asumsi Multivariat Kandidat Variabel
p
Obesitas 0,0001
Aktifitas fisik 0,019
Merokok 0,010
Riwayat keluarga DM 0,0001
Keterangan : variabel yang memenuhi syarat Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda dengan metode
backward yaitu memasukkan semua variabel ke dalam model, tetapi kemudian satu persatu variabel independen dikeluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan
tertentu, variabel yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel yang mempunyai korelasi parsial terkecil dengan variabel dependen.
Selanjutnya keempat variabel penelitian yang dianalisis menggunakan analisis regresi logistik untuk menentukan variabel yang bersama-sama berpengaruh terhadap
kejadian pradiabetes pada kelompok usia 25-45 tahun. Hasil analisis multivariat dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Table 4.8 Hasil Analisis Multiple Logistic Regression dengan Memasukkan
Seluruh Variabel Kandidat dalam Model Variabel
B Sig.
OR 95Cl
Obesitas 3,526
0,0001 33,99
8,151-141,768 Riwayat keluarga
DM 3,304
0,0001 27,23
7,128-104,059 Constant
-2,790 -
- Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat diketahui dua variabel penelitian, yaitu
obesitas dan riwayat keluarga DM berpengaruh p0,05 terhadap kejadian pradiabetes pada responden berusia 25-45 tahun di Kota Lhoksumawe. Variabel yang
paling dominan memiliki pengaruh paling besar terhadap kejadian pradiabetes adalah obesitas karena memiliki nilai koefisien regresi B yang paling besar yaitu 3,526
dengan nilai OR sebesar 33,99, artinya penderita pradiabetes 33,99 kali kemungkinan obesitas dibandingkan responden yang tidak mengalami pradiabetes.
Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi obesitas dan riwaya keluarga DM yang memengaruhi kejadian pradiabetesadalah sebagai
berikut:
304 ,
3 526
, 3
790 ,
2
2 1
1 1
X X
e y
p
Keterangan: P
: probabilitas kejadian pradiabetes X
1
: Obesitas, koefisien regresi 3,526 X
2
: Riwayat Keluarga DM, koefisien regresi 3,304 a
: Konstanta-2,790
Universitas Sumatera Utara
e : Bilangan natural 2,718
Persamaan di atas diketahui bahwa responden yang mengalami obesitas dan riwayat keluarga DM berkemungkinan akan mengalami pradiabetes 98,27.
Berdasarkan nilai OR, kita dapat memperkirakan kekuatan pengaruh variabel obesitas dan riwayat keluarga DM terhadap kejadian pradiabetes pada usia 25 -45
tahun di Kota Lhoksumawe. Makin besar nilai OR, makin kuat pengaruh variabel tersebut terhadap kejadian pradiabetes. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
seberapa besarkah populasi dapat dicegah bila obesitas diperbaiki dapat dilihat dari population attributable riskproportion PAR:
�� = p r −
p r − +
x
�� = ,
, − ,
, − +
x = ,
=
Dimana: p
= proporsi kasus yang mempunyai faktor terpajan r
= Rasio odds variabel yang paling dominan obesitas Sehingga dari hasil perhitungan PAR yang diperoleh dapat diambil
kesimpulan bahwa hampir 96 kasus dengan kejadian pradiabetes dapat dicegah dengan memperbaiki faktor risiko yaitu obesitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Obesitas terhadap Kejadian Pradiabetes pada Usia 25-45 Tahun di Kota Lhokseumawe
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh proporsi yang obesitas lebih banyak pada kelompok kasus sebesar 80,6 dan kelompok kontrol sebesar 6,5. Hasil
analisis tabulasi silang diperoleh OR sebesar 60,41 95CI=18,32-199,21, dimana penderita yang berusia 25-45 tahun sebesar 60 kali perkiraan kemungkinannya
dengan obesitas dibanding dengan yang tidak pradiabetes. Hasil analisis multivariat terdapat pengaruh obesitas terhadap kejadian
pradiabetes pada responden berusia 25-45 tahun di Kota Lhoksumawedengan nilai OR sebesar 33,99, artinya responden yang mengalami kejadian pradiabetes 33,99 kali
kemungkinan obesitas dibandingkan yang tidak mengalami pradiabetes. Berdasarkan hasil di lapangan bahwa penderita pradiabetes yang mempunyai
berat badan lebih kegemukan dikarenakan sering mengkonsumsi makanan siap saji dan kebiasaan masyarakat Lhokseumawe sekarang banyak yang mengkonsumsi
makanan tersebut, namun tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup serta olah raga yang teratur sehingga menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat Kota
Lhokseumawe menjadi buruk seperti mengakibatkan glukosa tidak berubah menjadi energi dan tertimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Sementara untuk variasi
makanan, responden yang memiliki kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan kriteria sumber tenaga, pembangun, dan pengatur cukup bervariasi dan responden
51
Universitas Sumatera Utara