Gambar 4.11 Grafik hasil pengujian statistik dengan menggunakan metode analisis varian anova
Grafik yang terlihat pada gambar 4.11 adalah nilai rata-rata hasil pengujian tegangan tarik dengan variasi sudut kampuh dan kuat arus. Sebagai mana diketahui
bahwa nilai rata-rata tidak dapat memberikan informasi tentang variasi data dalam set atau perbedaan antara data terkecil dengan data terbesar data extrim. Informasi
yang dapat diketahui dari grafik tersebut adalah garis dengan slope atau gradient tertentu yang menunjukkan trend perubahan kekuatan tarik sesuai dengan perubahan
sudut kampuh dan kuat arus. Dari grafik pengujian tarik diatas tidak terlihat perubahan trend yang mencolok dengan memperhatikan slope garis ketiga kelompok
data yang relatif sama.
4.5 Pemeriksaan Cacat Las
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pemeriksaan cacat las dilakukan dengan cara pengujian tidak merusak NDT Non Destructif Test menggunakan peralatan Ultrasonic test, dari hasil pemerikasaan
yang dilakukan oleh tim Inpeksi welding dari PT. Superintending Company of Indonesia SUCOFINDO ke 27 spesimen Aluminium - Mg 5083 yang telah
mengalami pengelasan tidak menunjukan adanya cacat las, dalam artian masih dalam kriteria batasan yang bisa diterima Acceptance Standard Ansi B 31.3 . Hasil
pemeriksaan Test Report dapat dilihat pada lampiran 6.
4.6 Analisa Struktur Makro Terhadap Perpatahan
Pada pengujian struktur makro ini dilakukan pengamatan pada bagian patahan dari spesimen Al-Mg 5083 sesudah dilas dan mengalami pembebanan tarik, kemudian
dilakukan pengamatan struktur makro untuk mengetahui bentuk butir yang terkandung pada patahan material sesuai dengan bentuk kampuh dan kuat arus yang
digunakan pada penelitian ini. Dari hasil pengamatan menunjukan secara umum penampakan struktur
makro pada setiap variasi sudut kampuh dan kuat arus pengelasan memiliki bentuk butir yang dendritik dan beberapa bentuk garis eutektik yang halus dan memanjang.
Struktur dendritik terbentuk ketika kecepatan pembekuan meningkat, dendrit ini berkembang dalam arah tiga dimensi sehingga agak sulit untuk diamati karena hanya
bagian patah bidang yang dapat diamati. Secara umum penampakan struktur makro pada setiap variasi arus pengelasan dan sudut kampuh memiliki bentuk butir yang
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium…, 2008 USU e-Repository © 2008
sama, pengamatan dilakukan pada bagian tengah dan tepi pada patahan aluminium – magnesium 5083 hasil pengujian tarik dengan pembesaran 50 x.
Beberapa keistimewaan struktur makro pada patahan logam aluminium – magnesium 5083 menunjukan ukuran dan bentuk butir dendritik yang sama, hal ini
disebabkan bentuk butir yang halus fine dan kasar sama akan menghasilkan kombinasi yang baik antara kekuatan dan keuletan pada logam aluminium, ini dapat
dilihat pada gambar 4.12 sd 4.20.
Gambar. 4.12 Struktur makro pada penampang patahan spesimen, sudut 70
dengan kuat arus 100 A pembesaran 50 x Gambar 4.12 dari spesimen las Al-Mg 5083 dengan sudut kampuh 70
pada patahan hasil pengujian tarik menunjukan butiran dendrit yang memanjang terlihat
pada penampang patahan, serta kandungan butiran eutektik silikon. kasar yang memanjang dan menyebar melintang arah penarikan.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar. 4.13 Struktur makro pada penampang patahan spesimen, sudut 70
dengan kuat arus 125 A pembesaran 50 x Pada gambar 4.13. Patahan sudut kampuh 70
dengan kuat arus 125 A dari hasil pengamatan pada penampang patahan menunjukan bentuk struktur butiran
eutektik silikon yang menumpuk dan kasar, dibeberapa bagian cenderung membentuk garis eutektik dan sebagian butiran dendrit yang menumpuk dan beorientasi searah
dengan arah tarikan.
