72
BAB IV
PELAKSANAAN PENGAMANAN KARGO DAN POS YANG DIANGKUT MELALUI PESAWAT UDARA DIKAITKAN
DENGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NO. KP. 152 TAHUN 2012
A. Penerapan dan Pelaksanaan Pengamanan Kargo dan Pos yang Diangkut
melalui Pesawat Udara Dikaitkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. Kp. 152 Tahun 2012 Di PT. Garuda Indonesia
Persero, Tbk.
Setiap pengangkutan udara dengan menggunakan pesawat udara sudah semestinya selalu memperhatikan keamanan penerbangan, keamanan penerbangan
ialah suatu keadaan dimana perlindungan diberikan kepada penerbangan dari tindakan melawan hukum melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya
manusia, fasilitas, dan prosedur. Pada saat ini proses pengamanan pengangkutan kargo dan pos masih belum maksimal, dapat dilihat dengan masih banyaknya
pencurian barang kargo yang sering terjadi pada bandar udara, penyelundupan kargo berbahaya yang akan diangkut melalui pesawat udara atau pengangkutan
udara dan kelalaian lainnya didalam pelaksanaan pengamanan pada pengangkutan udara.
Pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara dapat dilakukan oleh Badan Hukum Indonesia selain Badan Usaha
Angkutan Udara, setelah memiliki izin regulated agent untuk badan hukum yang bergerak di bidang bandar udara atau pengirim barang dan pos dengan pesawat
udara, dan sertifikat sebagai pengirim pabrikan known shipperknown consignor
untuk badan hukum yang bergerak di bidang produksi barang yang bersifat reguler Untuk meningkatkan pengamanan kargo dan pos yang diangkut melalui
pesawat udara, Direktur Jenderal Perhubungan Udara membuat suatu kebijakan berupa Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. Kp. 152 Tahun 2012,
berisikan antara lain yaitu membuat daerah keamanan terbatas
Security Restricted Area
, daerah keamanan terbatas ialah daerah-daerah tertentu didalam bandar udara maupun diluar bandar udara yang diidentifikasi sebagai daerah
beresiko tinggi untuk digunakan kepentingan keamanan penerbangan, penyelenggara bandar udara dan kepentingan lain untuk digunakan kepentingan
penerbangan dimana daerah tersebut dilakukan pengawasan dan untuk masuk dilakukan pemeriksaan keamanan sesuai ketentuan yang berlaku.
Daerah terbatas ialah daerah-daerah tertentu yang digunakan kepentingan penerbangan, dimana daerah tersebut dilakukan pengawasan dan untuk masuk
dilakukan pemeriksaan keamanan sesuai ketentuan yang berlaku. Selain membuat daerah keamanan terbatas, daerah terbatas, kebijakan lainnya ialah menyangkut
Regulated agent, Regulated agent
adalah Badan Hukum Indonesia yang melakukan kegiatan usaha dengan badan usaha angkutan udara yang memiliki
izin dari Direktur Jenderal untuk melaksanakan pemeriksaan keamanan terhadap kargo udara.
Program keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara sesuai dengan peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152
sekurang-kurangnya memuat personil, fasilitas peralatan, prosedur untuk kegiatan, dan peta daerah keamanan terbatas dan daerah terbatas. Prosedur
keamanan kargo dan pos sebagaimana diatur dalam pasal 11 Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2012 terdiri dari:
a. Penerimaan kargo dan pos
b. Pemeriksaan
c. Penumpukan
storage
d. Pengepakan
build up
e. Pengangkutanmuat ke pesawat udara
f. Penempatan di pesawat udara dan
g. Pengangkutan dengan pesawat udara.
Dalam proses pengamanan kargo dan pos yang diangkut melalui pesawat udara PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk t
elah melakukan proses pengamanan pengangkutan kargo dengan menggunakan
empat konsep pengamanan kargo dan pos yang berlaku di Bandar Udara Kuala Namu yaitu:
1.
Screening
oleh pegawai PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk Pemeriksaan kargo dan pos melalui mesin x-ray
2.
Ground Handeling
oleh Avsec PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk 3.
X-ray
Bandara Angkasa Pura Seperti yang telah diatur pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara No. KP. 152 Tahun 2012, peralatan pemeriksaan dan pengawasan keamanan kargo dan pos yang diangkut melalui pesawat udara meliputi
mesin x-ray. 4.
Security Avsec Angkasa Pura
Proses penerimaan cargo dari gedung keberangkatan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152 sebagai berikut :
1. Petugas
cargo ground handeling
melakukan
check
status
cargo
di dalam sistem
Skychain.
2. Status tidak confirm dan tidak tersedia lokasi
space
maka
cargo
ditolak dan dikembalikan ke
shipper.
3. Jika status pembukuan cargo telah confirm, maka lakukan proses
acceptance
: a.
Check fisik Berupa periksa kemasan
packing cargo
dan
mail
. b.
Timbang barang Minimbang kembali
cargo
dan
mail
. c.
Check dimensi Memastikan kesesuaian antara ukuran kemasan dengan dokumen
yang ada. d.
Check jumlah barang Memastikan kesesuaian jumlah barang yang ada dengan dokumen
cargo
AWB. e.
Check berat barang Memastikan kesesuaian berat barang dengan dokumen
cargo
AWB. f.
Check
marking
Memastikan
marking
pada kemasan yang ada telah sesuai dan sudah benar.
g. Check
labeling
Memastikan
labelling
pada kemasan yang ada sesuai dan benar. h.
Check kelengkapan dokumen pendukung Memastikan pengiriman
special shipment
dilengkapi dengan dokumen pendukung.
4. Jika terdapat ketidaksesuaian pada cargo tersebut, maka
cargo
tersebut ditolak dan dikembalikan pada
shipper
untuk dilakukan perbaikan. 5.
Lakukan proses
screening x-ray
melalui terminal keberangkatan penumpang dan diberikan label
security check, security check label
mempunyai ketentuan mempunyai warna dasar biru dengan tulisan warna kuning untuk pengirim pabrikan, warna dasar
orange
dengan tulisan warna hitam untuk pengirim non pabrikan, label berlogo dan nama perusahaan
yang berukuran 29,7 cm x 21 cm, tercantum nomor seri label pemeriksaan keamanan, melekat erat dan mudah rusak bila dibuka dan ditempel
diantara kedua daun pintu kendaraan pengangkut. 6.
Jika terdapat
suspeck cargo
pada proses
x-ray,
maka
cargo
ditolak dan dikembalikan ke
shipper
dengan dibuatkan berita acara. 7.
Jika tidak terdapat
suspeck cargo
maka lakukan proses bup di
baggage make up area
dengan menggunakan bup
checklist.
8. Petugas
cargo
melakukan finalisasi pada
skychain
proses
depart
dan
produce manifect.
9.
Cargo
bersama dokumennya AWB
Manifect
ditarik ke pesawat untuk dilakukan proses
loading.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Leonard Sitanggang selaku Cargo Sales Manager area Sumatera PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk telah
melakukan prosedur pengamanan yang tepat sesuai dengan peraturan yang ada, tetapi pada dasarnya Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. Kp. 152
Tahun 2012 masih belum sepenuhnya berlaku di Bandar Udara Kuala Namu, infonya paling cepat akhir 2015 Regulated agent berlaku di Bandar Udara Kuala
Namu, jadi sampai saat ini peraturan tersebut masih sebagian di jalankan contonya daerah keamanan terbatas
Security Restricted Area
69
,
daerah keamanan terbatas dan daerah terbatas yang sama artinya dengan lini satu dan lini dua.
Bandar Udara Kuala Namu belum melaksanakan ketentuan-ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2015 secara
sepenuhnya karena sampai saat ini pada bandar udara kuala namu x-ray masih menjadi tulang punggung, ketentuan-ketentuan tersebut tersebut juga belum
dijalankan sepenuhnya karena Stakeholder di medan belum siap, sumber daya manusia yang ada saat ini belum memadai, orang yang mempunyai izinlisensi
Regulated Agent masih terbatas,dan faktor lainnya.
B. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Pengamanan