Gambar. 4.14 Struktur makro pada penampang patahan spesimen sudut 70
dengan kuat arus 150 A. pembesaran 50 x Dari hasil patahan spesimen gambar 4.14 dengan sudut kampuh 70
menggunakan arus pengelasan 150 A, pada penampang patahan menunjukan bentuk garis struktur butiran eutektik silikon yang halus didalamnya, serta butiran dendrit
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium…, 2008 USU e-Repository © 2008
yang kasar dan sebagian memanjang menyebar terlihat jelas pada permukaan penampang patahan spesimen..
Gambar. 4.15 Struktur makro penampang patahan spesim 80
dengan kuat arus 100A pembesaran 50 x. en,sudut
Pada gambar 4.15 patahan spesimen sudut kampuh 80 dengan kuat arus
pengelasan 100 A menunjukan bentuk butir pada bagian tepi dan tengah memiliki kesamaan bentuk butiran dendrit kasar dan halus dengan orientasi tidak teratur,
kemudian pada bagian tengah memiliki bentuk butir yang mirip hal ini disebabkan terjadinya kondisi steady
Gambar. 4.16 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 80 dengan kuat arus 125 A pembesaran 50 x
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.16. struktur makro pada patahan spesimen dengan sudut kampuh 80 menggunakan arus pengelasan 125 A, menunjukan bentuk struktur butiran dendrit
yang sama menumpuk kasar dan halus serta beberapa bagian agak memanjang dikelilingi garis eutektik silikon
Gambar. 4.17 Struktur makro pada patahan spesimen, sudut 80
dengan kuat arus 150 A pembesaran 50 x Hasil pengamatan pada patahan spesimen dengan sudut kampuh 80
dengan kuat arus pengelasan 150 A, pada gambar 4.17 terlihat bentuk butiran struktur yang
sama tidak berorientasi sudah memisah, menyebar pada permukaan penampang patahan. Serta bentuk garis-garis eutektik yang terlihat jelas patahan pada spesimen.
Gambar 4.18 Struktur makro pada penampang patahan spesimen, sudut 90
dengan kuat arus 100 A. pembesaran 50 x
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pada patahan spesimen yang diperlihatkan gambar 4.18. dengan sudut kampuh 90
dan kuat arus pengelasan 100A menunjukan butiran dendrit yang halus memanjang. Hal ini disebabkan pada awal pembekuan berupa inti kemudian
berkembang dan menumpuk dengan jari-jari berbentuk butir tidak berorientasi serta garis-garis eutektik silikon.
Gambar. 4.19 Struktur makro pada penampang patahan spesim sudut 90
dengan kuat arus 125 A. pembesaran 50 x en,
Bentuk struktur dari patahan spesimen dengan sudut kampuh 90 menggunakan arus pengelasan 125 A, pada gambar 4.19. menunjukan bentuk struktur
butiran-butiran dendrit yang kasar menumpuk, sebagian agak menyebar dan banyaknya bentuk garis-garis eutektik yang diakibatkan oleh arah penarikan.
Gambar. 4.20 Struktur makro penampang patahan spesimen, sudut 90
dengan kuat arus 150 A. pembesaran 50 x
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.20 pada patahan spesimen dengan sudut kampuh 90 menggunakan kuat arus pengelasan 150 A menunjukan bentuk butir dendritik yang
kasar sebagian menyebar tidak beraturan cendrung memiliki arah memanjang, serta bentuk butiran eutektik silikon yang halus pada garis eutektik, ini disebabkan karena
adanya penarikan pada aluminium.
Aljufri : Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN